Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BIOLOGI

EVOLUSI

DISUSUN OLEH :
FIAN WIDIATMAKA (14)
MAULANI DEWI SARA AULIA (19)
NURI JANNATI WAHYU EKANINGSIH (25)
RETNO NOVITA SARI (27)

KELAS XII IPA 4


SMA NEGERI 1 BANTUL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Jalan KHA Wakhid Hasyim 99 Bantul Yogyakarta


Telepon (0274) 367457
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya serta bimbingan guru pembimbing maka kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa untuk menyusun makalah ini tidak mungkin
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun material.
Mengingat kemampuan dan waktu penulis yang sangat terbatas terutama dalam
bidang ilmu biologi, maka penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Atas kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dari penulisan
makalah ini.
Pada kesempatan ini pula, kami menyampaikan rasa terima kasih dengan
setulus hati kepada yang terhormat Bapak Samyono selaku guru pembina mata
pelajaran Biologi SMA N 1 Bantul yang berkenan memberikan ijin penyusunan
makalah ini dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kepada para cendekiawan yang karyanya secara tidak langsung
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini, kami hanya dapat
mengucapkan terima kasih dan semoga ilmu yang bermanfaat menjadi amal
jariyah. Tidak lupa kami juga mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
banyak kesalahan dan kekhilafan.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bantul, November 2013

Penyusun
Asal Usul Kehidupan
I. Teori Abiogenesis Klasik / teori generatio spontanea.
Teori Abiogenesis menyatakan bahwa kehidupan berasal dari materi
yang tidak hidup atau benda mati dan terjadi secara spontan. Teori
Abiogenesis dipelopori oleh Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang
filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani kuno. Aristoteles berpendapat
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Misalnya ia mengemukakan
bahwa kunang-kunang berasal dari embun pagi dan lahirnya tikus barasal
dari tanah basah. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan
adalah hasil perkawinan akan menetas menghasilkan ikan yang sama dengan
induknya, tapi ia yakin bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.
Pendukung yang lain adalah John Needham (1700) seorang
berkebangsaan Inggris. Dia melakukan penelitian dengan merebus sepotong
daging dalam wadah selama beberapa menit (tidak sampai steril). Air
rebusan daging tersebut disimpan dan ditutup dengan tutup botol
disebabkan oleh adanya mikroba. Needham berkesimpulan bahwa mikroba
berasal dari air kaldu.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup terjadi secara
spontan atau disebut juga paham generatio spontanea. Contoh paham
“generatio spontanea” :
- Cacing tanah berasal dari tanah basah.
- Belatung berasal dari daging busuk.
- Tikus berasal dari sekam dan air kotor.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman
Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke-
17. Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
yang sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Benda-benda kecil
tersebut dinamakn mikroorganisme/animalkulus yang artinya binatang
renik. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie
Van Leuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
a. Dianut oleh ilmuwan jaman dulu / klasik seperti Aristoteles dan Antony
van Leuwenhoek.
b. Berisi : asal mula adanya makhluk hidup adalah dari benda mati.
c. Teori ini simpel dan tidak memerlukan pengetahuan yang sulit, karena
dibuat dari fakta-fakta simpel dari kehidupan, seperti ikan dan katak
yang berasal dari lumpur.
d. Teori ini dianut lama hingga saat manusia mulai kritis dan menanyakan
kebenaran dari asal makhluk hidup yang berasal dari benda mati.

II. Teori Biogenesis


Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup (omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo).
A. Pendukung Teori Biogenesis
1. Fransisco Redi (1626-1697)
Ia melakukan percobaan sebagai berikut :
Tabung I : diisi sekerat daging, lalu ditutup.
Tabung II : diisi sekerat daging dan ditutup dengan kain kasa.
Tabung III : diisi sekerat daging dan dibiarkan terbuka.
Hasil percobaan beberapa hari kemudian.
Pada tabung I : tidak terdapat seekor pun belatung dalam daging.
Pada tabung II : ditemukan beberapa ekor belatung.
Pada tabung III : daging pada tabung ini membusuk dan di dalamnya
banyak terdapat belatung.
Kesimpulan yang diambil dari percobaan ini adalah belatung
bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang
menjatuhkan telurnya di atas daging. Namun teori ini tidak dapat
diterima oleh pendukung teori abiogenesis.
2. Lazzaro spalanzani (1729-1799)
Spalanzani melakukan percobaan yang pada prinsipnya sama
dengan percobaan Fransisco Redi. Tetapi langkah percobaan Spalanzani
lebih sempurna. Adapun percobaan yang dilakukun spallanzani adalah
sebagai berikut :
Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 derajat
celcius selama beberapa menit dan dibiarkan terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat
gabus.
Selanjutnya kedua labu itu dipanaskan dan kemudian
didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan di tempat terbuka yang
bebas dari gangguan orang dan hewan. Setelah kurang lebih satu
minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua
labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi
bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak.
Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya
tetap jernih seperti semula, baunya juga tidak mengandung mikroba.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spalanzani
menyimpulkan bahwa mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut bukan
berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan di
udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi
mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut. Namun teori ini juga
tidak dapat diterima oleh pendukung teori abiogenesis.

