Anda di halaman 1dari 5

Beberapa perjanjian tanda yang berlaku untuk lensa konvergen maupun

divergen, dan untuk semua situasi, yaitu:


a.         Panjang fokus positif untuk lensa konvergen dan negatif untuk lensa
divergen.
b.        Jarak benda positif jika berada di sisi lensa yang sama dengan
datangnya cahaya (kasus umumnya seperti ini, walaupun jika lensa
digunakan dengan kombinasi, mungkin tidak demikian); selain itu
negatif.
c.         Jarak bayangan positif jika berada di sisi lensa yang berlawanan
dengan arah datangnya cahaya; jka berada di sisi yang sama, di negatif.
Ekivalen, jarak bayangan positif untuk bayangan nyata dan negatif
untuk bayangan maya.

d.        Tinggi bayangan, hi, positif jika bayangan tegak, dan negatif jika
bayangan terbalik relatif terhadap benda.(ho selalu diambil positif)
(Giancolli: 268-270).
Tabel 1. Jarak benda jarak bayangan dan sifat bayangan pada lensa.
Jenis Jarak benda (s) Sifat bayangan
lensa
Positif Antara pusat optik dan fokus utama (F) Maya, tegak, diperbesar
Positif Tepat di fokus utama Bayangan di jauh tak
terhingga
Positif Antara F dan 2F Nyata, terbalik, diperbesar
Positif Tepat di 2F Nyata, terbalik, sama besar
Positif Antara 2F dan jauh tak terhingga Nyata, terbalik, diperkecil
Positif Di jauh tak terhingga Nyata, terbalik, diperkecil
Negatif Antara pusat optik dan jauh tak Maya, tegak, diperkecil
terhingga

Dalil Esbach
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga digunakan
dalil Esbach untuk membantu kita dalam menentukan posisi dan sifat-sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa positif. Untuk lensa nomor ruang untuk benda
dan nomor ruang untuk bayangan dibedakan. Nomor ruang untuk benda
menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan untuk ruang bayangan
menggunakan angka (1, 2, 3 dan 4). untuk ruang benda, ruang I antara pusat optik
dan F2, ruang II antara F2 dan 2F2 serta ruang III di sebelah kiri 2F2, sedangkan
ruang IV benda (untuk benda maya) ada di belakang lensa. Untuk ruang
bayangan, ruang 1 antara pusat optik dan F1, ruang 2 antara F1 dan 2F1 serta
ruang 3 di sebelah kanan 2F1, sedangkan ruang 4 (untuk bayangan maya) ada di
depan lensa.
Sama seperti pada pemantulan cahaya pada cermin lengkung, posisi
bayangan ditentukan dengan menjumlahkan nomor ruang benda dan nomor ruang
bayangan, yakni harus sama dengan lima. Misalnya benda berada di ruang II,
maka bayangan ada di ruang 3. Lengkapnya dalil Esbach untuk lensa dapat
disimpulkan sebagai berikut.
  Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan sama dengan
lima.
Untuk setiap benda nyata dan tegak:
1.      Semua bayangan yang terletak di belakang lensa bersifat nyata dan
terbalik.
2.      Semua bayangan yang terletak di depan lensa bersifat maya dan
tegak.
  Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda, maka
ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan sebaliknya.
Jarak Fokus Lensa-lensa
Fokus lensa (F) didefinisikan sebagai letak bayangan jika bendanya berada
di titik tak hingga. Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ke titik fokus
(F). Jadi bila s = ~, maka f = s’. Bila kita masukkan data ini pada persamaan lensa

tipis di atas, maka kita peroleh, dengan

f = jarak fokus lensa


n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
Dalam menggunakan dua persamaan lensa tipis di atas, gunakan perjanjian
tanda berikut ini.
1.      S = Benda bertanda positif (+) jika benda terletak di depan lensa
(benda nyata).
2.      S = Benda bertanda negatif (–) jika benda terletak di belakang
lensa (benda maya).
3.      S1= Bayangan bertanda positif (+) jika bayangan terletak di
belakang lensa bayangan nyata).
4.      S1= Bayangan bertanda negatif (–) jika benda terletak di depan
lensa (bayangan maya).
5.      f = Jarak fokus bertanda positif (+) untuk lensa positif (lensa
cembung).
6.      f =Jarak fokus bertanda negatif (–) untuk lensa negatif (lensa
cekung).
7.      R =Jari-jari bertanda positif (+) untuk permukaan lensa yang
cembung.
8.      R =Jari-jari bertanda negatif (–) untuk permukaan lensa yang
cekung.
9.      R =Jari-jari tak terhingga untuk permukaan lensa yang datar.

