Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa
syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut:
1. Pemilihan eksplan
Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini
menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian
mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar).
Sebagian eksplan sebaiknya dipilih dari pucuk muda tanaman dewasa yang
diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.
2. Penggunaan media yang cocok
Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi
plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang
diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media
kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan
zat pengatur tumbuh (hormon).
3. Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.
Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik.
Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu,
sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet untuk
mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu,
pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.
1. Persiapan
Media yang digunakan berupa media cair dan media padat. Kedua media ini
dipersiapkan dalam botol erlenmeyer yang ditutup dengan kain kasa steril dan aluminium
foil. Botol yang berisi media disterilkan dengan memanaskannya dalam autoklaf yang
bersuhu 1200 C dan tekanan 1,5 kg/m2 selama 20 menit. Setelah disterilkan, media kultur
jaringan disimpan dalam tempat steril atau kulkas. Ruangan dan peralatan harus
disterilkan dengan larutan antiseptik (alkohol atau sodium hipoklorit). Lampu UV dalam
ruangan entkas atau laminar air flow dinyalakan satu jam sebelum digunakan.
Tujuannya adalah untuk mensterilkan ruangan tersebut.
3. Pengocokan
Botol yang sudah ditanamai eksplan diletakkan diatas meja pengocok (shaker)
yang sudah dinyalakan dengan fekuensi pengocokan sekitar 60-70 kali per menit.
Pengocokan dilakukan 6 jam sehari selama 1,5 -2 bulan. Tujuan pengocokan adalah
sebagai berikut:
1) Menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan media.
2) Memudahkan peresapan larutan nutrisi kedalam jaringan eksplan.
3) Melancarkan sirkulasi udara, sehingga udara dapat masuk kedalam media.
4) Menjaga homogenitas atau keseragaman larutan nutrisi dalam media.
5) Merangsang terpisahnya PLB (Protocorm Like Body) yang terbentuk.
Dalam media cair, dari eksplan akan tumbuh PLB dan lama-kelamaan PLB akan
lepas dari eksplan. PLB yang terbentuk dapat dipisah-pisahkan dan dapat dipindahkan
kedalam botol lain sehingga dihasilkan banyak PLB. PLB yang terbentuk dapat
dipindahkan kedalam media padat dan dikulturkan dalam ruangan yang steril. Suhu,
kelembapan,dan intensitas cahaya ruangan harus diatur. Dalam media, PLB akan
tumbuh menjadi plantet. Setelah menghasilkan daun atau membentuk tanaman
sempurna, plantet harus dipindahkan kedalam botol lain yang berisi media padat.
Populasi plantet dikurangi sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Akhirnya plantet
dipindahkan kedlam pot kelompok yang terdiri dari campuran tanah dan kompos atau
pupuk kandang, dan diletekkan dalam rumah kaca. Setelah pertumbuhannya sempurna,
plantet dipindah kedalam pot. Satu pot berisi satu tanaman baru.
4. Media
Media tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu media cair dan media padat. Media
cair digunakan untuk menumbuhkan eksplan sampai terbentuk PLB. Media padat
digunakan untuk menumbuhkan PLB sampai terbentuk plantet.
Media padat dibuat dengan melarutkan nutrisi dan agar kedalam akuades yang
disterilkan. Media kultur harus mengandung nutisi yang lengkap yang terdiri dari unsur
makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan ZPT (Zat pebgatur tumbuh tanaman, seperti
auksin, sitokinin dan giberalin)
Ada banyak media kultur jaringan yang penamaannya diambil dari nama
penemunya, antara lain:
1) Murashige dan skoog (1962) dapat digunakan untuk hampir semua jenis kultur,
terutama untuk tanaman herbal.
2) White (1934) sangat cocok untuk kultur tanaman tomat.
3) Vacin dan Went dapat digunakn untuk kultur jaringan anggrek.
4) Nitsch dan Nitsch biasanya digunakan untuk kultur serbuk sari dan kultur sel.
5) Scenk and Haberlandt (1972) cocok untuk kultur jaringan monokotil.