3. Louis Pasteur
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis,
Pasteur melaksanakan percobaannya untuk menyempurnakan
percobaan Spallanzani. Dalam percobaannya, Pasteur menggunakan
bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur
adalah sebagai berikut :
Langkah I : labu diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-
rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi
parafin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca
berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan. Penutup
leher angsa ini bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme
terdapat di udara.
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan di
tempat aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati.
Ternyata air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme.
Langkah III : labu yang air kaldu di dalamnya tetap jernih
dimiringkan sampai air kaldu di dalamnya mengalir ke permukaan pipa
hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali
pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air
kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan
banyak mengandung mikroorganisme.
Melalui pemanasan perangkat percobaannya, seluruh
mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Di samping itu,
akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipia kaca
berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut
didinginkan, maka air pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa
tepat pada bagian yang berbentuk leher.
Pada saat pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan
dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama
udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan
pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Ketika labu
dikembalikan ke posisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa
masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa waktu air kaldu
menjadi keruh, karena adanya pembusukan oleh mikroorganisme
tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidakbenaran paham abiogenesisi,
yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Hasil yang diperoleh Pasteur adalah :
a. Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda
mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di
udara.
b. Mikroorganisme terdapat di udara bersama-sama dengan
debu.
Berdasarkan hasil percobaan Pasteur tersebut, maka tumbanglah
paham abiogenesis dan muncul paham baru tentang asal-usul makhluk
hidup yang dikenal dengan teori biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. Omne vivum ex ovo = setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup,
dan
3. Omne vivum ex vivo= setiap makhluk hidup bersal dari makhluk
hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobannya telah berhasil
menumbangkan paham Abiogenesis dan sekaligus mengukuhkan paham
Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya
makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Percobaan Louis Pasteur

