Klasifikasi
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan karena usaha tani jeruk memberikan keuntungan maksimal bagi petani. Daging
buahnya mempunyai rasa asam-manis yang merupakan sumber vitamin C alami. Saat ini,
penyediaan bibit jeruk besar dilakukan dengan persemaian benih dan okulasi. Kelemahan dari
bibit hasil persemaian benih yaitu tidak dapat diperoleh dalam jumlah banyak, sedangkan bibit
hasil okulasi seringkali mengalami inkompatibilitas sehingga proses okulasinya gagal.
Beberapa hal tersebut mengakibatkan ketersediaan bibit jeruk besar kurang mencukupi.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperlukan upaya lain untuk melestarikan jeruk. Upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan perbanyakan jeruk secara in vitro atau kultur jaringan.
Perbanyakan secara in vitro pada jeruk mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi karena
pada umumnya tanaman ini dibiakkan secara vegetatif.
Untuk meningkat produksi jeruk ini dibutuhkan bibit yang baik dan unggul untuk
mendapatkan bibit unggul ini dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan. Dalam budidaya
tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan, pemberian zat pengatur tumbuh dalam
media tanam dan pemilihan eksplan sebagai bahan inokulum awal yang ditanam dalam media
perlu diperhatikan karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan tersebut
menjadi bibit yang baru.
Tahapan Kultur Jaringan pada Jeruk dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: