Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

DASAR (BIOGENESIS) (PET-1313)


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
(BIOGENESIS)
(PET-1313)

Disusun Oleh :
NAMA

: SUPARMAN M

NIM

: 60700114031

KELAS

:A

KELOMPOK

: 3 ( Tiga )

ASISTEN

: NUR FATIMAH JAMRAH

LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asal usul menurut pandangan pengetahuan belum sepenuhnya jelas, ada hal-hal yang
masih menjadi misteri. Selain itu, ada dua pandangan terpisah mengenai asal-usul kehidupan.
Pandangan kreasionis yang sangat terinspirasi oleh teks asli kitab kejadian, menyatakan bahwa
bumi tak lebih dari 10.000 tahun usianya. Kreasionisme saintifik, permodelan ulang pandangan
tersebut oleh sejumlah ahli geologi dan insinyur konservatif memicu sejumlah pertempuran
global oleh para fundamentalis (George, 2002 : 11).
Dari beberapa teori diatas maka lahirlah teori asal-usul tentang kehidupan yang
dicetuskan oleh para ilmuan terdahulu. Dimana telah melahirkan teori abiogenesis (Aristoteles,
Anaximander, Jan Babsista Vant Kelmont dan Antinie Van Leuwenhoek). Aristoteles
beranggapan bahwa makhluk hidup sebetulnya berasal dari makhluk tak hidup, karena dia
melihat semut itu selalu keluar dari tanah sehingga beranggapan bahwa semut itu berasal dari

tanah. Teori yang dikemukakannya dikenal sebagai teori generatio spontanea, yang berarti
makhluk hidup terbentuk secara spontan. Teori ini dikenal juga sebagai teori abiogenesis, yang
menyatakan bahwamakhluk hidup berasal dari benda tak hidup (George, 2002 : 11).
Hingga beratus-beratus tahun kemudian muncullah beberapa ilmuwan yang berusaha
mematahkan teori abiogenesis yang dilontarkan oleh aristoteles yang masih bertahan pada saat
itu. Diantara ilmuwan tersebut, yakn Fransisco Redi (Italia, 1626-1697 ), Lazzaro Spallanzani
(Italia, 1972-1799) dan Louis Pasteur ( Prancis, 1822-1895) (Syamsuri, 2000 : 15).
Salah satu Ilmuwan yang bernama Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan
menggunakan kuah kaldu, dimana ditempatkan disuatu wadah. Pada wadah itu ada yang terbuka,
ada yang tertutup, dan ada pula yang tertutup dan sudah di panasi. Lazzaro mengamatinya, dan
memperhatikan perubahan yang terjadi pada air kaldu tersebut (Syamsuri, 2000 : 15).
Setelah beberapa hari, Lazzaro memperhatikan perubahan yang terjadi pada kaldu,
dimana yang tidak tertutup dan yang tertutup tapi tidak dipanasi kaldunya berubah warna, sedang
yang tertutup tapi dipanasi tidak mengalami perubahan. Dari hal itu dia beranggapan bahwa
adanya mikroorganisme pada kaldu. Sehingga terjadi perubahan pada kaldu itu kecuali pada
kaldu yang telah dipanasi (Slamet, 1999 : 17).
Berdasarkan hal diatas maka patahlah teori abiogenesis yang telah bertahan selama
ratusan tahun lamanya. Teori biogenesis modern (A. I. Oparin, Herold Urey dan Standlay
Miller), teori ciptaan, teori kozmozoa, teori evolusi kimia, teori biokimia dan teori keadaan bumi
(Slamet, 1999 : 17).

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana asal usul kehidupan melalui percobaan Fransisco Redi?

2.

Bagaimana asal usul kehidupan melalui percobaan Lazzaro Spanllanzani?

3.

Bagaimana asal usul kehidupan melalui percobaan Louis Pasteur?