III. Teori Abiogenesis Modern


A. Evolusi Kimia
Ahli biokimia berkebangsaan Rusia (1894) A.l. Oparin adalah orang
pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi jauh
sebelum kehidupan ini ada. Dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan
terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi serta atmosfirnya.
Atmosfir bumi mula-mula memiliki air, CO2, metan, dan amonia
namun tidak memiliki oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber
energi maka zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi
berbagai molekul organik sederhana. Senyawa – senyawa ini membentuk
semacam campuran yang kaya akan materi-materi, dalam lautan yang masih
panas; yang disebut primordial soup. Bahan campuran ini belum merupakan
makhluk hidup tetapi bertingkah laku mirip seperti sistem biologi. PrimodiaL
soup ini melakukan sintesis dan berakumulasi membentuk molekul. organik
kecil atau monomer. misalnva asam amino dan nukleotida.
Monomer – monomer lalu bergabung membentuk polimer, misalnya
protein dan asam nukleat. Kemudian agregasi ini membentuk molekul dalam
bentuk tetesan yang disebut protobion. Protobion ini memiliki ciri kimia
yang berbeda dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk
terbentuknya sintesis molekul organik secara spontan karena oksigen di
atmosfer.
Polimerisasi atau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh
sydney Fox.Sydney Fox melakukan percobaan dengan memanaskan larutan
kental monomer organik yang mengandung asam amino, asam amino pada
suhu titik leburnya. Saat air menguap, terbentuklah lapisan monomer –
monomer yang berpolimerisasi. Polimer ini oleh Sydney Fox disebut
proteinoid.
Dalam penelitian di laboratorium bila proteinoid dicampur dengan air
dingin akan membentuk gabungan proteinoid yang menyusun tetesan kecil
yang disebut mikrosfer. Mikrosfer diselubungi oleh membran selektif
permeabel.
Tahun lirna puluhan hipotesis tentang evolusi kimia rnendapat
dukungan dari Stanley Miller dan gurunya Harold Urey (1953). Teori Urey
didasari atas pemikiran bahwa bahan orqanik merupakan bahan dasar
organism yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam
denqan bantuan energi.
Menurut Teori Urey, konsep tersebut dapat di jabarkan atas 4 fase:
Fase 1. Tersedianya molekul metan, ammonia, hidrogen . dan uap air
yag sangat banyak didalam atmosfer.
Fase 2. Energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
– sinar kosmis merupakan energy pengikat dalam reaksi – reaksi molekul –
molekul metan, ammonia, hydrogen dan uap air.
Fase 3. Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana
Fase 4. Zat hidup yang terbentuk berkembang denqan waktu berjuta
– juta tahun menjadi sejenis organism yang lebih kompleks.
Miller berhasil membuktikan teori Urey dalam laboratorium. dengan
alat, seperti pada Gambar 8.2. Alat ini disimpan pada suatu kondisi yang
diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu sebelum ada kehidupan. Ke
dalam alat tersebut dimasukkan bermacam-macarn gas seperti uap air yang
dihasilkan dari air yang dipanaskan, hidrogen, metan, dan amonia.
Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt
(sebagai pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu
tersebut). Setelal seminggu ternyata Miller mendapatkan zat organik yang
berupa asam amino. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Selain
asam amino diperoleh tiga asam hidroksi. HCN, dan urea.
Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknva protein dari
asam amino ini. Melvin Calvin dari Universitas California menunjukkan
bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen dan air
menjadi molekul-rnolekul gula, dan asam amino. Dan juga pernbentukan
purin dan pirimidin, yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP
dan ADP.
Kehidupan yang bersama-sama dengan partikel debu alam
disebarkan dari satu tempat ke tempat lain, di bawah pengaruh sinar
matahari. Tetapi teori ini tidak memperhitungkan adanya temperatur yang
begitu dingin dan juga sangat panas dan sinar – sinar yang mematikan yang
terdapat di angkasa luar, seperti sinar kosmis, sinar ultra violet dan sinar
infra merah.
a. Berisi tentang bahan-bahan organic berasal dari bahan-bahan
anorganik yang mengalami perubahan secara perlahan-lahan (gradual)
b. Teori ini didukung oleh A.J Oparin, J.B.S Haldane, Stanley Miller, dan
Harold Urey
c. Akar dari teori ini adalah munculnya teori tentang pembentukan bumi
adalah dari Big Bang atau tumbukan besar yang menghasilkan senyawa
anorganik dari atmosfer seperti metana, ammonia, hydrogen, dan air.
Atmosfer ini disebut atmosfer purba.
d. Peristiwa pembentukan senyawa organic ini bersifat irreversible
karena atmosfer modern sudah banyak mengandung oksigen yang
menghalangi reaksi spontan pembentukan molekul organic karena
oksigen menyerang ikatan kimia dan mengektrak electron.

B. Evolusi Biologi
1. Menurut teori evolusi biologi, makhluk hidup pertama merupakan
hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudia
berkembang menjadi struktur kehidupan sel.
2. Asal usul kehidupan ini berasal dari sintesis dan akumulasi
monomer organic pada kondisi abiotik.
3. Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut protobion yang
didak dapat melakukan reproduksi namun dapat memperthankan
lingkungan kimia di dalamnya dari pengaruh lingkungan luar
4. Ada 3 tipe protobion :
a) Koaservat : tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada
suspense makromolekul. Bila ditambahkan enzim maka akan
diserap dan melepaskan produk dari hasil katalisis oleh enzim
b) Mikrosfir : protobion yang terbentuk dengan sendirinya
menjadi tetes kecil saat didinginkan. Tersusun dari protenoid
dan dikelilingi membrane 2 lapis dan akan mengalami
pembengkakan atau penciutan osmotic bila ditempatkan dalam
larutan garam
c) Liposom : protobion yang langsung terbentuk dengan
sendirinya menjadi tetes kecil apabila komposisi organiknya
menganding lipid tertentu.
Asal Usul Sel Prokariotik

a. Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba


(progenot) yang merupakan cikal bakal universal semua jenis sel
yang ada sekarang.
b. Progenot ini berkembang menjadi kelompok sel prokariotik purba
seperti Archaebacteria dan Eubacteria.
c. Bukti dari pemahaman asal usul kehidupan berdasarkan hal ini
tidak ada karena kondisi atmosfer sekarang dan jaman dulu beda,
sehingga memungkinkan untuk hal seperti ini terjadi di jaman dulu

