EVOLUSI
DISUSUN OLEH :
FIAN WIDIATMAKA (14)
MAULANI DEWI SARA AULIA (19)
NURI JANNATI WAHYU EKANINGSIH (25)
RETNO NOVITA SARI (27)
Penyusun
Asal Usul Kehidupan
I. Teori Abiogenesis Klasik / teori generatio spontanea.
Teori Abiogenesis menyatakan bahwa kehidupan berasal dari materi
yang tidak hidup atau benda mati dan terjadi secara spontan. Teori
Abiogenesis dipelopori oleh Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang
filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani kuno. Aristoteles berpendapat
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Misalnya ia mengemukakan
bahwa kunang-kunang berasal dari embun pagi dan lahirnya tikus barasal
dari tanah basah. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan
adalah hasil perkawinan akan menetas menghasilkan ikan yang sama dengan
induknya, tapi ia yakin bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.
Pendukung yang lain adalah John Needham (1700) seorang
berkebangsaan Inggris. Dia melakukan penelitian dengan merebus sepotong
daging dalam wadah selama beberapa menit (tidak sampai steril). Air
rebusan daging tersebut disimpan dan ditutup dengan tutup botol
disebabkan oleh adanya mikroba. Needham berkesimpulan bahwa mikroba
berasal dari air kaldu.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup terjadi secara
spontan atau disebut juga paham generatio spontanea. Contoh paham
“generatio spontanea” :
- Cacing tanah berasal dari tanah basah.
- Belatung berasal dari daging busuk.
- Tikus berasal dari sekam dan air kotor.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman
Yunani kuno (ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke-
17. Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leuwenhoek menemukan
mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
yang sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Benda-benda kecil
tersebut dinamakn mikroorganisme/animalkulus yang artinya binatang
renik. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie
Van Leuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
a. Dianut oleh ilmuwan jaman dulu / klasik seperti Aristoteles dan Antony
van Leuwenhoek.
b. Berisi : asal mula adanya makhluk hidup adalah dari benda mati.
c. Teori ini simpel dan tidak memerlukan pengetahuan yang sulit, karena
dibuat dari fakta-fakta simpel dari kehidupan, seperti ikan dan katak
yang berasal dari lumpur.
d. Teori ini dianut lama hingga saat manusia mulai kritis dan menanyakan
kebenaran dari asal makhluk hidup yang berasal dari benda mati.
3. Louis Pasteur
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis,
Pasteur melaksanakan percobaannya untuk menyempurnakan
percobaan Spallanzani. Dalam percobaannya, Pasteur menggunakan
bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur
adalah sebagai berikut :
Langkah I : labu diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-
rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi
parafin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca
berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan. Penutup
leher angsa ini bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme
terdapat di udara.
Langkah II : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan di
tempat aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati.
Ternyata air kaldu tersebut tetap jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme.
Langkah III : labu yang air kaldu di dalamnya tetap jernih
dimiringkan sampai air kaldu di dalamnya mengalir ke permukaan pipa
hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali
pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air
kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu di dalam labu menjadi busuk dan
banyak mengandung mikroorganisme.
Melalui pemanasan perangkat percobaannya, seluruh
mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Di samping itu,
akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipia kaca
berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut
didinginkan, maka air pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa
tepat pada bagian yang berbentuk leher.
Pada saat pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan
dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama
udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan
pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Ketika labu
dikembalikan ke posisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa
masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa waktu air kaldu
menjadi keruh, karena adanya pembusukan oleh mikroorganisme
tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidakbenaran paham abiogenesisi,
yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Hasil yang diperoleh Pasteur adalah :
a. Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda
mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di
udara.
b. Mikroorganisme terdapat di udara bersama-sama dengan
debu.
Berdasarkan hasil percobaan Pasteur tersebut, maka tumbanglah
paham abiogenesis dan muncul paham baru tentang asal-usul makhluk
hidup yang dikenal dengan teori biogenesis. Teori itu menyatakan :
1. Omne vivum ex ovo = setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup,
dan
3. Omne vivum ex vivo= setiap makhluk hidup bersal dari makhluk
hidup sebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan percobannya telah berhasil
menumbangkan paham Abiogenesis dan sekaligus mengukuhkan paham
Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya
makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Percobaan Louis Pasteur
B. Evolusi Biologi
1. Menurut teori evolusi biologi, makhluk hidup pertama merupakan
hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudia
berkembang menjadi struktur kehidupan sel.