C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah ingin mengetahui asal usul kehidupan melalui suatu
rangkai percobaan sederhana dari Fransisco Redi, Lazzaro Spanllanzani, dan Louis Pasteur.
2. Kegunaan
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar dapat memahami dan mengetahui
bagaimana asal usul kehidupan dari percobaan Fransisco Redi, Lazzaro Spanllanzani, dan Louis
Pasteur.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum
Tantangan untuk menjelaskan asal usul kehidupan merupakan sumber krisis terbesar yang
dihadapi teori evolusi. Alasannya, molekul-molekul organik sangat kompleks dan
pembentukannya tidak mungkin dapat diterangkan sebagai suatu kebetulan. Selain itu, telah
terbukti bahwa sel organik mustahil terbentuk secara kebetulan (Bilbina, 1996).
Evolusionis dihadapkan pada pertanyaan tentang asal usul kehidupan pada perempat
kedua abad ke-20. Pakar terkemuka teori evolusi molekuler, evolusionis Rusia, Alexander I.
Opari Sayangnya, asal usul sel masih menjadi pertanyaan, yang merupakan titik tergelap dari

teori evolusi yang utuh. Kemunculan kehidupan di bumi adalah masalah terbesar yang belum
terpecahkan (Kuncoro, 2007 : 7).
Pertanyaan dari manakah asal kehidupan?, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori
dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran
Abiogenesis / Generatio spontanea dari Aristoteles (Kuncoro, 2007 : 7).
Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa di
ungkap para ilmuan. Secara umum, teori asal-usul kehidupan ada dua yaitu, abiogenesis
( makhluk hidup berasal dari benda mati) dan (biogenesis makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup sebelumnya) (Wikipedia, 2014).
Teori generatio spontanea pertama kali dikemukakan oleh seorang bangsa Yunani, yaitu
Aristoteles ( 394 - 322 sebelum masehi ). Teorinya mengatakan bahwa makhluk hidup pertama
penghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi
secara spontan karena adanya daya hidup. Paham generatio spontanea bertahan cukup lama yaitu
sejak zaman Yunani kuno, ( ratusan tahun sebelum masehi ) hingga pertengahan abad ke 17.
Pada abad ini paham generatio spontanea seolah-olah diperkuat oleh Antonie Van
Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk melihat jentik-jentik ( makhluk hidup ) amat kecil pada setetes rendaman air
jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis (Wikipedia, 2014).
Jika abiogenesis dan generatio spontanea digabungkan maka pendapat paham tentang
asal-usul kehidupan adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati/tak
hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya ikan dan katak berasal dari lumpur, cacing
berasal dari tanah dan belatung berasal dari daging yang membusuk. Lazarro Spallanzani (17291799), dalam usahanya untuk membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis itu tidak benar,

mendidihkan kaldu daging, yaitu satu larutan nutrien dalam labu selama satu jam lalu wadah
tersebut ditutupi rapat-rapat. Maka tak ada jasad renik dalam labu tersebut. Tetapi hasil
percobaannya ini dikuatkan lagi dengan rangkaian Needham bahwa mikroba tidaklah muncul
karena generasi spontan. Needham bersikeras bahwa diperlukan udara untuk generasi spontan
mikroba dan bahwa udara itu dikeluarkan dari labu selagi percobaan Spallanzani maka tak ada
mikroba yang muncul. Perbedaan pendapat ini dipecahkan 80 atau 90 tahun kemudian oleh dua
peneliti secara terpisah, yaitu Franz schulze (1815-1873) dan Theodor Schwann (1810-1882).
Schulze malalukan udara melewati larutan asam pekat ke dalam labu berisi kaldu daging yang
dididihkan, sedangkan Schwann melalukan udara melalui tabung membara ke dalam labu berisi
kaldu daging yang dididihkan. Maka di dalam masing-masing labu itu tidak ada mikroba karena
tertutuo oleh asam dan panas yang luar biasa. Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan
mereka yang menyokong konsep abiogenesis (Pelczar, 2007 : 25).
Pada percobaan Louis Pasteur pada tahun 1865 melakukan percobaan dengan labu yang
berisi air kaldu yang di tutup oleh suatu pipa yang melengkung seperti leher angsa dapat
meyakinkan bahwa tidak ada kehidupan yang dapat timbul dari benda mati. Maka
disimpulkannya pendapat itu dengan ucapan Omne vivum ex ovo, Omne ovom ex vivo. Pendapat
pasteur di dukung oleh Jhon Tyndall yang menemukan suatu metode yang disebut Tyndallisasi
untuk mensterilkan media yang mengandung bakteri tahan panas yang tidak dapat dimatikan
dengan perebusan (Pelczar, 2007 : 26).
Ternyata bakteri yang tahan panas pembentuk spora. Dengan demikian runtuhlah
pandangan yang menganggap bahwa mikroba dapat terjadi dari benda mati dan muncullah pahan
biogenesis yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari mahkul hidup sebelumnya
(Ristiani, 2008 : 33).