Perbesaran Bayangan
Persamaan untuk menentukan perbesaran bayangan untuk lensa sama
dengan persamaan untuk cermin lengkung, yakni:

Persamaan perbesaran lensa tipis dengan :


s = jarak benda
s' = jarak bayangan
h = tinggi benda
h' = tinggi bayangan

Kuat Lensa
Kuat lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar)
dan divergen (menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil
jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas
sinar. Untuk Lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan
lensa itu untuk menyebarkan berkas sinar. Oleh karenanya kuat lensa
didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak fokus, Persamaan kuat lensa:

Dengan:
P = kuat lensa dalam satuan dioptri
f = jarak fokus lensa dalam satuan meter
Sinar cahaya dibiaskan pada permukaan lengkung, misalnya lensa, seperti
halnya permukaan datar. Menurut hukum-hukum pembiasan cahaya. Walaupun
begitu, tidak seperti pada permukaan datar, bayangan terbentuk. Ada dua jenis
pokok lensa, yaitu lensa cekung dan cembung yang dapat berlaku sebagai lensa
divergen atau lensa kovergen bergantung pada indeks bias lensa relatif terhadap
medium sekitarnya. Untuk semua bagan bayangan yang dihasilkan oleh
pembiasan, benda dianggap sebagai sumber cahaya, dan titik-titik tertentu ,
bersama dengan pengetahuan tentang sinar-sinar cahaya yang melalui titik-titik
tersebut, digunakan untuk mengambar lintasan sinar-sinar bias. Posisi dari benda
dan bayangan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus cermin (lensa).
Semua lensa yang diperlihatkan dianggap sebagai lensa-lensa tipis (yaitu
ketebalan lensa adalah kecil dibandingkan panjang fokusnya. Meskipun sinar
cahaya tersebut melentur, baik saat masuk maupun keluar, sinar digambarkan
melentur sekali saja di garis vertikal yang melalui pusat optik lensa.
Lensa adalah system optik yang dibatasi oleh dua permukaan bias yang
mempunyai sumbu bersama.Titik pada sumbu lensa tempat dipusatkannya cahaya
yang sejajar sumbu, ialah titik fokus lensa, F. Sedang jarak dari fokus ke pusat
lensa disebut jarak fokus atau panjang fokus. (Sutrisno,1984: 131)
Pusat optik O. Pusat lensa. Sinar cahaya yang melalui pusat optik tak berubah
arah. Pusat kelengkungan . Pusat bola dimana permukaan lensa adalah bagian dari
bola tersebut. Karena lensa mempunyai dua permukaan, terdapat dua pusat
kelengkungan (C) selalu diberikan pada pusat kelengkungan pada sisi dimana
sinar cahaya datang ( pusat kelengkungan lain adalah C’).
Fokus utama atau titik fokus khusus di sumbu utama. Semua sinar yang
bergerak sejajar dengan sumbu utama dibiaskan sedemikian sehingga mengumpul
di fokus utama (lensa konvergen) atau seolah olah menyebar dari fokus utama
(lensa divergen). Karena cahaya dapat memasuki lensa dari kedua sisi, ada dua
fokus utama (lambang f) selalu diberikan untuk fokus utama dimana sinar
mengumpul atau sinar seolah-olah menyebar dari fokus utama (fokus utama yang
lain diberi simbol f’).
Sumbu utama. Garis lurus melalui pusat kelengkungan dan pusat optik.
Panjang fokus (f) jarak antara fokus utama dan pusat optik. Apertur luasan cahaya
yang mengenai lensa. Seperti pada gambar di bawah ini :
 

( Stockley, Corinne, 2007: 52-53)

Anda mungkin juga menyukai