Di awali dengan sifat-sifat cahaya, hukum pemantulan bunyi (hukum Snellius) baru
membahas mengenai cermin dan lensa. Untuk cermin dan lensa dibahas mengenai
pembentukan bayangan baik melalui gambar maupun perhitungan rumus.
Dan pada bagian akhir dibahas alat optik, yang diawali dengan mata dan cacatnya.
Cermin dan Lensa
1. Sifat-sifat cahaya :
sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak dalam satu bidang datar
sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
maya
tegak
sama besar dengan bendanya
jarak bayangan ke cermin sam dengan jarak benda ke cermin
menghadap terbalik dengan bendanya
2. Lensa cembung dan cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar) : f (+)
Lensa cekung dan cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar) : f ( – )
b. Melalui lukisan
Berlaku :
R benda + R bayangan = 5
Bayangan di R I, II, III : nyata, terbalik
Bayangan di R IV : maya, tegak
R bayangan > R benda : diperbesar
R bayangan < R benda : diperkecil
2. Sifat bayangan oleh cermin cembung : maya, tegak dan diperkecil
3. Kekuatan lensa
f dalam cm
atau
f dalam m
4. Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium
yang indeks bias (kerapatan optik) berbeda.
Seberkas cahaya yang merambat dari medium kurang rapat (indeks bias kecil) ke medium yang
lebih rapat (indeks bias besar) akan dibiaskan mendekati garis normal (sudut datang > sudut bias
atau i > r) dan sebaliknya.
Sudut batas adalah sudut sinar datang yang menghasilkan sinar bias sejajar bidang batas dua
medium (sudut bias 900)
7. Dispersi cahaya adalah peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-komponen
warnanya.
sinar polikromatik : sinar-sinar yang dapat diuraikan menjadi beberapa komponen warna. Contoh
: sinar putih terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
sinar monokromatik : sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan menjadi komponen warna.
Alat-alat optik
1. Bayangan yang dihasilkan oleh mata : nyata, terbalik, diperkecil
2. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal atau menipis sesuai dengan
jarak benda yang dilihat agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
3. Mata dan kacamata
a. rabun jauh (miopi) :PR < ∞
Titik jauh (PR) terbatas di depan matanya sehingga tidak dapat melihat benda-benda yang jauh
dengan jelas. Bayangan benda yang jauh jatuh di depan retina, sehingga perlu menggunakan
lensa cekung (negatif).
Teropong bintang, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa okuler),
dengan fOB < fOK
Teropong panggung, terdiri dari lensa cembung (lensa obyektif) dan lensa cembung (lensa
okuler)
Teropong bumu, terdiri dari 3 lensa yang berfungsi sebagai lensa obyektif, lensa pembalik dan
lensa okuler
Teropong prisma, terdiri dari 2 lensa cembung dan prisma kaca
Perbesaran bayangan :
M = fob/fok
Jarak antara lensa (panjang teropong)
d = fOB + fOK
Untuk teropong bumi :
d = fOB + 4FP +fOK
7. Proyektor, berfungsi untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya (diapositif) ke layar
sehingga terlihat besar.
Jenis-jenisnya : slide proyektor, film proyektor dan Overhead Proyektor (OHP)
8. Periskop
Terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan dua prisma siki-siku sama kaki serta satu
lensa okuler. Periskop biasa digunakan untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda
di atas permukaan laut.