Anda di halaman 1dari 6

Totipotensi dan hubungannya dengan kultur jaringan

Tuhan memberikan kelebihan dan kesempurnaan pada manusia dibandingkan


dengan makhluk-Nya yang lain dengan akal. Dengan akal ini manusia bisa mengetahui
tanda-tanda kekuasaan Tuhan dan ilmu Tuhan yang ada didunia ini. Dengan akalnya
pula, para pakar ilmu Biologi dapat memahami suatu gejala unik yang ada pada makluk
hidup yakni adanya sifat totipotensi dan mengembangkannya menjadi suatu metode
kultur jaringan yang sangat terkenal itu.
Sifat totipotensi adalah kemampuan satu sel tunggal untuk membelah dan
berdiferensiasi menjadi individu baru yang utuh bila berada dilingkungan yang sesuai.
Teori ini didasarkan pada teori sel yang dikemukakan pertama kali oleh Jakob Schleiden
dan Theodor Schwann (1838-1839). Berdasarkan teori tersebut, jika sebuah sel
berada dalam kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan, sel
tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang lebih besar dibandingkan sel hewan.
Mengapa bisa demikian?
Hal ini dikarenakan pada tumbuhan masih terdapat sel atau jaringan yang belum
terdiferensiasi, yaitu jaringan yang bersifat meristematik atau jaringan meristem serta
jaringan dasar (jaringan parenkim) yang masih bersifat meristematik (aktif
membelah).sedangkan pada sel hewan, hal tersebut tidak berlaku. Sel-sel hewan tidak
dapat ditumbuhkan menjadi individu baru.
Prinsip totipotensi ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah metode
perbanyakan makhluk hidup terutama tumbuhan yang dinamakan kultur jaringan.
Percobaan pertama tentang sifat totipotensi dan kultur jaringan ini dilakukan oleh F. C.
Steward pada 1969. Steward mencoba dengan mengambil sel empulur wortel dan
menumbuhkannya pada media yang sesuai. Hasilnya, sel-sel dari empulur wortel
tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman wortel yang utuh.

Macam-macam teknik kultur jaringan


Perkembangan teknik jaringan telah menghasilkan teknik kutur jaringan baru
dengan tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, jenis eksplan (sel atau jaringan asal) yang
digunakan juga berbeda. Berbagai teknik kultur jaringan tersebut di antaranya sebagai
berikut:

1) Kultur meristem yakni menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang


muda/meristematik.
2) Kultur anter yakni menggunakan kepala sari sebagai eksplan.
3) Kultur embrio yakni menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang
sulit dikembangkan secara alamiah.
4) Kultur protoplas yakni menggunakan sel jaringan hidup sebagai eksplan tanpa dinding.
5) Kultur kloroplas yakni menggunakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperbaiki
atau membuat varietas baru.
6) Kultur polen yakni menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.

Syarat-syarat Pelaksanaan Kultur Jaringan

Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa
syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut:

1. Pemilihan eksplan
Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini
menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian
mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar).
Sebagian eksplan sebaiknya dipilih dari pucuk muda tanaman dewasa yang
diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.
2. Penggunaan media yang cocok
Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi
plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang
diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media
kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan
zat pengatur tumbuh (hormon).
3. Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.
Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik.
Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu,
sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet untuk
mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu,
pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.

Prosedur pelaksanaan kultur jaringan


Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam prosedur kultur jaringan, yakni
persiapan, pengambilan dan perawatan eksplan, pengocokan serta media.

1. Persiapan
Media yang digunakan berupa media cair dan media padat. Kedua media ini
dipersiapkan dalam botol erlenmeyer yang ditutup dengan kain kasa steril dan aluminium
foil. Botol yang berisi media disterilkan dengan memanaskannya dalam autoklaf yang
bersuhu 1200 C dan tekanan 1,5 kg/m2 selama 20 menit. Setelah disterilkan, media kultur
jaringan disimpan dalam tempat steril atau kulkas. Ruangan dan peralatan harus
disterilkan dengan larutan antiseptik (alkohol atau sodium hipoklorit). Lampu UV dalam
ruangan entkas atau laminar air flow dinyalakan satu jam sebelum digunakan.
Tujuannya adalah untuk mensterilkan ruangan tersebut.

2. Pengambilan dan perawatan eksplan


Eksplan dapat diambil dari tunas pucuk, ketiak daun, ujungakar, atau daun muda.
Bahan eksplan disterilkan dengan cara merendamnya dalam larutan kalsium hipoklorit
5% selama 5 menit. Setelah itu, eksplan dibilas beberapa kali menggunakan akuades
steril. Bahan eksplan yang sudah steril dan botol erlenmeyer berisi media cair
dimasukkan kedalam entkas. Bagian luar eksplan dikupas memakai pisau tajam yng steril
sampai eksplannya berukuran 1 - 1,5 mm. Setelah eksplan siap tanam, tutup botol
erlenmeyer dibuka dan eksplan diambil memakai pinset, lalu dimasukkan kedalam media
cair. Botol yang sudah ditanami eksplan ditutup kembali dengan kain steril dan aluminium
foil.

3. Pengocokan
Botol yang sudah ditanamai eksplan diletakkan diatas meja pengocok (shaker)
yang sudah dinyalakan dengan fekuensi pengocokan sekitar 60-70 kali per menit.
Pengocokan dilakukan 6 jam sehari selama 1,5 -2 bulan. Tujuan pengocokan adalah
sebagai berikut:
1) Menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan media.
2) Memudahkan peresapan larutan nutrisi kedalam jaringan eksplan.
3) Melancarkan sirkulasi udara, sehingga udara dapat masuk kedalam media.
4) Menjaga homogenitas atau keseragaman larutan nutrisi dalam media.
5) Merangsang terpisahnya PLB (Protocorm Like Body) yang terbentuk.

Dalam media cair, dari eksplan akan tumbuh PLB dan lama-kelamaan PLB akan
lepas dari eksplan. PLB yang terbentuk dapat dipisah-pisahkan dan dapat dipindahkan
kedalam botol lain sehingga dihasilkan banyak PLB. PLB yang terbentuk dapat
dipindahkan kedalam media padat dan dikulturkan dalam ruangan yang steril. Suhu,
kelembapan,dan intensitas cahaya ruangan harus diatur. Dalam media, PLB akan
tumbuh menjadi plantet. Setelah menghasilkan daun atau membentuk tanaman
sempurna, plantet harus dipindahkan kedalam botol lain yang berisi media padat.
Populasi plantet dikurangi sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Akhirnya plantet
dipindahkan kedlam pot kelompok yang terdiri dari campuran tanah dan kompos atau
pupuk kandang, dan diletekkan dalam rumah kaca. Setelah pertumbuhannya sempurna,
plantet dipindah kedalam pot. Satu pot berisi satu tanaman baru.

4. Media
Media tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu media cair dan media padat. Media
cair digunakan untuk menumbuhkan eksplan sampai terbentuk PLB. Media padat
digunakan untuk menumbuhkan PLB sampai terbentuk plantet.
Media padat dibuat dengan melarutkan nutrisi dan agar kedalam akuades yang
disterilkan. Media kultur harus mengandung nutisi yang lengkap yang terdiri dari unsur
makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan ZPT (Zat pebgatur tumbuh tanaman, seperti
auksin, sitokinin dan giberalin)
Ada banyak media kultur jaringan yang penamaannya diambil dari nama
penemunya, antara lain:
1) Murashige dan skoog (1962) dapat digunakan untuk hampir semua jenis kultur,
terutama untuk tanaman herbal.
2) White (1934) sangat cocok untuk kultur tanaman tomat.
3) Vacin dan Went dapat digunakn untuk kultur jaringan anggrek.
4) Nitsch dan Nitsch biasanya digunakan untuk kultur serbuk sari dan kultur sel.
5) Scenk and Haberlandt (1972) cocok untuk kultur jaringan monokotil.

Manfaat dari Kultur Jaringan


Kultur jaringan memiliki manfaat yang besar bagi manusia sesuai fungsinya.
Melalui kultur jaringan ini, dapat dibudidayakan tanaman yang memiliki sifat sama dengan
induknya. Tentu saja sifat yang diinginkan ini sifat yang unggul, contohnya saja pada
wortel. Para petani menginginkan wortel yang berukuran besar dan berwarna menarik.
Melalui teknik kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman seperti itu. Syaratnya tentu saja
mengambil eksplan dari induk yang memiliki sifat unggul tersebut. Secara rinci manfaat
kultur jaringan adalah:
1) Melestarikan sifat tanaman induk.
2) Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat seragam.
3) Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar1.
4) Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus.
5) Dapat dijadikan sebagai sarana pelestarian plasma nutfah.
6) Untuk menciptakan varietas baru melalaui rekayasa genetika. Sel yang telah direkayasa
dikembangkan melaui kultur sel sehingga menjadi tanaman baru yang lengkap.

Thank 4 Ur Reading. Moga anda tambah pinter n bisa mempraktekkan teknik


kultur jaringan ini dengan mudah. Cheer Up! And see U again. Dont forget to comment
here if U have anything question. Salam ebus Enjoy But Serious ....

Anda mungkin juga menyukai