Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOTEKNOLOGI DAN KULTUR JARINGAN


“STERILISASI DAN INISIASI EKSPLAN”

Dosen Pengampu :
Yen Yen Ari Indrawijaya, M.Farm.Klin, Apt.

Disusun Oleh :
Nama : Yudintya Aisyah Ermandy
NIM : 17930036
Kelas : Farmasi B 2017
Asisten : Dwi Puspita
Kelompok :1

LABORATORIUM STERIL
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keagungan dan kekuasaan Allah SWT telah jelas dan banyak disebutkan
dalam Al-Qur’an. Diantara keagungan tersebut, salah satunya yaitu sumber daya
alam yang berupa tumbuh-tumbuhan yang olahannya digunakan untuk kebutuhan
hidup manusia. Salah satu ayat yang menerangkan tentang tumbuhan dijelaskan
dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-An’am ayat 95 :

Artinya : “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh – tumbuhan dan


bijibuah-buahan. Dan mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup (Yang memiliki sifat – sifat)
demikian ialah Allah. Maka mengapa kamu masih berpaling ?”

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menumbuhkan berbagai


macam tumbuhan yang berasal dari butir dan biji. Biji-biji yang kecil tersebut
kemudian tumbuh menjadi berbagai macam tumbuhan dengan aneka bentuk,
warna, dan lain sebagainya. Kekuasaan Allah SWT terlihat pada morfologi
tumbuhan yang sesuai dengan kondisi lingkungannya (Pasya, 2004).
Salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan proses kultur
jaringan adalah lingkungannya. Lingkungan yang steril dan aseptik dapat
menghasilkan tumbuhan yang bebas mikroorganisme, sehingga menghasilkan
hasil yang maksimal. Proses kultur jaringan yang bertujuan untuk mengusahakan
kultur yang aseptik disebut dengan inisiasi. Pada tahapan inisiasi akan dilakukan
pengambilan eksplan secara kultur jaringan (Dodds,2005).
Sebelum melakukan inisiasi eksplan, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi
eksplan. Sterilisasi adalah suatu proses yang berusaha membebaskan bahan atau
alat dari mikroorganisme. Namun perlu diketahui bahwa bahan atau alat yang
telah melalui proses sterilisasi tidak akan benar-benar bebas dari mikroorganisme.
Tujuan utama sterilisasi adalah untuk meminimalkan gangguan oleh
mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan), sekaligus meminimalkan
gangguan akibat proses sterilisasi itu sendiri sekecil mungkin (Sony, 2007).
Setelah dilakukan sterilisasi eksplan, kemudian proses inisiasi baru bisa
dilakukan.
Berdasarkan pernyataan diatas maka praktikum Bioteknologi dan Kultur
Jarinagn yang berjudul “Sterilisasi dan Inisiasi Eksplan” penting untuk dilakukan.
Hal ini dikarenakan proses sterilisasi dan inisiasi eksplan merupakan tahapan
yang krusial dalam kultur jaringan. Proses ini bertujuan untuk memastikan
keberhasilan kultur jaringan tananaman menjaadi planlet sehingga harus
dilakuakn dalam kondisi aseptik dan sebaik mungkin.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain :
1. Praktikan dapat mengetahui bahan – bahan yang digunakan dalam proses
sterilisasi eksplan.
2. Praktikan dapat mengetahui proses sterilisasi eksplan dalam kultur jaringan
tumbuhan.
3. Praktikan dapat mengetahui langkah – langkah penannaman kultur jaringan
padan enkas dalam keadaan steril.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari dilakukannya praktikum ini antara lain :
1. Bagi praktikan, untuk menambah wawasan mengenai bahan-bahan dan proses
sterilisasi serta inisiasi eksplan pada tanaman wortel.
2. Bagi akademis, praktikum ini mampu memberi kontribusi mengenai proses
sterilisasi dan inisiasi eksplan pada tanaman wortel.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Bioteknologi dan Kultur Jaringan berjudul “Sterilisasi dan
Inisiasi Eksplan” dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Februari 2020 pukul 08.10
WIB – selesai, bertempat di Laboratorium Steril, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Enkas 2 buah
2. Bunsen 2 buah
3. Sprayer 2 buah
4. Pinset 2 buah
5. Beaker Glass 8 buah
6. Plastik Wrap 1 roll
7. Skalpel 2 buah
8. Cawan Petri 2 buah
9. Batang Pengaduk 2 buah
10. Korek Api 2 buah
11. Kertas Label 1 lembar
12. Magnetis Stirrer 1 buah

