Anda di halaman 1dari 18

Pembibitan Dan Kultur

Jaringan
XII ATPH
SEMESTER GANJIL 2022/2023
Oleh : Imas Mulyati, S.P
KULTUR JARINGAN TANAMAN
Tahapan Kultur Jaringan
1. Pembuatan Media Kultur
• Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan
• Media yang di gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin,
dan hormon. Selain itu di perlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain
• Zat pengatur tumbuh (hormon)
• Media tumbuh dapat dibedakan menjadi media padat dan media cair.
Media padat umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana
nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang
dilarutkan di air
2. Inisiasi
• pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan
adalah tunas
• Eksplan dapat berasal dari : daun, tunas, cabang, batang, akar,
embrio, kotiledon, hipokotil, epikotil
Eksplan dari tunas lateral
Eksplan kemudian diletakkan dalam media kultur yang sesuai. Eksplan tadi akan terus
membelah membentuk masa sel yang belum terdifferensiasi, yaitu kalus. Kalus
kemudian dipindah dalam media differensiasi yang akan terus tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman kecil atau planlet. Medium kultur membutuhkan gula, garam-garam
anorganik, nitrogen organik dan unsur-unsur mikro serta hormon-hormon pertumbuhan
misalnya auksin dan sitokinin.

Eksplan pada anther


Mekanisme kultur jaringan
3. Sterilisasi
1. Sterilisasi Ruangan
• Ruangan di sterilisasi menggunakan larutan formalin
• Sterilisasi dilakukan dengan cara menyemprotkan ke seluruh bagian/
sudut ruangan dan diamkan selama beberapa hari
• Uji kesterilan dengan menggunakan uji aseptisasi

2. Sterilisasi Alat dan Media


• Peralatan dan Media tanam di steril menggunakan Autoclave, Dengan
tekanan 15 Psi dan suhu 121°C
3. Sterilisasi Bahan Tanam
• Dalam sterilisasi, kadang-kadang digunakan dua atau lebih bahan sterilisasi misalnya: perendaman dalam alkohol dulu,
kemudian dalam natrium hipoklorid dan dibilas. Dapat juga perendaman dimulai dengan larutan fungisida atau antibiotik,
kemudian baru merkuri klorid, dan dibilas dengan air steril. Prosedur sama yang paling efektif, harus ditentukan melalui
percobaan pendahuluan.
• Bahan yang sudah bersih dikecilkan sampai ukuran tertentu. Ukuran ini harus lebih besar dari ukuran eksplan yang
direncanakan.
• Bahan kemudian direndam dalam larutan fungisida dan/atau antibiotic. Setelah waktu perendaman tercapai, bahan ditiriskan
dan dibawa masuk ke dalam laminar air flow cabinet. Prosedur lain dijalankan di dalam laminar air flow cabinet.
• Bahan-bahan tanaman dicelup dulu selama ½ menit dalam alcohol 70%, kemudian dimasukkan kedalam larutan
natrium/kalsium hopoklorit yang diberi beberapa tetes bahan surfactant sepertti Tritone-x, Tween 20, atau Tween 80.
• Setelah waktu perendaman dalam larutan natrium/kalsium hipoklorid tercapai, bahan tanaman dibilas 3 kali dalam aquadest
steril selama 10 menit untuk tiap pembilasan. Setelah semua prosedur tersebut dijalankan, berarti bahan tanaman sudah siap
untuk ditanam.

Prosedur ini dapat dimodifikasi, misalnya dengan menggunakan :
1. Fungisida/antibiotik – merkuri klorid – bilas dengan aquadest steril
2. Alkohol – sodium hipoklorid – merkuri klorid – aquadest steril.
3. Alkohol – sodium hipoklorid – betadine – aquadest steril.
4. dan sebagainya, tergantung dari bahan yang digunakan.
4. Multipikasi
• kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan
pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari
adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan.
• Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak
dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5. Pengakaran
• Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik.
• Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri ataupun jamur.
• Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukan gejala seperti
berwarna putih atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri)
6. Aklimatisasi
• Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari
ruangan aseptik ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati
dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
• Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan
serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat
rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
• Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka
secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
• Kultur jaringan tanaman (mikropropagasi) merupakan teknik
perbanyakan (propagasi) tumbuhan secara vegetatif dengan
memanipulasi jaringan somatik dengan menumbuh kembangkan
bagian tanaman
1. Sel
2. Jaringan
3. Organ
• Teknik kultur jaringan dicirikan dengan kondisi yang aseptik atau steril
dari segala macam bentuk kontaminan
• menggunakan media kultur yang memiliki kandungan nutrisi yang
lengkap dan menggunakan ZPT (zat pengatur tumbuh)
• kondisi ruang tempat pelaksanaan kultur jaringan diatur suhu dan
pencahayaannya
• Kultur Jaringan membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman
baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya
• Teori TOTIPOTENSI
“Setiap sel berpotensi untuk tumbuh dan berkembang menjadi
individu lengkap seperti induknya”
• Kultur Jaringan sering dilakukan pada tanaman-tanaman yang
mempunyai kendala dimana perbanyakan generatif tidak mungkin
dapat dilakukan, sehingga perbanyakan vegetatif merupakan
alternatifnya
1. sangat sedikit atau tidak ada biji yang dihasilkan
2. tidak mempunyai endosperm (pada biji anggrek)
Apa tujuan dan manfaat dari kultur jaringan?
Tujuan dari kultur jaringan adalah sebagai berikut :
• Kultur jaringan dapat memperbanyak tanaman dengan sifat seperti
induknya, pembiakan ini termasuk pembiakan secara vegetatif, yaitu
individu baru terjadi dari bagian tubuh suatu induk. Oleh karena itu,
individu yang baru terbentuk mempunyai sifat yang sama dengan
induknya.
• Perbanyakan tanaman dengan teknik ini membuat tanaman bebas dari
penyakit karena dilakukan secara aseptic
• Penggunaan metode ini sangat ekonomis dan komersial karena bahan
tanaman awal yang diperlukan hanya sedikit atau satu bagian kecil yang
menghasilkan turunan dalam jumlah besar, sehingga penyediaan bibit
dalam jumlah yang besar tidak memerlukan banyak tanaman induk.

Anda mungkin juga menyukai