Tidaklah mudah dapat menjalani hari demi hari tanpa orang tua. Gagang
Aking dan Bubuksah adalah saudara kembar yang memiliki keinginan untuk
mencapai spiritual tertinggi, lalu dapat bertemu dengan kedua orang tuanya yang
meninggal sejak mereka masih kecil. Untuk mencapai spiritual tertinggi itu,
Gagang Aking dan Bubuksah memiliki cara yang berbeda. Sejatinya, hanya Dia
yang diataslah yang layak untuk menilai ‘cara’ kita benar atau salah.
“Turunlah ke bumi dengan wujud harimau. Datanglah kepada Gagang Aking dan
Bubuksah sebagai harimau yang kelaparan dan hendak memakan mereka. Aku
ingin melihat siapa yang memiliki rasa keikhlasan dan kerelaan hati yang lebih
tinggi diantara mereka”, ujar Bathara Guru kepada Kalawija
Bubuksah melihat harimau tersebut. “Aku boleh kau makan setelah aku
selesai menyantap makanan hasil buruanku ini agar kau juga lebih kenyang” ucap
Bubuksah tanpa berpikir panjang dengan penuh kerelaan hati dan ikhlas.
Lalu Bubuk Sah memulai memakan hasil buruannya dengan lahap. Harimau
melihat Bubuk Sah dengan heran.
“Selama ini aku telah memakan banyak sekali hewan. Kurasa, aku juga harus
mengikhlaskan diriku jika harus kau makan. Aku ingin sebenarnya ingin bertemu
dengan kedua orang tuaku yang sudah tiada” ucap Bubuk Sah.
“Mari ikutlah aku ke Kahyangan, kau dapat bertemu dengan orang tuamu” ucap
harimau
Bubuk Sah sangat senang mendengar ajakan harimau. Namun Bubuk Sah
teringat akan saudaranya, Gagang Aking. Bubuk Sah mencoba bertanya kepada
Harimau, apakah Gagang Aking juga akan ikut pergi ke Kahyangan.
Bathara Guru yang mengetahui bagaimana sifat Gagang Aking saat diuji
oleh harimau sebenarnya enggan mengajak Gagang Aking pergi ke Kahyangan.
Namun atas permintaan Bubuksah, akhirnya Bathara Guru mengijinkan Gagang
Aking untuk pergi ke Kahyangan bersama Bubuk Sah.
Setelah mencapai moksa, Bubuk Sah dan Gagang Aking pergi ke tempat
orang suci atau kahyangan. Dalam perjalanan ke Kahyangan, Bubuk Sah dan
Gagang Aking menaiki harimau. Bubuk Sah memegang badan harimau,
sedangkan Gagang Aking hanya diijinkan memegang ekor harimau. Pada
akhirnya, yang dapat menemui orang tua mereka di Kahyangan hanya Bubuk Sah.
Karena Bubuk Sah memegang badan harimau tersebut yang mana badan harimau
lebih dulu sampai di Kahyangan daripada ekor.