Anda di halaman 1dari 4

http://andriazmul.wordpress.

com/2012/05/25/laporan-praktikum-
fisika-dasar-2/

C.LANDASAN TEORI

               Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua


permukaannya melengkung. Kedua permukaan bisa berbentuk
cekung, cembung, atau datar. Keutamaan lensa ialah membentuk
bayangan benda. Jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu lensa
(garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua
permukaannya) jatuh pada lensa tipis,maka akan difokuskan pada satu
titik yang disebut titik focus, F. Titik focus merupakan titik bayangan
untuk benda pada jarak tak terhingga dari sumbu
utama(Giancoli,2001:263-265).

Cermin tidak memeruskan cahaya, maka sinar-sinar yang dating pada


permukaan cermin hanya dapat dipantulkan, untuk cermin bola
hubungan jarak benda, jarak bayangan dan jari-jari kelengkungan
pada kedua pemantulan oleh cermin bola dapat diperoleh dengan
menggunakan hubungan jarak benda, jarak bayangan, dan jari-jari
kelengkungan pada pembiasan oleh pemantulan bola lensa adalah
system optic yang dibatasi oleh kedua permukaan bias yang
mempunyai sumbu utama bersama. Demi sebuah objek oleh
permukaan dibentuk bayangan dan bayangan ini merupakan objek dari
permukaan. Sinar yang dating dari benda terletak pada jarak S1
terhadap permukaan dalam medium dengan indeks bias η bila jari-jari
kelengkungan permukaan ini R1 dan indeks bias η‘ maka jarak
bayangan S‘ dapat diperoleh dari persamaan

Dan permukaan kedua berlaku hubungan :

η” adalah indeks bias medium disebelah kanan lensa dan R2 adalah


jari-jari kelengkungan permukaan (Sutrisno, 1995:94-95).

Titik focus untuk lensa tipis adalah posisi benda agar bayangan
terletak jauh di tak terhingga. Untuk lensa tipis, titik focus pertama
dan kedua terletak pada sisi yang berlawanan dan berjarak sama dari
lensa. Jarak focus dapat dihitung dari persamaan dengan memasukkan
O dan i=f kita peroleh :

1 = (η-1) (1/r1 – 1/rn)

                                                        F

Hubungan ini dikenal dengan persamaan pembuat lensa karena dari


persamaan ini dapat dihitung jarak focus lensa dinyatakan dalam jari-
jari kelengkungan permukaannya dan indeks refraksi bahannya bila
persamaan lensa digabungkan maka persamaannya dapat ditulis
sebagai berikut :

1 + 1  = 1

                                                                O    I      F

Sinar sejajar yang datang dengan membentuk sudut kecil dengan


sumbu lensa. Sinar ini diusatkan oleh lensa ke bidang fokus f’ f”.
bidang focus ini melalui focus dan tegak lurus ke sumbu lensa. Semua
sinar memiliki panjang linasan optis yang sama karena semua sinar
melalui sejumlah gelombang yang sama banyaknya dan gelombang itu
tidak lain daripada permukaan di mana gangguan gelombang memiliki
harga kostanta yang sama besarnya (Halliday,1996: 663-664).

Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa:(Soedojo,2004:104)

1. Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama


pertama akan dibiaskan ke titik focus kedua setelah sampai di
bidang tama kedua, sebaliknya sinar sejajar sumbu utama dari
sebelah kanan bidang utama kedua akan dibiaskan ke titik focus
pertama setelah sampai di bidang utama pertama.
2. Sinar yang melewati titik focus pertama akan dibiaskan sejajar
sumbu utama setelah sampai di bidang utama pertama,
sebaliknya yang melewati titik focus kedua akan dibiaskan
sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.
3. Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari
titik utama kedua, sebaliknya sinar yang menuju titik utama
kedua akan dibiaskan sejajar dari titik utama pertama.
4. G.PEMBAHASAN
5.                    Dari hasil analisa data, diperoleh focus lensa
positif sekitar 11,622 cm – 12,178 cm. dari hasil
pengamatan, bisa dilihat bayangan yang terbentuk adalah
nyata, terbalik, diperbesar. Pada percobaan pertama untuk
lensa positif, diperoleh focus 12,08 cm, benda berada 19 cm
dari lensa artinya pada ruang II. Jika benda berada di
ruang 2, maka bayangan pasti di ruang 3(di belakang lensa)
karena Rbenda + R bayangan =5. Bayangan yang terbentuk
diperbesar karena Rbayangan > R benda. Pada percobaan 2 dan 3
juga sebenarnya sama, namun karena perbedaan jarak
benda dengan jarak bayangan sedikit, jadi terlihat seperti
sama besar (antara benda dan bayangan). Untuk
menentukan nilai focus lensa positif digunakan rumus:
6. 1  = 1  +  1
7.                                                                 F     S     S’
8. Sedangkan pada percobaan lens negative, terjadi hal yang
sungguh tidak terduga, di mana % error yang terjadi adalah
100%. Fokus rata-rata yang diperoleh pada lensa negative
adalah ∞. Sedangkan bayangan yang dihasilkan tidak semuanya
sama dalam ukurannya. Ada yang diperkecil, diperbesar dan
sama besar. Kesalahan yang terjadi pada percobaan kali ini
adalah karena ketidaktepatan dalam menentukan jarak antara
lensa negative dengan layar, karena jaraknya terlalu dekat,
sehingga bilangan-bilangan decimal yang kecil diabaikan. Hal
tersebut, sekecil apapun ternyata sangat mempengarhi
perhitungan. Untuk mencri focus lensa negative menggunakan
rumus :
9. F =  (x – S1‘) S2‘
10.      (x – S1‘)+S2‘
11.      Di mana x adalah jarak antara lensa positif dan negative.
12.H.KESIMPULAN dan SARAN
13.      1. Kesimpulan
14.¨      Sifat bayangan yang dibentuk lensa positif adalah nyata,
terbalik, diperbesar
15.¨      Sifat bayangan oleh lensa negative ada 3 yaitu nyata
terbalik diperkecil, nyata terbalik diperbesar, dan nyata terbalik
sama besar
16.¨      Pada percobaan lensa negative fokusnya ∞ karena terjadi
kesalahan sementara pad lensa psitif fokusnya sekitar 11,622 –
12,178 cm

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli.2001. Fisika Jilid 2. Jakarta:Erlngga.

Halliday dan Resnick.1996. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.

Soedojo,Peter, B.Sc.2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi

Sutrisno.1995. Fisika Dasa. Bandung :ITB.

Anda mungkin juga menyukai