Anda di halaman 1dari 5

KULTUR JARINGAN TANAMAN JERUK

Klasifikasi

Kingdom Plantae (Tumbuhan)


Sub Kingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Devisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Devisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Tumbuhan dikotil)
Sub Kelas Rosidae
Ordo Sapindales
Famili Rutaceae
Genus Citrus L.
Spesies Citrus sinensis (Jeruk manis)

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan karena usaha tani jeruk memberikan keuntungan maksimal bagi petani.  Daging
buahnya mempunyai rasa asam-manis yang merupakan sumber vitamin C alami. Saat ini,
penyediaan bibit jeruk besar dilakukan dengan persemaian benih dan okulasi. Kelemahan dari
bibit hasil persemaian benih yaitu tidak dapat diperoleh dalam jumlah banyak, sedangkan bibit
hasil okulasi seringkali mengalami inkompatibilitas sehingga proses okulasinya gagal.

Beberapa hal tersebut mengakibatkan ketersediaan bibit jeruk besar kurang mencukupi.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperlukan upaya lain untuk melestarikan jeruk. Upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan perbanyakan jeruk secara in vitro atau kultur jaringan.
Perbanyakan secara in vitro pada jeruk mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi karena
pada umumnya tanaman ini dibiakkan secara vegetatif.

Untuk meningkat produksi jeruk ini dibutuhkan bibit yang baik dan unggul untuk
mendapatkan bibit unggul ini dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan. Dalam budidaya
tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan, pemberian zat pengatur tumbuh dalam
media tanam dan pemilihan eksplan sebagai bahan inokulum awal yang ditanam dalam media
perlu diperhatikan karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan tersebut
menjadi bibit yang baru.

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture


Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel,
protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyaratan untuk mendukung kehidupan jaringan
yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah
tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan
jaringan. 

Zat Pengatur Tumbuh Kultur Jaringan pada Jeruk


Auksin dan sitokinin adalah zat pengatur tumbuh yang sering ditambahkan dalam media
tanam karena mempengaruhi pertumbuhan dan organogenesis dalam kultur jaringan dan
organ. Auksin mempunyai peranan terhadap pertumbuhan sel, dominasi apikal dan
pembentukan kalus. Sitokinin adalah zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mengatur
pembelahan sel serta mempengaruhi diferensiasi tunas pada jaringan kalus. Berdasarkan
kebutuhan zat pengatur tumbuh untuk pembentukan kalus, maka dalam media tanam perlu
ditambahkan auksin dan sitokinin. Interaksi kedua zat ini mempengaruhi pertumbuhan,
morfogenesis dalam kultur sel, kultur jaringan dan organ.

Tahapan Kultur Jaringan pada Jeruk


1. Alat dan Bahan :
BAHAN : - Eksplan berupa stek mikro jeruk

- Media Murashige and Skoog(MS)

- Zat pengatur tumbuhan NAA dan BAP

- Aquadest, clorox, spirtus, alkohol, dan deterjen

ALAT : - LAFC(Laminar Air Flow Cabinet)

- Tissue, autoclave, kertas label

- Magnetic stirrer, hand sprayer, petridish


- Rak kultur, takaran, plastik PP, pipet, peralatan diseksi

- Pinset, botol kultur, aluminium foil, lemari pendingin

- Beker glass, pisau scapel

Tahapan Kultur Jaringan pada Jeruk dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

 Pembuatan Media Tanam dan Sterilisasinya


 Sterilisasi dan Penanaman Bahan Tanam
 Pengamatan

1) Pembuatan Media Tanam dan Sterilisasinya


I. Pembuatan Media MS padat dengan penambahan NAA dan BAP sesuai
dengan perlakuan. Cara pembuatan sesuai dengan cara pembuatan media
tanam.
II. Media tanam harus disterilisasi dan diinkubasi selama 1 minggu
2) Sterilisasi dan Penanaman Bahan Tanam
I. Memilih biji jeruk yang berisi dan tidak busuk.
II. Mensterilkan biji jeruk dengan menggunakan deterjen, lalu dibilas dengan
aquades steril.
III. Merendam biji jeruk dengan fungisida/ bakterisida, lalu dibilas dimasukkan
dalam gelas
IV. ukur berisi air, lalu diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer kurang lebih
selama 5 menit.
V. Dalam LAC, biji jeruk direndam dengan alcohol 70% selama 10 detik, lalu dibilas
dengan aquades steril.
VI. Membuka lapisan luar kulit biji jeruk dengan menggunakan alat diseksi hingga
diperoleh nusellus atau biji tanpa kulit.
VII. Menanam nusellus atau biji ke dalam media kultur yang telah disiapkan di dalam
botol kultur.
VIII. Menutup botol kultur dengan aluminium foil agar tidak terjadi kontaminasi. 
Melakukan pengamatan terhadap pembentukan organ tanaman yang terjadi.
3) Pengamatan
I. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk saat tumbuh kalus dan PLB,
pengamatan mingguan terhadap diameter kalus, jumlah PLB, tunas akar dan
jumlah daun.
II. Pengamatan Visual terhadap warna kalus dan PLB.

Keuntungan dan Kelemahan Kultur Jaringan


Keuntungan dari Kultur Jaringan :
I. Tidak bergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan
sepangjang tahun.
II. Bibit yang dihasilkan lebih sehat dan seragam.
III. Memungkinkan untuk dilakukan rekayasa genetika.
IV. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit
V. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu
menunggu tanaman dewasa
Kelemahan dari Kultur Jaringan :
I. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan
sulit.
II. Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk
bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan
perlengkapan.
III. Memerlukan keahlian khusus.
IV. Terbiasa di lingkungan hidup dengan kelembaban tinggi
dan relative stabil sehingga perlu perlakuaan khusus
setelah aklimatisasi dan perlu penyesuaian lagi untuk ke
lingkungan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai