Anda di halaman 1dari 43

PERTEMUAN VIII

OPTIKA GEOMETRI
&
OPTIKA FISIS
PETA KONSEP
OPTIKA

dibedakan menjadi
GEOMETRIS FISIS

berdasarkan bidangnya
dibedakan menjadi

Bid. Datar Bid. Sferis Interferensi Difraksi

Polarisasi

Pemantulan Pembiasan

diimanfaatkan untuk

Kesejahteraan Umat Manusia


Optik Geometris
Bidang Datar, Bidang Sferis,
yaitu bidang yaitu bidang
yang yang
permukaannya membentuk
datar sebagian dari
bola
Pemantulan cahaya pada bidang datar

• Ketika cahaya mengenai suatu bidang yang


tidak transparan dengan membentuk sudut
datang i terhadap garis normal, maka cahaya
itu akan dipantulkan dengan membentuk sudut
pantul r terhadap garis normal.
• Jika bidang tersebut merupakan bodang datar,
yaitu bidang yang permukaannya rata, maka
berkas sinar datang dan berkas sinar pantul,
berada pada bidang yang sama dan besarnya
sudut datang i sama dengan besarnya sudut
pantul r.
• Sudut datang (i ) sama dengan sudut pantul
(r.), disebut sebagai hukum pantulan.
Pembiasan cahaya pada bidang datar

• Ketika cahaya mengenai bidang datar yang


transparan (tembus pandang), selain berkas
cahaya dipantulkan, sebagian berkas cahaya
juga diteruskan.
• Jika seberkas cahaya mengenai bidang dan
membentuk sudut datang (i) terhadap garis
normal (garis yang tegak lurus bidang), maka
berkas cahaya yang memasuki medium kedua
akan dibelokkan.
• Perisitiwa pembelokan cahaya inilah yang
dinamakan pembiasan.
Pembiasan cahaya pada bidang datar

• Apabila cahaya datang dari medium yang kurang rapat


ke medium yang lebih rapat, maka cahaya tersebut akan
dibiaskan mendekati garis normal
• Sebaliknya jika cahaya datang dari medium yang lebih
rapat ke medium yang kurang rapat, maka cahaya
tersebut akan dibiaskan menjauhi
garis normal
Pembiasan cahaya
pada bidang datar
Pembiasan cahaya pada bidang datar
• Besarnya sudut bias (r) tergantung pada sudut
datang (i ) dan indeks bias kedua medum.
• Indeks bias suatu medium (n) adalah perbandingan
kelajuan cahaya dalam ruang hampa (c) dan
kelajuan cahaya pada medium tertentu (v).
• Jika indeks bias medium pertama dilambangkan n1
dan indeks bias medium kedua dil;ambangkan n2,
maka besaran-besaran di atas dapat dihubungkan
dengan persamaan yang dikenal sebagai hukum
snellius, yaitu;
n1 sin  i  n2 sin  r
Dari hukum snellius di atas, jika n2 > n1, maka
r < i, artinya berkas cahaya dibiaskan mendekati
gari normal. Jika n2 < n1, maka r > i, artinya
berkas cahaya dibiaskan menjauhi garis normal.
CONTOH SOAL
1.Cahaya dengan frekuensi sebesar 5,8
x 1014 Hz merambat pada sebuah
balok kaca (indeks bias = 1,52).
Berapakah panjang gelombang cahaya
pada kaca?
2.Seberkas sinar cahaya mempunyai
panjang gelombang 650 nm dalam
ruang hampa. Berapakah laju cahaya
tersebut dalam sebuah cairan yang
indeks biasnya 1,47?
Pemantulan cahaya
pada bidang sferis
• Bidang sferis adalah bidang yang
membentuk sebagian dari bola.
• Bidang sferis dapat berupa cermin
cembung dan juga cermin cekung.
• Bidang pantul sferis disebut cermin
cembung jika jika pantulannya terjadi pada
bidang luar dari bentuk sferis tersebut,
sedangkan bidang pantul yang
pantulannya terjadi di permukaan dalam
bidang tersebut, dinamakan cermin
Pemantulan cahaya pada bidang
sferis
• Ketika cahaya mengenai sebuah cermin cekung dimana
jarak cermin tersebut kecil jika dibandingkan dengan jari-
jari kelengkungannya, maka berkas–berkas cahaya yang
mengenai cermin cekung tersebut akan dipantulkan
dengan karakter sebagai berikut:
– Berkas cahaya yang sejajar dengan sumbu utama, akan dipantulkan
melalui titik fokus.
– Berkas cahaya yang melalui titik fokus, maka berkas cahaya tersebut
akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
– Berkas cahaya yang melalui titik pusat (tegak lurus terhadap cermin),
maka akan dipantulkan melalui titik itu.
• Bayangan pada cermin cekung ini merupakan
perpotongan dari berkas-berkas cahaya tersebut. Titik-
titik bayangan suatu benda dapat ditentukan dengan
menggunakan ketiga berkas cahaya di atas.
Pemantulan cahaya
pada bidang sferis
Kita tinjau sebuah cermin cekung dengan jarak
benda (jarak benda dari pusat cermin) adalah do
dan jarak bayangan (jarak bayangan dari pusat
cermin) adalah di dan jarak fokusnya adalah f,
maka berlaku persamaan:
1 1 1
 