2.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
1. Wortel 1 potong
2. Aquadest secukupnya
3. Air Steril 100 ml
4. Clorox 100 ml
5. Iodin 100 ml
6. Alkohol 96% secukupnya
7. Alkohol 70% secukupnya
8. Spirtus secukupnya
9. Media Kultur secukupnya
10. Larutan Fungisida secukupnya
11. Larutan Bakterisida secukupnya
12. Sunlight secukupnya
13. Larutan Formalin secukupnya

2.4 Cara Kerja


2.4.1 Sterilisasi Eksplan

Wortel

Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam


proses sterilisasi eksplan.
Dipotong wortel dengan ukuran 1x1 cm menggunakan pisau.
Dimasukkan potongan eksplan ke dalam botol ukur yang sudah
diisi dengan air bersih, kemudian dicuci sebanyak tiga kali.
Dicuci eksplan dengan sunlight menggunakan alat stirer.
Dicuci eksplan di air mengalir hingga bersih.
Dicuci eksplan dengan larutan bakterisida lalu dibilas dengan
air mengalir sampai bersih.
Dicuci eksplan dengan larutan fungisida lalu dibilas dengan air
mengalir sampai bersih.
Dibawa eksplan ke ruang kultur dan diletakkan di dalam enkas.
Dipindahkan eksplan dari larutan clorox 5%, clorox 10%, iodin
dan air steril (masing-masing selama 5 menit).
Di inisiasi eksplan.

Hasil
2.4.2 Inisiasi Eksplan

Wortel

Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam


proses inisiasi eksplan.
Dinyalakan lampu bunsen.
Disemprot pinset dengan alcohol 70% atau dicelupkan pada
alcohol 96% atau pada spirtus, kemudian dibakar diatas lampu
bunsen dari pangkal sampai ujung. Dilakukan sebanyak 2-3
kali. Langkah ini untuk memusnahkan spora jamur atau bakteri
yang masih menempel pada pinset.
Diambil botol media dan dibuka.
Diambil eksplan dengan pinset dan dimusnahkan langsung ke
dalam botol kultur.
Ditutup rapat botol dan dilapisi plastik klip wrap.
Diberi label tanggal penanaman, jenis tanaman dan nama
media.

Hasil
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan


3.1.1 Sterilisasi Eksplan
No Perlakuan Hasil Gambar

Dipotong wortel menggunakan Wortel telah dipotong


1.
pisau dengan ukuran 1x1 cm. dengan ukuran 1x1 cm.

Dimasukkan potongan eksplan


ke dalam botol ukur yang Telah dimasukkan ke
2. sudah diisi dengan air bersih, dalam botol ukur dan
kemudian dicuci sebanyak tiga dicuci sebanyak 3 kali.
kali.

Eksplan telah dicuci


Dicuci eksplan dengan sunlight
3. menggunakan sunlight
menggunakan alat stirer.
dengan alat stirer.

Dicuci eksplan di air mengalir Telah dicuci dengan air


4.
hingga bersih. mengalir.
Dicuci eksplan dengan larutan Telah dicuci dengan
5. bakterisida lalu dibilas dengan larutan bakterisida dan
air mengalir sampai bersih. dibilas air mengalir.

Dicuci eksplan dengan larutan Telah dicuci dengan


6. fungisida lalu dibilas dengan larutan fungisida dan
air mengalir sampai bersih. dibilas air mengalir.

Dibawa eksplan ke ruang Telah dibawa ke ruang


7. kultur dan diletakkan di dalam kultur dan diletakkan
enkas. dalam enkas.

Telah dipindahkan
Dipindahkan eksplan dari
eksplan dari larutan
larutan clorox 5%, clorox 10%,
8. clorox 5%, clorox
iodin dan air steril (masing-
10%, iodin dan air
masing selama 5 menit).
steril.

Eksplan siap untuk di


9. Di inisiasi eksplan
inisiasi
3.1.2 Inisiasi Eksplan
No Perlakuan Hasil Gambar

Telah dinyalakan
1. Dinyalakan lampu bunsen.
lampu bunsen.
x

Disemprot pinset dengan


alkohol 70% atau celupkan
pada alkohol 96% atau pada
spirtus, kemudian bakar diatas
Pinset telah disemprot
lampu bunsen dari pangkal
2. dan dibakar dan siap
sampai ujung. Lakukan 2-3
untuk digunakan.
kali. Langkah ini untuk
memusnahkan spora jamur atau
bakteri yang masih menempel
pada pinset.

Diambil botol media dan Telah diambil dan


3.
dibuka dibuka botol media.
x

Diambil eksplan dengan pinset


Eksplan telah diambil
4. dan dimusnahkan langsung ke
dengan pinset.
dalam botol kultur.

Ditutup rapat botol dan dilapisi Botol telah ditutup dan


5.
plastik klip wrap. dilapisi plastik wrap.
Telah diberi label
tanggal penanaman,
Diberi label tanggal
6. jenis tanaman dan
penanaman, jenis tanaman dan x
nama media di botol
nama media.
media.

3.2 Pembahasan
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik untuk memperbanyak
tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman yang dilakukan dalam kondisi
aseptik (Hoertman, 2002). Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk
mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma sel, jaringan, organ serta
menumbuhkannya dalam kondiis aseptik sehingga bagian – bagian tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali
(Nofrianda,2017). Kemampuan tanaman untuk menjadi tumbuhan baru secara
lengkap dalam prinsip kultur jaringan didasarkan pada sifat toti potensi (Vasil,
1972). Keberhasilan kultur jaringan didasarkan pada kebenaran dan ketepatan
perlakuan pada setiap tahapan. Menurut Boday (2018), tahapan kultur jaringan
tumbuhan terdiri dari pembuatan media, sterilisasi, inisiasi, subkultur,
pengakaran, dan aklimatisasi.
Keberhasilan proses kultur jaringan ditentukan dari kondisi lingkunagn
yang aseptik dan steril. Sehingga, pada saat proses kultur jaringan semua alat dan
bahan harus dalam keadaan steril dan aseptik. Proses sterilisasi pada kultur
jaringan bertujuan untuk membebaskan alat dan bahan dari berbagai macam
mikroorganisme (Subaghdja,2010). Apabila proses sterilisasi dapat berjalan
dengan baik, maka dapat dilakukan tahapan inisiasi, dimana pada tahap ini
eksplan dari tanaman induk di ambil untuk selanjutnya dilakukan proses
pengkulturan (Dwiyani,2002).
Pada praktikum ini, dilakukan sterilisasi dan inisiasi eksplan. Tujuannya
yaitu untuk mengetahui proses sterilisasi eksplan dan mengetahui proses inisiasi
eksplan. Eksplan yang digunakan berasal dari tanaman wortel. Eksplan
merupakan bagian dari tanaman yang digunakan dalam teknik kultur. Eksplan ini
menjadi bahan dasar dalam pembuatan kalus (Ariebowo, 2007). Pada praktikum
ini yang digunakan adalah wortel. Pemilihan wortel sebagai eksplan dikarenakan
karena perlakuan sterilisasi dan penanamannya relatif lebih mudah
(Ahmad,2013).Adapun, klasifikasi dari tanaman wortel adalah sebagai berikut :
(Surbhi, 2018)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Umbelliferales
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota

3.2.1 Sterilisasi Eksplan


Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada (Lay, 1992). Dalam praktiknya, sterilisasi dicapai dengan objek yang akan
disterilkan dengan bahan kimia atau fisik untuk waktu tertentu (Nikhilesh et al,
2013). Fungsi dari sterilisasi adalah untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat
berkembang biak (Fardiaz,1992).
Terdapat beberapa teknik sterilisasi, tetapi pada sterilisasi eksplan banyak
digunakan sterilisasi kimia. Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan bahan
disinfektan.Bahan deinfektan yang dapat digunakan untuk sterilisasi media dalam
kultur jaringan, diantaranya adalah Clorox (Hidayat, 2008). Selain digunakan
clorox, menggunakan sunlight,larutan fungisida, larutan bakterisida, iodin dan air
mengalir. Dalam mensterilkan eksplan, biasanya digunakan clorox 10% dan
alkohol 70%.
Langkah yang dilakukan yaitu dikupas bagian kulit wortel kemudian
dipotong bagian tengah sampai ujung wortel dengan ukuran 1x1 cm. Menurut
Wetherel (1976) ukuran eksplan yang optimal adalah 0,5-1,0 cm dan 0,05-0,1 mm
untuk eksplan dari meristem karena semakin besar eksplan peluang tumbuh
semakin tinggi tetapi baiknya semakin besar eksplan peluang kontaminan juga
tinggi. Bagian tanaman wortel yang digunakan dalam sterilisasi eksplan adalah
umbinya.Digunakan bagian tengah wortel dikarenakan bagian ini sel-selnya masih
aktif mengalami pembelahan (Azmin et al., 2017). Setelah itu, eksplan
dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah diisi air bersih dan kemudian dicuci
sebanyak 3 kali. Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan sisa – sisa tanah
yang menempel pada umbi wortel. Kemudian, dicuci dengan air sunlight dalam
beaker glass yang berisi stirrer. Pemilihan sunlight untuk mencuci dikarenakan
sunlight termasuk dalam detergen yang salah satu kandungannya adalah sodium
hipoklorit. Menurut Widyawati et al (2013) Sodium hipoklorit merupakan
senyawa yang memiliki kemampuan untuk melarutkan jaringan dan merupakan
antimikroba yang cukup efektif. Setelah dicuci dengan sunlight, kemudian
dilanjutkan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa sunlight yang
terdapat dalam eksplan.
Langkah selanjutnya adalah eksplan dicuci dengan larutan bakterisida.
Pencucian eksplan dengan larutan bakterisida bertujuan untuk mematikan bakteri
yang terdapat pada eksplan (Nalis et al.,2015). Selanjutnya, eksplan dibilas
dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa larutan bakterisida yang terdapat
dalam eksplan. Kemudian, eksplan disterilisasikan dengan larutan fungisida.
Pemberian larutan ini bertujuan untuk mencegah mikroba (fungi) pada eksplan
(Sila,2016). Selanjutnya dibilas eksplan dengan air menaglir untuk menghilangkan
sisa laruatn fungisida yang terdapat pada eksplan.
Langkah selanjutnya adalah dibuat larutan iodin,clorox 5% dan clorox 105.
Larutan tersebut berfungsi sebagai bahan untuk sterilisasi eksplan. Larutan clorox
5 % dan 10 % dibuat dari campuran air dengan bayclin (sodium hipoklorit).
Clorox digunakan karena clorox terdiri dari natrium hipoklorit yang mana mampu
membersihkan mikroorganisme yang terikut alam bahan tanah, menghilangkan
partikel-partikel tanah, debu dan lain-lain (Santoso, 2003). Sedangkan iodin,
dibuat dengan cara diencerkan larutan iod dengan ±100 ml. Iodin digunakan
karena dapat membunuh seluruh patogen beserta spora-sporanya yang sulit
diatasi oleh bahan disinfektan lain (Dodds,2005).
Selanjutnya dibawa eksplan ke ruang kultur dan diletakkan di dalam enkas.
Tujuan dilakukan di dalam enkas yaitu untuk menjaga kondisi lingkungan yang
aseptis. Eksplan wortel yang telah bersih kemudian dipotong sisi-sisinya sdikit
dengan scalpel kemudian dicelupkan dalam larutan clorox 5%, clorox 10%, iodin
dan air steril (masing-masing selama 5 menit). Air steril dalam hal ini berfungsi
untuk membilas sisa larutan disinfektan yang masih menempel pada eksplan,
penggunaan air steril dikarenakan merupakan air yang bebas dari mikroba, jamur,
dan spora yang hidup. Setelah selesai, maka eksplan siap untuk di inisiasi.
3.2.2 Inisiasi Eksplan
Proses inisiasi eksplan merupakan kegiatan penanaman eksplan ke dalam
media kultur yang telah dibuat dan dilakukan dalam keadaan aseptis dalam enkas
(Boday, 2018). Tujuan dilakukannya inisiasi adalah untuk menanam eksplan pada
media dengan prinsip pengerjaan dilakukan escara aseptis. Prosedur dalam
penggunaan enkas, adalah ke dua tangan yang telah memakai sarung tangan dan
disemprot dengan alkohol masuk ke dalam lubang (celah) pada enkas, tujuannya
adalah untuk meminimalisir cemaran mikroba disekitar ruang kultur.
Langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan semua alat yang bahan
yang dibutuhkan, kemudian dinyalakan lampu bunsen yang telah berada di dalam
enkas. Selanjutnya, disterilisasi alat pinset dengan cara disemprotkan alcohol
96% kemudian dibakar di atas Bunsen selama 2-3 kali pengulangan. Sterilisasi
dengan alcohol merupakan sterilisasi secara kimia dan alkohol bersifat
disinfektan, sedangkan pemanasan merupakan sterilisasi fisika (Suriawira, 2015).
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memusnahkan spora yang terdapat pada
pinset (Dwiyani, 2002).
Langkah selanjutnya, dibuka botol kultur yang telah siap untuk ditanami
eksplan (media memadat), kemudian eksplan yang telah siap dimasukkan ke
dalam botol kultur. Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api
untuk menghindari kontaminasi (Azmin et al,2017). Eksplan diambil
menggunakan pinset, kemudian diletakkan di atas media sambil sedikit ditekan
agar nantinya eksplan tidak berpindah tempat, kemudian dites dengan cara
digoyangkan botol kultur perlahan untuk memastikan bahwa eksplan tertanam
dengan baik. Setelah itu, botol kultur ditutup menggunakan plastic wrap dan
dilapisi plastik yang disemprot dengan alkohol kemudian diikat menggunakan
karet. Tujuannya yaitu agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme. Langkah
terakhir yaitu botol kultur diberi label yang berisi tanggal penanaman, jenis
tanaman, dan media tanam yang digunakan. Botol kultur yang telah selesai
kemudian diletakkan di rak kultur yang berada dalam ruangan yang telah terjaga
kondisi suhu, kelembaban, dan cahayanya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses sterilisasi eksplan antara lain
adalah air steril, larutan bakterisida, larutan fungisida, larutan detergen
(sunlight), larutan iodin, larutan clorox 5%, dan larutan clorox 10%.
2. Proses sterilisasi eksplan secara garis besar dilakukan dengan 2 tahap, yaitu
tahap pencucian eksplan menggunakan sunlight, fungisida dan bakterisida.
Sedangkan pada tahap ke dua yaitu tahapan sterilisasi eksplan menggunakan
larutan iodin, larutan clorox 5% dan clorox 10% serta air steril dengan masing-
masing waktu perendaman eksplan selama 5 menit.
3. Proses inisiasi eksplan dilakukan di dalam enkas dengan cara dimasukkan
eksplan yang telah steril ke dalam botol kultur menggunakan pinset yang telah
disterilkan. Pada tahapan ini harus dilakukan secara aseptik dan steril untuk
mencegah adanya kontaminasi mikroorganisme.

