OPTIKA GEOMETRI
&
OPTIKA FISIS
PETA KONSEP
OPTIKA
dibedakan menjadi
GEOMETRIS FISIS
berdasarkan bidangnya
dibedakan menjadi
Polarisasi
Pemantulan Pembiasan
diimanfaatkan untuk
d i hi
m
d o ho
dimana: hi adalah tinggi bayangan dan ho adalah
tinggi benda.
ho dianggap selalu bernilai positif. hi akan
bernilai positif jika bayangannya tegak relatif
terhadap benda. Sebaliknya jika bayangan
berkebalikan terhadap benda, maka hi bernilai
negatif
Pemantulan cahaya pada bidang
sferis
r2 r1 m ;(m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)
Interferensi destruktif
• Apabila puncak dari gelomabag pertama dan
lembagh dari gelombang kedua, tiba pada
saat yang sama dan pada tempat yang sama,
maka akan terjadi interferensi destruktif.
• Interferensi destruktif akan terjadi manakala
selisih lintasan antara gelombang pertama
dan gelombang kedua (r2-r1) merupakan
kelipatan dari panjang gelombang (λ).
m 12 r2 r1 m 1
2
(m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)
Interferensi
• Cahaya monokromatik yang jatuh pada celah
ganda dengan jarak 0,042 mm, menghasilkan
pinggiran orde lima pada sudut 7,8º. Berapakah
panjang gelombang cahaya yang digunakan?
• Jika cahaya 480 nm dan 620 nm melewati celah
ganda yang berjarak 0,54 mm satu sama lain,
berapa jarak pinggiran-pinggiran orde kedua
untuk kedua panjang gelombang ini pada layar
yang jauhnya 1,6 m?
Difraksi
• Difraksi adalah pembelokan gelombang di
sekitar sebuah rintangan atau melalui sebuah
celah (Young & Freedman Jilid 2, 2003: 616).
• Difraksi cahaya akan terjadi manakala cahaya
mengenai sebuah rintangan yang mempunyai
celah atau tepi.
• Banyak manfaat yang kita peroleh dari
fenomena difraksi cahaya, antara lain tentang
kajian ukuran struktur atom dari benda padat
dan cair yang dapat dilakukan dengan difraksi
sinar X.
Difraksi
• Pada dasarnya, difraksi cahaya merupakan
efek interferensi cahaya yang dihasilkan dari
penggabungan gelombang-gelombang cahaya.
• Pola difraksi dapat dianalisis dengan
menggunakan prinsip Huygens, yaitu “tiap-tiap
titik dari sebuah muka gelombang dapat ditinjau
sebagai sumber sekunder yang menyebar ke
semua arah dengan laju yang sama dengan laju
perlambatan gelombang itu” (Young &
Freedman Jilid 2, 2003: 617).
Difraksi
• Difraksi cahaya dapat terjadi pada celah
tungggal, celah ganda maupun banyak celah.
• Pembahasan kali ini akan difokuskan pada
difraksi cahaya oleh celah tunggal dengan
menganggap cahaya yang digunakan adalah
cahaya monokromatis.
• Apabila cahaya monokromatis mengenai celah
sempit horisontal, maka cahaya yang melewati
celah tersebut akan menyebar secara vetikal,
seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Difraksi
Difraksi
• Misalkan kita tetapkan lebar celah sempit
adalah a dan sudut yang terbentuk antara
bidang horizontal dan pola difraksi
maksimum adalah θ, maka daerah gelap
akan terjadi jika:
a atau
sin sin
2 2 a
Difraksi
• Kita dapat juga membagi layar menjadi empat
bagian, enam bagian dan seterusnya, dan
berlaku persaamanan:
(m = ±1, ±2, ±3, …..)
m
sin
a
• untuk panjang gelombang (λ) yang jauh lebih
kecil dari lebar celah (a), maka sin θ = θ,
sehingga persamaan di atas dapat kita tuliskan:
m (m = ±1, ±2, ±3, …..)
a
CONTOH SOAL
• Jika cahaya 520 nm jatuh pada celah yang
lebarnya 0,0440 mm, maka berapakah
lebar anguler puncak difraksi pusat?
• Cahaya dengan panjang gelombang 440
nm jatuh pada celah yang lebarnya 3,50 x
10-3 mm. Berapa jauh dari maksimum
pusat akan terdapat pinggiran maksimum
difraksi yang pertama jika layar berjarak
10,0 m?
Polarisasi
• Salah satu fenomena cahaya yang penting dan
bermanfaat dalam kehidupan kita adalah
polarisasi.
• Polarisasi hanya terjadi pada gelombang
transversal, dan tidak terjadi pada gelombang
longitudinal.
• Gelombang cahaya dapat terpolarisasi karena
gelombang cahaya adalah gelombang
transversal, sedangkan gelombang bunyi tidak
dapat terpolarisasi karena gelombang bunyi
termasuk gelombang longitudinal
Polarisasi
• Teori Maxwell mengenai cahaya, yaitu
cahaya sebagai gelombang
elektromagnetik (EM) meramalkan bahwa
cahaya dapat terpolarisasi karena
gelomabang EM merupakan gelombang
transversal.
• Arah polarisasi pada gelombang EM yang
terpolarisasi bidang diambil sebagai arah
vektor medan listrik.
Polarisasi
• Cahaya terpolarisasi bidang, bisa kita peroleh
dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan
menggunakan polaroid.
• Jika satu berkas cahaya terpolarisasi bidang,
jatuh pada polaroid yang sumbunya membentuk
sudut θ terhadap arah polarisasi datang, maka
berkas cahaya akan terpolarisasi bidang yang
pararel dengan sumbu polaroid dan
amplitudonya berkurang sebesar cos θ
Polarisasi
Polarisasi
Intensitas cahaya sebanding dengan kuadarat
amplitudo, sehingga intensitas cahaya
terpolarisasi bidang yang diteruskan oleh
polaroid adalah
I I o cos
2