Asal Usul Sel Eukariotik


a. Sel prokariotik lebih dulu ada daripada sel eukariotik
b. Dulu dipercaya bahwa sel eukariotik merupakan hasil perubahan
secara gradual dari sel prokariot membentuk sel yang kompleks,
namun Lynn margulis merubah teori ini dengan membuktikan
bahwa organel-organel tertentu pada sel eukariotik seperti
mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang
berukuran kecil, dengan kata lain sel eukariotik disusun oleh sel
prokariot. Teori ini disebut Teori Endosimbiotik
i. Evolusi Tumbuhan : evolusi ini berasal dari organisasi satu sel
eukariot autotrofik yang membentuk koloni sel, jaringan,
tumbuhan talus, tumbuhan kormus, hingga akhirnya
membentuk tumbuhan lumut, paku,, atau berbunga.
ii. Evolusi Hewan : evolusi yang asalnya adalah dari organisasi satu
sel eukariotik heterotrofik yang akhirnya membentuk protozoa
atau bentuk yang lebih kompleks menjadi porifera,
coelenterate, dll.
IV. Teori-Teori Evolusi

1. Teori Kreasionisme : penciptaan yang terjadi sekali dalam waktu


kehidupan sekaligus untuk semuanya, tidak ada perubahan maupun
evolusi.
2. Teori Katastropisme : keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh
nenek moyang yang umum dan muncul atau punahnya makhluk hidup
disebabkan oleh bencana alam
3. Teori Gradualisme : perubahan geologis berlangsung secara gradual
4. Teori Uniformitarianisme : proses-proses geologis mengikuti pola yang
seragam sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang
dalam kurun waktu.
5. Teori Lammarck : perubahan merupakan warisan secara genetic
6. Teori Evolusi Darwin (teori seleksi alam)
a) Teori ini dikemukakan oleh Charles Darwin yang mengatakan
bahwa evolusi disebabkan oleh seleksi alam.
b) Dasar dari teori ini adalah pengalaman Darwin yang berlayar ke
pesisir selatan Amerika Selatan untuk memetakan pesisir
tersebut. Saat berlayar Ia menemukan suatu Kepulauan bernama
Galapagos. Ia tertarik untuk mengamati kepulauan itu dan
menemukan spesies yang cenderung berbeda dari daratan Eropa
namun memiliki kesamaan dengan sepsies di Amerika. Selain itu Ia
juga mengamati spesies-spesies yang sama namuun memiliki
perbedaan, salah satunya burung Finch yang memiliki perbedaan
di paruhnya. Setelah diteliti lebih jauh Darwin menyimpulan
bahwa perbedaan tersebut adalah merupakan hasil dari
perbedaan makanan tiap burung sehingga paruhnya
menyesuaikan kondisi makanannya.

c) Dalam penelitiannya, Darwin dipengaruhi oleh 2 buku yaitu


Principles of Geology yang mengatakan bahwa perubahan
geologis terjadi secara gradul dan Malthus yang mengatakan
bahwa penduduk dunia bertamabah menurut deret ukur
sedangkan makanannya bertambah menurut deret hitung dan
menyebabkan adalanya perebutan SDA untuk tetap hidup.
d) Teori Darwin dikemukakan pertama kali di forum ilmiah Linnean
Society (1958)
e) Buku Darwin yang berjudul On The Origin of Species by Means of
Natural Selection di terbitkan setahun kemudian dan berisi
kesimpulan dari teorinya yaitu :
1. Spesies sekarang berasal dari spesies dahulu
2. Terbentuknya spesies karena seleksi alam :
i. Kemampuan bereproduksi suatu makhluk hidup tidak
seimbang dengan kemampuannya dalam bertahan hidup
ii. Seleksi alam terbentuk dari interaksi antara lingkungan
dengan yang diwarisi organisme
iii. Produk dari seleksi alam adalah adaptasi terhadap
lingkungannya

 Ciri-ciri Proses Evolusi


1. Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi BUKAN perubahan
individu.
2. Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan
sebagian besar sifat gen tidak berubah.
3. Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya.
Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
4. Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor
pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.

