Anda di halaman 1dari 16

 Slide 2

Teori Asal Usul kehidupan :


1. Teori mengenai terbentuknya bumi dan planet-planet lain dapat dibagi menjadi 2, yaitu
teori nebula dan teori big bang.
1) Teori nebula
Teori ini menyatakan bahwa beberapa miliar tahun yang lalu, bintang bintang
yang tidak stabil di alam semesta meledak. Debu dan gas yang merupakan hasil
dari ledakan tersebut membentuk kabut, yang disebut kabut asal/nebula. Setelah
itu, kabut nebula memadat lalu meledak, kemudian menghasilkan bintang-bintang
baru dan planet-planet, salah satunya adalah bumi. Bintang baru yang tidak stabil
akan meledak dan membentuk nebula kembali.

2) Teori big bang


Teori big bang menyatakan bahwa materi di alam semesta menyatu dan memadat
membentuk benda-benda kecil, kemudian meledak. Ledakan tersebut
menghasilkan bintang-bintang dan planet, termasuk bumi.
 Slide 3
2. Teori mengenai asal usul kehidupan di bumi, yaitu teori abiogenesis, teori biogenesis, dan
evolusi kimia.
1) Teori Abiogenesis
Aristoteles
Sekitar abad ke-4 sebelum masehi, Aristoteles mengemukakan teori yang
dikenal dengan nama “ Generatio Spontanea”, teori ini merupakan awal
mula dari teori abiogenesis.
Teori tersebut dicetuskan oleh Aristoteles setelah melakukan penelitian pada
hewan yang hidup di air., ternyata ikan-ikan tertentu melakukan perkawinan
kemudian bertelur, dan lahir ikan-ikan yang sama dengan induknya, tetapi ia
juga percaya bahwa ikan-ikan tertentu lahir dari lumpur.
John Needham
Teori Abiogenesis juga dianut oleh John Needham. Pada sekitar abad ke-18,
ia melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa
menit lalu memasukannya dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah
beberapa hari, muncul bakteri, ia pun menyatakan bahwa bakteri berasal dari
kaldu. Namun, teori dari John Needham berhasil dipatahkan oleh
L.Spallanzani.
Anthony Van Leeuwenhoek
Anthonny Van Leeuwenhook, yang dikenal sebagai “Bapak Biologi”,
berhasil menemukan mikroskop pada abad ke-17. Ia lalu menggunakannya
dan menemukan adanya benda-benda yg sangat kecil dalam setetes air
rendaman jerami. Penemuannya kemudian merangsang kembali para peneliti
lainnya, untuk membuktikan kebenaran dari teori generatio spontanea, bahwa
makhluk hidup berasal dari benda-benda mati.
Teori Abiogenesis mulai dipercayai mulai dari abas ke-4 sebelum masehi
hingga sekitar abad-17, dimana beberapa percobaan teori biogenesis
mulai dilakukan.
2) Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup hanya berasal dri sesuatu yang hidup.
 Slide 4
Fransesco Redi
Pada tahun 1668, Fransesco Redi melakukan percobaan untuk membantah
teori Generatio Spontanea. Ia melakukan penelitian menggunakan daging
segar. Jadi, Fransesco Redi melakukan percobaan dengan menaruh 3 daging
segar ke dalam 3 wadah. Untuk wadah yang pertama, dibiarkan terbuka.
Untuk wadah yang kedua, ditutup rapat dengan gabus, dan wadah yang ketiga
ditutup dengan kain kasa yang berlubang-lubang.
Ketika daging mulai membusuk, datanglah lalat disekitar wadah. Beberapa
hari kemudian, terlihat daging pada wadah yang pertama terlihat cukup
banyak belatung, daging pada wadah kedua bebas dari belatung, sedangkan
pada wadah ketiga, beberapa ekor belatung terlihat diatas kain kasa. Dari
percobaan tersebut, Fransesco Redi membuktikan sekaligus mengambil
kesimpulan bahwa “Belatung tidak terbentuk dari daging busuk, melainkan
dari telur-telur lalat yang ditinggalkan ketika lalat mengerumuni daging
membusuk dan permukaan kain kasa.”
Percobaan ini juga membuktikan bahwa makhluk hidup tidak begitu saja
terbentuk dari benda mati, tetapi semua makhluk hidup terbentuk oleh
makhluk hidup juga.
Namun, percobaan Fransesco Redi dapat dibantah oleh para penganut
teori Abiogenesis, mereka mengatakan bahwa pada tabung ke-2 tidak
terdapat belatung dikarenakan tidak adanya perputaran udara yang
merupakan syarat utama dari kehidupan.
Lazzaro Spallanzani
Pada tahun 1765, Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan yang
berlawanan dengan teori Needham. . Ia menyatakan Needham tidak merebus
tabung cukup lama dan tidak menutup tutup leher tabung dengan rapat sekali
sehingga ada organisme masuk dan tumbuh.
Percobaan Spallanzani ini mirip dengan percobaan Needham, dimana ia
merebus kaldu, lalu ia menutup rapat tabung kaldu tersebut, alhasil kaldu
tersebut tidak menjadi keruh, dan saat dibuka, kaldu tersebut menjadi keruh
karena ditumbuhi oleh mikroba.
Dari percobaannya, Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya suatu
kehidupan hanya mungkin jika telah ada suatu bentuk kehidupan sebelumnya.
Mikroorganisme yang terdapat dalam kaldu percobaan timbul karena adanya
mikroorganisme yang tersebar di udara.
Namun, teori Spallanzani lagi lagi dapat dibantah oleh para penganut
teori abiogenesis dengan alasan yang sama dengan percobaan Fransesco
Redi, yaitu ketiadaan udara yang merupakan syarat utama dari
kehidupan.
 Slide 5
Louis Pasteur
Lalu muncullah Louis Pasteur, pada tahun 1862, ia melakukan percobaan
menggunakan tabung leher angsa. Hal ini untuk mencegah teorinya dapat
dibantah seperti teori teori sebelumnya. Dalam percobaannya, Pasteur
merebus kaldu hingga mendidih, kemudian mendiamkannya. Pada
prinsipnya, udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi partikel debu akan
menempel pada lengkungan leher tabung. Setelah beberapa lama, ternyata
tidak ada bakteri yang tumbuh pada kaldu. Namun, ketika Pasteur
memiringkan tabung leher angsa tersebut, air kaldu di dalam tabung
kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan
juga berasal dari kehidupan sebelumnya, sesuai dengan Teori Biogenesis.
Setelah melakukan percobaan tersebut, Pasteur mengeluarkan 3 pernyataan,
yaitu :
i. Omni Vivum ex Ovo : yang berarti “Semua Makhluk Hidup berasal
dari telur”. Hal ini dibuktikan oleh percobaan Fransesco Redi.
ii. Omni Ovum ex Vivo : yang berarti “Semua telur berasal dari
Makhluk hidup”. Hal ini dibuktikan oleh percobaan Lazzaro
Spallanzani.
iii. Omni Vivum ex Vivo : yang berarti “ Semua makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup”. Hal ini dibuktikan oleh percobaan Louis Pasteur
sendiri.
 Slide 6
3. Teori Evolusi Kimia
Teori evolusi kimia beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu di bumi sangat
tinggi. Namun, pada suatu saat bumi mengalami pendinginan, dan pada proses
tersebut, banyak terbentuk molekul-molekul kimia. Adapun molekul-molekul
tersebut, yang akan membentuk makhluk hidup pertama yaitu sel prokariot yang
pertama.
Adapun teori evolusi kimia ini dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu :
Alexander Ivanovich Oparin
A.I.Oparin, merupakan orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-
zat kimia yang telah terjadi sebelum kehidupan ini ada. Di dalam bukunya “ The
Origin of Life”, ada pernyataan dari Oparin yang sangat terkenal, yaitu konsep
“Primordial Soup”. Pada konsep primordial soup, Oparin menyatakan bahwa
kondisi bumi dan atmosfernya pada 3 miliar tahun yang lalu, dimana pada saat itu,
terdapat banyak sekali gunung berapi yang aktif terutama yang berada dibawah
permukaan laut. Gunung berapi yang aktif, akan mengeluarkan unsur-unsur yang
sederhana, seperti amonia(NH3), metana (CH4), air (H2O), hidrogen (H2), dll.
Dalam bentuk gas, molekul tersebut lebih ringan daripada air, sehingga akan
terbawa keatas dalam bentuk gelembung-gelembung hingga ke permukaan laut.
Ketika sampai di permukaan laut, gelembung tersebut akan pecah dan lepas ke
atmosfer, dimana atmosfer bumi pada saat itu belum terdapat oksigen, karena
oksigen merupakan oksidator kuat yang cenderung sebagai perusak. Setelah
molekul sederhana tersebut terlepas ke atmosfer, awan-awan yang mengandung
listrik akan mengeluarkan halilintar. Ketika ada halilintar, ditambah dengan
radiasi kosmis dari matahari, gas-gas tersebut akan bereaksi menjadi
makromolekul, yaitu molekul molekul yang lebih kompleks dari awalnya.
Karena makromolekul tersebut menjadi lebih berat, makromolekul tersebut akan
jatuh lagi ke dalam laut, dan peristiwa tersebut yang disebut Oparin sebagai
“Primordial Soup”. Kemudian, senyawa-senyawa kompleks tersebut akan
menjadi senyawa organik, seperti glukosa(C6H12O6), asam amino, protein, dan
asam nukleat. Lalu, molekul organik tersebut membentuk molekul dalam bentuk
tetesan yang disebut protobion.
Namun, dari teori Oparin, pertanyaannya bagaimana kita dapat
mengetahui kondisi bumi pada saat 3 miliar tahun yang lalu. Pertanyaan
tersebut akan dijawab oleh percobaan Urey-Miller.
 Slide 7
Urey-Miller
I. Harold Urey
Pada tahun 1893, Urey mengeluarkan teori yang mendukung teori dari
Oparin, dimana teori Urey tersebut dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
 Tersedianya molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air yang
sangat banyak di atmosfer
 Energi yang timbul dari aliran listrik, halilintar, dan sinar kosmis
merupakan energi pengikat dalam reaksi molekul metana, amonia,
hidrogen, dan uap air.
 Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana
 Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun
menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks.
Pernyataan dari Harold Urey dan Oparin tersebut, kemudian diaplikasikan
oleh Stanley Miller.
II. Stanley Miller
Stanley Miller berhasil membuat suatu alat yang dapat menggambarkan
kondisi bumi pada waktu sebelum ada kehidupan sekitar 3 miliar tahun
yang lalu.
Jadi, dalam percobaan tersebut, dimasukkan air laut ke dalam tabung A,
bersama dengan gas-gas seperti amonia, metana, dan hidrogen. Lalu, air
laut tersebut dipanaskan. Setelah mendidih, uap air berserta gas-gas
lainnya akan naik ke atas dan kemudian masuk ke dalam tabung B. Dalam
tabung B ini, diberikan aliran listik sebesar 75.000 volt, yang merupakan
pengganti dari halilintar, dan radiasi kosmis dari matahari. Lalu pada
tabung C, gas-gas tersebut didinginkan menjadi cairan kembali kemudian
dialirkan kembali ke tabung A. Reaksi tersebut berjalan berulang-ulang
hingga seminggu lamanya. Setelah seminggu, Miller mendapati bahwa
dalam cairan tersebut terdapat zat organik berupa asam amino, HCN,
urea, asam hidroksi dan lain lain.
Melvin Calvin
Melvin Calvin lebih berfokus pada radiasi dari sinar matahari yang dapat
mengubah gas-gas seperti metana, amonia, hidrogen, dan air menjadi molekul-
molekul gula, dan asam amino serta membentuk purin dan pirimidin yang
merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari teori evolusi kimia, dapat disimpulkan bahwa gas-gas sederhana yang dikeluarkan
bumi ke atmosfer, secara perlahan-lahan membentuk senyawa organik, dan senyawa
organik tersebut yang kemudian merupakan komponen dasar dari makhluk hidup.