B. Tinjauan Khusus
Teori abiogenesis Aristoteles diragukan oleh banyak ahli diantaranya Francesco Redi
(Italia), Lazaro Spalanzzani (Italia) dan Louis Pasteur (Prancis). Mereka percaya bahwa makhluk
hidup berkembang dari makhluk hidup sebelumnya. Teori mereka dinamakan teori biogenesis
(Syamsuri, 2000 : 11).
1. Percobaan Frencesco Redi (1626-1697)
Orang yang pertama melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis adalah
Francesco Redi (1626-1697). Redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua stoples. Stoples
pertama diisi dengan keratdaging dan ditutup rapat, sedangkan stoples kedua diisi dengan kerat
dagingdan dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari, stoples pertama tidak ditemukan larva lalat.
Sedangkan pada stoples yang kedua, daging telah membusuk dan terdapat banyak larva. Redi
menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, melainkan berasal dari
lalat yang masuk kemudian bertelur dan menetas menjadi larva. Hasil percobanini mendapat
sanggahan dari ilmuan penganut teori abiogenesis. Sanggahant ersebut adalah kehidupan pada
stoples pertama tidak dapat terjadi karena stoples tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak
dengan udara. Akibatnya tidak ada daya hidup didalamnya (Syamsuri, 2000 : 12).
Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu
meletakkan daging pada stoples yang ditutup dengan kain kasa sehingga masih terjadi hubungan
dengan udara, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasilnya, ditemukan sedikit larva dan pada kain
kasa penutupnya ditemukan lebih banyak larva. Kesimpulannya, larva berasal dari lalat yang
hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh pada daging (Hafid, 2013).
2. Percobaan Spalanzzani (1765)

Pada tahun 1765, Lazzari Spallanzzani melakukan percobaan yang berlawanan dengan
teori Needham, Spallanzzani menyatakan bahwa Needham tidak merebus tabung cukup lama
sampai semua organisme terbunuh dan Needhan juga tidak menutup leher tabung dengan rapat
sekali sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh (Supatmo, 1998).
Dari percobaan yang dilakukannya, Spalanzzani menyimpulkan bahwa, timbulnya suatu
kehidupa sebelumnya, mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu percobaannya timbul karena
adanya mikroorganisme yang telah ada sebelumnya di udara (Ristiani, 2008).
Spalanzzani mencoba memperlihatkan bahwa mikroorganisme tadi tidak muncul secara
tiba-tiba. Kemudian ia, melakukan suatu percobaan, ia mendidihkan kaldu gizi dalam labu
kemudian menutupnya rapat-rapat sehingga tidak dimasuki apapun dari luar. Kalau itu tetap
bersih atau bening (steril). Akan tetapi, mereka sedemikian rupa sehingga generatio spontanea
tidak dapat terjadi (Supatmo, 1998).
3. Percobaan Louis Pasteur (1864)
Louis Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan menggunakan tabung leher angsa.
Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Pasteur merebus kaldu
hingga mendidih dan kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya, udara mampu masuk ke
dalam tabung, namun partikel debu akan menempel pada lekungan leher tabung. Setelah sekian
lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Namun setelah Pasteur memiringkan tabung leher
angsa tersebut air kaldi didalam tabung kemudiandi tumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan
bahwa kehidupan juga berasal dari kehidupan sebelumnya. Setelah ditumbangkannya teori
abiogenesis oleh Louis Pasteur maka berkembanglah teori biogenesis. Dengan pernyataannya
yang terkenal omne vivum ex ovo, omne ovum exvivo, yang artinya kehidupan berasal dari telur
dan telur berasal dari kehidupan karena telah ada kehidupan sebelumnya (Pratiwi, 2004 : 17).

