Anda di halaman 1dari 9

STERILISASI DAN PENANAMAN EKSPLAN TANAMAN

PISANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Laporan Kultur Jaringan Tumbuhan

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Noor Aini Habibah, M. Si.

Disusun oleh:

Hezekiel Baktiar Harahap [4411420064]

Rombel: Biologi 5C

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
STERILISASI DAN PENANAMAN EKSPLAN

I. Tujuan
Untuk mengetahui dan melatih keterampilan cara sterilisasi eksplan dan
penanaman eksplan kultur jaringan tumbuhan.

II. Alat dan Bahan


 Alat
1. Pisau 7. Autoklaf
2. Baki 8. Bunsen
3. Petridish 9. Botol kultur
4. Scalpel 10. Beaker glass
5. Pinset 11. Alumunium foil
6. Mata pinset no 24 12. Lap

 Bahan
1. Aduades steril 6. Spirtus
2. Betadine 5% 7. Larutan H2O2
3. Bakterisida 8. Media 2,4 D
4. Fungisida
5. Bayclin
III. Cara Kerja

4. Mencuci eksplan
dengan aquadesh steril
2. Mengupas batang
pisang hingga
mendapatkan bagian
dalam
5. Merendam eksplan
dengan bakterisida dan
fungisida 1gr
1.memotong tunas pisang

3. Mengupas tunas hingga


6. Meletakkan erlenmeyer
mendapatkan ukuran tunas
berisi eksplan pada shaker
3-4 cm

10. Merendam eksplan ke 13. Merendam eksplan ke


7. Mengaduk eksplan
dalam larutan H2O2 10% dalam larutan bayclin
hingga 12 jam pada
selama 10 30% selama 30 menit
bakterisida dan fungisida
menit lalu dikocok lalu dikocok

14. Merendam eksplan


8. Melakukan sterilisasi 11. Membilas eksplan kedalam larutan bayclin
pada LAF dengan aquadesh steril 20% selama 20 menit
lalu dikocok

15. Merendam eksplan ke


9. Mengupas eksplan dalam larutan bayclin
12. Mengupas eksplan
hingga berukuran 2-3 cm 10% selama 10 menit
lalu dikocok

IV. Pembahasan
Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi eksplan merupakan tahap terpenting dalam kultur
jaringan tumbuhan. Sterilisasi eksplan bertujuan menghilangkan
kontaminasi bakteri dan cendawan yang berada di permukaan. Sumber
kontaminan berupa mikroorganisme pada eksplan umumnya berasal dari
media tanam yang digunakan akibat proses sterilisasi tidak sempurna,
lingkungan kerja (laboratorium) yang kurang steril, proses penanaman
eksplan yang kurang aseptik, serta kontaminan yang berasal dari dalam
jaringan tanaman itu sendiri dan yang berasal dari permukaan eksplan.
Dosis sterilan dan waktu perendaman eksplan bergantung pada
dua hal, yaitu ukuran eksplan dan jenis tanaman. Semakin besar ukuran
eksplan, maka akans emakin besar peluang terkontaminasi baik secara
internal maupun eksternal, tetapi kemungkinan keberhasilan proliferasi
semakin besar. Sebaliknya jika eksplan berukuran kecil maka peluang
terkontaminasi semakin rendah dan peluang untuk hidup akan semakin
rendah.
Eksplan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tunas
pisang. Pengambilan eksplan dilakukan dengan memilih tunas pisang
yang memiliki kualitas bagus yang terhindar dari hama dan penyakit.
Sterilisasi eksplan dilakukan untuk menekan jumlah mikroorganisme
yang mungkin terbawa saat pengambilan eksplan, yang dapat
menimbulkan kontaminasi sehingga menghambat pertumbuhan eksplan
menjadi tanaman utuh. Sterilisasi eksplan kentang dilakukan dengan
menggunakan beberapa bahan berbeda.
Tahap pertama memotong tunas pisang dengan bantuan pisau,
kemudian mengupas tunas pisang hingga mendapatkan bagian dalam.
Setelah itu mengupas tunas hingga mendapatkan ukuran tunas 3-4 cm,
kemudian setelah tunas dikupas dengan ukuran tersebut lalu mencuci
eksplan dengan aquadesh steril. Setelah tunas pisang tersebut bersih,
kemudian tunas pisang tersebut direndam dengan menggunakan
bakterisida dan fungisida 1 gr. Apabila telah dicuci menggunakan
bakterisda dan fungsida lalu eksplan tersebut diletakkan pada Erlenmeyer
yang berisi eksplan pada shaker. Pada tunas pisang tersebut diaduk
hingga 12 jam mengunakan bakterisida dan fungisida. Tunas pisang yang
telah diaduk tersebut melakukan tahap sterilisasi pada LAF, pada tahap
tersebut mengupas eksplan hingga berukuran 2-3cm, lalu pada tahap
selanjutnya merendam eksplan kedalam larutan H2O2 10% selama 10
menit lalu dikocok hingga rata. Pada Tunas Pisang ini sendiri harus
dibilas dengan aquadesh steril setelah diberikannya larutan H2O2
tersebut. Apabila larutan tersebut telah diberikan pada tunas pisang,
kemudian tunas pisang dikupas. Pada tunas pisang yang sudah dikupas
tersebut direndam menggunakan bayclin 30% selama 30 menit lalu
dikocok, untuk kedua kalinya tunas pisang direndam dengan
menggunakan bayclin 20% selama 20 menit, lalu dikoocok. Pada
selanjutnya agar tunas eksplan dapat maksimal dilakukan nya tahap
ketiga kalinya untuk pemberian bayclin. Pada tahap ketiga ini baylcin
10% yang digunakan selama 10 menit lalu dikocok. Setelah ketiga tahap
pemberian bayclin tersebut untuk tunas pisang ini sendiri dibilas
menggunakan aquadesh steril. Untuk tunas pisang yang telah diberikan
aquadesh steril ini selanjutnya mengupas eksplan hingga berukuran 1-2
cm. Pada tunas pisang yang telah dikupas untuk proses sebelumnya, pada
proses selanjutnya tunas pisang tersebut diberikan betadine 5% selama 5
menit, lalu dikocok. Apabila eksplan yang telah diberikan oleh betadine
5% tersebut, setelah itu eksplan yang pada tahap sebelumnya diberikan
betadine 5% dan pada tahap berikutnya mengeluarkan eksplan dari
larutan betadine, untuk tunas pisang yang telah dikeluarkan dari larutan
betadine 5% tersebut selanjutnya melakukan proses penanaman eksplan
yang dimana eksplan tersebut dimasukkan kedalam inisiasi tunas. Tunas
eksplan yang telah ditanam pada inisasi tunas mengguanakan botol
kultur, selanjutnya menutup botol kultur dengan rapat menggunakan
plastic wrap. Setelah botol kultur tertutup rapat dengan botol kultur
barulah botol kultur tersebut diberikan label berupa tanggal, jenis meda,
dan varietas tanaman. Apabila semua proses pada penanaman dan
sterilisasi eksplan telah dilakukan semuanya, selanjutnya hasil daripada
penanaman eksplan tersebut ditempatkan pada ruang inkubasi.
 Penanaman Eksplan
Proses penanaman dilakukan di dalam Laminair Air Flow dalam
kondisi dan ruang yang aseptik. Sebelumnya, tangan praktikan disemprot
alkohol terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman dengan tujuan
supaya bakteri atau jamur yang terbawa bisa mati. Alat-alat seperti pinset
dan scalpel pun di sterilkan dulu dengan mencelupkan ke alkohol
kemudian dibakar sampai nyala apinya hilang (setiap alat tersebut akan
digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan cara seperti itu). Eksplan
kentang dikuliti pada semua sisi sampai didapatkan bagian terdalam
dengan bantuan pisau dan pinset, kemudian potong eksplan menjadi
bentuk persegi dengan ukuran tidak terlalu besar. Penutup botol dibuka
kemudian mulut botol diflamir dengan bunsen. Disamping itu, eksplan
diambil dengan menggunakan pinset dan langsung ditanam secara hati-
hati pada media menggunakan bantuan pinset. Saat penanaman
berlangsung usahakan posisi eksplan berada ditengah media dan sedikit
masuk kemedia. Setelah itu, botol ditutup lagi dan di seal dengan plastik
wrap. Botol kultur tidak lupa diberi label (nama, tanggal/bulan/tahun)
Botol-botol yang sudah ditanamani eksplan disimpan di rak inkubasi
kultur dengan kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan
dan perkembangan eksplan.