 Frekuensi Gen
Frekuensi Gen adalah perbanding antara suatu gen atau genotipe
dengan gen atau genotipe yang lain didalam suatu populasi. Pada proses
Evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara
genotipe-genotipe dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi
ke generasi, maka frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam keadaan
seimbang .
Frekuensi Gen seimbang bila :
1. Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen “A”
bermutasi menjadi gen ”a” maka harus ada gen “a” yang menjadi
gen “A” dalam jumlah yang sama.
2. Tidak ada seleksi
3. Tidak ada migrasi
4. Perkawinan Acak
5. Populasi Besar
Bila frekuensi gen dalam satu populasi ada dalam keadaan
seimbang berlaku Hukam Hardy Weinberg . Apabila frekuensi gen yang
satu dinyatakan “p” dan alelnya adalah “q”, maka menurut Weinberg :
(p+q)=1
Bila frekuensi gen A=p dan frekuensi a=q, maka frekuensi:
AA:2Aa:aa = p2:2pg:q2
Dari penjelasan rumus tersebut sangat jelas bahwa hukum Hardy-
Weinberg sangat berguna untuk menghitung frekuensi gen serta
frekuensi homozigot maupun heterozigot didalam suatu populasi.
Untuk lebih jelas perhatikan contoh berikut ini :
1.Menghitung frekuensi gen Kodomain (intermedict)
Kodomain adalah sifat kedua induk yang muncul sama kuat.
Contoh :
Dari 24 orang siswa kelas XII IPA yang diperiksa golongan
darahnya berdasarkan MN, didapatkan 8 orang bergolongan darah M, 4
orang bergolongan MN, dan 12 orang bergolongan darah N. Berapakah
frekuensi alel LM dan LN dalam populasi itu ?
Penyelesaian :
Misalkan p = frekuensi untuk alel LM dan q = frekuensi untuk alel
LN menurut hokum Hardy-Weinberg :
P2LMLM + 2pqLMLN + q2LNLN
Jadi, frekuensi alel LM = p = 0,293
frekuensi alel LN = q = 0,707

2.Menghitung frekuensi gen jika ada dominan


Contoh :
Dalam populasi, didapatkan 54% perasa PTC dan 46% bukan perasa PTC.
Berapakah perbandingan frekuensi genotype yang terdapat dalam
populasi tersebut.
Penyelesaian :
Genotipe kelompok bukan perasa PTC disimbolkan dengan tt.
Sedangkan d=genotype untuk kelompok bukan perasa PTC disimbolkan
dengan TT atau Tt.
Jadi, frekuensi gen t dalam populasi tersebut dengan mengetahui
frekuensi gen T dan t, maka frekuensi genotipe dapat dihitung, Sebagai
berikut :
0,265 T 0,735 t
0,265 T 0,0702 TT 0,195 Tt
0,735 t 0,195 Tt 0,54 tt
Jadi, perbandingan frekuensi genotipe yang terdapat didalam populasi
adalah :
TT : Tt : tt = 0,0702 : 0,39 : 0,54

