Anda di halaman 1dari 13

CERMIN DAN LENSA

CERMIN DATAR
 Sudut datang = sudut pantul
 Jarak benda ke cermin = jarak bayangan ke cermin
 Sifat bayangan : maya, tegak, sama besar

Sudut Datang (incident) = sudut i


Sudut Pantul (reflection)= sudut r
BC OB OC
Berlaku : AB  BC dan  
DE OD OE

Pada 2 cermin datar yang membentuk sudut α,


banyak bayangan yang terbentuk :

360o
n 1

Dimana :

n = banyak bayangan yang terbentuk



 = sudut antara kedua cermin 0    180o 
CERMIN LENGKUNG DAN LENSA TIPIS

Perbedaan sifat antara cermin lengkung dengan lensa tipis :

SIFAT CERMIN LENSA


Fokus + (sifat :
Cekung Cembung
konvergen)
Fokus – (sifat :
Cembung Cekung
divergen)
Arah Sinar Dipantulkan Dibiaskan
Posisi F dan M Masing-masing sepasang di dua
Pada 1 sisi, hanya terdapat 1
(2F) sisi
Benda nyata Depan Depan
Bayangan nyata Depan Belakang
Bayangan maya Belakang Depan

Rumus-rumus persamaan lensa :


1 1 1
 
f s s'

h' s '
M  
h s
1 100
P 
f (m) f (cm)

R : jarak jari-jari / pusat kelengkungan


R
f : jarak fokus (focal length) =
2
s atau s o : jarak benda ke cermin / lensa
s ' atau s i : jarak bayangan ke cermin / lensa
P : kekuatan lensa (dioptri)

KESEPAKATAN CARA MENGGAMBAR :


 Sisi depan = (+) = Nyata
Sisi Belakang = ( – ) = Maya

 Benda adalah perpotongan sinar datang.


Bayangan adalah perpotongan sinar pantul / bias.

 Tiga sinar Istimewa :


o Pemantulan / pembiasan Sinar sejajar diarahkan ke / dari Fokus.
o Pemantulan / pembiasan Sinar dari Fokus diarahkan sejajar
o Sinar yang berasal dari / ke Pusat cermin / lensa, dipantulkan kembali atau
dibiaskan lurus
 Jika benda dan bayangan berada dalam 1 sisi yang sama, bayangan terbalik
Jika benda dan bayangan berada dalam 2 sisi berbeda, bayangan tegak

 Pada cermin/lensa positif, sinar sejajar dipantulkan/dibiaskan menuju Fokus


(sifat KONVERGEN)
Pada cermin/lensa negatif, sinar sejajar dipantulkan/dibiaskan seakan-akan dari
Fokus (SIFAT DIVERGEN)

 Dalam menentukan sifat bayangan, dapat menggunakan ATURAN 5.

Posisi Ruangan :

RUANG BENDA RUANG BAYANGAN SIFAT BAYANGAN


I IV Maya,tegak, diperbesar
II III Nyata,terbalik, diperbesar
III II Nyata,terbalik,diperkecil
IV I Nyata,tegak,diperkecil
Pada titik F - Tidak terbentuk bayangan
Pada titik 2F Pada titik 2F Nyata,terbalik, sama besar

RUANG BENDA RUANG BAYANGAN SIFAT BAYANGAN


I IV Nyata,tegak, diperbesar
II III Maya,terbalik, diperbesar
III II Maya,terbalik,diperkecil
IV I Maya,tegak,diperkecil
Note : Kaca spion mobil umumnya menggunakan cermin cembung.
Sinar-Sinar Istimewa pada Cermin Cekung (concave mirror) :

 Sinar datang SEJAJAR sumbu utama, dipantulkan MENUJU Fokus


 Sinar datang DARI/MENUJU Fokus, dipantulkan SEJAJAR sumbu utama
 Sinar datang DARI/MENUJU titik pusat jari-jari, dipantulkan LURUS

Sinar-Sinar Istimewa pada Cermin Cembung (convex mirror) :

 Sinar datang SEJAJAR sumbu utama, dipantulkan SEAKAN-AKAN DARI Fokus


 Sinar datang SEAKAN-AKAN MENUJU Fokus, dipantulkan SEJAJAR sumbu
utama
 Sinar datang SEAKAN-AKAN MENUJU titik pusat jari-jari, dipantulkan LURUS
Sinar-Sinar Istimewa pada Lensa Cembung (convex lens/positive lens) :

 Sinar datang SEJAJAR sumbu utama, dibiaskan MENUJU Fokus


 Sinar datang DARI/MENUJU Fokus, dibiaskan SEJAJAR sumbu utama
 Sinar datang MENUJU titik pusat lensa, dibiaskan LURUS

Sinar-Sinar Istimewa pada Lensa Cekung (concave lens/negative lens) :

 Sinar datang SEJAJAR sumbu utama, dibiaskan SEAKAN-AKAN DARI Fokus


 Sinar datang MENUJU Fokus, dibiaskan SEJAJAR sumbu utama
 Sinar datang MENUJU titik pusat lensa, dibiaskan LURUS
 PEMBIASAN

Sudut Datang (incident) = sudut i


Sudut Pantul (reflection) = sudut r
Jika sinar merambat dari MEDIUM 1 ke MEDIUM 2, berlaku aturan :
n
 Perbandingan Indeks bias 1 terhadap 2 = n1 terhadap 2  2
n1
 Perbandingan sudut datang dan bias : n1 . sin i  n2 . sin r
 Perbandingan kecepatan cahaya (c) di Medium 1 dan 2 : n1 .c1  n2 .c2
 Perbandingan panjang gelombang (λ) di Medium 1 dan 2 : n1 .1  n2 .2
n1 c2 2 sin r
 Ringkasan hukum Snellius :   
n2 c1 1 sin i
 Jika sudut datang (i) bernilai terlalu besar, dapat terjadi pemantulan cahaya, bukan
pembiasan. Besar maksimal dari sudut datang agar tidak terjadi pemantulan,
n renggang
dinyatakan dengan sudut kritis. Besar sudut kritis :  sin i
n rapat

n2 OB CD Dalam terlihat
Indeks bias relatif medium 1  medium 2    
n1 OC AB Dalam sebenarnya
Bila sebuah benda diletakkan di dasar cairan, benda dapat terlihat lebih dangkal
dari sebenarnya, hal ini dikarenakan mata mendapat rangsangan hasil pembiasan
cahaya yang bergerak DARI zat cair (rapat) MENUJU udara (renggang) sehingga
seakan-akan benda terlihat lebih dangkal.

MENGGAMBAR PEMBIASAN

 Pembiasan dari medium renggang ke rapat, maka sinar biasnya mendekati garis normal
4
Contoh : Sinar datang dari medium dengan n = 1 menuju medium dengan n = .
3
4
n2 3 4
1. n1 2   
n1 1 3
2. Buat 2 lingkaran dengan perbandingan jari-
jari sesuai n = 4 : 3
3. Sinar datang dengan sudut i, arahkan ke
lingkaran dengan jari-jari 3
4. Proyeksikan sinar pada lingkaran 3 menuju
lingkaran 4
5. Buat sinar bias menuju titik di lingkaran 4

 Pembiasan dari medium rapat ke renggang, maka sinar biasnya menjauhi garis normal
4
Contoh : Sinar datang dari medium dengan n = menuju medium dengan n =.1
3
n 1 3
1. n1 2  2  
n1 4 4
3
2. Buat 2 lingkaran dengan perbandingan jari-
jari sesuai n = 4 : 3
3. Sinar datang dengan sudut i, arahkan ke
lingkaran dengan jari-jari 4
4. Proyeksikan sinar pada lingkaran 4 menuju
lingkaran 3
5. Buat sinar bias menuju titik di lingkaran 3
Cara menggambar bayangan titik pada cermin datar :

Misal ada sebuah benda terletak di depan


cermin datar, akan dibuat gambar
bayangannya

 Tarik sinar datang 1 berupa garis


tegak lurus dari benda terhadap
cermin.
 Sinar akan dipantul kembali dengan
arah berkebalikan sinar datang 1.
 Perpanjang garis pantul 1

 Tarik sinar datang 2 berupa garis


sembarang ke arah cermin
 Buat garis normal pada titik
perpotongan sinar datang dengan
cermin
 Buat garis pantul 2 yang memenuhi
kondisi sudut datang = sudut pantul
 Perpanjang garis pantul 2
 Perpotongan garis pantul 1 dan garis
pantul 2 = posisi titik bayangan
Cara menggambar bayangan benda pada cermin datar :

Misal ada sebuah garis terletak di depan


cermin datar.

 Tentukan posisi titik terjauh / ujung


dari benda yang diamati
 Tarik sinar datang yang tegak lurus
cermin dari masing-masing titik, lalu
pantulkan kembali
 Perpanjang garis pantul

 Dari masing-masing titik buat


sinar datang sembarang
 Buat garis pantul dan perpanjang
garis pantul
 Perpotongan garis pantul 1 dan 2
adalah posisi titik bayangan.
 Hubungkan titik-titik pantul,
itulah bayangan benda yang
terbentuk
Menggambar bayangan pada 2 cermin datar yang membentuk sudut.
360 o
 Berlaku rumus : n  1

 Pantulkan bergantian dari cermin 1 – cermin 2 – cermin 1 – dst hingga bertemu
benda semula lagi.
 Bila terbentuk bayangan nyata, hentikan pekerjaan dan lihat banyak bayangan
maya yang terbentuk.

360 o
Contoh :   90 o  n   1  3 bayangan
90 o

360 o
Contoh :   120  n 
o
1  2
120 o
Atau :

Perhatikan : ketika terbentuk bayangan iii berupa bayangan nyata, maka hentikan pekerjaan
dan perhatikan bahwa ada 2 bayangan maya yang sudah terbentuk.
Pembentukan bayangan pada cermin cekung (concave mirror)
Pembentukan bayangan pada cermin cembung (convex mirror)

Anda mungkin juga menyukai