V. Kesimpulan
 Sterilisasi perlu dilakukan untuk menekan jumlah mikroorganisme yang
mungkin terbawa saat pengambilan eksplan, yang dapat menimbulkan
kontaminasi sehingga menghambat pertumbuhan eksplan menjadi
tanaman utuh.
 Teknik penanaman dilakukan didalam laminar air flow agar tercipta
keadaan steril dengan tujuan meminimalisir kontaminasi sehingga
tanaman kultur berhasil.
DAFTAR PUSTKA
Ardiansyah, R., Supriyanto, W., & AS, S. B., & Fitriani, Y. 2014. Teknik Sterilisasi
Eksplan dan Induksi Tunas Dalam Mikropropagasi Tembesu (Fagraea fragrans
ROXB), 5(3), 167-173.
Astuti, P. 2014. Induksi tunas dan perakaran bambu kuning Bambusa vulgaris secara in
vitro. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 2(2), 109-114.
Fauzan, Y. S. A., Supriyanto, T. T., & Tajuddin, T. 2017. Efektivitas Merkuri Klorida
(HgCl2) Pada Sterilisasi Tunas Samping Jati (Tectona Grandis) In Vitro. J
Bioteknol Biosains Indones, 4(2).
Hadiyana, A., & Syabana, M. A. 2015. Iniasi Tunas Secara Kultur Jaringan Pada Stevia
(Stevia rebaudiana Bertoni) Dengan Kosentrasi Indole Butyric Acid (IBA) and
Benzyl Amino Purine (BAP) yang Berbeda. Jurnal Agroekoteknologi, 7(2).
Sudiyanti, S., Rusbana, T. B., & Susiyanti, S. 2017. Inisiasi Tunas Kokoleceran (Vatica
bantamensis) pada Berbagai Jenis Media Tanam dan Konsentrasi BAP (Benzyl
Amino Purine) Secara In Vitro. Jurnal Agro, 4(1), 1-14.
Tiwari, S., Arya, A., & Kumar, S. 2012. Standardizing sterilization protocol and
establishment of callus culture of sugarcane for enhanced plant regeneration in
vitro. Research Journal of Botany, 7(1), 1.
LAMPIRAN

PART 1 STERILISASI EKSPLAN PISANG

https://youtu.be/1qISOrnfMp0

PART 2 STERILISASI EKSPLAN PISANG

https://youtu.be/foKXZXMi-4M

Anda mungkin juga menyukai