Ada dua hal yang penting dalam karya Pasteur yang tidak mendapat perhatian. Yang
pertama, beliau tidak membuktikan bahwa generatio spontanea tidak pernah akan terjadi.
Sesungguhnya tidak mungkin untuk membuktikan hal negatif tentang sesuatu. Pasteur
sebagaimana redi sebelum beliau, hanya menunjukkan contoh-contoh generatio spontanea yang
disangka-sangka benar itu akan gagal, jika organisme hidup yang memang sudah ada ditiadakan
bahwa kehidupan tak diciptakan secara spontae tetap secara pasti kita tidak mempunyai bukti
yang kuat. Yang kedua jika hal itu benar-benar berarti bahwa generatio spontanea dari kehidupan
itu tidak mungkin, maka tentang asal-usul kehiudpan itu tidak mungkin, maka tentang asal-usul
kehidupan tidak dapat diterangkan dengan dasar ilmiah (Kimball, 1983 : 11).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
Hari / Tanggal : Senin, 10 November 2014
Pukul
Tempat

: 13.00 15.00 WITA


: Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar, Samata Gowa.


Alat dan Bahan
1.

Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol jam (botol selai)
dengan penutupnya, bunsen, kain kasa, pipa kapiler dengan diameter 0,5 cm (dibuat sebagai
model leher angsa), sumbat gabus, dan tabung reaksi.
2.

Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kaldu, daging

sapi segar, korek api.

C.

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1.

Percobaan Fransisco Redi


1.1.

2.
2.1

Tiga tabung (botol selai) diisi dengan sekerat daging segar.


1.2.

Tabung I diisi daging tanpa ditutup.

1.3.

Tabung II diisi daging lalu ditutup dengan kain kasa.

1.4.

Tabung III diisi daging lalu ditutup rapat.

1.5.

Mengamati tabung tersebut setiap hari selama seminggu.

1.6.

Mengamati apa yang terjadi.

Percobaan Lazzaro Spallanzani


Menyiapkan empat buah tabung reaksi yang bersih dan steril dan masing-masing diisi dengan air
kaldu sapi.

2.2. Tabung I diisi 10 ml air kaldu lalu ditutup tanpa dipanaskan.


2.3. Tabung II diisi 10 ml air kaldu lalu dipanaskan dan tanpa ditutup.
2.4. Tabung III diisi 10 ml air kaldu lalu ditutup dan disterilkan (dipanaskan).

2.5. Tabung IV diisi 10 ml air kaldu tanpa ditutup dan dipanaskan.


2.6. Mengamati tabung setiap hari selama seminggu dan melihat apa yang terjadi.
3.
3.1

Percobaan Louis Pasteur


Menyiapkan tabung reaksi atau labu yang kemudian diisi dengan 10 ml air kaldu lalu ditutup dan
di hubungkan dengan pipa berbentuk leher angsa dan dipanaskan sampai steril.

3.2. Membiarkan tabung reaksi atau labu tersebut selama tiga hari pengamatan dan melihat apa yang
terjadi (melihat warna kaldu).
3.3. Memiringkan tabung atau labu hingga air kaldu menyentuh pipa leher angsa.
3.4. Mengamati perubahan yang terjadi satu hari setelah tabung atau labu dimiringkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Percobaan pada Fransisco Redi
No
.