 Slide 8
Pengertian Evolusi.
Evolusi merupakan proses perubahan yang terjadi pada proses populasi yang belangsung sedikit
demi sedikit dan memakan waktu yang sangat lama.
Evolusi berdasarkan arahnya, dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu evolusi progresif dan
evolusi regresif.
 Evolusi progresif merupakan evolusi yang menghasilkan spesies yang memungkinkan
berlanjutnya kehidupan berikutnya.
 Evolusi regresif merupakan evolusi yang menghasilkan spesies yang tidak
memungkinkan berlanjutnya kehidupan berikutnya.
15-21
Macam-Macam Evolusi

1. Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan pada tingkat diatas spesies dalam skala besar yang disebabkan
oleh mikroevolusi.
2. Mikroevolusi
Mikroevolusi adalah perubahan yang terjadi pada gen pool.
Penyebabnya ada bermacam-macam diantaranya:
- Mutasi
- Adaptasi dan seleksi alam
- Gen Flow atau aliran gen
- Genetic drift atau hanyutan genetik yang dapat disebabkan oleh founder effect & bottle
neck effect
- Rekombinasi gen dan seleksi

Mutasi

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf tingkatan gen maupun pada
tingkat kromosom. Mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber adanya variasi
hereditas. Jika terjadi mutasi terus menerus, sifat makhluk hidup makin lama makin menyimpang dari
nenek moyangnya.

Jika ada satu atau beberap gen yang bermutasi, akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi
gen. Jadi mutasi merupakan bahan mentah evolusi karena seleksi alam bekerja pada fenotipe, dan
fenotipe muncul dari gen. Agar suatu populasi dapat bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu harus
memiliki variasi genetik yang tinggi. Ada mutasi yang bersifat buruk, dan ada yang bersifat baik.

Sebagian mutase memang bersifat buruk. Akan tetapi sebagian besar dari kesalahan genetic ini bersifat
resesif dan menjadi target dalam seleksi alam. Sebagian mutase bersifat baik, misalnya mutase pada
reseptor di permukaan sel T pada manusia yang menghambat infeksi HIV.
Akibat-akibat mutasi lainnya yang menguntungkan, yaitu:
 Pembentukan spesies yang adaptif
 Peningkatan daya fertilitas dan viabilitas
 Pembentukan spesies yang kurang adaptif
 Plieotropi ( gen yang bermutasi dan dapat memperoleh lebih dari 2 sifat)

Adaptasi dan Seleksi Alam


Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Alam yang merupakan lingkungan bagi organisme selalu menyeleksi organisme yang hidup di dalamnya.
Terjadinya perubahan pada lingkungan akan mengakibatkan hal berikut:
 Organisme yang tidak adaptif dengan lingkungannya akan terseleksi sehingga jumlah
populasinya semakin berkurang dan akhirnya mengalami kepunahan, atau pindah ke daerah lain
yang tidak terjadi perubahan
 Sementara itu, organisme yang adaptif akan hidup dan berkembang biak sehingga jumlah
populasinya akan semakin bertambah. Organisme inilah yang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.

Biston betularia bersayap Biston betularia bersayap


Periode
cerah gelap
Sebelum Revolusi Industri Populasinya lebih besar Populasinya lebih kecil
Sesudah Revolusi Industri Populasinya lebih kecil Populasinya lebih besar
Hal tersebut terjadi karena sebelum revolusi industry, lingkunganmasih bersih sehingga ngengat
bersayap cerah lebih adaptif (tidak mudah tampak oleh predator) disbanding ngengat bersayap gelap.
Namun setelah revolusi industri, lingkungan lebih gelap oleh jelaga sehingga ngengat bersayap gelap
menjadi lebih adaptif.

