Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Hendri Hartono

MATA KULIAH : FISIKA DASAR


KELAS : M3-TI
NIM : 1810307055060
PERTEMUAN 13 DAN 14

RESUME TENTANG OPTIK

Di awali dengan sifat-sifat cahaya, hukum pemantulan bunyi (hukum Snellius) baru
membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai
pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.

Dan pada bagian akhir dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :

dapat dilihat oleh mata


memiliki arah rambat tegak lurus arah getarnya (transversal)
merambat menurut garis lurus
memiliki energi
dipancarkan dalam bentuk radiasi
dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi
(terserap sebagian arah getarnya)

2. Hukum pemantulan bunyi (Hukum Snellius)

sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar
sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul

Cermin dan lensa


1. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar :

maya
tegak
sama besar dengan bendanya
jarak bayangan ke cermin sam dengan jarak benda ke cermin
menghadap terbalik dengan bendanya

2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )

1. Sifat bayangan dapat dicari dengan :


a. Melalui perhitungan

f = jarak titik fokus


R = jari-jari kelengkungan
s, s’ = jarak benda, bayangan
M = perbesaran bayangan
h, h’ = tinggi benda, bayangan
f, R (+) : cermin cekung, lensa cembung
f, R (-) : cermin cembung, lensa cekung
s’ (+) : bayangan nyata, terbalik
s’ (-) : bayangan maya, tegak
M > 1 : bayangan diperbesar
M < 1 : bayangan diperkecil

b. Melalui lukisan

Pembentukan bayangan pada cermin cekung

Pembentukan bayangan pada cermin cembung

Pembentukan bayangan pada lensa cembung


Pembentukan bayangan pada lensa cekung

Melalui panomeran ruang

Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa

f dalam cm
atau

f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium
yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang
lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut datang > sudut bias
atau i > r) dan sebaliknya.

5. Cepat rambat cahaya dalam medium

cepat rambat dalam medium


v = cepat rambat cahaya dalam medium
c = cepat rambat cahay di udara = 3.108 m/s
n = indeks bias medium
6. Pemantulan sempurna

sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat


sudut sinar datang lebih besar dari sudut batas

Sudut batas adalah sudut sinar datang yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua
medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen
warnanya.

sinar polikromatik : sinar-sinar yang dapat diuraikan menjadi beberapa komponen warna. Contoh
: sinar putih terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
sinar monokromatik : sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan menjadi komponen warna.
Alat-alat optik
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan
jarak benda yang dilihat agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh
dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu menggunakan
lensa cekung (negatif).

b. rabun dekat (hipermetropi)


Titik dekat lebih besar dari 25 cm di depan matanya sehingga tidak dapt melihat benda-benda
yang dekat dengan jelas. Bayangan benda yang dekat dengan mata jatuh di belakang retina,
sehingga diperlukan lensa positif (cembung).

rabun dekat, hipermetropi, kekuatan lensa


Jika ingin melihat benda pada jarak 25 cm, maka

rabun dekat, hipermetropi, kekuatan lensa


c. Presbiopi (mata tua)
Diakibatkan berkurangnya daya akomodasi mata. Titik dekat mata lebih besar dari 25 cm dan
titik jauhnya terbatas di depan mata.
4. Lup
Benda diletakkan di antara O dan F sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat
maya, tegak, diperbesar
Perbesaran anguler :
· Tak berakomodasi :
· Berakomodasi :

perbesaran lup, mata tak berakomodasi


5. Mikroskup
Terdiri dari sebuah lensa cembung (lens obyektif) dan sebuah lensa cembung (lensa okuler)
dengan fOB < fOK
Bayangan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
bayangan akhir : maya, terbalik, diperbesar
Perbesaran anguler :
M = MOB x MOK
· Tak berakomodasi :

perbesaran mikroskop, mata tak berakomodasi


· Berakomodasi :

perbesaran mikroskop,mata berakomodasi


6. Teleskop (Teropong) : untuk melihat benda yang sangat jauh agar terlihat lebih dekat

Teropong bintang, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler),
dengan fOB < fOK
Teropong panggung, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa
okuler)
Teropong bumu, terdiri dari 3 lensa yang berfungsi sebagai lensa obyektif, lensa pembalik dan
lensa okuler
Teropong prisma, terdiri dari 2 lensa cembung dan prisma kaca
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar
sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu
lensa okuler. Periskop biasa digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda
di atas permukaan laut.

Anda mungkin juga menyukai