Hari/Tangga
l

Toples I

Toples II

Toples III

Senin

Tidak berbau

Tidak berbau

Tidak berbau

10-11-2014

Masih basah

Masih basah

Masih basah

Warna merah

Warna merah

Warna merah

Masih segar

Masih segar

Masih segar

Tidak berbau

Tidak berbau

Tidak berbau

Selasa

11-11-2014

Masih basah

Masih basah

Masih basah

Warna merah

Warna merah

Warna merah

Tidak berlarva

Tidak berlarva

Tidak berlarva

Rabu

Berbau

Sedikit berbau

Tidak berbau

12-11-2014

Sedikit kering

Sedikit kering

Masih basah

Warna
kecoklatan

Warna
kecoklatan

Warna merah

Berlarva

Tidak berlarva

Tidak berlarva

Kamis

Berbau busuk

Berbau busuk

tidak berbau

13-11-2014

Mengerut

Mengering

Sedikit
mengering

Kecoklatan

Kecoklatan

Kecoklatan

Berlarva

Tidak berlarva

Tidak berlarva

Jumat

Berbau busuk

Berbau busuk

Berbau

15-11-2014

Mengerut

Mengerut

Sedikit kering

Hitam
kecoklatan

Kecoklatan

Kecoklatan

Berulat

Berulat

Tidak berlarva

Sabtu

Berbau busuk

Berbau busuk

Berbau

16-11-2014

Mengerut

Mengerut

Sedikit kering

Hitam
kecoklatan

Kecoklatan

Warna
kecoklatan

Berulat

Berulat

Tidak berlarva

Minggu

Berbau busuk

Berbau busuk

Berbau

17-11-2014

Mengecil

Mengecil

Mengerin

Warna hitam

Warna
kecoklatan

Kecoklatan

Berulat

Berulat

Tidak berlarva

Senin

Berbau busuk

Berbau busuk

Berbau

18-11-2014

Mengecil

Mengecil

Mengerin

Warna hitam

Warna hitam

Kecoklatan

Berulat

Berulat

Tidak berlarva

Sumber : Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar, 2014

2. Percobaan pada Lazzaro Spanllanzani


No

Hari/Tanggal

Tabung I

Tabung II

Tabung III

Tab

Senin
10-11-2014

Warna bening
Tidak ada bau

Warna bening
Tidak ada bau

Warn
Tidak

Tidak ada endapan

Tidak ada endapan

Warna Bening
Tidak ada bau

Warna Bening
Tidak ada bau

Tidak ada endapan

Tidak ada endapan

Warna bening
Tidak ada bau

Warna bening
Tidak ada bau

Warn
Tidak

Tidak ada endapan

Tidak ada endapan

Ada

Warna keruh
Ada bau
Ada endapan
Warna keruh
Ada bau
Ada endapan
Warna keruh
Ada bau
Ada endapan
Warna keruh
Sangat bau
Banyak endapan
Warna keruh

Warna keruh
Tidak ada bau
Tidak ada endapan
Agak keruh
Tidak ada bau
Tidak ada endapan
Agak keruh
Tidak ada bau
Sedikit endapan
Agak keruh
Tidak ada bau
Sedikit endapan
Agak keruh

Warn
Ad
Ada
Warn
Ad
Ada
Warn
Ad
Ada
Warn
San
Banyak
Warn

Kamis
13-11-2014

Jumat
14-11-2013

Sabtu
15-11-2014

Minggu
16-11-2014

Senin

Warna bening
Tidak ada bau
Tidak ada
endapan
Agak keruh
Tidak ada bau
Tidak ada
endapan
Warna keruh
Ada bau
Tidak ada
endapan
Warna keruh
Ada bau
Ada endapan
Warna keruh
Ada bau
Sedikit endapan
Warna keruh
Ada bau
Sedikit endapan
Warna keruh
Ada bau
Sedikit endapan
Warna keruh

17-11-2014

Ada bau

Sangat bau

Tidak ada bau

Sedikit endapan

Banyak endapan

Sedikit endapan

Banyak

Bau

Endapa

Selasa
11-11-2014

Rabu
12-11-2014

Tidak ad

Aga
Tidak

Tidak ad

San

Sumber : Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar, 2014

3. Percobaan pada Louis Pasteur


3.1. Sebelum dimiringkan
No

Hari/Tanggal

Warna

1
2
3

Senin
10-11-2014
Selasa
11-11-2014
Rabu
12-11-2014

Jernih tidak keruh

Tidak berbau

Tidak ada en

Jernih tidak keruh

Tidak berbau

Tidak ada en

Jernih tidak keruh

Tidak berbau

Tidak ada en

Sumber : Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar, 2014

3.2. Setelah dimiringkan


No
4
5
6
7
8

Hari/Tanggal
Kamis
13-11-2014
Jumat
14-11-2014
Sabtu
15-11-2014
Minggu
16-11-2014
Senin
17-11-2014

