“KULTUR JARINGAN”
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Daffa Surya Hermawan
NIM : 215040201111093
Kelas :O
Asisten : Adlina hanania
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum bioteknologi pertanian mengenai kultur
jaringan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagian-bagian tanaman yang dapat digunakan
sebagai eksplan
2. Untuk mengetahui tahapan sterilisasi eksplan
3. Untuk mengetahui perkembangan dari kultur jaringan
1.3 Manfaat
Manfaat dari dilakukannya praktikum bioteknologi pertanian mengenai
kultur jaringan agar mahasiswa dapat memahami bagian-bagian tanaman apa
saja yang dapat dijadikan sebagai eksplan, memahami tahapan dari sterilisasi
eksplan, dan memahami perkembangan dari kultur jaringan. Selain itu
mahasiwa dapat melakukan dan memahami cara perbanyakan tanaman secara
kultur jaringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bagian-Bagian Tanaman Yang Dapat Digunakan Sebagai Eskplan
Eksplan yang akan digunakan harus bebas dari kontaminan seperti bakteri
dan fungi. Sterilisasi pada eksplan biasanya dilakukan teknik sterilisasi
pemukaan untuk menghilangkan kontaminan. Selama tahap sterilisasi, eksplan
harus tetep hidup dan hanya kontaminan yang dihilangkan (Ardiansyah et al.,
2014). Secara umum sterilisasi eksplan dapat dilakukan dengan du acara, yaitu
sterilisasi mekanik dan sterilisasi secara kimia.
Sterilisasi eksplan secara mekanik biasanya digunakan untuk eksplan yang
memiliki struktur keras seperti tebu, biji salak dan lainnya atau eksplan
berdaging seperti wortel, dan umbi. Sterilisasi eksplan secara mekanik
biasanya dilakukan dengan cara membakar eksplan diatas lampu spritus
kurang lebih sebanyak 3 kali. Selain itu secara kimiawi digunakan untuk
eksplan yang lebih lunak seperti jaringan muda daun, tangkai daun, anther dan
lainnya. Bahan-bahan kimia yang biasanya digunkan dalam sterilisasi
permukaan eksplan seperti Natrium hipoklorit, mercuri klorit, dan Akohol
70% (Handoyowati, 2016)
a. Sterilisasi ringan
Sterilisasi ringan dilakukan dengan cara merendam eksplan dalam
cairan pemutih pakaian 20% selama 10 menit, lalu bilas dengan air
steril. Setelah itu, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian
15% selama 10 menit, lalu bilas dengan air steril. Terakhir, eksplan
direndam dalam cairan pemutih pakaian 10% selama 10 menit, lalu
bilas dengan air steril tiga kali.
b. Sterilisasi sedang
Sterilisasi sedang dilakukan dengan cara eksplan direndam dalam
HgCl2 0.1-0.5 mg/l selama 7 menit, lalu bilas dengan air steril.
Setelah itu, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 15%
selama 10 menit, lalu bilas dengan air steril. Terakhir, eksplan
direndam dalam cairan pemutih pakaian 10% selama 10 menit, lalu
bilas dengan air steril tiga kali.
c. Sterilisasi keras
Sterilisasi keras dilakukan dengan cara eksplan direndam dalam
HgCl2 0.1-0.5 mg/l selama 10 menit, lalu bilas dengan air steril.
Setelah itu, eksplan direndam dalam alkohol 90% selama 15 menit,
lalu bilas dengan air steril. Terakhir, eksplan direndam dalam cairan
pemutih pakaian 20% selama 10 menit, lalu bilas dengan air steril
tiga kali.
Masukkan ke dalam botol yang telah berisi detergen dan kocok selama 10
menit, bilas dengan air mengalir
Masukan ke dalam botol yang telah berisi aquades steril dan masukan
kedalam LAFC
b. Penanamn Kultur Organ
Alat-alat yang digunakan diatur dengan rapi pada LAFC, posisi scalpel dan
pinset serta alcohol 90% yang digunakan untuk mensterilkan scalpel dan
pinset disebelah kiri bunsen sedangkan botol kultur disebalah kanan
Tanam eksplan pada media tanam yang bibir botolnya sudah disterilkan
dengan cara dibakar pada nyala api bunsen
Botol kultur ditutup plastic wrafing atau aluminium foil lalu diikat dengan
karet gelang
Simpan botol kultur yang telah ditanami eksplan pada ruang kultur
Pada praktikum ini, dilakukan penanaman eksplan pada media kultur jaringan, pada
tanaman krisan yang telah dikulturkan. Setelah dilakukan pengamatan selama satu
minggu, eksplant kerisan yang ditanam menunjukkkan kegagalan, ditandai dengan
munculnya kontaminan pada eksplan dan media setelah 1 minggu penanaman. Kondisi
eksplan agak kecoklatan, di sekitar eksplant dan media ditemui gumpalan-gumpalan
berwarna putih keruh di permukaan media dan di batang eksplan. Kemudian pada
tangakai eksplan terjadi perubahan warna menjadi gelap dan hitam.