 Faktor-faktor yang Memepengaruhi Evolusi


Faktor – faktor yang mempengaruhi evolusi adalah, sebagai berikut :
1.Perkawinan Tak Acak
Pada kenyataannya, tidak ada perkawinan yang benar-benar acak.
Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan. Misalnya : burung
merak betina lebih memilih merek jantan dengan bulu ekor yang besar
dan indah, dan manusia cenderung mengembangkan hewan atau
tumbuhan yang mengguntungkan sehingga akan terjadi kepunahan pada
suatu spesies.
2.Migrasi
Suatu spesies dapat terasing dari spesies-spesies sesamanya & hidup
didaratan yang berbeda karena dipisahkan oleh suatu larutan, misalnya
apa yang terjadi pada sejenis kumbang (Xylocopa nobilis) yang hidup
dipulau sangihe. Bila Xylocopa nobilis dari pulau sangihe bermigrasi
kedaerah manado dan terjadi perkawinan antara xylocopa dari pulau
sangihe dengan Xylocopa dari manado, maka akan terjadi perubahan gen
pada generasi berikutnya, Sehingga dapat diartikan bahwa migrasi adalah
peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma kebioma yang
lain (Bioma adalah sekelompok hewan atau tumbuhan yang tinggal
disuatu lokasi geografis tertentu).
3.Hanyutan Genetik (ingsut genetik)
Hanyutan genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari satu generasi
kegenerasi berikutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sample acak (random sample) dari orang tuanya, selain itu ia
juga terjadi karena peranan probatilitas (kemungkinan) dalam penentuan
apakah suatu individu akan bertahan hidup dan berproduksi atau tidak.
Salah satu sebab dari hanyutan genetika adalah founder effect. Founder,
yang dalam bahasa inggris berarati penemu atau pendiri mengacu pada
sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk
koloni tersendiri. Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang
berbeda dengan populasi induknya karena mereka menikah dengan
sesame anggota koloninya. Alel tertentu bisa menjadi lebih umum,
sedangkan alel yang lain bisa menjadi berkurang frekuensinya atau
bahkan menghilang. Frekuensi gen akibat hanyutan genetik amat sulit
diprediksi karena bersifat acak.
Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
hanyutan genetika. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati
dan sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali seperti
semula.
Hanyutan genetika dapat berakibatkan buruk jika terjadi penurunan
variasi gen. Penurunan variasi gen menyebabkan suatu populasi menjadi
rentan terhadap kepunahan apabila terjadi perubahan lingkungan atau
gaya hidup.
4.Seleksi Alam
Seleksi alam merupakan proses dimana mutasi genetik yang
meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi
atau tetap/lebih umum dari generasi yang satu kegenerasi yang lain pada
suatu populsi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang terbukti sendiri
karna :
- variasi terwariskan terdapat pada dalam populasi organisme
-organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
-keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya dalam
bertahan dan berproduksi.
5.Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun
RNA) baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf
kromosom. Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimiawi dari gen
yang terjadi tanpa atau karena pengaruh faktor luar alami buatan.
6.Rekombinasi dan Seleksi
Rekombinasi genetik adalah proses pemutusan seunting bahan genetik
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh
penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Rekombinasi genetik
berlangsung melalui perkawinan dan dapat menimbulkan perubahan gen
pada generasi berikutnya. Percobaan seleksi yang dilakukan W.L
Johannsen tahun 1905 pada biji kacang merah kecil dan biji kacang merah
besar yang ditanam pada kondisi tanah yang sama menghasilkan biji-biji
yang besarnya bervariasi. Berdasarkan hasil percobaannya, Johannsen
mengambil kesimpulan bahwa seleksi alam dan lingkungan tidak
berpengaruh pada proses tejadinya variasi baru, karena kacang berbiji
besar selalu menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang sama
dengan induknya, begitu juga dengan kacang yang berbiji kecil.
Percobaan seleksi lainnya dilakukan oleh ahli-ahli pertanian dari
Universitas Illionis pada biji jagung berkadar minyak 4,7 % yang ditanam
dari generasi kegenerasi. Ternyata setelah genersi ke-50, biji jagung
menunjukkan kadar minyak yang berbeda-beda, ada yang naik 15,4% dan
ada juga yang berkurang 1 % . Dari percobaan ini disimpulkan bahwa
seleksi jagung dapat menghasilkan perubahan sifat. Perubahan ini
menunjukkan bahwa rekombinasi gen-gen yang terjadi akibat adanya
perkawinan silang dapat menghasilkan variasi pada generasi berikutnya.

 TERBENTUKNYA SPESIES BARU


Isolasi merupakan kunci terjadinya spesies baru, karena isolasi
mencegah terciptanya kembali keseragaman antar spesies melalui
Hibridisasi. Hibridisasi (biologi molekuler) adalah pembentukan ikatan
dupleks stabil antara dua rangkai yang saling komplementer, contonya
pada pembentukan 13 spesies burung finch di kepulauan Galapugos yang
berasal dari Amerika Selatan. Terbentuknya spesies baru dapat
disebabkan oleh :
1. Isolasi geografi : 2 populasi/spesies tidak mampu melakukan
interhibridasi (perkawinan) karena dipisahkan oleh faktor
geografi/keadaan alam
2. Isolasi reproduksi : 2 populasi/spesies yang terdapat pada daerah yang
sama tidak mampu melakukan interhibridasi (perkawinan).

Dua spesies yang berbeda menghuni daerah yang sama disebut spesies
simpatik. Populasinya juga disebut spesies simpatik.
Isolasi reproduksi dapat di bedakan menjadi isolasi prazigot dan poszigot.
1.Isolasi prazigot, adalah isolasi yang menyebabkan dua spesies tidak
dapat kawin
a).Isolasi Ekologi, apabila dua spesies simpatik yang terdapat disuatu
daerah masing-masing menempati habitan yang berbeda.
Contoh : katak pohon kawin didanau yang tidak permanen (kubangan)
sedangkan katak banten kawin didanau atau badan air permanen yang
lebih besar
b).Isolasi Musim, terjadi bila dua spesies simpatik masing-masing memiliki
pemasakan kelamin yang berbeda.
Contoh : masa kawin lalat buah drosophila pseudoobscura pada sore hari
sedangkan masa kawin Drosophila pseumilis pada sore hari.
c).Isolasi Tingkah Laku, terjadi bila dua spesies simpatik mempunyai
bentuk morfologi alat kelamin yang berbeda pada kawin.
Contoh : pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan
betina oleh ikan jantan berbeda, sebagi contoh diambil perbandingan
sebagai berikut :
1. membuat sarang dengan dua lubang untuk masuk dan keluar, sarang
digantungkan pada tumbuhan air.
2. pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang
dibuat pada dasar kolam.
d)Isolasi Mekanik, terjadi apabila dua spesies simpatik terdapat sel gamet
jantan yang tidak mempunyai viabilitas pada saluran kelamin betina.
(viabilitas adalah kemampuan spermatozoa untuk bertahan hidup setelah
dikeluarkan oleh organ reproduksi jantung)
Contoh :tanaman sage hitam memiliki bunga kecil yang hanya dapat
diserbukan oleh lebah kecil. Berbeda dengan tanaman sage putih yang
memiliki struktur bunga yang besar yang hanya dapat diserbukan oleh
lebah besar.
e)Isolasi Gamet, menghalangi terjadinya pembuahan akibat susunan
kimiawi dan melekul yang berbeda antara dua sel gamet.
Contoh :pada ikan, telur ikan yang dikeluarkan di air tidak akan dibuahi
oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya mengandung
protein tertentu yang hanya dapat mengikat melekul sel sprema dari
spesies yang sama.

2.Isolasi Poszigot
Isolasi poszigot terjadi jika isolasi paszigot gagal. Isolasi ini menghalangi
berkembangnya zigot atau jika zigot telah terbentuk akan menjadi
organisme mandul.
1.Hibrid
Embrio yang terbentuk dari dua spesies yang berbeda akan gugur,
disebabkan gen-gen dari kedua induk yang berbeda tidak dapat bekerja
sama mendorong mekanisme membentuk embrio normal.
2.Hibrid Mandul
Hibrid mamdul terjadi jika induk memiliki jumlah kromosom yang
berbeda, sehingga sinapsis/pasangan kromosom homolog dalam meiosis
tidak terjadi.
3.Hibrid Pecah
Kadang-kadang hibrid berkembang subur dan dapat menghasilkan
generasi F2 dari persilangan antara dua hibrid atau hibrid dengan galur
induk. Filial-filial (F2) yang dihasilkan tersebut dinamakan hybrid pecah.

 Bukti-bukti Adanya Evolusi


1. Adanya variasi antara individu-individu dalam satu keturunan.
2. Adanya pengaruh penyebaran geografis
3. Adanya fosil-fosil di berbagai lapisan bumin yang menunjukkan
perubahan secara perlahan-lahan.
4. Adanya data sebagai hasil studi mengenail komperatif perkembangan
embrio.
 Petunjuk Tentang Adanya Evolusi
a. Adanya variasi individu
Variasi yang dapat diwariskan merupakan faktor utama teori
evolusi Darwin, karena variasi memberikan bahan baku-bahan dasar yang
akan diolah melalui seleksi alam. Variasi individu terjadi dalam populasi
semua spesies organisme yang bereproduksi secara seksual. Tidak semua
keanekaragaman yang kita amati dalam suatu populasi dapat diturunkan.
Fenotipe adalah produk komulatif dari suatu genotipe yang diwariskan
dengan berbagai pengaruh lingkungan. Hanya komponen genetik
variasilah yang dapat mengakibatkan evolusi sebagai hasil dari seleksi
alam, karena hanya inilah komponen yang diwariskan antar generasi.

b. Penyebaran Geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada
satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat
berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk
hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya,
adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin
banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup
semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau
samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama
sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain
disebabkan adanya isolasi geografis.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang
ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak
burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang
berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch
yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu
bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang
berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian
berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan
lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena
lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan
jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies
burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.

c. Paleontologi
Yaitu ilmu tentang fosil pergantian (suksesi) bentuk fosil sesuai
dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama
keturunan dalam kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang
biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota
sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa
bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil, fosil
ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian
oleh amfibi, diikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan
bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam
catatan fosil. Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk
transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies
modern. Sebagai contoh serangkaian fosil mendokumentasikan
perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia
berevolusi diri reptilian. Setiap tahun, ahli paleontology menemukan
kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan
nenek moyangnya. Pada beberapa tahun ini, misalnya, para peneliti telah
menemukan paus yang telah menjadi fosil, yang menghubungkan
mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup didaratan.