Warna

Bau

Jernih tidak keruh

Tidak berbau

Tidak ada en

Jernih tidak keruh

Tidak berbau

Sedikit End

Agak keruh

Berbau

Sedikit End

Keruh

Berbau

Banyak end

Keruh

Sangat berbau

Banyak end

Sumber : Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar, 2014

B. Pembahasan
Adapun pembahasan mengenai hasil praktikum yaitu sebagai berikut:
1. Percobaan pada Fransisco Redi
Pada percobaan Fransisco Redi kita menyediakan tiga botol selai yang dimana setiap
botol selai berisi daging segar dan dari ketiga botol tersebut ada beberapa perlakuan yang
diberikan yang dimana pada botol I diisi dengan daging segar dan tidak ditutup, pada botol II
diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa, pada botol III diisi daging segar dan ditutup
rapat dan dilakukan pengamatan selama seminggu dan hasil yang didapatkan sebagai berikut
pada hari pertama toples I, II, III daging tersebut berwarna merah, tekstur masih basah, tidak
berbau, dan masih segar. Hari kedua toples I,II,III daging tersebut berwarna merah, tidak berbau,
tekstur masih basah, dan tidak berlarva. Hari ketiga toples I,II,III daging tersebut sedikit kering,

Endapa

warna kecoklatan pada toples I, II dan toples III masih basah, warna merah, toples I berbau,
toples II sedikit berbau, toples III tidak berbau, toples I berlarva, toples II dan III tidak berlarva.
Hari keempat toples I, II daging tersebut berbau busuk, warnanya kecoklatan, toples III tidak
berbau, toples II dan III tidak berlarva dan toples I berlarva, tekturnya mengerut, toples II
mengering, toples III sedikit mengering. Hari kelima, keenam, ketujuh, dan kedepalan toples I
dan II daging tersebut berbau busuk, dan toples III hanya berbau. Toples I,II teksturnya mengerut
pada hari kelima dan keenam, toples III sedikit kering. Toples I,II teksturnya mengecil pada hari
ketujuh dan kedelapan, toples III mengerin. Toples I,II dagingnya berulat pada hari kelima
sampai hari kedelapan, dan toples III tidak berlarva. Dan warna daging pada toples I hitam
kecoklatan pada hari kelima, toples II, dan III warnanya kecoklatan. Hari keenam toples I hitam
kecoklatan, toples II kecoklatan, toples III warna kecoklatan. Hari ketujuh toples I, II warna
hitam dan toples III warnanya kecoklatan. Dan hari kedelapan warnanya pada toples I warna
hitam, toples II warna kecoklatan, dan toples III warna kecoklatan.
Menurut percobaan Arsil mahasiswa UNM mengenai percobaan Fransisco Redi bahwa
pada hari terakhir daging pada toples I berwarna hitam, teksturnya mengecil, dan dagingnya
berulat, toples II warna hitam, teksturnya mengecil, dan dagingnya berulat, dan toples III warna
kecoklatan, teksturnya mengerin, dan dagingnya tidak berlarva. Dari percobaan Arsil mengenai
Percobaan Fransisco Redi yakni sama dengan percobaan yang saya amati begitupun hasil hari
terakhir yakni daging pada toples I berwarna hitam, teksturnya mengecil, dan dagingnya berulat,
toples II warna hitam, teksturnya mengecil, dan dagingnya berulat, dan toples III warna
kecoklatan, teksturnya mengerin, dan dagingnya tidak berlarva.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, disimpulkan bahwa larva ata belatung yang
terdapat dalam daging busuk di toples I dan II bukan terbentuk dari daging yang membusuk,

tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ketika lalat tersebut hinggap pada
daging. Hal ini akan lebih jelas melihat keadaan pada stoples II yang tertutup kain kasa. Pada
kain kasa ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk relatif
sedikit, sedangkan pada stoples III tidak ada perubahan daging menjadi belatung ketika tidak ada
kontaminasi dengan lalat.
2. Percobaan pada Lazzaro Spanllanzani
Pada percobaan Lazzaro Spanllanzani menggunakan air kaldu. Tabung I, II, III, IV pada hari
pertama warnanya bening, tidak ada bau, tidak ada endapan. Hari kedua, tabung I dan IV
warnanya agak keruh dan II dan III warnanya bening, tabung I, II, III, IV tidak ada bau, dan tidak
ada endapan. Hari ketiga, tabung I dan IV warnanya keruh dan II dan III warnanya bening,
tabung I ada bau, tabung II,III,IV tidak ada bau, tabung I,II,III tidak ada endapan dan tabung IV
ada endapan. Hari keempat, tabung I,II,III,IV warnanya keruh, ada bau pada tabung I,II,IV dan
tidak ada bau tabung III. Ada endapan pada tabung I,II,IV dan tidak ada endapan toples III. Hari
kelima, warnanya keruh pada tabung I,II,IV dan agak keruh pada toples III. Ada bau pada tabung
I,II,IV dan tidak ada bau pada tabung III. Hari keenam, ketujuh, dan kedelapan warnanya keruh
pada tabung I,II,IV dan agak keruh ada tabung III. Hari keenam ada bau pada tabung I,II,IV dan
tidak ada bau pada tabung III. Sedikit endapan pada tabung I,III dan ada endapan pada tabung II
dan IV. Hari ketujuh, ada bau pada tabung I, sangat bau pada tabung II dan IV, tidak ada bau
pada tabung III. Sedikit endapan pada tabung I dan III, banyak endapan pada tabung II dan IV.
Hari kedelapan, ada bau pada tabung I, sangat bau pada tabung II dan IV, tidak ada bau pada
tabung III. Sedikit endapan pada tabung I dan III, banyak endapan pada tabung II dan IV.
Menurut percobaan Arsil mahasiswa UNM mengenai percobaan Lazzaro Spanllanzani
bahwa pada hari terakhir air kaldu pada tabung I berwarna keruh, terdapat bau, dan sedikit

endapan. Pada tabung II warnanya keruh, sangat bau, dan banyak endapan. Pada tabung III
warnanya agak keruh, tidak ada bau, dan sedikit endapan. Dan pada tabung IV warnanya keruh,
sangat bau dan banyak endapan. Dari hasil percobaan Arsil mengenai percobaan Lazzaro
Spanllanzani yakni sama dengan percobaan yang saya amati dengan kelompok saya, dimana
pada hari terakhir air kaldu pada tabung I berwarna keruh, terdapat bau, dan sedikit endapan.
Pada tabung II warnanya keruh, sangat bau, dan banyak endapan. Pada tabung III warnanya agak
keruh, tidak ada bau, dan sedikit endapan. Dan pada tabung IV warnanya keruh, sangat bau dan
banyak endapan.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, mikroba didalam air kaldu tersebut bukan berasal dari
air kaldu tetapi berasal dari kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi spora mikroba dari udara kedalam air kaldu tersebut.
3. Percobaan pada Louis Pasteur
Pada percobaan Louis Pasteur kita melakukan percobaan dengan menggunakan tabung leher
angsa yang diisi dengan air kaldu. Pada percobaan ini berlangsung singkat yaitu tiga hari, pada
hari pertama, kedua, dan ketiga tidak terjadi perubahan, warna jernih tidak keruh, baunya tidak
berbau, dan tidak ada endapan. Perubahan tersebut timbul pada hari keempat dan kelima setelah
dimiringkan itupun hanya satu hal yaitu sedikit endapan, pada hari keenam warnanya agak
keruh, berbau, dan terdapat sedikit endapan. Hari ketujuh warnanya sudah keruh, berbau, dan
banyak endapan. Dan hari terakhir hari kedelapan, warnanya keruh, sangat berbau dan terdapat
banyak endapan.
Menurut percobaan yang dilakukan Arsil mahasiswa UNM dengan percobaan yang saya
amati ada perbedaan dari hasil percobaan pada hari terakhir, dimana perbedaannya terlihat pada
warna air kaldu, pada percobaan yang dilakukan Arsil mahasiswa UNM warna air kaldu pada

labu leher angsa setelah dimiringkan berwarna keruh agak keorange-orange jika dibandingkan
dengan percobaan saya pada hari terakhir yaitu warna air kaldu pada leher angsa setelah
dimiringkan warnanya keruh. Kemungkinan faktor yang membedakan dari hasil percobaan saya
dengan saudara Arsil yaitu dari faktor udara yang masuk setelah dimiringkan, suhu pada tempat
penyimpanan sampel pengamatan, dan pada proses pemanasan air kaldunya kemungkinan
berbeda.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari percobaan ini yaitu percobaan Fransisco
Redi yang dimana kita membuktikan percobaan biogenesis dengan menggunakan beberapa botol
selai yang dimana pada setiap botol selai diisi dengan daging segar dan perlakuan yang diberikan
berbeda, pada botol I berisi daging segar tanpa ditutup, pada botol II diisi daging segar dan
ditutup dengan kain kasa dan botol III diisi dengan daging segar lalu ditutup rapat. Dapat
disimpulkan bahwa setiap botol memiliki hasil pengamatan yang berbeda-beda.
Pada percobaan Lazzaro Spallanzani yang dimana kita membuktikan percobaan biogenesis
dengan menggunakan beberapa tabung reaksi dimana pada setiap tabung berisi air kaldu dan
perlakuan yang diberikan berbeda-beda dimana pada tabung I ditutup tanpa dipanaskan, pada
tabung II diisi air kaldu dipanaskan dan tanpa ditutup, tabung III ditutup dan disterilkan
(dipanaskan), dan tabung IV tanpa ditutup dan dipanaskan. Dan dapat disimpulkan bahwa setiap
tabung memiliki hasil yang berbeda-beda.

Pada percobaan Louis Pasteur yang dimana kita membuktikan percobaan biogenesis
dengan menggunakan tabung leher angsa yang diisi dengan air kaldu yang tidak ditutup dan
dipanaskan yang diamati selama satu minggu dan menghasilkan beberapa perubahan dan kami
telah mendapat kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan bahwa setiap hari percobaan yang
kami amati tersebut menghasilkan hasil yang berbeda-beda.
B. Saran
Adapun saran saya dalam praktikum ini baik untuk praktikan, laboran maupun asisten yaitu
saran saya agar kiranya alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini dirawat dengan baik,
dijaga kebersihannya, demi kenyamanan, kelancaran dan keberhasilan dalam melakukan suatu
percobaan ataupun praktikum selanjutnya. Dan saya harap kepada asisten ataupun dosen
pembimbing agar kiranya membimbing kami dengan semua apa yang dimiliki sehingga nantinya
dalam praktikum berlangsung dengan lancar yang semestinya diharapkan kepada kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

George. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga


Hafid, Rustam. 2013. Laporan lengkap praktikum biologi dasar.
http://rustamhafid.blogspot.com/2013/06/laporan-lengkap-praktikum-biologi-dasar_1.html
(Diakses pada tanggal 15 November 2014 pukul 21.15 WITA).
Kimbal, Jhon W. 1983. Biologi Edisi 5 Jilid 3. Erlangga: Jakarta
Kuncoro, Putra. 2007. Dasar Biologi. Jakarta: Erlangga
Lay, Bilbina. 1996. Kehidupan Biologi. Jakarta: PAU Bioteknologi.
Pelczar, Chan. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Pratiwi. 2006. Biologi. Solo. Bandung: Rineka cipta

Ristiani, Ni Putu. 2008. Pengatur Mikrobiologi Umum. Bandung: Penerbit Proyek


Slamet. 1999. Sains Biologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Supatmo. 1998. Biologi dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Syamsuri, Istamar. 2000. Biologi 2000. Jakarta: Erlangga
Wikipedia. 2014. Teori Asal usul kehidupan. http://id.wikipedia.org/wiki/teoriasalusulkehidupan.
(Diakses pada tanggal 15 November 2014 pukul 20.14 WITA).

Diposkan 24th September 2015 oleh pRmn Ya Armn


0

Tambahkan komentar

ANIMAL HUSBANDRY 14 UINAM


Yakin Usaha Sampai

Anda mungkin juga menyukai