2. Asal usul kehidupan ini berasal dari sintesis dan akumulasi
monomer organic pada kondisi abiotik.
3. Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut protobion yang
didak dapat melakukan reproduksi namun dapat memperthankan
lingkungan kimia di dalamnya dari pengaruh lingkungan luar
4. Ada 3 tipe protobion :
a) Koaservat : tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada
suspense makromolekul. Bila ditambahkan enzim maka akan
diserap dan melepaskan produk dari hasil katalisis oleh enzim
b) Mikrosfir : protobion yang terbentuk dengan sendirinya
menjadi tetes kecil saat didinginkan. Tersusun dari protenoid
dan dikelilingi membrane 2 lapis dan akan mengalami
pembengkakan atau penciutan osmotic bila ditempatkan dalam
larutan garam
c) Liposom : protobion yang langsung terbentuk dengan
sendirinya menjadi tetes kecil apabila komposisi organiknya
menganding lipid tertentu.
Asal Usul Sel Prokariotik
Frekuensi Gen
Frekuensi Gen adalah perbanding antara suatu gen atau genotipe
dengan gen atau genotipe yang lain didalam suatu populasi. Pada proses
Evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara
genotipe-genotipe dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi
ke generasi, maka frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam keadaan
seimbang .
Frekuensi Gen seimbang bila :
1. Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen “A”
bermutasi menjadi gen ”a” maka harus ada gen “a” yang menjadi
gen “A” dalam jumlah yang sama.
2. Tidak ada seleksi
3. Tidak ada migrasi
4. Perkawinan Acak
5. Populasi Besar
Bila frekuensi gen dalam satu populasi ada dalam keadaan
seimbang berlaku Hukam Hardy Weinberg . Apabila frekuensi gen yang
satu dinyatakan “p” dan alelnya adalah “q”, maka menurut Weinberg :
(p+q)=1
Bila frekuensi gen A=p dan frekuensi a=q, maka frekuensi:
AA:2Aa:aa = p2:2pg:q2
Dari penjelasan rumus tersebut sangat jelas bahwa hukum Hardy-
Weinberg sangat berguna untuk menghitung frekuensi gen serta
frekuensi homozigot maupun heterozigot didalam suatu populasi.
Untuk lebih jelas perhatikan contoh berikut ini :
1.Menghitung frekuensi gen Kodomain (intermedict)
Kodomain adalah sifat kedua induk yang muncul sama kuat.
Contoh :
Dari 24 orang siswa kelas XII IPA yang diperiksa golongan
darahnya berdasarkan MN, didapatkan 8 orang bergolongan darah M, 4
orang bergolongan MN, dan 12 orang bergolongan darah N. Berapakah
frekuensi alel LM dan LN dalam populasi itu ?
Penyelesaian :
Misalkan p = frekuensi untuk alel LM dan q = frekuensi untuk alel
LN menurut hokum Hardy-Weinberg :
P2LMLM + 2pqLMLN + q2LNLN
Jadi, frekuensi alel LM = p = 0,293
frekuensi alel LN = q = 0,707
Dua spesies yang berbeda menghuni daerah yang sama disebut spesies
simpatik. Populasinya juga disebut spesies simpatik.
Isolasi reproduksi dapat di bedakan menjadi isolasi prazigot dan poszigot.
1.Isolasi prazigot, adalah isolasi yang menyebabkan dua spesies tidak
dapat kawin
a).Isolasi Ekologi, apabila dua spesies simpatik yang terdapat disuatu
daerah masing-masing menempati habitan yang berbeda.
Contoh : katak pohon kawin didanau yang tidak permanen (kubangan)
sedangkan katak banten kawin didanau atau badan air permanen yang
lebih besar
b).Isolasi Musim, terjadi bila dua spesies simpatik masing-masing memiliki
pemasakan kelamin yang berbeda.
Contoh : masa kawin lalat buah drosophila pseudoobscura pada sore hari
sedangkan masa kawin Drosophila pseumilis pada sore hari.
c).Isolasi Tingkah Laku, terjadi bila dua spesies simpatik mempunyai
bentuk morfologi alat kelamin yang berbeda pada kawin.
Contoh : pada berbagai jenis ikan ternyata kelakuan meminang ikan
betina oleh ikan jantan berbeda, sebagi contoh diambil perbandingan
sebagai berikut :
1. membuat sarang dengan dua lubang untuk masuk dan keluar, sarang
digantungkan pada tumbuhan air.
2. pada sarang hanya ada satu lubang ialah tempat masuk saja, sarang
dibuat pada dasar kolam.
d)Isolasi Mekanik, terjadi apabila dua spesies simpatik terdapat sel gamet
jantan yang tidak mempunyai viabilitas pada saluran kelamin betina.
(viabilitas adalah kemampuan spermatozoa untuk bertahan hidup setelah
dikeluarkan oleh organ reproduksi jantung)
Contoh :tanaman sage hitam memiliki bunga kecil yang hanya dapat
diserbukan oleh lebah kecil. Berbeda dengan tanaman sage putih yang
memiliki struktur bunga yang besar yang hanya dapat diserbukan oleh
lebah besar.
e)Isolasi Gamet, menghalangi terjadinya pembuahan akibat susunan
kimiawi dan melekul yang berbeda antara dua sel gamet.
Contoh :pada ikan, telur ikan yang dikeluarkan di air tidak akan dibuahi
oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya mengandung
protein tertentu yang hanya dapat mengikat melekul sel sprema dari
spesies yang sama.
2.Isolasi Poszigot
Isolasi poszigot terjadi jika isolasi paszigot gagal. Isolasi ini menghalangi
berkembangnya zigot atau jika zigot telah terbentuk akan menjadi
organisme mandul.
1.Hibrid
Embrio yang terbentuk dari dua spesies yang berbeda akan gugur,
disebabkan gen-gen dari kedua induk yang berbeda tidak dapat bekerja
sama mendorong mekanisme membentuk embrio normal.
2.Hibrid Mandul
Hibrid mamdul terjadi jika induk memiliki jumlah kromosom yang
berbeda, sehingga sinapsis/pasangan kromosom homolog dalam meiosis
tidak terjadi.
3.Hibrid Pecah
Kadang-kadang hibrid berkembang subur dan dapat menghasilkan
generasi F2 dari persilangan antara dua hibrid atau hibrid dengan galur
induk. Filial-filial (F2) yang dihasilkan tersebut dinamakan hybrid pecah.
b. Penyebaran Geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada
satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat
berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk
hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya,
adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin
banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup
semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau
samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama
sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain
disebabkan adanya isolasi geografis.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang
ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak
burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang
berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch
yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu
bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang
berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian
berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan
lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena
lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan
jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies
burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.
c. Paleontologi
Yaitu ilmu tentang fosil pergantian (suksesi) bentuk fosil sesuai
dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama
keturunan dalam kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari bidang
biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota
sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa
bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil, fosil
ikan adalah yang paling tua dari semua vertebrata lain, disusul kemudian
oleh amfibi, diikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan burung.
Pandangan Darwin mengenai kehidupan juga memperkirakan
bahwa transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam
catatan fosil. Para ahli paleontology telah menemukan banyak bentuk
transisi yang menghubungkan fosil yang lebih tua dengan spesies
modern. Sebagai contoh serangkaian fosil mendokumentasikan
perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia
berevolusi diri reptilian. Setiap tahun, ahli paleontology menemukan
kaitan atau hubungan penting lainnya antara bentuk modern dengan
nenek moyangnya. Pada beberapa tahun ini, misalnya, para peneliti telah
menemukan paus yang telah menjadi fosil, yang menghubungkan
mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup didaratan.
d. Homologi Organ
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang
yang sama disebut homologi, dan tanda-tanda anatomis evolusi seperti
itu disebut dengan struktur homolog. Anatomi perbandingan konsisten
dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi
adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang
yang berfungsi dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka
mengemban fungsi baru.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ
vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi), yaitu struktur dengan arti
penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestiqal
merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting
pada leluhurnya. Sebagai contoh paus masa kini tidak memiliki tungkai
belakang tetapi memiliki sisa-sisa tulang pelvis dan kaki leluhur daratnya
yang berkaki empat. Pada tingkat dasar, organ verstiqal tampaknya bias
mendukung konsep “menggunakan dan tidak menggunakan” yang
dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagaimana telah dibahas, pengaruh
penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu tidak diwariskan ke
keturunan individu tersebut. Sebaliknya, organ vestiqal merupakan bukti
evolusi melalui seleksi alam.
e. Analogi Organ
Analogi adalah alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar
yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-
alat tersebut mempunyai fungsi yang sama/ alat-alat tubuh yang
fungsinya sama tetapi asal filogenetik, perkembangan embrional, dan
strukturnya berbeda.
f. Komparasi Embrional
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan
mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai
contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan dimana
mereka memiliki kantung insang pada bagian samping tenggorokannya.
Pada ikan, misalnya kantung insang berkembang menjadi insang, pada
vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk
fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang menghubungkan
telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia. Embriologi
perbandingan seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur.
Diilhami oleh prinsip Darwin mengenai pewarisan yang
dimodifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19
mengemukakan pandangan yang ekstrim yaitu “ontogeni memberikan
ikhtisar filogeni”. Pendapat ini menganggap bahwa perkembangan
organism individu, atau ontogeny, merupakan pengulangan sejarah
evolusioner, atau filogeni. Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan
yang berlebihan.
g. Perbandingan Biokimia
Semua spesies mempunyai campuran sifat-sifat nenek moyangnya
dan sifat-sifat baru. Jenis dan jumlah sifat yang sama merupakan
petunjuk jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Hal semacam ini juga
terjadi pada pewarisan sifat biokimia. Pewarisan sifat biokimia melalui
DNA pada tiap spesies mengandung instruksi untuk sintesis RNA dan
protein yang penting untuk menghasilkan individu baru. Perbandingan
DNA, RNA, atau protein pada spesies yang berbeda merupakan cara lain
untuk mengevaluasi hubungan evolusi diantara spesies.
h. Domestikasi
Domestikasi adalah pembudidayaan hewan atau tumbuhan liar
sehingga bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia. Domestikasi
terkadang dapat menghasilkan variasi baru atau spesies yang berbeda
dengan induknya. Variasi yang terbentuk dari proses domestikasi
menunjukan bahwa suatu organisme dapat berevolusi.
i. Alat Tubuh yang Tersisa / Organ Vestigial
Organ tubuh yang tidak digunakan semakin lama akan semakin
menyusut atau mengalami reduksi. Namun, beberapa sisa organ tersebut
kadang masih dapat ditemukan. Struktur yang mengalami rudimentasi
(mengecil)/ reduksi tersebut disebut organ vestigial. Struktur vestigial
pada mulanya adalah struktur yang memiliki fungsi penting pada nenek
moyang tetapi tidak selamanya digunakan. Alat-alat tubuh yang tersisa
tersebut dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi.
Contoh :
Pada manusia terdapat apendiks (usus buntu) yang merupakan
sisa-sisa rudimenter sebagaian usus besar yang benar-benar
buntu, selaput mata pada sudut mata sebelah dalam, tulang ekor,
gigi taring yang runcing.
Rangka ular dari beberapa jenis memiliki organ vestigial yang
berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga berasal dari nenek
moyang.
Kesimpulan
Evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama
akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru. Dalam evolusi terjadi suatu
petunjuk yang membuktikan adanya suatu proses evolusi (perubahan).
Diantaranya, adanya variasi individu dalam satu keturunan gen,
penyebaran geografis, paleontologi, homologi organ, analogi organ,
komparasi embrional, perbandingan biokimia, domestikasi, dan juga
adanya organ vestigial atau alat tubuh yang tersisa. Ada pula proses
evolusi yang terjadi pada manusia menjadi suatu bukti dalam evolusi. Dari
banyaknya petunjuk evolusi, banyak pula para ahli yang memaparkan
pendapat mereka, seperti Leonardo Da Vinci, George Cuvier, Charles
Lyell, William Smith, dan tentunya pelopor utama teori evolusi Charles
Robert Darwin.
DAFTAR PUSTAKA
http://ardjaka.blogspot.com
http://doli.net63.net
http://evolusiblog.wordpress.com
http://meiharls.blogspot.com
http://plengdut.com
http://sap-fad-yan-yen-makalahbiologi.blogspot.coml