Seleksi alam juga dapat berlangsung melalui resistensi (daya tahan) suatu organisme terhadap faktor
tertentu. Contoh seleksi alam berdasarkan resistensi adalah penggunaan antibiotic dan pestisida yang
meningkatkan resistensi organisme seperti yang terjadi pada bakteri.
Waktu Resisten Tidak Resisten
Sebelum pemberian Jumlah populasi sedikit karena bersifat Jumlah populasi lebih banyak
antibiotik resesif dan terdesak oleh bakteri yang karena bersifat dominan
tidak resisten
Setelah pemberian Jumlah populasi semakin banyak dan Jumlah populasi semakin
antibiotik menunjukkan kenaikan daya resistesi berkurang karena banyak yang
mati oleh antibiotik

Seleksi alam juga ada yang bersifat buatan.


Seeleksi buatan merupakan adalah proses di mana hewan atau tumbuhan yang mempunyai sifat
unggul akan dipelihara dan dikembangkan terus, sedangkan yang bersifat kurang unggul akan
disingkirkan. Seleksi buatan yang dilakukan oleh manusia tersebut dapat mempercepat proses
evolusi.

Perkawinan Tidak Acak


Pada umumnya tidak ada perkawinan yang benar-benar acak. Perkawinan umumnya dipengaruhi
oleh factor pilihan. Contohnya burung merak betina lebih memilih kawin dengan burung merak
jantan berekor indah. Akibat perkawinan tak acak, alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan
menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Alel dengan sifat yang tidak disukai akan menjadi
berkurang dan mungkin akan hilang dari populasi.

Gen Flow/Aliran Gen/Migrasi Gen


adalah pertukaran gamet antar populasi, sehingga mengurangi perbedaan antar populasi.
Seperti yang terjadi pada gambar berikut:
Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan frekuensi gen antarpoulasi. Kedua spesies terpisah
oleh letak geografis tertentu yang tidak mungkin mengadakan perpindahan normal dari daerah stau ke
yang lain. Spesies pada kedua populasi itu akan terisolir. Melalui proses evolusi akan terjadi perubahan
frekuensi gen pada kedua populasi tersebut.

Genetik Drift/Hanyutan Gen


adalah adala perubahan frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar.
Penyebab hanyutan genetik adalah:
1. Bottle Neck Effect
yaitu, suatu kejadian evolusi adanya persentase jumlah individu dalam suatu populasi ataupun
spesies yang mati ataupun tidak dapat berkembang biak

2. Founder effect
yaitu, hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru terbentuk oleh sejumlah
individu dalam populasi yang sangat kecil. Alel tertentu dapat menjadi sangat umum sedangkan
alel lain dapat berkurang frekuensinya bahkan hilang.

Hanyutan genetic dapat berakibat buruk jika terjadi penurunan variasi gen yang menyebabkan suatu
populasi menjadi rentan terhadap kepunahan.

Rekombinasi Gen dan Seleksi


Rekombinasi gen adalah bagian yang terpenting dari mekanisme evolusi, dimana dapat berlangsung
melalui perkawinan.
Melalui percobaan yang dilakukan oleh Wilhelm Ludwig Johansen pada 1905 dan kelompok peniliti
universitas Illinois pada 1985 dapat diketaui bahwa:
 Seleksi sangat selektif terhadap rekombinasi pada organisme yang melakukan perkawinan silang
 Seleksi merupakan faktor pengarah, pembatas, dan penstabil terhadap rekombinasi gen

MEKANISME EVOLUSI
Dari macam-macam evolusi tersebut terbentuklah bagan mekanisme evolusi.
Mekanisme Evolusi adalah perubahan sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang sederhana ke
makhluk yang lebih kompleks.
Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner adalah seleksi alam dan variasi genetik
yang terjadi karena mutasi gen dan rekombinasi gen. Dengan mutase spontan yang menjadi penyebab
mutasi gen dan rekombiansi gen. Seleksi alam memfavoritkan gen yang meningkatkan kapasitas
keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika berupa perubahan acak pada frekuensi alel,
disebabkan oleh percontohan acak (random sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen
merupakan transfer gen dalam dan antar populasi.

Kepentingan relatif seleksi alam dan hanyutan genetika dalam sebuah populasi bervariasi, tergantung
pada kuatnya seleksi dan ukuran populasi efektif, yang merupakan jumlah individu yang berkemampuan
untuk berkembang biak. Seleksi alam biasanya mendominasi pada populasi yang besar, sedangkan
hanyutan genetika mendominasi pada populasi yang kecil. Dominansi hanyutan genetika pada populasi
yang kecil bahkan dapat menyebabkan fiksasi mutasi yang sedikit merugikan. Karenanya, dengan
mengubah ukuran populasi dapat secara dramatis mempengaruhi arah evolusi. Bottle neck effect
menyebabkan populasi mengecil untuk sementara waktu dan kehilangan variasi genetika, menyebabkan
populasi yang lebih seragam.

SLIDE 22-30

A. Perkembangan Pemikiran Evolusi Sebelum Teori Darwin


• Plato (428-348 sebelum masehi)
Membayangkan pencipta yang menciptakan dunia dari kehancuran, kemudian menciptakan para
Dewa yang akan membuat manusia dengan manusia jenis kelamin laki-laki. Wanita, dan hewan
muncul dari renkarnasi jiwa laki-laki.