d. Homologi Organ
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang
yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda anatomis evolusi seperti
itu disebut dengan struktur homolog. Anatomi perbandingan konsisten
dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi
adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang
yang berfungsi dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka
mengemban fungsi baru.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ
vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi), yaitu struktur dengan arti
penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestiqal
merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting
pada leluhurnya. Sebagai contoh paus masa kini tidak memiliki tungkai
belakang tetapi memiliki sisa-sisa tulang pelvis dan kaki leluhur daratnya
yang berkaki empat. Pada tingkat dasar, organ verstiqal tampaknya bias
mendukung konsep “menggunakan dan tidak menggunakan” yang
dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagaimana telah dibahas, pengaruh
penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke
keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestiqal merupakan bukti
evolusi melalui seleksi alam.

e. Analogi Organ
Analogi adalah alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar
yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-
alat tersebut mempunyai fungsi yang sama/ alat-alat tubuh yang
fungsinya sama tetapi asal filogenetik, perkembangan embrional, dan
strukturnya berbeda.

f. Komparasi Embrional
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan
mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai
contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan dimana
mereka memiliki kantung insang pada bagian samping tenggorokannya.
Pada ikan, misalnya kantung insang berkembang menjadi insang, pada
vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk
fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang menghubungkan
telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia. Embriologi
perbandingan seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur.
Diilhami oleh prinsip Darwin mengenai pewarisan yang
dimodifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19
mengemukakan pandangan yang ekstrim yaitu “ontogeni memberikan
ikhtisar filogeni”. Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan
organism individu, atau ontogeny, merupakan pengulangan sejarah
evolusioner, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan
yang berlebihan.

g. Perbandingan Biokimia
Semua spesies mempunyai campuran sifat-sifat nenek moyangnya
dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang sama merupakan
petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini juga
terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui
DNA pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan
protein yang penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan
DNA, RNA, atau protein pada spesies yang berbeda merupakan cara lain
untuk mengevaluasi hubungan evolusi diantara spesies.

h. Domestikasi
Domestikasi adalah pembudidayaan hewan atau tumbuhan liar
sehingga bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia. Domestikasi
terkadang dapat menghasilkan variasi baru atau spesies yang berbeda
dengan induknya. Variasi yang terbentuk dari proses domestikasi
menunjukan bahwa suatu organisme dapat berevolusi.
i. Alat Tubuh yang Tersisa / Organ Vestigial
Organ tubuh yang tidak digunakan semakin lama akan semakin
menyusut atau mengalami reduksi. Namun, beberapa sisa organ tersebut
kadang masih dapat ditemukan. Struktur yang mengalami rudimentasi
(mengecil)/ reduksi tersebut disebut organ vestigial. Struktur vestigial
pada mulanya adalah struktur yang memiliki fungsi penting pada nenek
moyang tetapi tidak selamanya digunakan. Alat-alat tubuh yang tersisa
tersebut dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi.
Contoh :
Pada manusia terdapat apendiks (usus buntu) yang merupakan
sisa-sisa rudimenter sebagaian usus besar yang benar-benar
buntu, selaput mata pada sudut mata sebelah dalam, tulang ekor,
gigi taring yang runcing.
Rangka ular dari beberapa jenis memiliki organ vestigial yang
berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga berasal dari nenek
moyang.

 Kesimpulan
Evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama
akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru. Dalam evolusi terjadi suatu
petunjuk yang membuktikan adanya suatu proses evolusi (perubahan).
Diantaranya, adanya variasi individu dalam satu keturunan gen,
penyebaran geografis, paleontologi, homologi organ, analogi organ,
komparasi embrional, perbandingan biokimia, domestikasi, dan juga
adanya organ vestigial atau alat tubuh yang tersisa. Ada pula proses
evolusi yang terjadi pada manusia menjadi suatu bukti dalam evolusi. Dari
banyaknya petunjuk evolusi, banyak pula para ahli yang memaparkan
pendapat mereka, seperti Leonardo Da Vinci, George Cuvier, Charles
Lyell, William Smith, dan tentunya pelopor utama teori evolusi Charles
Robert Darwin.
DAFTAR PUSTAKA

http://ardjaka.blogspot.com
http://doli.net63.net
http://evolusiblog.wordpress.com
http://meiharls.blogspot.com
http://plengdut.com
http://sap-fad-yan-yen-makalahbiologi.blogspot.coml

Anda mungkin juga menyukai