Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BIOLOGI

KULTUR JARINGAN

Kelas XI MIA 5

Kelompok 1

 Futri Handayani
 Uswatun Khasanah
 Ainun Najib
 Irdhan Heriyadi

DAFTAR ISI
A. Tujuan...........................................................................................................................................1

B. Cara Kultur Jaringan pada Kentang............................................................................................1

1. Teknik Kultur Jaringan.............................................................................................................2

2. Tahap Proses Kultur Jaringan.................................................................................................2

C. Metode Praktikum........................................................................................................................3

1. Alat dan Bahan..........................................................................................................................3

2. Cara Kerja..................................................................................................................................4

D. Manfaat dari Perkembangbiakan dengan Teknik Kultur Jaringan............................................5

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................

A. Tujuan

Tujuan penelitian ini yaitu :


1. Menambah pengetahuan tentang cara kultur jaringan pada kentang

2. Menjadi tahu manfaat dari kultur jaringan.

3. Memberi inspirasi untuk memperbanyak tanaman pisang.

B. Cara Kultur pada Jaringan Pisang

Pisang merupakan salah satu komoditas buah tropika yang banyak digemari oleh masyarakat, baik di
Indonesia maupun luar negeri. Pisang disamping untuk dimakan segar juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri olahan. Pisang Ambon adalah salah satu pisang yang termasuk kelompok pisang
yang bisa dimakan segar ( buah meja ). Pisang Ambon banyak diperdagangkan di pasar-pasar swalayan
maupun pasar tradisional yang banyak diminati konsumen. Untuk mendapatkan buah pisang bermutu,
diperlukan teknologi budidaya yang tepat yang diawali dengan penggunaan benih pisang bermutu.
Tanaman pisang saat ini sebagian besar umumnya terserang penyakit menular yaitu penyakit layu baik
layu fusarium maupun bakteri. Penggunaan benih berasal dari anakan berpeluang besar dapat
menularkan penyakit. Untuk itu dianjurkan penggunaan benih pisang asal kultur jaringan.

1. Teknik Kultur Jaringan

Penggunaan benih berasal dari anakan berpeluang besar dapat menularkan penyakit. Untuk itu
dianjurkan penggunaan benih pisang asal kultur jaringan. Teknik perbanyakan benih melalui kultur
jaringan merupakan salah cara untuk mendapat benih pisang yang bermutu dalam jumlah besar dan
bebas penyakit. Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain : benih yang dihasilkan
mempunyai sifat sama dengan induknya, seragam dalam jumlah besar, tidak membutuhkan lahan yang
luas dan bebas penyakit. Untuk itu Balitbu Tropika akan memperbanyak bibit pisang secara kultur
jaringan.

Pisang Ambon termasuk salah satu varietas pisang mempunyai kandungan fenol/getah rendah.
Perbanyakan benih pisang melalui kultur jaringan dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan yakni:
inisiasi, multiplikasi, aklimatisasi sampai diperoleh benih pisang siap tanam di lapang.

2. Tahap Proses Kultur Jaringan

a. Pembuatan media agar

Tahap ini melibatkan persiapan media pertumbuhan yang sesuai untuk kultur jaringan. Media agar
umumnya terdiri dari nutrisi yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan optimal.

b. Pemilihan tanaman induk (eksplan)

Pada tahap ini, tanaman induk yang akan digunakan sebagai sumber jaringan untuk multiplikasi dipilih
dengan cermat. Eksplan dapat berupa bagian tanaman seperti ujung pucuk, daun, batang, atau akar.

c. Sterilisasi

Tahap sterilisasi sangat penting untuk mencegah kontaminasi mikroba yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman. Eksplan yang telah dipilih biasanya akan disubkultur atau direndam dalam
larutan pemutih atau disanitasi menggunakan agen sterilisasi lainnya sebelum ditanamkan pada media
agar.

d. Multiplikasi

Setelah eksplan steril, tahap multiplikasi dimulai. Eksplan tersebut ditempatkan pada media agar yang
telah disiapkan sebelumnya, yang mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Dalam kondisi yang sesuai, eksplan akan tumbuh dan membentuk kalus atau tunas baru.

e. Pengakaran

Setelah tunas baru terbentuk, tahap pengakaran dimulai. Tunas tersebut dikeluarkan dari media
pertumbuhan dan ditanamkan pada media yang mengandung nutrisi untuk merangsang pertumbuhan
akar. Dalam tahap ini, penting untuk menjaga kelembaban dan kondisi lingkungan yang tepat untuk
memfasilitasi pengembangan akar yang sehat.

f. Aklimatisasi
Tahap aklimatisasi melibatkan penyesuaian tanaman yang telah tumbuh secara in vitro (di laboratorium)
dengan kondisi lingkungan luar, yaitu kondisi di luar laboratorium.

