Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN 4


“STERILISASI EKSPLAN”

DOSEN PENGAMPU : MELLISA, S.Pd,.M.P

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANGGIE IZMY MAULIDYA
KELAS : 5B BIOLOGI
NPM : 186510636

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
PRAKTIKUM 4
STERILISASI EKSPLAN
1. Tujuan Praktikum
 Mengetahui dan memahami teknik-teknik dalam sterilisasi bahan
kultur (eksplan)

2. Landasan Teori
Kultur jaringan adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan
Bioteknologi Tumbuhan. Metode ini merupakan prosedur pemeliharaan dan
pertumbuhan jaringan tanaman (sel, kalus, protoplas) serta organ (batang, akar,
embrio) pada kultur aseptis (in vitro). Metode kultur jaringan diantaranya
digunakan untuk perbanyakan tanaman, modifikasi genotip (plant breeding),
produksi metabolit sekunder, pemeliharaan plasma nutfah, penyelamatan embrio
(embryo rescue).
Sterilisasi pada teknik kultur jaringan meliputi sterilisasi peralatan, ruangan,
medium kultur dan bahan-bahan tanaman. Kontaminasi dapat berasal dari beberapa
penyebab sebagai berikut: sterilisasi media yang kurang sempurna, lingkungan
kerja dan pelaksanaan/cara kerja saat penanaman, eksplan, molekul-molekul atau
benda-benda asing berukuran kecil yang jatuh atau masuk ke dalam botol kultur
jaringan setelah penanaman dan ketika diletakkan di ruang kultur. Sebelum
sterilisasi media dilakukan, hal-hal yang harus diperhatikan adalah proses
pembuatan media kultur jaringan.
Biasakan membersihkan berbagai sarana dalam kegiatan teknik kultur jaringan
(pipet, botol-botol kultur, dll) dengan melakukan sterilisasi berulang atau
dibersihkan dengan desinfektan. Saat sterilisasi media, penggunaan autoklaf (cuci
autoklaf 1minggu sekali) sebaiknya tetap dijaga kestabilan jarum penunjuk suhu
dan tekanan. Usahakan jarum tetap pada posisi 121-126oC dan 1,5 atm selama 25-
30 menit dengan cara mengatur nyala api. Setelah media dikeluarkan dari autoklaf
sebaiknya karet pada penutup ditambah lagi, kemudian masukkan botol media ke
dalam kantong plastik bening yang sebelumnya di semprot alkohol 70%. Jika
sterilisasi media telah berhasil dilakukan, hal lain yang perlu diperhatikan agar
kontaminasi jauh dari jangkauan adalah lingkungan kerja dan pelaksanaan/cara
kerja saat penanaman. Sterilisasi ruangan dilakukan dengan menyemprotkan
alkohol 90% dengan hand-sprayer. Sedangkan sterilisasi lantai dengan
menggunakan kain pel yang dibasahi dengan alkohol 90%. Pengangkutan alat-alat
ke dalam ruang penabur sebaiknya menggunakan meja dorong, supaya semua
peralatan dapat terbawa ke dalam ruangan sekaligus. Dengan cara demikian daun
pintu ruangan tidak terlalu sering dibuka sehingga sterilisasi ruangan tetap terjamin.
Saat sebelum pelaksanaan penanaman dan saat pelaksanaan penanaman pun,
sterilisasi harus dilakukan.
Tanaman wortel berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di
dalam umbi. Mempunyai batang pendek, basah, berakar tunggang, sekumpulan
tangkai daun yang keluar dari ujung umbi bagian atas yang bentuk dan fungsinya
berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-
merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis.
Daun majemuk berganda, pangkal tangkai melebar menjadi upih, lonjong, tepi
bertoreh, ujung runcing, pangkal berlekuk, panjang 15-20 cm, lebar 10-13 cm,
pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga berkumpul dalam payung majemuk,
mahkota berbentuk bintang, halus, berwarna putih. Batang bunga tumbuh setinggi
sekitar 1 m.
Secara keseluruhan tanaman wortel paling berkhasiat adalah bagian umbinya.
Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya ada 3
golongan, yaitu :
a) Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
b) Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
c) Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.
Kegunaan setiap bagian dari tanaman wortel memiliki kegunaan. Umbinya
berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi dan untuk menjaga kesehatan mata
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1993). Akarnya berkhasiat sebagai tekanan darah
tinggi (hipertensi), kadar kolesterol darah yang tinggi (hiperkolesterolemia),
hepatitis. Daunnya bermanfaat sebagai memperlancar kencing pada radang
kandung kemih (sistitis), meningkatkan hormon seks, dan memperindah rambut.
Sedang daun dan biji digunakan untuk mengatasi beri-beri, batu saluran kencing
dan nyeri perut (Dalimartha, 2001).
Kandungan kimia Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat,
abu, nutrisi anti kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan
maltosa), pektin, glutation, mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium,
magnesium, kromium), vitamin (beta karoten, B1, dan C) serta asparagine
(Dalimartha, 2001). Daun wortel mengandung pektin, kalsium, fosfor, besi,
kalium, natrium, magnesium, kromium, serta asparagin (Anonim, 2007). Selain itu
juga mengandung saponin dan tanin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1993).
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur
dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru
(Wetherell, 1976). Ditambahkan pula menurut Yusnita, 2004, bahwa pada tahap
ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari
mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan
menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya
pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan
(multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976).
Untuk mendapakan kultur yang bebas dari kontaminasi, eksplan harus
disterilisasi. Sterilisasi merupakan upaya untuk menghilangkan kontaminan
mikroorganisme yang menempel di permukaan eksplan. beberapa bahan kimia
yang dapat digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah NaOCl,
CaOCl2, etanol, dan HgCl2.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Gunawan (1992) bahwa sebaiknya
menggunakan bahan sterlisasi dengan konsentrasi yang rendah (tepat) dan periode
perendaman yang lebih lama.Hal ini dimaksudkan agar pengaruh bahan tersebut
dapat lebih efektif membunuh mikroorganisme tanpa mematikan sel-sel pada
jaringan yang dikulturkan.
Tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kultur jaringan sangat ditentukan oleh
sejumlah faktor, terutama sterilisasi dan komposisi media yang digunakan.
Sterilisasi bahan kultur dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penggunaan
berbagai bahan sterilan maupun perlakuan secara fisik (pemanasan/pembakaran
pada suhu tertentu). Bahan sterilan yang sering digunakan diantaranya deterjen,
bakterisida dan fungisida.Penggunaan bahan sterilan seperti deterjen (sunlight,
Clorox, bayclin dan tween 80), bakterisida dan fungisida. MenurutDevy dan Sastra
(2006), penggunaan bahan sterilan fungisida (Benlate) dan bakterisida (Agrept),
masing-masing berkonsentrasi 2 g/l selama 24 jam, Clorox 10% selama 15 menit
dan selanjutnya eksplan direndam kembali dalam larutan Clorox 5% selama 20
dapat menekan tingkat kontaminasi pada kultur in vitro tanaman jahe. Selanjutnya
hasil penelitian Budiono(2003) pada multiplikasi in vitro tunas bawang
merahkultivar bawang Sumenep menunjukkan bahwa pada sterilisasi eksplan
menggunakan bahan kimia sterilan berupa deterjen, Dithane M-45 plus Agrept
masing-masing 4g L-1 selama 24 jam dan Chlorox 10% plus 5 tetes Tween-20
selama 20 menit dapat menekan tingkat kontaminasi sehingga eksplan sehat dapat
mencapai 90%. Perlakuan sterilisasi dengan suhu tinggi (pembakaran) tidak umum
dilakukan, namun 131 dianggap penting apabila menggunakan eksplan yang
kontak langsung dengan tanah seperti pada tanaman bawang. Guna mendapatkan
tingkat sterilisasi yang baik, maka penggunaan sterilan bahan kimia dengan
ataupun disertai perlakuan fisik (pembakaran) dianggap penting untuk dilakukan
pada kultur jaringan tanaman yang eksplannya bersentuhan langsung dengan
media tanah, seperti halnya pada tanaman bawang merah lokal palu. Penggunaan
komposisi penting diperhatikan.
3. Alat dan Bahan
a. Alat :
 Beaker glass
 Skarpel
 Mata Pisau
 Pinset

b. Bahan :
 Eksplan
 Fungisida
 Bakterisida
 Alkohol 70%
 Aquades steril
 Clorox
4. Hasil dan Pembahasan
 Wortel yang baru dicabut di tanah, bersihkan wortel dengan air
mengalir sampai bersih dari tanah.
 Setelah wortel besih , masukkan wortel ke larutan detergen,
kocok- kocok selama 5 menit.
 Stelah di masukkan ke larutan detergen, bilas wortel dengan air
steril selama 3 menit
 Selanjutnya sterilkan dengan larutan fungisida selama 15 menit.
Sterilisasi ini untuk mencegah jamur.
 Bilas kembali dengan air steril selama 3 menit, untuk
menghilangkan residu.
 Kemudian wortel dimasukkan ke dalam alcohol 70% lalu bakar
dengan api kompor.
 Setelah di bakar di api kompor, biarkan selama api tersebut padam
sendiri. Ulangi langkah ini 2x.
Dalam melaksanakan kultur jaringan ada beberapa aspek yang menjadi
penentu keberhasilan kultur jaringan. Aspek tersebut diantaranya adalah pada saat
inisiasi dan sterilisasi. Inisiasi eksplan sangat dipengaruhi oleh pemilihan eksplan
yang tepat serta media yang digunakan. Eksplan yang digunakan pada praktikum
ini adalah umbi akar wortel.
Umbi wortel merupakan umbi yang berasal dari dalam tanah sehingga
penanganan sebelum inisiasi perlu diperhatikan terutama pada proses
sterilisasinya. Hal ini disebabkan karena umbi wortel yang berasal sari dalam
tanah pada umumnya mudah sekali terkontaminasi dan biasanya sterilisasinya
agak sulit.
Untuk mendapakan kultur yang bebas dari kontaminasi, eksplan harus
disterilisasi. Sterilisasi merupakan upaya untuk menghilangkan kontaminan
mikroorganisme yang menempel di permukaan eksplan. beberapa bahan kimia
yang dapat digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah NaOCl,
CaOCl2, etanol, dan HgCl2.
Sebaiknya menggunakan bahan sterlisasi dengan konsentrasi yang rendah
(tepat) dan periode perendaman yang lebih lama.Hal ini dimaksudkan agar
pengaruh bahan tersebut dapat lebih efektif membunuh mikroorganisme tanpa
mematikan sel-sel pada jaringan yang dikulturkan.
Tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kultur jaringan sangat ditentukan
oleh sejumlah faktor, terutama sterilisasi dan komposisi media yang digunakan.
Sterilisasi bahan kultur dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penggunaan
berbagai bahan sterilan maupun perlakuan secara fisik (pemanasan/pembakaran
pada suhu tertentu). Bahan sterilan yang sering digunakan diantaranya deterjen,
bakterisida dan fungisida.Penggunaan bahan sterilan seperti deterjen (sunlight,
Clorox, bayclin dan tween 80), bakterisida dan fungisida. MenurutDevy dan
Sastra (2006), penggunaan bahan sterilan fungisida (Benlate) dan bakterisida
(Agrept), masing-masing berkonsentrasi 2 g/l selama 24 jam, Clorox 10% selama
15 menit dan selanjutnya eksplan direndam kembali dalam larutan Clorox 5%
selama 20 dapat menekan tingkat kontaminasi pada kultur in vitro tanaman.

5. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini saya dapat mengetahui cara-cara dalam
sterilisasi Eksplan kultur jaringan. Dan langkah-langkah yang tepat untuk
melakukan sterilisasi agar praktikum berhasil. sterilisisasi adalah suatu proses
yang berusaha membebaskan bahan dari mikroorganisme. Namun perlu
diketahui bahwa bahan atau eksplan yang telah melalui proses sterilisasi tidak
akan benar bebas dari mikroorganisme. Sterilisasi amat penting dalam hal
keberhasilan kultur jaringan yang akan di lakukan. Sterilisasi yang buruk akan
membuat hasil yang buruk pula atau lebih tepatnya. Kultur jaringan tidak akan
berhasil. Jika sterilisasi nya bagus maka, kultur jaringan akan berjalan baik,
dan tergantung dari sterilisasi selanjutnya.

6. Daftar Pustaka
Budiono, D. P., 2003. Multiplikasi In Vitro Tunas Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) pada Berbagai Taraf Konsentrasi Air Kelapa. Jurnal
Agronomi, 8(2):75-80.
Devy, L., dan Sastra, R. L., 2006. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap
Kultur in vitro Tanaman Jahe. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.
8(1): 7-14.
Budiono, D. P., 2003. Multiplikasi In Vitro Tunas Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) pada Berbagai Taraf Konsentrasi Air Ke
Gunawan, L.W., 1992. Teknik Kultur Jaringan,Bogor : Laboratorium Kultur
Jaringan Tanaman Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi-IPB.
Bogor.
Turhan, H. 2004. Callus inductions and Growth in transgenic Patato
Genotypes. African Journal of Biotechnology 3(8):375-378.

Anda mungkin juga menyukai