Anda di halaman 1dari 22

Teori ASAL USUL KEHIDUPAN

Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio
Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk  hidup terbentuk
dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat
terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan
Anaximines.Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap
kehidupan berasal dari udara.

Teori asal usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung teori ini
adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan
percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari  telur lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro
Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan
membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex
Vivo). Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun
menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan
kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo)

Teori asal usul kehidupan pada kategori ketiga adalah Teori Urey. Teori ini menjelaskan
bahwa gas Metana(CH 4 ), Amonia(NH3), Hidrogen(H2) dan Uap air (H20) yang diberi energi
listrik dan radiasi sinar kosmik akan menghasilkankan terbentuknya senyawa organik
misalnya asam amino yang merupakan komponen dasar protein. Protein adalah pembentuk
protoplasma yang merupakan substansi dasar makhluk hidup.

Sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1963443-teori-asal-usul-kehidupan/
#ixzz28towGZIU

teori abiogenesis dan biogenesis


Diposkan oleh nenna Massara di 17:46

Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum
masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini
adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara
spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham
generatio spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno
(ratusan tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.

Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van
Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman
air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis.
PENDUKUNG TEORI ABIOGENESIS terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu,
paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka
pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari
benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
   1. ikan dan katak berasal dari Lumpur.
   2. Cacing berasal dari tanah, dan
   3. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
A) Teori Harold Urey (1893)
Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertama kali di atmosfer. Pada saat tertentu
dalah sejarah perkembangan bumi, terbentuk atmosfer yang kaya akan CH4 (metana), NH3
(ammonia), H2 (hidrogen) dan H2O (air). Molekul-molekul ini dengan bantuan petir yang
menimbulkan loncatan listrik dan sinar kosmik akan membentuk asam amino yang
merupakan awal dari kehidupan.
B) Teori Oparin
Oparin sependapat dengan Urey bawah kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai
yang bahan-bahannya dari lautan.

2. Teori Biogenesis

Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli
kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham
biogenesis antara lain :

a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)


Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan
daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup
kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari
hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan
berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam
tabung dan bertelur pada keratin daging.

b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)


Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis),
menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak
sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat
kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini
membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.

c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)


Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur
mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk
membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut :
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari
mikroorganisme yang terdapat di udara
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut.
Pasteur terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” yang
mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup,
makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup juga.

Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan.
Beberapa teori yang dikembangkan ilmuan antara lain :
A. teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (
gaib) pada saat yang istimewa
B. Teori kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal dari
mana saja
C. Teori evolusi biokimia, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan
hukum fisika, kimia, dan biologi
D. Teori keadaan mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.

Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain Harold Urey, Stanley
Miller, dan Alexander Oparin

- Teori Harold Urey, menurutnya zat hidup yang pertama kali mempunyai susunan
menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami perkembangan menjadi berbagai
jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertamakali di udara
(atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan terbentuk atmosfer yang
kaya akan molekul- molekul CH4, NH3, H2, H2O. karena adanya loncatan listrik akibat
halilintar dan sinar kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan terjadi kehidupan.
- Eksperimen Stanley miller, Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik
terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji hipotesis
Harold Urey. Dari hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa satuan-
satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino,
protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik.
- Teori Evolusi Biologi Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di
cekungan pantai dengan bahan-bahan timbunan senyawa organic dari lautan. Timbunan
senyawa organic ini disebut sop purba atau sop primordial.

Meskipun banyak petunjuk yang diberikan, asal usul kehidupan masih misteri. Seandainya
misteri ini terbongkar, mungkinkah manusia akan menjadi pencipta yang bahkan bisa
menciptakan kehidupan?

PENDUKUNG TEORI BIOGENESIS


A) Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Spallanzani menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan
percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah
percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani
menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang
yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut:

· Labu I         : diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC    selama beberapa
menit dan dibiarkan tetap terbuka.

· Labu II        : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah
pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar.
Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin
keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada
kedua labu tersebut.
 Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
Labu I         : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan
baunya menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak
mengandung mikroba.
Labu II        : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti
semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini
dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya
berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).
ASAL-USUL EUKARIOTA
Posted by Ayu Rachmawati

Eukariotik diperkirakan mulai muncul 1,5 milyar tahun yang lalu. Para ilmuwan belum
mengetahui dengan pasti bagaimana organisme eukariotik ini berkembang.
Namun, para ilmuwan berspekulasi bahwa organisme eukariotik berasal dari organism
prokariotik. Menurut para ilmuwan, bakteri prokariotik yang autotrof dan heterotrof
melakukan simbiosis bersama. Simbiosis adalah hubungan yang erat antara organism yang
seringkali menguntungkan. Pada simbiosis ini, perlindungan diri mencari makanan dan energi
dilakukan bersama. Hipotesis endosimbiosis ini menyatakan bahwa nenek moyang sel hewan
dan tumbuhan merupakan hasil simbiosis antara organisme prokariotik anaerob yang besar
dengan sel bakteri aerob yang kecil.
Organisme prokariotik berfungsi sebagai inang, dan sel bakteri aerob berada di dalam inang
dan berfungsi sebagai mitokondria.
Masing-masing organisme ini tetap tumbuh dan membelah diri. Saat inang membelah diri,
bakteri yang berada di dalamnya didistribusikan ke tiap sel anakan. Akhirnya, bakteri
berbentuk spiral juga ikut bergabung dengan simbiosis ini dan membentuk flagella dan silia.
Hasilnya adalah protista seperti yang ada dewasa ini.
Para biologiwan telah menemukan persamaan – persamaan antara organel dan bakteri yang
menjadi bukti hipotesis simbiosis.
Sebagai contohnya, mitokondria menyerupai bakteri dalam beberapa hal, yaitu:
l. dapat bereproduksi sendiri,
2. memiliki asam nukleat yang sama,
3. kadang memiliki ukuran dan bentuk sama, dan
4. melaksanakan sintesis protein di ribosom.
Hipotesis lain tentang asal-usul eukariota menjelaskan bahwa organism eukariota
berkembang secara langsung dari organisme prokariota. Organel-organel dalam sel eukariota
berasal dari pelekukan dan penjepitan bagian membran sel organisme prokariota.

TEORI ENDOSIMBIOSIS
Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa
pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) [Margullis,
1981]. Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel
sel yang pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria
merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa
kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri,
dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah
keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem
genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA
mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh
inti sel eukariot [Cooper, 2000].
Dalam upaya menjembati kesenjangan perubahan sejarah evolusi, para ilmuwan
mengusulkan Teori Endosimbiosis Serial (SET). SET menyatakan bahwa evolusi eukariota
dari prokariota melibatkan serikat simbiotik nenek moyang sebelumnya. Nenek moyang ini
termasuk sel inang, mitokondria, kloroplas, dan sebuah prokariot yang memberikan gerak
seluler. Dalam teori tersebut juga sudah dijelaskan bahwa nenek moyang mitokondria adalah
bakteri yang hidup bebas seperti Daptobacter dan Bdellovibrio, sedangkan nenek moyang
kloroplas adalah sianobacteria dan prokariot adalah archaebacterium. Dalam bukunya, Lynn
Margulis yang merupakan pencetus versi modern SET, mengusulkan bahwa sel-sel eukariotik
sebagai komunikasi dari interaksi entitas yang bergabung bersama dalam urutan tertentu yang
kemudian akan menjadi organel dari sel inang. Sepanjang tulisannya itu pula Margulis
berpendapat bahwa simbiosis merupakan pendorong utama di balik evolusi. Menurutnya
kerjasama, interaksi, dan saling ketergantungan antara kehidupan untuk dominasi global akan
hidup. Hal ini juga melengkapi gagasaan evolusi Darwin mengenai kompetisi yang terus-
menerus antara mahluk hidup.
Adapun penemuan yang memperkuat SET adalah penemuan yang dilakukan oleh Kwang W.
Jeon. Dia menyaksikan pembentukan sebuah simbiosis amuba dan bakteri dimana amuba
menjadi tergantung pada endosimbion bakteri. Jeon mengetahuinya dengan melakukan
transplantasi inti antara amuba terinfeksi dan amuba yang kurang bakteri. Penemuan ini
menunjukan bahwa endosimbiosis bisa memberikan mekanisme utama untuk evolusi seluler
dan mampu menjelaskan pengenalan spesies baru. Selain bukti tersebut terdapat bukti lain
yang dapat mendukung SET, yaitu gagasan tentang asal endosimbiotik mitokondria dan
kloroplas. Di jelaskan bahwa mitokondria baru dan kloroplas dapat timbul hanya dari
mitokondria dan kloroplas yang sudah ada sebelumnya, karena mitokondria dan kloroplas
tidak dapat dibentuk dalam sel yang tidak memiliki keduanya sebab gen nuklirnya hanya
kode untuk beberapa protein.
Mengenai udulipodia eukariotik yang berasal dari bakteri spirochete, masih terdapat
kontroversi walaupun termasuk aspek yang diterima dari SET. SET mendalilkan bahwa
udulipodia mungkin berasal dari bakteri melalui simbiosis motilitas (hipotesis eksogen).
Sedangkan gagasan penentangnya menjelaskan bahwa udulipodia berasal dari internal
sebagai perpanjangan mikrotubulus yang digunakan dalam mitosis (hipotesis eksogen).
Hipotesis ini juga menekankan peran berbagai jenis mutasi pada evolusi pemisahan sel
eukariotik dari prokariotik. Menurut Bermudes dan Margulis (1985) terdapat bukti yang
dapat menunjukan hubungan darah atau mengenai asal undulipodia. Selain itu, SET dalam
teorinya menyatakan bahwa eukariota berkembang ketika sel-sel archaea dan eubacterial
(spirochete) diperbolehkan untuk mobilitas dan akhirnya mitosis. Karakteristik dari sel
eukariotik sendiri adalah inti, Margulis mendukung suatu proses yang melibatkan kombinasi
dari keturunan langsung dan simbiosis sebagai sumber sel bernukleus. Dalam makalah
Golding dan Gupta terdapat perselisihan terhadap asal-usul inti dan menyarankan alternatif
yaitu model chimeric. Model chimeric mengusulkan bahwa sel eukariotik pertama muncul
sebagai hasil peristiwa fusi yang tidak biasa antara eubacterium Gram-negatif tanpa dinding
sel dan archaebacterium dimana kedua orang tua memberikan kontribusi besar untuk genom
nuklir sel. Model chimeric didasarkan pada bukti genetik dan biokimia. Salah satu buktinya
adalah kenyataan bahwa sel-sel prokariotik merupakan homogenomic (bahan genetik berasal
dari satu orang tua) sedangkan sel eukariotik heterogenomic (bahan genetik berasal dari dua
atau lebih orang tua). Analisis ini menunjukan bahwa hubungan simbiosis antara bakteri
gram-negatif dan archaebacteria layak dikatakan sebagai nenek moyang sel eukariotik.
Penelitian baru Martin dan Miller mengenai asal mitokondria yang merupakan hasil
kecelakaan menyebabkan munculnya endosimbiosis teori baru yang disebut “hipotesis
hidrogen”. Menurut hipotesis ini dijelaskan bahwa sel eukariotik muncul sebagai hasil dari
suatu kesatuan tujuan antara sel inang archaebacterial, sebuah metanogen bahwa hidrogen
dikonsumsi dan karbon dioksida untuk penghasil metana, serta simbion mitokondria masa
depan yang membuat hidrogen dan karbon dioksida sebagai produk limbah dari metabolisme
anaerobik. Jadi, meskipun simbion mampu melakukan respirasi aerobik, simbiosis tetap
dimulai sebagai hasil dari produk metabolisme anaerobik. Penjelasan lain muncul dari Lopez
dan Moreira yang dikenal sebagai “hipotesis syntrophic”. Menurut hipotesis ini simbiosis asli
dipahami telah terjadi antara archaebacterium metanogen dan sulfat-respiring leluhur delta-
proteobacterium, tentunya ini berbeda dengan hipotesis sebelumnya. Namun kedua hipotesis
ini sepakat dalam saran dari metabolisme anaerobik untuk asal simbiosis mitokondria.
Hingga saat ini simbiosis diterima masyarakat ilmiah sebagai faktor penting dalam
menghasilkan perubahan evolusioner.

Hipotesis ini diajukan oleh Lynn Margulis pada tahun 1970 di dalam bukunya The Origin of
Eukaryotic Cells (Asal Usul Sel-Sel Eukariotis). Di dalam buku ini, Margulis menyatakan
bahwa sebagai akibat kehidupan berkoloni dan parasit, sel-sel bakteri berubah menjadi sel-sel
tumbuhan dan sel hewan. Menurut teori ini, sel-sel tumbuhan muncul ketika bakteri
fotosintetik dimakan oleh sel bakteri lain. Bakteri fotosintetik berevolusi di dalam sel inang
menjadi kloroplas. Akhirnya, organel-organel dengan struktur yang sangat rumit seperti inti,
badan Golgi, retikulum endoplasma, dan ribosom berkembang, dengan satu atau lain cara.
Maka, sel tumbuhan pun lahir.

TEORI NUKLEUS
Sejak struktur sel dan organel dapat diamati, para ahli sudah dibingungkan dengan adanya
dua macam organel. Tipe pertama terdiri dari kloroplas, mitokondria, kinetoplas dan nucleus
mempunyai membaran ganda. Sedangkan tipe kedua misalnya lisosom, reticulum
endoplasmic, badan golgi mempunyai membrane tunggal. Apa yang menyebabkan adanya
perbedaan ini. Penemuan DNA ekstranukleus (kecuali pada nucleus) dalam organel
bermembran ganda telah memberikan gamabaran yang nyata. Semua DNA yang berasal dari
organel bermembran ganda mempunyai cirri DNA prokariot (kode genetic, struktur gen dan
mekanisme translasi yang berbeda dengan DNA inti), sehingga tidak diragukan lagi bahwa
organel tersebut berasal dari organism prokariot. Mitokondria diperkirakan berasal dari
prokariot semacam Paracoccus yang memiliki organ respirasi, sedangkan kloroplas
diperkirakan berasal dari suatu ganggang biru (Cyanophyta). Sphirochaeta diperkirakan akan
membentuk sel yang memiliki flagella. Flagella kemudian berevolusi kemudian menjadi
microtubule dan asalah satunya berperan dalam alat pembelahan sel. Bukti-bukti yang
relative actual menunjukkan bahwa sentriolus mengandung suatu DNA ekstranuklear, sama
seperti mitokondria kloroplas dan kinetoplas.
1. Nukleus
Meskipun para ahli berpendapat bahwa sebagian besar nucleus merupakan bagian integral
dari eukariot, namun adanya membrane ganda membingungkan sejumlah ahli, terutama
mengenai asal usulnya. Hipotesis yang dihimpun menunjukkan bahwa membrane ganda
nucleus berasal dari invaginasi sitoplasma ke dalam sel tanpa diikuti oleh mekanisme
phagositosis. Proses ini memang umum ditemukan. Hanya dalam hal ini membrane nucleus
tidak berasal dari hasil simbiosis atau infeksi, tetapi merupakan peristiwa autegenous.
2. Kinetoplas
DNA kinetoplas merupakan DNA yang sangat terspesialisasi dan ditemukan pada Flagellata,
misalnya Trypanosoma. Ukurannya bervariasi 0,6-2,4 Kpb. kDNA terdiri dari sekelompok
molekul DNA yang berkaitan satu denga yang lain dan jumlahnya mencapai ribuan. Pada
rantai gabungan kDNA terdapat pula suatu DNA yang berukuran lebih besar (30 Kpb) yang
berfungsi sebagai mtDNA biasa. Apakah kDNA memang memiliki kegunaan tertentu
(mentranskripsi) atau hanya sebagai suatu struktur, belum banyak diketahui. DNA ini
ditemukan tahun 1980.
3. Sentriolus
Sentriolus adalah suatu organel yang dibentuk pada saat pembelahan sel. Dari sentriolus
dihasilkan benang aster dan benang mikrofibil yang mengikat kromosom di daerah sentromer
dan kemudian sentriol “akan menarik” kromosom kea rah kutub dari sel. Dengan demikian
setiap sel anak akan memperoleh jumlah kromosom yang sama. Sejak dahulu, sentriolus
selalu menimbulkan dilemma mengenai asal usul sentriolus. Sentriolus tidak pernah terlihat
dalam preparasi sel tumbuhan, meskipun para akhi yakin bahwa ada semacam struktur seperti
sentriolus yang bekerja. Sampai sekarang, sentriolus dan benang aster maupun benang
spindle pada tumbuh-tumbuhan belum dapat ditampilkan. Pada hewan diketahui bahwa setiap
benang tersebut terdiri dari Sembilan mikrotubul. Baru pada sekitar tahun 1995, orang
berhasil mengisolasi DNA dari daerah sentriolus. Dengan demikian, para ahli kini yakin
bahwa sentriolus kemungkinan yang besar berasal dari suatu prokariot. Pembuktiannya
sedang ditunggu orang banyak. DNA ini ditemukan pada tahun 1986.
4. Kloroplas
DNA kloroplas berukuran besar (150 Kpb). Jumlahnya dapat mencapai beberapa ratus buah
per sel. Gen-gen yang dikode berperan dalam mengkode membrane dan pembentukan tRNA
dan rRNA.
5. Mitokondria
MtDNA merupakan DNA yang sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh kecepatan
muatasinya yang lebih kurang 10 kali lebih cepat daripada DNA inti. Walaupun demikian,
perlu dicatat bahwa tidak semua gen pada mtDNA bermutasi dengan cepat. Ada juga
beberapa gen yang sangat konservatif dan tidak mudah bermutasi. Seperti pada organism
prokariot, semua gen mtDNA tidak mengandung intron. Pada mamalia, mtDNA berukuran
sekitar 15-16,5 Kbp. Pada ragi ukurannya jauh lebih besar, seitar 75 Kpb. Pada umumnya
DNA tersebut adalah berbentuk sirkuler, berantai ganda.
Pada eukariot, mtDNA mengkode 2 macam rRNA, 22 macam tRNA dan 13 protein yang
berfungsi dalam electron transfer. Ada beberapa bagian (URF) yang samapi sekarang belum
diketahui dengan pasti kegunaannya, karena sampai sekarang belum diketahui dengan pasti
kegunaannya, karena sampai sekarang belum diketahui apakah bagaian tersebut
ditranslasikan atau tidak. Pada dasarnya jumlah gen maksimum yang mungkin ada berjumlah
sekitar 70 buah.
Dari banyak penelitian, disimpulkan bahwa semua mtDNA berasal dari suatu prokariot yang
bersimbiosis dengan hewan untuk membantu metabolism oksidasi. Hal ini dibuktikan dari
adanya perbedaan kode genetic dari mtDNA. Pada banyak organism gen ATPase terdapat
pada mitokondria, namun ada sejumlah jenis yang mempunyai gen tersebut dalam inti.
Meskipun spekulasi di atas mempunyai dasar yang kuat, namun ada beberapa hal yang tidak
cocok. Antara lain adalah mtDNA adalah double standed. Hal ini tidak mungkin suatu
Prokariot, tetapi suatu eukariot sederhana. MAsalah lain ialah bahwa gen RNA pada mtDNA
ragi adalah gen yang memiliki intron. inton belum pernah dijumpai pada Prokariot. Masalah
lain ialah bahwa subbab ribosom dari mitokondria tidak dapat ditukarkan dengan ribosom
dari bacteria (tetapi dapat antara ribosom kloroplas dengan ribosom bacteria). Dugaan adanya
hubungan erat antara bakteri dengan eukariot diperkuat bahwa endosimbiosis antara bakteri
dengan eukariot ganggang dengan Coelenterata atau jamur dengan ganggang sudah lama
diketahui dan contohnya cukup banyak.
Apakah yang menjadi sasaran dalam penelitian mtDNA? mtDNa merupak suatu satuan yang
cukup kecil. Dengan demikian, penelitian mtDNA dilakukan mengingat mudah sekali untuk
mengisolasi mtDNA dan mempelajari struktur gen yang terdapat di dalamnya dan bagaimana
cara kerjanya. Selain untuk mengetahui lebih jauh mengenai sifat-sifat gen mtDNA, bahan ini
banyak sekali dipakai dalam studi evolusi.
mtDNA adalah suatu sistem genetic eukariot yang sangat unik. Selain asal usulnya yang
kontoversi, proses penurunan mtDNA sangat unik. Hampir semua sel eukariot maju
mengandung paling tidak satu mtDNA. Meskipun mengandung mtDNA sel sperma tidak
menurunkannya kepada sel telur. Dengan demikian, mtDNA hanya diturunkan oleh pihak ibu
saja. Ada banyak hasil penelitian mengenai mtDNA yang menarik.
Penelitian mengenai mtDNA pada eukariot menunjukkan tingkat kesamaan yang sangat
tinggi. Hal ini dapat dilihat bukan saja pada kode genetika yang identik untuk sebagian besar
eukariot. Hanya beberapa organism seperti Schizosaccaromyces pombe (ragi) dan planaria
yang mempunyai beberapa kode genetic yang berbeda. Selain itu, ukuran molekulnya juga
sangat dekat, 16.295 pb pada Mus musculus, 16.569 pb pada Homo dan 16.338 pb pada Bos
taurus. Sebagai kontras, mtDNA pada Drosophila melanogaster adalah 18.600 pb, tetapi
15.800 pb pada M. virilis.
Apabila kita membandingkan macam gen yang terdapat pada mtDNA, maka kita memperoleh
macam gen yang identik. Bukan saja identik, tetapi urutan gen-gen yang terdapat pada
mtDNA manusia maupun katak adalah identik. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri
bahwa mtDNA yang terdapat pada sebagian besar eukariot adalah identik. Kalau memang
mtDNA berasal dari suatu prokariot, maka hanya satu prokariot yang sama yang telah
berhasil melakukan simbiosis dengan nenek moyang yang hidup pada masa kini. Hal ini
membuktikan teori Darwin bahwa organism yang ada berasal dari organism yang hidup
sebelumnya

Teori Evolusi Biologi


D. Teori Evolusi Biologi
1) Evolusi Dari Kelompok Awal

Dari sederetan peristiwa yang disebut di muka, pada akhirnya terbentuklah sel awal yang
selanjutnya merupakan bentuk permulaan dari makhluk bersel satu. Dalam kenyataan
menunjukkan bahwa perbedaan antara hewan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat rendah
tidak jelas. Sehingga
menuntun orang untuk berpendapat bahwa hewan maupun tumbuhan bersel satu berasal dari
satu bentuk asal yang juga merupakan bentuk asal dari flagelata yang kini dijumpai. Contoh
flaqelata yang dijumpai yang menunjukkan sifat seperti tumbuhan maupun hewan adalah
Euglena dan Voluox.

2) Bentuk Pertama Tumbuhan

Ciri bentuk pertama dari tumbuhan adaIah menghilangnya flagela dan berkembangnya
klorofil. Dari bentuk awal ini kemudian berkembang alga, yaitu alga hijau, (yang
diperkirakan berasal dari alga hijau - biru), alga perang, alga merah dan sebagainya.
Semua alga mengandung klorofil di samping adanya pigmen lain. perubahan selanjutnya
adalah perkembangan alga bersel satu menjadi alga bersel banyak. Alga hijau dianggap
sebagai asal – asul dari lumut, yaitu suatu perubahan bentuk kehidupan dari air ke bentuk
kehidupan di
darat. Bentuk kehidupan simbiosis terlihat pada lumut kerak, yaitu bentuk kehidupan
simbiosis antara alga hijau dan alga biru dengan jamur.