• Aristoteles ( 384-322 sebelum masehi)


Adalah murid Plato yang menggolongkan suatu organisme di dalam suatu skala alam, dari yang
sederhana hingga yang kompleks.

• Copernicus dan Galileo (tahun 1543)


Menunjukkan secara meyakinkan bahwa matahari merupakan pusat dari rotasi planet-planet,
bukan bumi.

• Erasmus Darwin ( 1731-1802)


Meyatakan bahwa di bumi memiliki asal usul yang sama dan respon fungsional diwariskan
kepada keturunan.

• Baron George Cuvier (1797-1875)


Perubahan fauna dari zaman ke zaman disebabkan oleh serangan bencana yang disusul dengan
penciptaan spesies.

B. Perjalanan Darwin dalam Penemuan Teori Evolusi


Hasil perjalanan ke kepulauan Galapagos: burung Finch yang mempunyai paruh dengan bentuk
dan ukurannya berbeda-beda, serta menunjukkan adanya hubungan dengan burung Finch di
Amerika Selatan.akhirnya menghasilkan 14 spesies baru.
 Enam di antaranya pemakan biji, mempunyai bentuk paruh yang tebal dan kuat untuk
memecahkan biji-bijian yang terdapat di tanah.
 Lainnya merupakan pemakan atau pengisap madu bungabunga kaktus, mempunyai paruh yang
lurus, sesuai dengan fungsinya untuk mengisap madu. Keduanya dikelompokkan ke dalam jenis
Camarhynchus.
 Spesies lain ada yang mencari makanan di pohon-pohon, mempunyai paruh yang tebal, lurus, dan
mempunyai lidah yang pendek. Burung ini dikelompokkan ke dalam jenis Geospiza.

C. Teori Evolusi Darwin, Adaptasi dan Seleksi Alam

Darwin berhasil mencetuskan teori evolusinya yang sangat terkenal hingga sekarang dan mendapat
julukan "Bapak Evolusi". Teori evolusi Darwin tertuang dalam bukunya yang berjudul On the Origin of
Species by Means of Natural Selection yang menyatakan bahwa asal mula spesies yang terjadi melalui
seleksi alam. Buku tersebut diterbitkan pada tahun1859. Buku Darwin tersebut berisi dua teori utama
sebagai berikut.
1. Spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies- spesies yang hidup pada masa lalu.

2. Evolusi terjadi karena seleksi alam atau seleksi alam merupakan penycbab evolusi adaptif.

Fakta-fakta yang mendukung pemikiran Darwin sebagai berikut.


1. Adanya variasi dalam satu spesies, bahkan pada kenyataannya tidak ada dua individu yang benar-benar
sama (identik) meskipun satu spesies. Banyak di antara variasi tersebut dapat diturunkan.

2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena memiliki kemampuan untuk berkembang biak.

3. Untuk dapat berkembang biak, diperlukan ruang dan makanan yang cukup. Sumber makanan bersifat
terbatas tetapi relatif stabil dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, terjadi perjuangan secara implisit
untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.

4. Pada kenyataannya, ada faktor pembatas yang mencegah populasi untuk bertambah terus. Individu
yang dapat bertahan hidup adalah individu yang mempunyai variasi cocok (adaptif) dengan
lingkungannya. Sifat-sifat sifat yang yang menguntungkan akan terakumulasi sepanjang generasi.

Berdasarkan fakta-fakta dan ditunjang oleh teori-teori para ahli lainnya, Darwin mengemukakan teori
evolusinya tentang seleksi alam yang mencakup tiga hal penting, yaitu sebagai berikut.
1. Seleksi alam terjadi karena adanya perbedaan keberhasilan pada reproduksi organisme.

2. Seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara lingkungan dengan variasi yang dimiliki oleh
organisme yang menyusun suatu populasi.

3. Produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme suatu populasi terhadap lingkungannya.

D. Perbandingan Teori Lamarck dengan Teori Darwin

Perbedaan pendapat tentang munculnya jerapah berleher panjang


• Lamarck:
Semula jerapah berleher pendek, kemudian menjadi panjang karena menjangkau makanannya.
• Darwin:
Populasi heterogen, dalam kompetensi mendapatkan makanan, yang berleher panjanglah yang
bertahan.

E.Perbandingan
Teori Weisman
dengan Teori
Darwin
August
Weismann
berpendapat
bahwa sifat leher jerapah dikendalikan oleh gen. Sifat leher panjang dikendalikan oleh gen dominan,
sedangkan sifat leher pendek dikendalikan oleh gen resesif. Jerapah yang berleher panjang mempunyai
genotipe dominan homozigot atau heterozigot, sedangkan jerapah yang berleher pendek semuanya
bersifat homozigot resesif. Jerapah berleher pendek yang bergenotipe homozigor resesif tersebut tidak
mampu beradaptasi dengan lingkungannya hingga akhirnya mengalami kepunahan.
• Weismann menyatakan bahwa
Evolusi menyangkut pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin atau evolusi berkaitan dengan
gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.
• Darwin menyatakan bahwa
Evolusi terjadi karena seleksi alam atau seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif.
Jadi, teori evolusi yang dikemukakan oleh August Weismann tidak bertentangan dengan teori Darwin,
tetapi justru memperjelas dan memperkuat teori Darwin.

F. Perbandingan Teori Lamarck dengan Teori Weismann

Lamarck berpendapat bahwa pada mulanya rusa tidak bertanduk, tetapi karena sering beradu
kepala, akan tumbuh tanduk yang semakin lama semakin memanjang. Lamarck juga menyatakan bahwa
makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungan dengan menggunakan organ tubuhnya, perubahan sifat
dan fungsi organ tubuh sebagai akibat adaptasi dengan lingkungannya akan diwariskan kepada
keturunannya.
Teori Lamarck tersebut bertentangan dengan teori Weismann. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh dari lingkungan tidak akan diwariskan. Weismann membuktikan
teorinya dengan mengadakan percobaan, yaitu dengan cara memotong ekor tikus-tikus yang
dipeliharanya. Kemudian tikus tersebut dibiarkan berkembang biak. Hasil percobaan menunjukkan tikus
yang sudah dipotong ekornya tetap mempunyai anak-anak tikus yang berekor panjang. Percobaan tersebut
dilakukan berulang-ulang hingga 21 generasi, ternyata tetap menghasilkan generasi tikus berekor panjang.
SPESIASI (TERBENTUKNYA SPESIES BARU)
Terbentuknya spesies baru dalam suatu populasi diawali dengan adanya perubahan faktor
dalam (instrinsik) akibat dari tekanan faktor luar (ekstrinsik). Faktor luar berkaitan dengan
keadaan lingkungan. Sementara itu, faktor instrinsik berkaitan dengan gen. Perubahan faktor
instrinsik dari generasi ke generasi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk,
kebiasaan, dan sifat suatu jenis yang berbeda dari aslinya sehingga akan memunculkan jenis
baru.
Isolasi ekogeografi terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena sudah lama berada pada lingkungan yang berbeda dan masing-masing hanya dapat
berkembang biak di lingkungannya sendiri. Contoh tanaman Plantanus occidentalis yang hidup
di wilayah sebelah timur Indonesia dengan Plantanus orientalis yang hidup di wilayah sebelah
barat Indonesia. Jika kedua jenis tanaman tersebut ditanam di lokasi yang sama, tidak pernah
terjadi penyerbukan. Namun, jika dilakukan penyerbukan buatan akan menghasilkan keturunan
yang fertil.

Isolasi habitat terjadi pada dua spesies simpatrik yang memiliki habitat berbeda. Jika
ditempatkan pada lokasi yang sama, perkawinan antarindividu dalam satu populasi lebih sering
terjadi dari habitat yang sama dibandingkan dengan perkawinan antarindividu dari populasi
yang habitatnya berbeda. Contoh katak Bufo woodhouse yang hidup di habitat air tenang
dengan katak Bufo americanas yang hidup di habitat kubangan air hujan. Keduanya tidak mau
melakukan perkawinan, tetapi jika dilakukan perkawinan buatan akan menghasilkan keturunan
yang fertil.

Isolasi musim (temporal) terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan
perkawinan karena mempunyai musim kawin yang berbeda. Contohnya Pinus nadiata yang top
up pada bulan Februari dengan Pinus muricata yang top up pada bulan April.

Isolasi perilaku terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena melahirkan. Dapat ditunjukkan berupa suara, perubahan warna kulit, dan laku saat akan
melakukan perkawinan. Perilaku ini gerakan khusus. Contohnya pada beberapa jenis serangga.
jika musim kawin tiba serangga akan mengeluarkan bunyi yang khas yang hanya dimengerti oleh
serangga betina dalam populasi yang sama.

Isolasi mekanik terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena bentuk dan ukuran alat kelaminnya tidak sesuai atau tidak cocok, contohnya bunga
Salvia apiana dengan Salvia mellifera. Lebah yang membawa serbuk sari bunga Salvia apiana
tidak dapat masuk untuk menyerbuki putik bunga Salvia mellifera. Contoh lainnya adalah anjing
jantan ras pudel yang bertubuh kecil dan berkaki pendek tidak dapat mengawini anjing betina
ras chow-chow yang besar.

PETUNJUK EVOLUSI

Variasi individu dalam suatu keturunan

Perbedaan antarspesies antara lain meliputi warna kulit, ukuran, berat, fisiologi, dan kebiasaan

Antara individu dalam satu spesies terdapat varian


Varlasi di dalam suatu spesies akan menurunkan keturunan yang berbeda dalam
perkembangannya.

Adanya variasi dalam tumbuhan & hewan dimanfaatkan manusia untuk memperoleh bibit
unggul.

Homologi

Bentuk makhluk yang berbeda-beda, ternyata sebenarnya banyak ditemukan kesamaan struktur
dasar. Adanya kesamaan struktur diduga mempunyai asal usul yang sama, dengan kata lain
berkerabat dekat. Anggota tubuh organisme dengan dasar yang sama, tetapi fungsinya sama
maupun berbeda disebut homologi.

Unsur persamaan yang dimiliki semua makhluk hidup adalah adanya protoplasma, yang
didalamnya terdapat DNA dan RNA.

Unsur persamaan digunakan untuk menentukan hubungan kekerabatan.

Organ-organ dari berbagai mokhluk hidup yang berbentuk asal sama dan selanjutnya berubah
struktur sehingga fungsinya berbeda disebut hamolog

Analog odalan organ-organ yang fungsinya sama tanpa memperhatikan asalnya.

31-37
Kata fosil berasal dari bahasa latin, fosillis, yang berarti menggali. Fosil juga dapat diartikan
sebagai sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah membatu. Ilmu yang mempelajari tentang fosil
disebut paleontologi.

Beberapa jenis fosil yang ditemukan para ahli adalah:

1. Australopithecus yang berasal dari kata australo yang berarti selatan dan pithecus yang berarti
kera. Fosil yang kepurbaannya diperkirakan berkisar antara 2-5 juta tahun atau zaman Pliosin ini
ditemukan pada tahun 1924 di Afrika Selatan oleh Raymond Dart. Australopithecus juga terbagi
menjadi 4 spesimen, yaitu:
i. Australopithecus africanus, yang kemudian berevolusi menjadi manusia berkaki dua
(bipedal), menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah, memakai batu, tulang, dan kayu
sebagai alat dan senjatanya.
ii. Australopithecus robustus, yang hidup di Afrika Selatan dan lebih muda dari Australopithecus
africanus
iii. Australopithecus boisai, yang terbesar diantara 4 Australopithecus. Berbadan lebih kekar
dibandingkan yang lainnya, berasal dari Afrika Timur, serta memiliki gigi dan tulang rahang
lebih kuat.
iv. Australopithecus habilis (Homo habilis) yang masih satu keturunan dengan Australopithecus
purba yang ramping. Intelegensinya lebih tinggi dari yang lainnya. Homo habilis ini jiga
dipercaya sebagai Homo purba oleh beberapa ilmuwan.
2. Pithecantropus yang berasal dari kata pithecus yang berari kera dan anthropus yang berarti
manusia. Fosil yang berumur antara 2-0.2 juta tahun ini terbagi menjadi 3 jenis di Jawa menurut
tahap evolusinya, yaitu:
i. Pithecantropus robustus (modjokertoensis), ditemukan pertama kali di Perung, Mojokerto,
Jawa Timur pada tahun 1936 oleh Cokrohandoyo berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Fosi-
fosil sejenis lainnya ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah.
ii. Pithecantropus erectus, ditemukan pertama kali oleh Eugene Dubois pada 1891 di Trinil, Jawa
Timur. Pithecantropus erectus lebih maju daripada Pithecantropus robustus, mempunyai
tungkai yang lebih modern, tapi berotak primitif. Rongga otaknya hanya mencapai setengah
dari Homo sapiens.
iii. Pithecantropus soloensis, pertama kali ditemukan oleh Oppenoarth pada 1932 di Ngandong,
Blora, Jawa Tengah. Lebih maju dari yang lain dan merupakan tipe peralihan antara
Pithecantropus erectus dan manusia yang muncul kemudian (Homo sapiens).
3. Meganthropus palaeojavanicus yang hingga kini masih dipertanyakan karena hanya ada 1 temuan,
sehingga mungkin masuk pithecantropus atau mungkin berdiri sendiri
4. Homo neanderthalensis yang banyak ditemukan di daratan eropa dan asia barat, tetapi tidak
dijumpai di Indonesia ini berada pada peradaban antara tahun 20.000-40.000 SM. Manusia
Neanderthal merupakan makhluk yang ulet, tidak liar, dan mempunyai rongga otak yang hampir
sama dengan manusia modern. Contoh neanderthal antara lain dari Eropa dan Palestina.
5. Homo sapiens yang penemuannya di Indonesia dimulai dari Homo Wadjakensis atau manusia
wajak. Fosil ini pertama kali ditemukan di desa Wajak, Tulunggagung, Jawa Timur pada 1889 oleh
Eugene Dubois dan usianya diperkirakan 40.000 tahun. Contoh lain dari homo sapiens adalah
manusia dari Stabat, Gilimanuk, dan Plawangan, serta kemudian Homo sapiens modern yang lebih
maju lagi kebudayannya. Homo sapiens modern berhasil belajar bercocok tanam dan menjinakkan
binatan, dengan begitu ia berhasil memperoleh kekuasaan atas lingkungannya dan kemudian
mengembangkan peradaban.

5 ras pokok manusia berdasarkan perbedaan morfologi:


1. Mongoloid, berkulit kuning sampai cokelat tua, contohnya Mongoloid Selatan dan Mongoloid
Utara.
2. Kaukasid, berkulit putih sampai cokelat, contohnya Mediterranid, Nordid, dan Alpinid.
3. Negrid, berkulit hitam atau cokelat tua, contohnya Negrillio, Nilotid, Bantu, termasuk Negro
Amerika.
4. Khoisonid, berkulit cokelat kemerahan sampai cokelat tembaga, ada 2 subras, yaitu Hottentot dan
Bushman.
5. Austramelanesid berkulit bervariasi: kemerahan sampai cokelat tua, terbagi menjadi Australid yang
hidup di Australia dan Melanesis, yang terbagi lagi menjadi Polenesid, Mikronesid, dan Melanesid.
Berdasarkan penemuan fosil, manusia termasuk kelompok Hominidae yang digolongkan
menurut pola-pola gigi dan berbagai ciri-ciri anatomis yang merefleksikan postur tegak. Studi mengenai
protein, DNA, dan struktur kromosom pada tingkat molekuler membuktikan adanya kesamaan antara
Primata dengan manusia. Dalam sistematika hewan, manusia dan kera termasuk dalam ordo/bangsa
yang sama, yaitu ordo primata. Ditinjau dari evolusinya, mereka merupakan evolusi yang paling modern.
Perkembangan evolusi primata dimulai dari moyang yang berupa hewan mamalia pemakan
serangga menurunkan Prosimian (Early Prosimians) yang hidup pada zaman Paleosin. Early prosimian ini
memiliki ciri-ciri bertubuh kecil seperto curut, bermoncong dan berekor panjang, tangkas, cerdas, dan
memiliki organ-organ penggenggam dengan 5 jari.
Dari hasil perkembangan evolusi Primata yang dimulai sejak 75 juta tahun lalu. Diketahui:
a. Hanya manusia yang menyimpan dari jalur evolusinya.
b. Manusia hidup di atas tanah, sedangkan yang lain hidup di pohon-pohon.
c. Manusia berjalan tegak dengan 2 kaki (bipedal), sedangkan yang lain berjalan dengan 4 kaki.
d. Semua hewan yang termasuk ordo Primata memiliki kesamaan, yaitu:
i. Mempunyai penglihatan ruang (stereoskopis)
ii. Bidang pandang kedua mata terpadu
iii. Tangan digunakan untuk memegang; semakin tinggi derajat evolusinya, semakin terampil
penggunaannya.
iv. Semakin tinggi perkembangan evolusinya, semakin besar volume otaknya dan semakin luas
pula permukaan otaknya.
Berdasarkan petunjuk evolusi, evolusi invertebrata yang terdiri atas 30 filum, diperkirakan
dimulai dari nenek moyang berupa Protista yang hidup di laut. Protista bercabang menjadi 3, yaitu filum
Porifera, filum Cnidaria, filum Platyhelmintes. Selanjutnya, filum Platyhelmintes bercabang lagi.
Banyak ahli biologi berpendapat bahwa nenek moyang vertebrata adalah hewan yang cara
makannya adalah dengan mengambil suspensi, mirip dengan Cephalochordata, yang merupakan
subfilum dari chordata Invertebrata. Cephalochordata dan Vertebrata kemungkinan berevolusi dari
leluhur Chordata yang sama.

TEORI PENCIPTAAN CERDAS


Teori penciptaan menganggap makhluk hidup tercipta dengan bentuk yang ada seperti di saat
ini, dan dinyatakan oleh pihak-pihak yang menentang teori evolusi.
Teori penciptaan cerdas merupakan salah satu teori penciptaan yang menyatakan bahwa semua
makhluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana dan bukannya dengan
ketidaksengajaan. Teori ini menganggap semua bentuk makhluk hidup bukanlah merupakan bentuk
transisi menuju evolusi, tetapi pasti “berarti” atau memiliki fungsi bagi kehidupannya pada zamannya
atau habitatnya. Jika kita tidak tahu fungsi suatu organ bagi pemiliknya, berarti kita yang belum cerdas
atau belum mampu untuk menjelaskannya beserta bukti-bukti konkretnya.
Contohnya adalah apendiks atau umbai cacing yang disebut organ vestigal menurut teori evolusi
biologi, tetapi teori penciptaan cerdas menyatakan bahwa apendiks berfungsi sebagai limfa, yaitu
tempat penghancuran selulosa, apendiks juga menghasilkan hormon yang berfungsi meningkatkan
sistem imunitas, dengan demikian apendks adalah organ limfoid.
Pada 1941, Einstein menyatakan “Science without religion is lame, religion without science is
blind”. Jadi, teori penciptaan dan teori evolusi, meskipun tampaknya bertentangan, tetapi saling
melengkapi. Iman tidak akan meniadakan apa yang dicari oleh sains, melainkan akan memberi inspirasi
untuk berkembangnya sains. Sementara itu, sains adalah jalan untuk meyakini keberadaan Tuhan.
Berkembangnya teori penciptaan juga didukung oleh fakta-fakta berikut, yaitu:
1. Penemuan model DNA oleh Watson dan Crick
Molekul DNA yang terdapat dalam sel hidup mempunyai kerumitan dan keteraturan dalam
menentukan urutan basa yang tidak akan muncul secara kebetulan. Jika terjadi kerusakan atau
mutasi, biasanya individu itu akan menjadi steril sehingga tidak mungkin menghasilkan keturunan.
Dengan kata lain, tidak mungkin suatu sel berubah menjadi makhluk hidup yang lebih kompleks dan
seleksi alam bukanlah pendorong terjadinya evolusi.
2. Hukum Pewarisan Sifat menurut Mendel
Pewarisan sifat dari induk ke keturunan berjalan secara terus-menerus dan teratur. Pembentukan
sel kelamin terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh replikasi molekul DNA pada waktu
interfase dan dilanjutkan dengan terjadinya duplikasi kromosom pada profase 1. Dengan demikian,
materi genetik dari induk kepada keturunannya dijamin sama.
3. Paleontologi
Berdasarkan studi tentang fosil yang ditemukan, tidak ada organisme masa kini yang berbeda
dengan fosil nenek moyangnya. Contohnya fosil ikan hiu yang berumur 100 juta tahun yang lalu,
ternyata sama dengan ikan hiu yang ditemukan zaman sekarang.

Anda mungkin juga menyukai