Slide 8
Pengertian Evolusi.
Evolusi merupakan proses perubahan yang terjadi pada proses populasi yang belangsung sedikit
demi sedikit dan memakan waktu yang sangat lama.
Evolusi berdasarkan arahnya, dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu evolusi progresif dan
evolusi regresif.
Evolusi progresif merupakan evolusi yang menghasilkan spesies yang memungkinkan
berlanjutnya kehidupan berikutnya.
Evolusi regresif merupakan evolusi yang menghasilkan spesies yang tidak
memungkinkan berlanjutnya kehidupan berikutnya.
15-21
Macam-Macam Evolusi
1. Makroevolusi
Makroevolusi adalah perubahan pada tingkat diatas spesies dalam skala besar yang disebabkan
oleh mikroevolusi.
2. Mikroevolusi
Mikroevolusi adalah perubahan yang terjadi pada gen pool.
Penyebabnya ada bermacam-macam diantaranya:
- Mutasi
- Adaptasi dan seleksi alam
- Gen Flow atau aliran gen
- Genetic drift atau hanyutan genetik yang dapat disebabkan oleh founder effect & bottle
neck effect
- Rekombinasi gen dan seleksi
Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf tingkatan gen maupun pada
tingkat kromosom. Mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber adanya variasi
hereditas. Jika terjadi mutasi terus menerus, sifat makhluk hidup makin lama makin menyimpang dari
nenek moyangnya.
Jika ada satu atau beberap gen yang bermutasi, akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi
gen. Jadi mutasi merupakan bahan mentah evolusi karena seleksi alam bekerja pada fenotipe, dan
fenotipe muncul dari gen. Agar suatu populasi dapat bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu harus
memiliki variasi genetik yang tinggi. Ada mutasi yang bersifat buruk, dan ada yang bersifat baik.
Sebagian mutase memang bersifat buruk. Akan tetapi sebagian besar dari kesalahan genetic ini bersifat
resesif dan menjadi target dalam seleksi alam. Sebagian mutase bersifat baik, misalnya mutase pada
reseptor di permukaan sel T pada manusia yang menghambat infeksi HIV.
Akibat-akibat mutasi lainnya yang menguntungkan, yaitu:
Pembentukan spesies yang adaptif
Peningkatan daya fertilitas dan viabilitas
Pembentukan spesies yang kurang adaptif
Plieotropi ( gen yang bermutasi dan dapat memperoleh lebih dari 2 sifat)
Seleksi alam juga dapat berlangsung melalui resistensi (daya tahan) suatu organisme terhadap faktor
tertentu. Contoh seleksi alam berdasarkan resistensi adalah penggunaan antibiotic dan pestisida yang
meningkatkan resistensi organisme seperti yang terjadi pada bakteri.
Waktu Resisten Tidak Resisten
Sebelum pemberian Jumlah populasi sedikit karena bersifat Jumlah populasi lebih banyak
antibiotik resesif dan terdesak oleh bakteri yang karena bersifat dominan
tidak resisten
Setelah pemberian Jumlah populasi semakin banyak dan Jumlah populasi semakin
antibiotik menunjukkan kenaikan daya resistesi berkurang karena banyak yang
mati oleh antibiotik
2. Founder effect
yaitu, hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru terbentuk oleh sejumlah
individu dalam populasi yang sangat kecil. Alel tertentu dapat menjadi sangat umum sedangkan
alel lain dapat berkurang frekuensinya bahkan hilang.
Hanyutan genetic dapat berakibat buruk jika terjadi penurunan variasi gen yang menyebabkan suatu
populasi menjadi rentan terhadap kepunahan.
MEKANISME EVOLUSI
Dari macam-macam evolusi tersebut terbentuklah bagan mekanisme evolusi.
Mekanisme Evolusi adalah perubahan sedikit demi sedikit dari makhluk hidup yang sederhana ke
makhluk yang lebih kompleks.
Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner adalah seleksi alam dan variasi genetik
yang terjadi karena mutasi gen dan rekombinasi gen. Dengan mutase spontan yang menjadi penyebab
mutasi gen dan rekombiansi gen. Seleksi alam memfavoritkan gen yang meningkatkan kapasitas
keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika berupa perubahan acak pada frekuensi alel,
disebabkan oleh percontohan acak (random sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen
merupakan transfer gen dalam dan antar populasi.