4.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan yaitu :
1. Praktikan sebaiknya memahami prosedur dengan baik dan melakukan setiap
prosedur dengan hati-hati terutama dalam inisiasi eksplan agar tidak merusak
media.
2. Praktikan sebaiknya menggunakan alat pelindung diri yang telah ditentukan
untuk mencegah adanya kontaminasi pada saat melakukan proses kultur
jaringan.
3. Sebaiknya, ruangan kultur selalu dijaga kondisinya agar tetap dalam keadaan
steril dan suhu dan kelembaban yang optimal untuk proses kultur jaringan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. 2013. Variasi Somaklonal Sebagai Salah Satu Sumber Keragaman Genetik
Untuk Perbaikan Sifat Tanaman. Jurnal Agronomi Vol. 11 (2)
Ariebowo, M. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo
Azmin,Nikmah, Hartati dan Olahairullah. 2017. Penggunaan Media BAP untuk
Mendukung Keberhasilan Kultur Jaringan Wortel (Daucus carota).
BioCONCETTA Vol. III (2)
Boday, Saga. 2018. “Plant Tissue Culture”. International Journal of Agricultural and
Environmental Research.
Dodds, J.H.2005. Plant Tissue Culture Edition 2. Cambridge : Cambridge University
Press
Dwiyani,R. 2002. Kultur Jaringan Tanaman. Bali : Pelawa Sari
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hidayat, Y. 2008. Keefektifan Bahan Sterilisasi Dalam Pengendalian Kontaminasi
Pada Pertumbuhan Kultur Zygotik Surian (Toona sinensis Roem). Wana Mukti
Forsatry Research Journal Vol. 6 (1)
Hoertman. 2002. Plant Propagation Principles and Practices 5 th Ed. Ner Delhi :
Prentice Hall of Insia Private
Lay, B.W. 1992. Mikrobiologi. Jakarta : Rajawali Press
Nalis, Suswi, Gede Suastika Dan Giyanto,2015. Perlakuan Panas Kering Dan
Bakterisida Untuk Menekan Infeksi Pantoea Stewartii Subsp. Stewartii Pada
Benih Jagung Manis. Jurnal Fitopatologi Indonesia Volume 11 (4)
Nikhilesh, B et al. 2013. A review : Steam Sterilization a Method Sterilization.
Journal of Biological Scientific Opinion Vol. 1 (2)
Nofrianda,V.2017. Pertumbuhan Planlet Stroberi (Fragaria anassa D.) Val. Dorit pada
Beberapa Variasi Media Modifikasi In Vitro di BALIJESTRO. BIOTROPIC
Vol.1 (1)
Pasya, A.F. 2004. Dimensi Sains dan Al-Qur'an Menggali Ilmu Pengetahuan dari Al-
Qur'an. Solo : Penerbit Tiga Serangkai.
Sila,Surya.2016. Efektifitas Beberapa Fungisida Terhadap Perkembangan Penyakit
Dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum Frutescens). Jurnal Agrifor Volume
XV Nomor 1
Sony. 2007. Pembiakan Tanaman Melalui Kultur Jaringan. Jakarta : Gramedia
Subaghdja,R. 2010. Sterilisasi dan Pengenalan Alat Mikrobiologi. Bandung :
Yudistira
Surbhi, S. 2018. “A review : Food, Chemical Composition and Utilization of Carrot
(Daucus carrota L)”. International Journal of Chemical Studies.
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi. Bandung : Penerbit Angkasa
Vasil, dkk. 1972. “Totypotency and Embriogenesis in Plant Cells and Tissue
Cultures”. Journal in vitro
Wetherel. 1976. Tissue Culture for Eksplaned to Plants. USA : University of Chicago.
Widyawati, Hetty et al.2013. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Irigasi Sodium
Hipoklorit Terhadap Kekerasan Mikro Dentin Pada Tiga Segmen Saluran Akar
Yang Berbeda. J Ked Gi. Vol. 4 (2)

Anda mungkin juga menyukai