do di f
dimana do dan di akan bernilai positif, manakala
benda dan bayangan terletak di depan cermin
cekung. Sebaliknya, jika benda dan bayangan
terletak di belakang cermin cekung, maka do dan
di bernilai negatif.
Pemantulan cahaya
pada bidang sferis
Perbesaran bayangan

d i hi
m 
d o ho
dimana: hi adalah tinggi bayangan dan ho adalah
tinggi benda.
ho dianggap selalu bernilai positif. hi akan
bernilai positif jika bayangannya tegak relatif
terhadap benda. Sebaliknya jika bayangan
berkebalikan terhadap benda, maka hi bernilai
negatif
Pemantulan cahaya pada bidang
sferis

• Selain cermin cekung, bidang sferis


dapat berupa cermin cembung.
• Untuk cermin cembung, jarak fokus
harus dianggap negatif, sehingga
persamaan 1  1  1
do di f
menjadi 1 1 1
 
do di f
CONTOH SOAL
Berapa jauh dari cermin cekung ( radius
27,0 cm) sebuah benda harus diletakkan
agar bayangannya berada pada jarak tak
hingga?
Pembiasan cahaya
pada bidang sferis
• Salah satu contoh bidang sferis
adalah lensa, terutama lensa tipis,
yaitu lensa yang ketebalannya lebih
kecil daripada radius
kelengkungannya.
• Bidang pada lensa tipis bisa berupa
bidang cekung, cembung, atau
datar.
Aneka lensa sferis
Pembiasan cahaya pada lensa
cembung-cembung (cembung ganda)
• Lensa cembung-cembung atau lensa
cembung ganda, yaitu lensa yang bagian
tengahnya lebih tebal daripada bagian
tepinya.
• Sumbu utama lensa tersebut adalah garis
lurus yang melewati pusat lensa dan tegak
lurus terhadap kedua permukaan lensa
tersebut.
• Semua berkas cahaya yang mengenai lensa
tersebut dibelokkan menuju sumbu utama
pada kedua bidang lensa.
• Berkas-berkas cahaya yang sejajar dengan
sumbu utama lensa, berkas-berkas cahaya
tersebut difokuskan menuju titik fokus (F)
Pembiasan cahaya pada lensa
cembung-cembung (cembung ganda)
• Titik fokus (F) lensa cembung ganda dapat
diketahui dengan cara menentukan titik dimana
bayangan cahaya matahari paling tajam (fokus).
• Jarak dari titik fokus (F) sampai dengan pusat
lensa, disebut jarak fokus (f).
• Lensa cembung ganda bersifat konvergen, yaitu
mengumpulkan berkas-berkas cahaya pada
satu titik
Pembiasan cahaya pada lensa cekung-
cekung (cekung ganda)
• Lensa cekung-cekung (cekung ganda), yaitu
lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
daripada bagian tepinya.
• Titik fokus (F) sebuah lensa cekung ganda
adalah titik darimana berkas-berkas cahaya
bias, berasal/muncul.
• Jarak fokus (f) adalah jarak dari titik fokus (F)
sampai dengan pusat lensa.
• Lensa cekung ganda bersifat divergen, yaitu
menyebarkan berkas-berkas cahaya yang
mengenainya
Kekuatan Lensa
• Kekuatan lensa merupakan kebalikan dari
jarak fokus (f), melalui persamaan:
1
P
f
• Satuan untuk kekuatan lensa adalah
dioptri (D), yang merupakan kebalikan dari
meter, yaitu 1 D = 1 m-1.
OPTIKA FISIS
Optika Fisis
• Efek cahaya yang bergantung pada sifat
cahaya sebagai gelombang,
dikelompokkan dalam optika fisis (physical
optics).
• Beberapa efek cahaya tersebut:
interferensi
difraksi
polarisasi
Interferensi
• Mengapa permukaan gelembung sabun terlihat
warna-warni?
• Warna-warni yang telihat pada gelembung
sabun karena terjadinya interferensi gelombang-
gelombang cahaya yang dipantulkan oleh
permukaan depan dan permukaan belakang
gelembung sabun.
• Interferensi tidak hanya terjadi pada gelombang
cahaya, tetapi juga terjadi pada gelombang lain,
seperti gelombang air dan gelombang bunyi
Interferensi
• Interferensi akan terjadi manakala dua atau lebih
gelombang, bergabung dalam satu ruang.
• Pada interferensi, berlaku prinsip superposisi, yaitu: “Bila
dua atau lebih gelombang tumpang tindih, maka
pergeseran resultan di sebarnag titik dan pada sebarang
saat, dapat dicari dengan menambahkan pergeseran
sesaat yag akn dihasilkan di titik itu oleh gelombang-
gelombang itu seandainya setiap gelombang itu hadir
sendirian(Young & Freedman Jilid 2, 2003: 587-588)”.
• Pembahasan mengenai fenomena interferensi, akan
lebih mudah jika kita bekerja pada gelombang
monokromatik
Interferensi konstruktif
• Kedua sumber (S1 dan S2) menghasilkan
gelombang yang mempunyai amplitude
dan panjang gelombang sama, serta
keduanya sefasa.
• Karena sefasa maka akan terbentuk
gelombang baru yang amlitudonya dua
kali dari gelombang semula (gabungan
dari dua amplitudo).
Interferensi konstruktif
• Peristiwa diatas dikenal sebagai interferensi
konstruktif.
• Interferensi komnstruktif akan terjadi jika selisih
lintasan antara gelombang pertama dan
gelombang kedua (r2-r1) merupakan kelipatan
bulat dari panjang gelombang (λ).

r2  r1  m ;(m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)
Interferensi destruktif
• Apabila puncak dari gelomabag pertama dan
lembagh dari gelombang kedua, tiba pada
saat yang sama dan pada tempat yang sama,
maka akan terjadi interferensi destruktif.
• Interferensi destruktif akan terjadi manakala
selisih lintasan antara gelombang pertama
dan gelombang kedua (r2-r1) merupakan
kelipatan dari panjang gelombang (λ).
m  12 r2  r1  m  1
2 

(m = 0, ± 1, ± 2, ± 3,…..)
Interferensi
• Cahaya monokromatik yang jatuh pada celah
ganda dengan jarak 0,042 mm, menghasilkan
pinggiran orde lima pada sudut 7,8º. Berapakah
panjang gelombang cahaya yang digunakan?
• Jika cahaya 480 nm dan 620 nm melewati celah
ganda yang berjarak 0,54 mm satu sama lain,
berapa jarak pinggiran-pinggiran orde kedua
untuk kedua panjang gelombang ini pada layar
yang jauhnya 1,6 m?
Difraksi
• Difraksi adalah pembelokan gelombang di
sekitar sebuah rintangan atau melalui sebuah
celah (Young & Freedman Jilid 2, 2003: 616).
• Difraksi cahaya akan terjadi manakala cahaya
mengenai sebuah rintangan yang mempunyai
celah atau tepi.
• Banyak manfaat yang kita peroleh dari
fenomena difraksi cahaya, antara lain tentang
kajian ukuran struktur atom dari benda padat
dan cair yang dapat dilakukan dengan difraksi
sinar X.
Difraksi
• Pada dasarnya, difraksi cahaya merupakan
efek interferensi cahaya yang dihasilkan dari
penggabungan gelombang-gelombang cahaya.
• Pola difraksi dapat dianalisis dengan
menggunakan prinsip Huygens, yaitu “tiap-tiap
titik dari sebuah muka gelombang dapat ditinjau
sebagai sumber sekunder yang menyebar ke
semua arah dengan laju yang sama dengan laju
perlambatan gelombang itu” (Young &
Freedman Jilid 2, 2003: 617).
Difraksi
• Difraksi cahaya dapat terjadi pada celah
tungggal, celah ganda maupun banyak celah.
• Pembahasan kali ini akan difokuskan pada
difraksi cahaya oleh celah tunggal dengan
menganggap cahaya yang digunakan adalah
cahaya monokromatis.
• Apabila cahaya monokromatis mengenai celah
sempit horisontal, maka cahaya yang melewati
celah tersebut akan menyebar secara vetikal,
seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Difraksi
Difraksi
• Misalkan kita tetapkan lebar celah sempit
adalah a dan sudut yang terbentuk antara
bidang horizontal dan pola difraksi
maksimum adalah θ, maka daerah gelap
akan terjadi jika:

a  atau 
sin    sin   
2 2 a
Difraksi
• Kita dapat juga membagi layar menjadi empat
bagian, enam bagian dan seterusnya, dan
berlaku persaamanan:
(m = ±1, ±2, ±3, …..)
m
sin  
a
• untuk panjang gelombang (λ) yang jauh lebih
kecil dari lebar celah (a), maka sin θ = θ,
sehingga persamaan di atas dapat kita tuliskan:
m (m = ±1, ±2, ±3, …..)
 
a
CONTOH SOAL
• Jika cahaya 520 nm jatuh pada celah yang
lebarnya 0,0440 mm, maka berapakah
lebar anguler puncak difraksi pusat?
• Cahaya dengan panjang gelombang 440
nm jatuh pada celah yang lebarnya 3,50 x
10-3 mm. Berapa jauh dari maksimum
pusat akan terdapat pinggiran maksimum
difraksi yang pertama jika layar berjarak
10,0 m?
Polarisasi
• Salah satu fenomena cahaya yang penting dan
bermanfaat dalam kehidupan kita adalah
polarisasi.
• Polarisasi hanya terjadi pada gelombang
transversal, dan tidak terjadi pada gelombang
longitudinal.
• Gelombang cahaya dapat terpolarisasi karena
gelombang cahaya adalah gelombang
transversal, sedangkan gelombang bunyi tidak
dapat terpolarisasi karena gelombang bunyi
termasuk gelombang longitudinal
Polarisasi
• Teori Maxwell mengenai cahaya, yaitu
cahaya sebagai gelombang
elektromagnetik (EM) meramalkan bahwa
cahaya dapat terpolarisasi karena
gelomabang EM merupakan gelombang
transversal.
• Arah polarisasi pada gelombang EM yang
terpolarisasi bidang diambil sebagai arah
vektor medan listrik.
Polarisasi
• Cahaya terpolarisasi bidang, bisa kita peroleh
dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan
menggunakan polaroid.
• Jika satu berkas cahaya terpolarisasi bidang,
jatuh pada polaroid yang sumbunya membentuk
sudut θ terhadap arah polarisasi datang, maka
berkas cahaya akan terpolarisasi bidang yang
pararel dengan sumbu polaroid dan
amplitudonya berkurang sebesar cos θ
Polarisasi
Polarisasi
Intensitas cahaya sebanding dengan kuadarat
amplitudo, sehingga intensitas cahaya
terpolarisasi bidang yang diteruskan oleh
polaroid adalah

I  I o cos 
2

dimana θ adalah sudut antara sumbu polaroid


dengan bidang polarisasi, sedangkan Io adalah
intensitas cahaya datang.
Polarisasi
Ketika dua polaroid disilangkan, cahaya yang
tidak terpolarisasi dapat diberhentikan sama
sekali
CONTOH SOAL
• Sumbu–sumbu dua alat polarisasi membentuk
sudut 70º satu sama lain. Cahaya yang tidak
terpolarisasi jatuh pada keduanya. Berapa
bagian intensitas cahaya yang ditransmisikan?
• Dua polaroid diatur sedemikian rupa sehingga
cahaya yang melewati mereka, maksimum.
Dengan sudut berapa salah satunya harus
diletakkan sehingga intensitas sesudahnya
diperkecil menjadi setengahnya?

Anda mungkin juga menyukai