3) Bentuk Awal dari Hewan

Dari bentuk awal yang rrrenyerupai flagelata kemudian timbul flagelata yang menyerupai
flagelata yang ada sekarang.
Organisme inilah yang kemudian mewakili kelompok protozoa, yang kemudian dari radiasi
yang bersifat adaptatif timbullah protozoa-protozoa yang lain, yaitu kelompok ameboid,
kelompok yang bersilia, dan protozoa
yang bersifat parasit.
Hewan ciliata cenderung untuk mempertahankan bentuknya dari masa ke masa, sedangkan
hewan protozoa mempunyai bentuk adaptasi antara lain yang hidup di air tawar dan yang
hidup di daratan.
Dari hewan bersel satu, terjadi perubahan yang berupa hewan bersel banyak.
Diduga bahwa hewan bersel banyak mula – mula berbentuk bola yang berongga, terdiri dari
sel-sel yang hanya satu lapis saja.
Berdasarkan hipotesis, hewan tersebut disebut blastea. Nama ini diambil dari satu bentuk
esensial yang selalu dilalui oleh setiap makhluk hidup bersel banyak dalam perkembangan
embriologinya.
Alga dan protozoa sekarang ini merupakan hasil radiasi yang pertama, sedangkan blastea
tidak lagi dijumpai, kecuali dalam bentuk blastula dalam perkembangan embrio makhluk
hidup bersel banyak.
Bentuk blastea merupakan bentuk yang memungkinkan untuk berkembang lebih jauh yaitu
pada radiasi kedua dan ketiga.

a. Radiasi yang kedua


Secara hipotesis perkembangan hewan dari bentuk blastea adalah sebagai berikut.

1. Dari tingkat blastula, embrio hewan berkembang ke arah tingkat gastrula, sehingga terjadi
2 lapisan, yaitu lapisan dalam (endoderma) dan lapisan luar (ektoderma). Dalam tingkat
gastrula hewan tersebut berkembang menjadi dewasa. Lihat Gambar 8.10. Contoh hewan
diploblastik yang kita jumpai sekarang adalah Porifera dan Coelenterata.

2. Kemungkinan lain adalah bahwa setelah melalui tingkat blastula dan gastrula, maka
embrionya tidak berkembang menjadi hewan dewasa, tetapi antara lapisan endoderma dan
lapisan ektoderma, terbentuklah lapisan mesoderma. Setelah terbentuk lapisan mesoderma
baru-lah berkembang menjadi hewan dewasa.
Hewan ini tidak lagi dijumpai, namun keturunannya yang terbentuk sebagai hasil evolutif
(radiasi ketiga), dijumpai dalam berbagai bentuk. Lihat Gambar 8.11.

b. Radiasi Aang ketiga


Tipe-tipe triploblas dapat digolongkan dalam 4 kelompok besar hewan hewan berikut ini
karena meskipun mempunyai mesoderma tetapi berbeda asalnya (dari bagian mana) dan
perkembangannya menjadi embrio. Radiasi ketiga ini terbagi menjadi 4 kelompok berikut ini.
Lihat Gambar 8.12 di halaman 146

I ) Kelompok I
Pada kelompok I ini bagian di kanan dan kiri dari mesoderma membentuk
benjolan yang kemudian meluas sehingga mengisi ruangan di antara ektoderma dan
endoderma. Ruang yang terbentuk disebut coelom.
karena coelom bentuk asalnya dari endoderma maka disebut enterocoelmata. Contohnya:
Echinodermata dan
Chordata.

2) Kelompok ll
Pada kelompok II mesoderma berasal derri ektoderma. Ektoderma melepaskan keiompok-
kelompok sel dalam ruangan di antara endoderma dan ektoderma, sehingga mesodermanya
kompak dan tidak dijumpai coelom. Hewan yang tidak memiliki coelom termasuk dalam
acoelomata. Contohnva: cacing pipih dan cacing pita.
3) Kelompok III
Pada kelompok III ini mesoderma terbentuk dari endoderma maupun ektoderma, hanya saja
setelah mesoderma terbentuk maka terjadi celah yang kemudian berkembang menjadi
coelom. Coelom tersebut
dinamakan schizocoel, hewan yang memiliki schizocoel disebut schizocoelomata.
Contohnya, Annelida, Mollusca, dan Arthropoda
(Crustacea, Insekta, labah-labah).

4) Kelompok IV
Pada kelompok IV, mesoderma dibentuk oleh ektoderma, hanya saja mesoderma tak
memenuhi ruangan seluruhnya, sehingga dengan demikian ruangan tidak dibatasi oleh
mesoderma tetapi oleh ektoderma. Oleh karena itu, coelom tersebut dinamakan pseudocoel.
Hewan yang memiliki pseudocoel termasuk dalam pseudocoelomata.
Contohnya: Rotifera dan cacing gilik atau nematoda.
Pada masa embrio, Annelida yang hidup di laut dan Mollusca sangat serupa, sehingga sulit
sekali untuk dibedakan. Demikian juga antara insekta dan cacing tanah bentuk embrionya
sulit sekali dibedakan meskipun bentuk dewasa mereka berbeda sama sekali.
Hewan-hewan triploblastik pada dasarnya adalah simetri bilateral. Ada anggapan bahwa pada
waktu terjadi perubahan bentuk dari diploblastik ke triploblastik terjadi juga perubahan
bentuk simetrinya, yaitu dari
Simetri radial ke simetri bilateral.

E. Teori Evolusi pada Kelompok Modern

Evolusi invertebrata yang terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek moyang berupa protista
yang hidup di laut. Protista bercabang tiga, dimulai dari filum Porifera, filum Cnidaria, dan
filum Plathyhelminthes. Filum Plathyhelminthes bercabang menjadi tiga.
Cabang pertama bercabang lagi menjadi tiga dimulai dari filum Mollusca, filum Annelida,
dan filum Arthropoda. Cabang kedua menjadi filum Nematoda. Sedang cabang ketiga
menjadi dua, yaitu filum Echinodermata
dan filum Chordata

Dari evolusi invertebrata dapat kita ketahui bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang
berupa Echinodermata. Echinodermata
akan berkembang menjadi Echinodermata modern contohnya bintang laut,
dan bulu babi, Hemichordata, Chordata primitif yang terdiri dari Tunicata dan Lancelets, vertebrata
modern yang terdiri dari tujuh kelas yaitu: Agnata, Chondrichtyes, Osteichthyes, Ampibia, Reptilia,
Aves, dan
Mammalia.

Evolusi Kimia

Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari
bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan
energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala
laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

Skema alat percobaan Miller

Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air
dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang
bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan
aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa
organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.

Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam


sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah
kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya
bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk
hidup yang paling sederhana.

Evolusi Biologi

Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-
reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar
ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan "soppurba" tempat kehidupan dapat
muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan
(koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik
membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan
media luar yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada
koaservat.

Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang
sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme
heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "sop purba"
yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari
molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi
biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan
dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan
dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar
menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya
kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika,
estetika dan inteligensia

Evolusi ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan
waktu yang lama.

Dikenal 2 macam evolusi:

1. Evolusi progresif :
evolusi meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).

2. Evolusi regresif (retrogreslf) :


evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.

Teori evolusi merupakan perpaduan antara ide (gagasan) den fakta (kenyataan). Yang
dianggap sebagai pencetus ide evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang
menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul "On the
ofiginof species by means of natural selection" atau "The preservation of
favored races in the struggle for life".

Alfred Wallace (1823-1913) secara terpisah mengembangkan pemikirannya dan


menghasilkan konsepsi yang sama dengan pendapat Charles Darwin.

Joseph Hooker, teman Charles Darwin menggabungkan tulisan Alfred Wallace den
Charles Darwin. Judul kedua tulisan tersebut menjadi "On the tendency of species to
from vafieties and on the perpetuation of vafieties and species by natural
means of selection".

Pro dan kontra tentang berbagai pendapat tentang masalah evolusi

1. Lamarck vs Weismann :
Weismann (biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai
diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.

Percobaannya : Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata


keturunannya tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan
sampai 20 generasi.

2. Lamarck vs Darwin :
Mereka berbeda pendapat mengenai "munculnya" jerapah berleher panjang.

Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek karena makanan yang berupa daun
makin berkurang maka dari generasi ke generasi leher jerapah semakin panjang untuk
menjangkau daun yang semakin tinggi letaknya.

Menurut Darwin : dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan berleher
pendek. Dalam kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher panjang tetap
bertahan hidup jerapah berleher pendek lenyap secara perlahan-lahan.
3. Spesiasi atau terjadinya spesies baru:
Ada pendapat spesies baru bisa terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi
antara faktor luar dan faktor dalam. Mekanismenya dapat dijelaskan dengan rumus :

F = G + L,

F = fenotip,
G = genotip,
L = lingkungan

maka bila F1  F2  F3  F4  F5  .............. F12, dimana F12 mungkin sudah jauh


berbeda dengan F1 sehingga F12 dapat dinyatakan sebagai spesies baru.

Untuk dapat memahami masalah evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian


berikut :

A. Pengertian Spesies
Populasi-populasi yang masih mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk
dalam satu spesies.
Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun kelakuan tidak menjadi alasan
dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda.

B. lsolasi Reproduksi
Barier (hambatan) geografik dapat memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi
(allopatric) keadaan ini memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua
populasi tersebut berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).

C. Macam-macam Isolasi Intrinsik


1. Mekanisme yang mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:
1.1. Isolasi ekogeografi
1.2. Isolasi habitat
1.3. Isolasi iklim/musim
1.4. Isolasi perilaku
1.5. Isolasi mekanik

2. Mekanisme yang mencegah terjadinya hibrida:


2.1. Isolasi gamet
2.2. Isolasi perkembangan
2.3. Ketidakmampuan hidup suatu hibrida

3. Mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida:


3.1. Kemandulan betina
3.2. Eliminasi hibrida yang bersifat selektif

D. Spesiasi Sebagai Akibat Adanya Poliploid


Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana yang mempunyai
14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah (non-
disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang
kemudian diberi nama Oenothera gigas.

Kedua Oenothera tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena


pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan
keturunan yang triploid dan kemudian ternyata steril.
E. Radiasi Adaptif
Contoh klasik radiasi adaptif adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos,
perbedaannya pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang
lain.

F. Divergensi, Kepunaban, Konvergensi


Peristiwa radiasi adaptif merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau
beberapa spesies.

Kalau dibuat garis keturunannya maka terlihat adanya garis-garis yang menyebar
(divergen) oleh sebab itu peristiwa ini disebut divergensi.
Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu
cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/
re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa
kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.

Konvergensi adalah peristiwa dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup
yang sama, tetapi makhluk tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang
jauh tetapi kemudian karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ
yang fungsinya serupa.

1. Anatomi Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada
pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Homologi
alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau
diteliti mempunyai bentuk dasar sama.

b. Analogi
alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena
perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.

2. Embriolog Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari
zygot  blastula  gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk
bermacam-macam alat tubuh.

Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa
dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.

Cotoh: adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang
dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio
amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.

3. Perbandingan Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari
mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah
serupa pada hampir semua organisme.

4. Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia


Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk
menentukan jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai
dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa
domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi
burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies
berbeda.

6. Petunjuk-petunjuk dari alat tubuh yang tersisa


Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah
tidak berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing

7. Petunjuk-petunjuk Paleontologi
Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda:
dari Eohippus (kuda zaman Eosin)  Mesohippus 
Merychippus  Pliohippus  Equas (kuda zaman sekarang).

A. Pendapat Teilhard de Chardin mengenai proses evolusi


Proses evolusi dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:

1. Tahap Geosfer:
Tahap ini adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.

2. fahap Biosfer:
Kalau ada tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
"loncatan" dari materi tak hidup menjadi "materi" hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah "loncatan" munculnya
manusia.

3. Tahap Nesosfer:
Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang
semakin mantap.

B. Penetapan Umur Fosil


Penetapan umur fosil dapat dilakukan 2 cara:
• Cara tidak langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan
bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.

Beberapa contoh penetapan umur fosil :


1. Berdasarkan peristiwa laju erosi
2. Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
3. Kandungan garam
4. Penentuan umur dengan zat radioaktif

C. Evolusi Manusia
Fosil subhuman tertua adalah Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera
daripada manusia, kemudian muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus
yang hidup pada ± 500.000 tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada
kera, volume otaknya ± 1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia
modern ± 1500 cc, subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini
hidup pada pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu,
orang beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat
takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua
adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih
tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal dari
Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis
adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 - 20.000 tahun yang lalu.

Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan
distribusi organisme di permukaan bumi. Di dunia ini dikenal 6 daerah biogeografi
dengan masing-masing daerah yang memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu
(unik) dalam kelompok-kelompoknya.

Daerah biogeografi ini dinamakan Australia, Oriental, Ethiopia, Neotropika,


Paleartik dan Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka kedua
daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik.

IKLIM DAN BIOGEOGRAFI

Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan
yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis
hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut. Pada dasarnya iklim
tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya untuk intensitas
cahaya yang tersedia untak proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperatur umumnya.

Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah
adalah kelembaban, kelembaban ini juga bergantung pada cahaya matahari dan
temperatur. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan
pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang lebih sedikit membantu
komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, rumput dan
akhirnya kaktus atau tumbuhan gurun lainnya.

Makin tinggi curah hajan dan temperatur di suatu daerah (tanah) makin banyak dan
makin besar jumlah tumbahan yang didukungnya. Dengan demikian iklim merupakan
salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi.

Daerab-daerah biogeografl di dunia dengan beberapa organisme yang khas

1. Australia

Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik.


Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia
berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis
burung Kakaktua, ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi.

2. Oriental
Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung
Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.

3. Ethiopia

Afrika, Magaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika


Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra,
Jerapah, Burung Onta.

4. Neotropik

Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.


Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.

5. Neartik

Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan
Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves).

6. Paleartik

Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari
gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.

Distribusi organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu dan susunan atau bentuk
benua-benua dan hubungan ekologis masa lalu dan masa sekarang, serta semua
interaksi satu sama lainnya. Karena kompleksitas hubungan ini, maka para pakar
biogeografi telah cenderung memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama
terhadap bidang ilmu ini.

Biogeografi Sejarah

Menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok


organisme. Dari mana mereka berasal ? Bagaimana mereka menyebar ? Bagaimanakah
distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan kepada kita tentang sejarahnya
masa lalu ?

Biogeografi Ekologi

Memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik dan
interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana hubungan-hubungan ini
mempengaruhi dimana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa
sekarang.

PENYEBARAN HEWAN DI INDONESIA

Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi
besar, yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian.
Didasarkan kepada sejarah asal wilayah Nusantara beberapa pakar membagi wilayah
Indonesia menjadi beberapa kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah:

1. Kawasan Indonesia Barat: meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan. Hewan-


hewannya menyerupai hewan daerah oriental, misalnya:
gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.

2. Kawasan Indonesia Timur: meliputi Irian Jaya dan sekitarnya.


Hewan-hewannya menyerupai hewan di daerah Australia.

3. Kawasan Wallacea: meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan


Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor. Memiliki hewan-hewan
khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.

FLORA MALESIANA

Malesiana adalah suatu daerah luas yang meliputi Malaysia, Indonesia, Papua Nugini dan
Kepulauan Solomon.

Daerah ini merupakan wilayah bioma hutan hajan tropika dan memiliki beberapa jenis
tumbuhan yang khas, misal: rotan, jati, cendana, kayu hitam.

Flora yang ditemukan di daerah ini sangat bervariasi bahkan beberapa tumbuhan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
misal: jati, meranti, anggrek, rotan, kayu cendana, makroni dan lain-lain.

 
BUKTI-BUKTI EVOLUSI

Bukti-bukti peninggalan Evolusi antara lain


1. Peninggalan berupa fosil

Fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membantu. Fosil
juga dapat berupa jejak atau kotoran suatu jenis binatang.Dengan mempelajari fosil dapat
memperoleh petunjuk adanya evolusi.Dengan membandingkan struktur tubuh hewan yang
menjadi fosil dan hewan
sekarang.dapatdisimpulkan bahwa keadaan lingkungan pada masa sekarang
berbeda.Leonardo da Vinci(1452-1519) pertama kali berpendapat bahwa fosil merupakan
suatu bukti adanya mahluk hidup pada masa yang lampau. Carles Robert Darwin (1809-
1882) berpendapat bahwa perubahan bentuk disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih
mudah.Oleh sebab itu,fosil pada lapisan bumi yang mudah berbeda dengan fosil di lapisan
bumi yang lebih tua.
Penemuan fosil sering membuat pusing perunut evolusi. Hal ani karena fosil mahluk hidup
jarang ditemukan dalam keadaan lengkap.penemuan fosil hanya berupa bagian atau beberapa
bagian tubuh mahluk hidup. Keadaan fosil yang demikian disebabkan oleh beberapa
faktor,yaitu:

 Terjadinya lipatan batuan bumi.


 Pengaruh air,angin,dan bakteri pembusukan.
 Hewan pemakan bangkai dan
 Jenis organism ( ada organisme yang tida bias menjadi fosil).

Satu-satunya fosil yang paling lengkap ditemukan adalah fosil kuda. Sejarah perkembangan kuda
merupakan contoh yang paling baik untuk menerangkan adanya perubaha-perubahan bentuk yang
berlangsung dari masa ke masa.hal  ini karena fosil-fosilnya di temukan secara lengkap pada setiap
zaman geologi .fosil kuda tersebut  di temukan oleh dua orang ilmuan amerika yaitu MARS dan
OBSORN.
Menurut para ilmuan Pada contohnya  Fosil kuda sebagai berikut:

 Ukuran tubuh semakin besar,dari yang semula sebesar kucing menjadi sebesar kuda
seperti sekarang.
 Kepala semakin besar dan jarak antara mulut dengan mata semakin jauh.
 Leher semakin panjang.
 Geraham muka dan belakang semakin besar,berlapis email,dan bentuknya semakin
sesuai untuk memakan rerumputan.
 Kaki depan dan belakang semakin panjang,gerakan semakin lincah,larinya semakin 
cepat,tetapi rotasi tubuh semakin berkurang.
 Jari kuku dari lima jari menjadi satu jari,bentuknya semakin pajang, jari kedua dan
keempat mengalami kemunduran sehingga menjadi organ yang tidak berfungsi lagi
(Rudimenter).
2. Homologi 

Organ-organ dari berbagai mahluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama, kemudian strukturnya
berubah sehingga fungsinya menjadi berbeda disebut homolog.Peristiwanya dinamakan  homologi.
Contohnya Tangan manusia homolog dengan kaki depan kuda, kaki depan anjing dengan sayap
burung,dan kaki depan buaya dengan sirip dada ikan paus.

Homologi organ sangat mendukung teori yang menyatakan bahwa suatu organisme berasal dari satu
nenek moyang  yang kemudian mengalami radiasi adaptif,membentuk species-species baru  ( terjadi 
perkembangan  evolusi dipergensi). Radiasi adaptif adalah  makreovolusi yang bertanggung jawab
terhadap pola utama diversitas evalusioner.

Lawan dari homologi adalah analogi. Analogi yaitu dua organ tubuh yang  berfungsinya sama, tetapi
mempunyai asal usul yang berbeda. Contoh: sayap serangga analog dengan sayap burung  camar
atau antara sayap kupu-kupu dengan sayap kelelewar.

Terbentuknya analogi menunjukkan terjadinya evolusi konvergensi terjadi karena adanya modifikasi
dari kutup gen.pada evolusi ini tidak pernah dihasilkan organism baru, tetapi hanya menghasilkan
variasi sehingga populasi terakhir dengan jelas memperlihatkan perbedaan dengan moyangnya.

3. Embriologi Perbandingan

Tahap-tahap perkembangan selalu dialami oleh hewan multisel yang berkembang biak secara
seksual  tahap-tahap perkembangan tersebut dimulai dari zigot sampai dengan fase-fase tertentu,
menunjukkan adanya persamaan pada berbagai jenis vertebrata. Beberapa persamaam terlihat
mulai dari zigot, morula, blastula,embrio,akan  mengalami fase perkembangan yang berbeda.

4. Variasi Individu

Individu-individu yang termasuk dalam suatu spesies tidak pernah bersifat identik atau persis sama
hal ini menunjukkan bahwa antarindividu di dalam suatu species mempunyai variasi-variasi. Artinya
secara genetik maupun kefaalan tiap-tiap spesies mahluk hidup memiliki perbedaan seperti
perbedaan seperti perbedaan warna,ukuran,berat,maupun kebiasaan.jadi, antar individu didalam
satu spesies pun terdapat  variasi.

5. Perbandingan Fisiolog

Kegiatan fisiologi di dalam setiap sel pada mahluk hidup tingkat rendah maupun  mahluk hidup
tingkat  tinggi memiliki banyak kemiripan, antara lain dalam proses metebolisme, respirasi, sintesis
protein, maupun sintesis  ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup.

6. Petunjuk secara  Biokima

Kekerabatan berbagai  jenis  mahluk hidup dapat diuji secara  biokimia, salah satunya yaitu dengan
uji  presipitin oleh natael.
7. Adanya  Alat-alat Tubuh  yang tersisa merupakan petunjuk adanya evolusi. Alat-alat ini pada
hakikatnya  sudah tidak berguna lagi namun masih dijumpai dan jumlahnya sangat banyak, masalnya
pada manusia terdapat  100 macam, sisa-sisa alat tubuh yang ditemukan  pada manusia,antara lain
otot penggerak telinga, tulang ekor , umbai cacing, dan gigi taring yang runcing. Sisa organ tubuh
pada hewan  antara lain adanya sisa kaki belakang pada ular pyton dan mereduksinya organ mata
pada ikan, serangga serta laba-laba yang hidup di gua yang gelap.

VARIASI GENETIKA

Evolusi terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.Variasi dalam suatu keturunan terjadi
karena dua sebab utama,yaitu danya mutasi gen dan adanya rekombinasi gan-gan dalam suatu
keturunan.

1. Mutasi gendengan sifat 

Salah satu penyebab terjadinya perubahan sifat suatu otganisne yaitu adanya perubahan struktur
kimia gen(AND) pada organisme tersebut, atau sering di sebut mutasi gen.Mutasi gen terjadi secara
acak dan dapat terjadi tanpa ataupun karena pengaruh faktor luar.

Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang pentinng dan dapat memunculkan spesies baru dengan
sifat yang lebih baik,tergantung dari angka laju mutasi.Angka laju mutai adalah angka yang
menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang di hasilkan oloh suatu individu
dari suatu spesies.Angka laju mutasi memang sangat kecil,tetapi merupakan mekanisme yang sangat
penting karena hal-hal berikut.

 Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen


 Individu dalam satu generasi dapat menghasilkan ribuan sampe jutaan gamet.
 Jumlah generasi suatu spesies selama spesies   itu ada banyak sekali.

2. Frekuensi gan di dalam populasi

Frekuensi gan adalah frekuensi kehadiran suatu gan di dalam populasi dalam hubunganya dengan
frekuensi semua alelnya.Dalam genetika,populasi berarti kelompok organism yang dapat saling
kawin.misalnya dalam suatu populasi terdapat  gaen dominan(A) denga alel gen resesif(a).

3. Rekombinadi dan seleksi alam

Mutasi yang menguntungkan akan menghasilkan individu dengan viabilits dan fertilisasi yang
tinggi,serta bersifat adaftif.Apa bila individu-individu yang mengalami mutasi melekukan kawin
silang,akan terjadi rekpmbinasi gen pada keturunanya.venotif individu hasil kawin silang tersebut
dapat berbeda sekali dengan fenootif kedua induknya.Dengan danya faktor seleksi alam,hanya
individu yang adaptif saja yang dapat bertahan hidup dan mewariskan sifat-aifat pada generasi
berikutnya.
4. Hukum hardy-weinberg

E.H.hardy(inggris) dan w.weinberg(jerman) mengembangkan studi genetika populasi,dari hasil


studinya,kedua ahli tesebut menyatakan bahwa keseimbangan frekuensi genotif AA,Aa,aa, dan
perbandinagn gen A dan a selalu sama dari generasi ke generasi. Hal tersrbut dapat terjadi asalkan
memenuhi beberapa persysaratan berikut

1. Tidak ada mutasi.


2. Terjadi perkawina secara acak..
3. Tidak ada aliran gen dan tidak ada terjadi migrasi
4. Tidak terjadi genetic dript atau populasi cukup besar..
5. Tidak ada seleksi alam.

Anda mungkin juga menyukai