Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SUSI RONAULI PASARIBU

NIM : 1415150009

MATA KULIAH : KULTUR JARINGAN

LATIHAN SOAL BAB IV

SOAL :

Pegagan atau yang dikenal dengan Centella asiatica.L merupakan salah satu jenis
tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Indonesia untuk mengatasi
berbagai penyakit dan merupakan bahan baku untuk berbagai jenis jamu tradisional. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa asiatikosida merupakan senyawa metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh tumbuhan pegagan secaraalami. Selain dihasilkan oleh tanaman secara in-vitro
ternyata dari berbagai laporan penelitian senyawa tersebut dapat dihasilkan melalui kultur in-
vitro seperti kultur kalus.

Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat kultur kalus kultur jaringan
meliputi :

a. Tahap persiapan (pemilihan eksplan dan alasannya)


b. Tahap pembuatan media (pemilihan media dan jenis zat pengatur tumbuh yang
digunakan)
c. Tahap inokulasi eksplan dan subkultur

JAWABAN :

Langkah membuat kultur kalus kultur jaringan secara umum :

a. Tahap persiapan (pemilihan eksplan dan alasannya)


- Persiapkan alat dan bahan yag diperlukan untuk kultur jaringan
- Pemilihan eksplan harus mengandung sel-sel yang aktip membelah. Semua bagian
tanaman yang masih muda (kecambah) sangat responsip untuk induksi kalus. Bagian-
bagian tanaman seperti embrio muda, hipokotil, kotiledon, koleoptil, umbi akar
wortel yang mengandung kambium dan batang muda merupakan bagian yang mudah
untuk dediferensiasi menghasilkan kalus. Eksplan terbaik untuk induksi kalus adalah
jaringan dari bagian-bagian semai (seedling) yang dikecambahkan secara in vitro.
Jaringan yang mengandung parenkim tidak hijau, seperti parenkim empulur,
mempunyai respon yang lebih baik dibandingkan dengan sel-sel daun yang
mengandung kloroplas.

b. Tahap pembuatan media (pemilihan media dan jenis zat pengatur tumbuh yang
digunakan)
Induksi kalus dan pertumbuhan kalus yang terus berlangsung (dengan melakukan
subkultur), memerlukan gula dan garam-garam mineral pada medium, selain itu juga
memerlukan zat pengatur tumbuh:
(i) Auksin (pada kebanyakan monokotil)
(ii) Sitokinin (misalnya, pada gymnospermae)
(iii) Auksin dan Sitokinin (pada kebanyakan dikotil dan beberapa spesies monokotil)
(iv) Tidak memerlukan zat pengatur tumbuh (misalnya tumor, jaringan yang mengalami
habituasi penuh).
Zat pengatur tumbuh yang umum dan efektip digunakan untuk induksi kalus
(dediferensiasi) adalah 2,4-D, dicamba atau picloram.

c. Tahap inokulasi eksplan dan subkultur


Setelah periode waktu tertentu, biasanya 2 minggu sampai 3 bulan, pertumbuhan
kalus akan menurun, kalus akan menunjukan gejala-gejala penuaan seperti nekrosis atau
menjadi coklat dan akhirnya mengering. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, kalus harus
disubkultur pada medium baru, tergantung dari tujuannya medium baru yang digunakan
untuk subkultur dapat sama atau berbeda dengan medium semula.
Hal yang perlu diperhatikan pada subkultur adalah massa sel yang dipindah harus
cukup banyak. Hal ini dapat dilakukan dengan membiarkan kalus tumbuh hingga
mencapai diameter 2-3 cm sebelum dipisahkan dari eksplan dan membaginya menjadi 4-
8 inokula untuk disubkulturkan pada medium baru. Bila kalus menunjukkan rupa yang
hetcrogen, yang harus dipilih sebagai inokulum adalah kalus yang menunjukan
pertumbuhan tercepat, biasanya yang berwarna agak pucat dan lunaka atau inokulum
yang mempunyai diameter 5-10 mm dengan berat sekitar 20-100 mg. Subkultur yang
berhasil biasanya dilakukan setiap 28 hari, namun waktu yang tepat tergantung pada
kecepatan pertumbuhan kalus.

Langkah kultur jaringan Pegagan Centella asiatica.L


a. Tahap persiapan :
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Alat :
Laminar Air Flow (LAF), autoklaf, botolsteril, pipet tetes, cawan petri, bunsen,
pinset, kertas saring, tabung sentrifus, sentrifus, ruang pendingin.

Bahan :
Daun steril pegagan yang telah dikulturkan secara in vitro selama lima
tahun,tanaman pegagan dari lapangan. Bahan kimia untuk sterilisasi, untuk
pembuatan medium maserasi, medium purifikasi, medium Murashige dan Skoog
(MS), zat pengatur tumbuh Benzyl Amino Purine (BAP).
- Pemilihan eksplan
Eksplan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman pegagan yang telah
lima tahun dikultur secara in vitro. Namun jika penampilan tunas pada akhir tahun
kelima terlihat mulai menurun, maka eksplan tersebut di sub kultur pada media MS
tanpa zat pengatur tumbuh selama 1 bulan, dan selanjutnya dimasukkan pada media
perlakuan.

b. Tahap pembuatan media (pemilihan media dan jenis zat pengatur tumbuh yang
digunakan)
Media yang digunakan adalah media Murashige-skoog (MS) dengan penambahan
zat pengatur tumbuh benzyl amino purin (BAP) pada konsentrasi 0,1 mg/L ataupun bisa
dengan konsentrasiBA 0,2 mg/L.

c. Tahap inokulasi eksplan dan subkultur


Sebelum menuju ke Tahapan Inokulasi ada beberapa hal yg perlu dilakukan :
- Sterilisasi alat dan media
Peralatan dari logam, gelas, serta plastik dan bahan-bahan untuk media maserasi,
purifikasi, dan C, tekanan 1 atm selama 15 menit.kultur disterilisasi dengan
menggunakan autoklaf pada temperatur 121 m dari Whatman secara hampa
udara.Sterilisasi maserosim disaring menggunakan kertas millipore 0,22
- Sterilisasi eksplan
Daun pegagan urutan ke-1, ke-2, dan ke-3 dicuci dengan sabun sambil disikat pelan-
pelan. Dibuang tulang daunnya dengan menggunakan pisau. Daun tersebut kemudian
ditimbang sebanyak1g, lalu disterilisasi dengan cara direndam dalam larutan baiklin
10% selama 10 menit. Setelah itu dibilas dengan air suling sebanyak tiga kali.

Eksplan pegagan disubkultur secara periodic dengan menggunakan media


perbanyakan MS + BA 0,1 mg/l dan disubkulturs ecaraperiodik setiap 4 – 6 bulan. Pada
penyimpanan dengan cara ini, penampilan eksplan diharapkan tetap normal bila
dibandingkan dengan induknya. Andai terjadi perubahan penampilan, maka media
tumbuh perlu diganti agar tidak terjadi mutasi atau eksplan segera dikeluarkan ke
lapang/alam dengan cara aklimatisasi, oleh karena itu perlu dilakukan induksi perakaran.

Anda mungkin juga menyukai