Hal ini menandakan bahwa terjadi kontam atau kontaminasi pada eksplan yang di
tanam pada media kultur jaringan.Kontaminasi yang ditemukan pada eksplan yang
dikulturkan berupa keberadaan gumpalan-gumpalan atau hifa putih keruh pada batang
ekspalan yang dapat menyebabkan kematian pada ekspaln. Kontaminasi pada kultur
jaringan lebih didominasi dari jenis jamur dibandingkan mikroba lain ( Wati et al 2020).
4.2 PEMBAHASAN
Kontaminasi merupakan Faktor pembatas dalam perbanyakan tanaman secara kultur
jaringan. Kontaminasi dapat berasal dari eksplan (baik internal maupun eksternal),
organisme kecil yang masuk kedalam media, botol kultur atau alat-alat yang kurang steril,
lingkungan kerja dan ruang kultur yang kurang steril (spora di udara). Menurut (Desta
Andriani dan Pebra Heriansyah, 2021) Pada kultur jaringan kontaminasi pada eksplan
ataupun media tanaman banyak disebabkan oleh jamur dibandingkan mikroba atau
mikrooganisme lain.
Kontaminasi pada media kultur di bedakan menjadi dua yaitu kontaminasi akibat
jamur dan kontaminasi akibat bakteri. Menurut (Wati et al,.2020 ) bahwa kontaminasi
yang disebabkan oleh jamur akan terlihat jelas pada media dimana media dan eksplan
diselimuti oleh spora berbentuk kapas atau miselium yang berwarna putih dan hijau.
Sedangkan kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri, pada eksplan terlihat lendir
berwarna kuning sebagian lagi melekat pada media membentuk gumpalan yang basah.
Pada eksplan kultur jaringan yang diamati terindikasi terkontaminasi oleh jamur, hal
itu sejalan dengan pendapat (Wati et al, 2020) Kontaminasi oleh jamur ditandai dengan
munculnya koloni-koloni yang berwarna putih disekitar eksplan, munculnya hifa yang
dicirikan dengan adanya garis–garis (seperti benang) yang berwarna putih sampai abu–
abu, dan eksplan akan lebih kering. bahwa kontaminasi yang disebabkan oleh jamur akan
terlihat jelas pada media dimana media dan eksplan diselimuti oleh spora berbentuk kapas
atau miselium yang berwarna putih dan hijau.
Terjadinya kontaminasi pada eksplan tanaman krisan yang dikulturkan beberapa hal.
Menurut (Elfiani dan Jakoni,2015) adanya kesalahan pada proses subkultur yang
dilakukan, dan seluruh kontaminasi tersebut disebabkan oleh cendawan, hal ini terlihat
dari media dan kultur yang ditumbuhi oleh spora berbentuk kapas atau meselium yang
berwarna putih dan hijau. Seperti halnya pada kegiatan sterilisasi eksplan, cendawan yang
mengkontaminasi media dan eksplan adalah cendawan yang biasa ada di laboratorium
seperti Aspergillus sp, Monilla sp dan Penicillium sp. (Setiyoko, 1995) dalam (Elfian dan
Jakoni,2015 ) Kontaminasi ini dapat terjadi karena kurang hati-hatinya dalam melakukan
subkultur terutama dalam menciptakan kondisi steril bagi media sub-kultur.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Desta Andriani dan Pebra Heriansyah. (2021). Identifikasi Jamur Kontaminan pada Berbagai
Eksplan Kultur Jaringan Anggrek Alam (Bromheadia finlaysoniana (Lind.) Miq .
Agricultural Journa lVol. 4 No. 2, 192-199.
DWIYANI, R. (2015). KULTUR JARINGAN. Pelawa Sari “Percetakan & Penerbit”: Bali.
Elfiani dan Jakoni. (2015). Sterilisasi Eksplan dan Sub Kultur Anggrek, Sirih Merah dan Krisan
pada Perbanyakan Tanaman Secara In Vitro. Jurnal Dinamika Pertanian. 3(2):, 117-124.
Ema Hendriyani, Tri Warseno, Ni Kadek Erosi Undaharta. (2020). ENGARUH JENIS
EKSPLAN DAN KOMBINASI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) TERHADAP
INDUKSI KALUS Begonia bimaensis Undaharta & Ardaka SECARA IN VITRO.
Buletin Kebun Raya 23(1): , 82–90.
Rahayu & Mardini. (2015). Respon Eksplan Nodus dan Daun Tanaman Binahong (Anredera
cordifolia L.) pada Media MS dengan Variasi Konsentrasi BAP . Seminar Nasional XII
Pendidikan Biologi FKIP UNS .
Triastuti Rahayu dan Ucik Mardini. (2015). Respon Eksplan Nodus dan Daun Tanaman Binahong
(Anredera cordifolia L.) pada Media MS dengan Variasi Konsentrasi BAP . Seminar
Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015.
Wati et al. (2020). Perbanyakan Begonia Bimaensis Undaharta & Ardaka Dengan Teknik Kultur
Jaringan. Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(1) :, 112-122.
LAMPIRAN