Kepentingan relatif seleksi alam dan hanyutan genetika dalam sebuah populasi bervariasi, tergantung
pada kuatnya seleksi dan ukuran populasi efektif, yang merupakan jumlah individu yang berkemampuan
untuk berkembang biak. Seleksi alam biasanya mendominasi pada populasi yang besar, sedangkan
hanyutan genetika mendominasi pada populasi yang kecil. Dominansi hanyutan genetika pada populasi
yang kecil bahkan dapat menyebabkan fiksasi mutasi yang sedikit merugikan. Karenanya, dengan
mengubah ukuran populasi dapat secara dramatis mempengaruhi arah evolusi. Bottle neck effect
menyebabkan populasi mengecil untuk sementara waktu dan kehilangan variasi genetika, menyebabkan
populasi yang lebih seragam.
SLIDE 22-30
Darwin berhasil mencetuskan teori evolusinya yang sangat terkenal hingga sekarang dan mendapat
julukan "Bapak Evolusi". Teori evolusi Darwin tertuang dalam bukunya yang berjudul On the Origin of
Species by Means of Natural Selection yang menyatakan bahwa asal mula spesies yang terjadi melalui
seleksi alam. Buku tersebut diterbitkan pada tahun1859. Buku Darwin tersebut berisi dua teori utama
sebagai berikut.
1. Spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies- spesies yang hidup pada masa lalu.
2. Evolusi terjadi karena seleksi alam atau seleksi alam merupakan penycbab evolusi adaptif.
2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena memiliki kemampuan untuk berkembang biak.
3. Untuk dapat berkembang biak, diperlukan ruang dan makanan yang cukup. Sumber makanan bersifat
terbatas tetapi relatif stabil dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, terjadi perjuangan secara implisit
untuk mempertahankan kelestarian hidupnya.
4. Pada kenyataannya, ada faktor pembatas yang mencegah populasi untuk bertambah terus. Individu
yang dapat bertahan hidup adalah individu yang mempunyai variasi cocok (adaptif) dengan
lingkungannya. Sifat-sifat sifat yang yang menguntungkan akan terakumulasi sepanjang generasi.
Berdasarkan fakta-fakta dan ditunjang oleh teori-teori para ahli lainnya, Darwin mengemukakan teori
evolusinya tentang seleksi alam yang mencakup tiga hal penting, yaitu sebagai berikut.
1. Seleksi alam terjadi karena adanya perbedaan keberhasilan pada reproduksi organisme.
2. Seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara lingkungan dengan variasi yang dimiliki oleh
organisme yang menyusun suatu populasi.
3. Produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme suatu populasi terhadap lingkungannya.
E.Perbandingan
Teori Weisman
dengan Teori
Darwin
August
Weismann
berpendapat
bahwa sifat leher jerapah dikendalikan oleh gen. Sifat leher panjang dikendalikan oleh gen dominan,
sedangkan sifat leher pendek dikendalikan oleh gen resesif. Jerapah yang berleher panjang mempunyai
genotipe dominan homozigot atau heterozigot, sedangkan jerapah yang berleher pendek semuanya
bersifat homozigot resesif. Jerapah berleher pendek yang bergenotipe homozigor resesif tersebut tidak
mampu beradaptasi dengan lingkungannya hingga akhirnya mengalami kepunahan.
• Weismann menyatakan bahwa
Evolusi menyangkut pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin atau evolusi berkaitan dengan
gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.
• Darwin menyatakan bahwa
Evolusi terjadi karena seleksi alam atau seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif.
Jadi, teori evolusi yang dikemukakan oleh August Weismann tidak bertentangan dengan teori Darwin,
tetapi justru memperjelas dan memperkuat teori Darwin.
Lamarck berpendapat bahwa pada mulanya rusa tidak bertanduk, tetapi karena sering beradu
kepala, akan tumbuh tanduk yang semakin lama semakin memanjang. Lamarck juga menyatakan bahwa
makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungan dengan menggunakan organ tubuhnya, perubahan sifat
dan fungsi organ tubuh sebagai akibat adaptasi dengan lingkungannya akan diwariskan kepada
keturunannya.
Teori Lamarck tersebut bertentangan dengan teori Weismann. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh dari lingkungan tidak akan diwariskan. Weismann membuktikan
teorinya dengan mengadakan percobaan, yaitu dengan cara memotong ekor tikus-tikus yang
dipeliharanya. Kemudian tikus tersebut dibiarkan berkembang biak. Hasil percobaan menunjukkan tikus
yang sudah dipotong ekornya tetap mempunyai anak-anak tikus yang berekor panjang. Percobaan tersebut
dilakukan berulang-ulang hingga 21 generasi, ternyata tetap menghasilkan generasi tikus berekor panjang.
SPESIASI (TERBENTUKNYA SPESIES BARU)
Terbentuknya spesies baru dalam suatu populasi diawali dengan adanya perubahan faktor
dalam (instrinsik) akibat dari tekanan faktor luar (ekstrinsik). Faktor luar berkaitan dengan
keadaan lingkungan. Sementara itu, faktor instrinsik berkaitan dengan gen. Perubahan faktor
instrinsik dari generasi ke generasi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk,
kebiasaan, dan sifat suatu jenis yang berbeda dari aslinya sehingga akan memunculkan jenis
baru.
Isolasi ekogeografi terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena sudah lama berada pada lingkungan yang berbeda dan masing-masing hanya dapat
berkembang biak di lingkungannya sendiri. Contoh tanaman Plantanus occidentalis yang hidup
di wilayah sebelah timur Indonesia dengan Plantanus orientalis yang hidup di wilayah sebelah
barat Indonesia. Jika kedua jenis tanaman tersebut ditanam di lokasi yang sama, tidak pernah
terjadi penyerbukan. Namun, jika dilakukan penyerbukan buatan akan menghasilkan keturunan
yang fertil.
Isolasi habitat terjadi pada dua spesies simpatrik yang memiliki habitat berbeda. Jika
ditempatkan pada lokasi yang sama, perkawinan antarindividu dalam satu populasi lebih sering
terjadi dari habitat yang sama dibandingkan dengan perkawinan antarindividu dari populasi
yang habitatnya berbeda. Contoh katak Bufo woodhouse yang hidup di habitat air tenang
dengan katak Bufo americanas yang hidup di habitat kubangan air hujan. Keduanya tidak mau
melakukan perkawinan, tetapi jika dilakukan perkawinan buatan akan menghasilkan keturunan
yang fertil.
Isolasi musim (temporal) terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan
perkawinan karena mempunyai musim kawin yang berbeda. Contohnya Pinus nadiata yang top
up pada bulan Februari dengan Pinus muricata yang top up pada bulan April.
Isolasi perilaku terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena melahirkan. Dapat ditunjukkan berupa suara, perubahan warna kulit, dan laku saat akan
melakukan perkawinan. Perilaku ini gerakan khusus. Contohnya pada beberapa jenis serangga.
jika musim kawin tiba serangga akan mengeluarkan bunyi yang khas yang hanya dimengerti oleh
serangga betina dalam populasi yang sama.
Isolasi mekanik terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena bentuk dan ukuran alat kelaminnya tidak sesuai atau tidak cocok, contohnya bunga
Salvia apiana dengan Salvia mellifera. Lebah yang membawa serbuk sari bunga Salvia apiana
tidak dapat masuk untuk menyerbuki putik bunga Salvia mellifera. Contoh lainnya adalah anjing
jantan ras pudel yang bertubuh kecil dan berkaki pendek tidak dapat mengawini anjing betina
ras chow-chow yang besar.
PETUNJUK EVOLUSI
Perbedaan antarspesies antara lain meliputi warna kulit, ukuran, berat, fisiologi, dan kebiasaan
Adanya variasi dalam tumbuhan & hewan dimanfaatkan manusia untuk memperoleh bibit
unggul.
Homologi
Bentuk makhluk yang berbeda-beda, ternyata sebenarnya banyak ditemukan kesamaan struktur
dasar. Adanya kesamaan struktur diduga mempunyai asal usul yang sama, dengan kata lain
berkerabat dekat. Anggota tubuh organisme dengan dasar yang sama, tetapi fungsinya sama
maupun berbeda disebut homologi.
Unsur persamaan yang dimiliki semua makhluk hidup adalah adanya protoplasma, yang
didalamnya terdapat DNA dan RNA.
Organ-organ dari berbagai mokhluk hidup yang berbentuk asal sama dan selanjutnya berubah
struktur sehingga fungsinya berbeda disebut hamolog
31-37
Kata fosil berasal dari bahasa latin, fosillis, yang berarti menggali. Fosil juga dapat diartikan
sebagai sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah membatu. Ilmu yang mempelajari tentang fosil
disebut paleontologi.
1. Australopithecus yang berasal dari kata australo yang berarti selatan dan pithecus yang berarti
kera. Fosil yang kepurbaannya diperkirakan berkisar antara 2-5 juta tahun atau zaman Pliosin ini
ditemukan pada tahun 1924 di Afrika Selatan oleh Raymond Dart. Australopithecus juga terbagi
menjadi 4 spesimen, yaitu:
i. Australopithecus africanus, yang kemudian berevolusi menjadi manusia berkaki dua
(bipedal), menghabiskan sebagian besar waktunya di tanah, memakai batu, tulang, dan kayu
sebagai alat dan senjatanya.
ii. Australopithecus robustus, yang hidup di Afrika Selatan dan lebih muda dari Australopithecus
africanus
iii. Australopithecus boisai, yang terbesar diantara 4 Australopithecus. Berbadan lebih kekar
dibandingkan yang lainnya, berasal dari Afrika Timur, serta memiliki gigi dan tulang rahang
lebih kuat.
iv. Australopithecus habilis (Homo habilis) yang masih satu keturunan dengan Australopithecus
purba yang ramping. Intelegensinya lebih tinggi dari yang lainnya. Homo habilis ini jiga
dipercaya sebagai Homo purba oleh beberapa ilmuwan.
2. Pithecantropus yang berasal dari kata pithecus yang berari kera dan anthropus yang berarti
manusia. Fosil yang berumur antara 2-0.2 juta tahun ini terbagi menjadi 3 jenis di Jawa menurut
tahap evolusinya, yaitu:
i. Pithecantropus robustus (modjokertoensis), ditemukan pertama kali di Perung, Mojokerto,
Jawa Timur pada tahun 1936 oleh Cokrohandoyo berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Fosi-
fosil sejenis lainnya ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah.
ii. Pithecantropus erectus, ditemukan pertama kali oleh Eugene Dubois pada 1891 di Trinil, Jawa
Timur. Pithecantropus erectus lebih maju daripada Pithecantropus robustus, mempunyai
tungkai yang lebih modern, tapi berotak primitif. Rongga otaknya hanya mencapai setengah
dari Homo sapiens.
iii. Pithecantropus soloensis, pertama kali ditemukan oleh Oppenoarth pada 1932 di Ngandong,
Blora, Jawa Tengah. Lebih maju dari yang lain dan merupakan tipe peralihan antara
Pithecantropus erectus dan manusia yang muncul kemudian (Homo sapiens).
3. Meganthropus palaeojavanicus yang hingga kini masih dipertanyakan karena hanya ada 1 temuan,
sehingga mungkin masuk pithecantropus atau mungkin berdiri sendiri
4. Homo neanderthalensis yang banyak ditemukan di daratan eropa dan asia barat, tetapi tidak
dijumpai di Indonesia ini berada pada peradaban antara tahun 20.000-40.000 SM. Manusia
Neanderthal merupakan makhluk yang ulet, tidak liar, dan mempunyai rongga otak yang hampir
sama dengan manusia modern. Contoh neanderthal antara lain dari Eropa dan Palestina.
5. Homo sapiens yang penemuannya di Indonesia dimulai dari Homo Wadjakensis atau manusia
wajak. Fosil ini pertama kali ditemukan di desa Wajak, Tulunggagung, Jawa Timur pada 1889 oleh
Eugene Dubois dan usianya diperkirakan 40.000 tahun. Contoh lain dari homo sapiens adalah
manusia dari Stabat, Gilimanuk, dan Plawangan, serta kemudian Homo sapiens modern yang lebih
maju lagi kebudayannya. Homo sapiens modern berhasil belajar bercocok tanam dan menjinakkan
binatan, dengan begitu ia berhasil memperoleh kekuasaan atas lingkungannya dan kemudian
mengembangkan peradaban.