Kultur jaringan adalah salah satu bioteknologi modern yang terkenal. Proses
pembuatannya membutuhkan beberapa prosedur, alat dan bahan khusus untuk
mendukung keberhasilan produk agar maksimal. Pertama tama kita membutuhkan
laboratorium dan alat yang steril, sumber daya manusia yang kompeten dan lain
sebagainya. kemudian tentukan tanaman apa yang akan di kultur. Prosesnya di awali
dengan pembuatan media tanam yang berisi nutrisi dan juga mineral. Setelah itu
melakukan inisiasi dengan mengambil eksplan dari salah satu bagian tumbuhan yang
akan di kembangbiakkan. Kemudian eksplan yang telah diambil harus di sterilisasi
untuk membebaskan eksplan dari segala bentuk proses kehidupan. Setelah steril,
dilakukan multiplikasi yaitu memperbanyak tanaman dengan menanam eksplan pada
media yang telah dibuat sebelumnya untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme.
Saat ini penggunaan metode kultur jaringan sedang digalakan karena memiliki
manfaat yang sangat banyak. Selanjutnya akan terjadi pengakaran, akan ada
pertumbuhan akar yang dialami eksplan dan akan terus berkembang hingga menjadi
tanaman kecil atau planlet. Setelah muncul planlet, maka dilakukan aklimatisasi,
planlet dipindahkan ke lingkungan tumbuh baru dan melakukan penyesuaian diri
sebelum ditanam di dalam tanah.
B. Proses Bioteknologinya
Berikut ini adalah penjelasan proses bioteknologi modern kultur jaringan :
1. Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Menyiapkan media tumbuh yang terdiri atas campuran garam mineral berisi unsur
makro dan mikro asam amino, vitamin, gula serta hormon tumbuhan dengan
perban dingan tertentu. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur
jaringan yang dilakukan. Terkadang dibutuhkan juga bahan-bahan seperti agar,
gula, arang, dan beberapa jenis bahan organik lain. Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah melihat pertumbuhan tanaman tersebut. Selain itu, media yang
digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Media tumbuh dapat dibedakan menjadi media padat dan media cair. Media padat
umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar.
Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang
atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Setiap media memiliki
komposisi yang berbeda, namun secara
umum mengandung unsur makronutrien,
mikronutrien, unsur tambahan yang
dibutuhkan tumbuhan.
2. Inisiasi
Inisiasi merupakan kegiatan pengambilan
eksplan dari bagian tanaman yang akan dikembangbiakkan. Bagian tanaman yang
sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Eksplan dapat
berasal dari : daun, tunas, cabang, batang, akar, embrio, kotiledon, hipokotil,
epikotil. Eksplan yang diambil ini akan digunakan dalam proses kultur jaringan
dan bersifat meristematis, yang artinya sel-sel dalam eksplannya aktif melakukan
pembelahan.
3. Sterilisasi
Segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu
di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur
jaringan juga harus steril. Proses sterilisasi eksplan berbeda dengan sterilisasi
medium maupun alat. Sterilisasi eksplan dilakukan secara bertahap. Secara umum
sterilisasi eksplan diawali dengan pencucian dengan menggunakan air mengalir
kemudian disterilisasi dengan menggunakan zat-zat yang bersifat antiseptik
seperti bayclin, alkohol, antibiotik atau zat lain yang memiliki zat aktif. Alat alat
yang digunakan juga harus disterilkan terlebih dahulu dengan ditata didalam
laminar air flow. Setiap alat tersebut dicelupkan ke dalam alkohol 95% dan
dilewatkan di atas nyalaapi bunsen selama 1-2 menit.
Contohnya adalah eksplan berupa daun muda tembakau Nicotiana tabacum. Daun
tembakau di sterilisasi dengan cara dicelupkan padaetanol 70% selama 25 detik
kemudian dicuci dengan aquades steril, selanjutnya direndam dalam larutan
sodium hipoklorit 1% selama 10 menit, lalu dicuci dengan aquades sterils ecara
bertingkat sebanyak 3 sampai 4 kali. Selanjutnya dicuci dengan aquades steril.
Sodium hipoklorit yang digunakan adalah Bayclin™ (konsentrasi Natrium
hipoklorid 5,25 %). Sterilisasi eksplan dilakukan di dalam laminar air flow dengan
kondisi aseptik. Selanjutnya eksplan diambil dengan pinsetdan ditiriskanpada
kertas saring steril.
4. Multipikasi
Tahap selanjutnya adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan
menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk
menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar. Proses multipikasi
dilakukan di laminar airflow dengan kondisi aseptik. Alat-alatinokulasi ditata
didalam laminar air flow. Setiap alat tersebut dicelupkan ke dalam alkohol 95%
dan dilewatkan di atas nyala api bunsen selama 1-2 menit. Setelah eksplan
ditanam, eksplan akan membentuk yang namanya kalus. Kalus ini merupakan
kumpulan sel yang belum terdiferensiasi. Setelah itu, kalus akan mengalami
pembaharuan nutrisi.
5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan
akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan
dengan baik. Setelah itu, eksplan akan berkembang menjadi planlet atau tanaman
kecil di dalam botol. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi
oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukan gejala
seperti berwarna putih atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk (disebabkan
bakteri).
6. Aklimatisasi
Setelah tumbuh menjadi tanaman kecil, maka dapat memindahkan eksplan keluar
dari ruangan aseptik ke bedeng. Pada tahap ini terjadi proses penyesuaian diri
planlet pada lingkungan tempat tumbuhnya. Aklimatisasi dilakukan dengan cara
memindahkan planlet dari tabung ke lingkungan tumbuh baru sebelum ditanam di
dalam tanah. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan
memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar
dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi
dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan
pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit
generatif.
Dalam contoh tersebut, Amir melakukan teknik kultur jaringan pada tanaman
anggrek. Anggrek memang banyak dikembangbiakkan dengan teknik ini mengingat
keberadaannya yang terancam. Selain anggrek, ada beberapa tanaman lain yang
biasanya dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, di antaranya sebagai
berikut.
1. Kina
Tumbuhan kina merupakan salah satu tumbuhan yang berguna bagi dunia
kesehatan. Kultur jaringan pada tumbuhan ini bertujuan untuk mendapatkan
senyawa tertentu yang akan dimanfaatkan pada dunia kesehatan.
2. Kelapa Sawit
Kultur jaringan pada kelapa sawit digunakan untuk memperoleh bibit unggul
sehingga akan didapatkan bibit yang memiliki kualitas lebih baik dari yang lain.
3. Jati Mas
Jati merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi yang sangat
tinggi. Tidak heran jika jati dijadikan suatu usaha komersial oleh berbagai
kalangan. Hanya saja, jati ini memiliki pertumbuhan yang dapat dikatakan cukup
lama. Jati mas sendiri merupakan salah satu jenis jati yang dihasilkan dari metode
kultur jaringan. Jenis jati yang satu ini berbeda, sebab ia memiliki waktu tumbuh
yang lebih cepat dibandingkan jati jenis lainnya. Selain itu, jati ini juga
mempunyai keunggulan lain karena tahan terhadap beberapa jenis penyakit.