Tanaman yang telah tumbuh harus ditempatkan dalam lingkungan yang lebih terbuka secara bertahap
untuk membiasakan diri dengan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya yang berbeda.

g. Penanaman di lapangan

Setelah tanaman menjalani tahap aklimatisasi dan dianggap cukup kuat, mereka dapat ditanam di
lapangan atau tempat yang sesuai untuk pertumbuhan selanjutnya.

Tahap ini melibatkan pemindahan tanaman dari kondisi laboratorium ke lingkungan luar yang lebih luas,
di mana tanaman akan melanjutkan pertumbuhannya dan beradaptasi dengan lingkungan baru

C. Metode Praktikum

1. Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan adalah anakan pisang yang sehat, yang diperoleh dari lapangan dengan
tinggi ± 40 cm, medium sederhana (agar, gula putih, akuades), NaClO 5,25 % (Bayclin), sukrosa,
deterjen, alkohol 70 %, spiritus, Hyponex, , HCl 0,1 N, NaOH 0,1 N, aluminium foil, plastik wrap,
timbangan analitik, gelas ukur, gelas piala, erlenmeyer, cawan petri, botol kultur, lemari pendingin,
pinset, lampu spiritus, scalpel, autoklaf, laminar air flow cabinet (LAFC), sprayer dan batang pengaduk.

Seluruh alat yang digunakan dalam penelitian seperti alat-alat gelas, botol kultur, scalpel, pinset, kertas
saring, aluminium foil dan lain-lain disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121° C dengan tekanan 15 lbs
selama 15 menit.

2. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini yaitu :

1. Varietas pisang sudah dilepas,

2. Tanaman sumber eksplan harus dalam kondisi benar-benar sehat.

3. Kupas anakan (eksplan) pisang hingga diameternya kurang lebih 5 cm, lalu dicuci sampai bersih.

4. Rendam eksplan tesebut selama 10 menit dalam larutan fungisida (Benlate), dengan dosis 1 gr/liter.
5. Kemudian direndam lagi dalam larutan 70% Natrium hypoclorit selama 10 menit.

6. Kupas pelepah eksplan (anakan) hingga diameternya 1 cm dalam laminar Air flow.

7. Celupkan eksplan dalam larutan Natrium hypoclorit 8% dan aquades steril.

8. Bilas eksplan dengan ascorbit acid dan kulturkan pada media inisiasi: media dasar MS + 2 ppm IAA + 5
ppm BAP + 30 gram/liter sukrosa.

9. 1 bulan kemudian belah eksplan menjadi dua bagian dan potong pelepahnya. Kemudian subkultur
eksplan ke media multiplikasi.

10. Setelah 1 bulan setelah subkultur, planlet akan terbentuk.

11. Keluarkan planlet dari botol, pisahkan satu persatu dan cuci bersih, potong sebagian akar yang
terlalu panjang. Kurangi daun (tinggalkan 3 helai saja).

12. Rendam planlet yang sudah bersih ke dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 2 g/liter selama 30
detik, kemudian di kering anginkan.

13. Tanam planlet di media campuran tanah dengan arang sekam, dengan perbandingan 1 : 2, lalu
disungkup dengan plastik transparan selama 7 – 10 hari.

14. Perakaran mulai sempurna minimal 1 bulan setelah tanam, baru dipindahkan. Untuk Perawatan
tanaman hanya di perlukan penyiraman (Pagi, siang dan sore).

15. Pindahkan bibit pisang ke polybag berisi media tanah + pupuk kandang, dengan perbandingan 3 : 1.

16. Setelah 2 bulan dalam polybag, bibit pisang hasil kultur jaringan siap ditanam dengan ciri-ciri tinggi
15 – 25 cm, jumlah daun minimal 4 helai dan pertumbuhan normal.

D. Manfaat dari Perkembangbiakan dengan Teknik Kultur Jaringan

Manfaatnya yaitu:

1. Kultur jaringan menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif
singkat.

2. Kultur jaringan menghasilkan tanaman baru memiliki sifat fisiologi dan morfologi yang sama persis
dengan induknya.

3. Kultur jaringan menghasilkan tanaman bersifat unggul.

4. Kultur jaringan menghasilkan tanaman baru yang jumlahnya bisa tidak terbatas.

5. Kultur jaringan membuat bibit tanaman terhindar dari hama penyebab penyakit.
6. Kultur jaringan dapat menghemat waktu perkembangbiakan.

7. Kultur jaringan membuat pengadaan bibit yang tidak tergantung pada musim.

DAFTAR PUSTAKA

https://unsurtani.com/2017/01/cara-membuat-bibit-pisang-kultur-jaringan

https://mitalom.com/budidaya-tanaman-buah/2128/3-tahap-dan-cara-perbanyakan-bibit-
pisang-dengan-teknik-kultur-jaringan/

http://fmipa.unp.ac.id/artikel-132-kultur-meristem-tunas-pisang-ambon-kuning---musa-
paradisiaca-l-var-sapientum-dengan-penambahan-hypon.html

https://bbitph.dispertan.kaltimprov.go.id/berita/manfaat-perkembangbiakan-dengan-teknik-
kultur-jaringan

Anda mungkin juga menyukai