Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FERONICA PUTRI PRATAMA

NIM : 51120008

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III


“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI MICROBAKTERIUM
TUBERCOLOSIS”

Hari/Tanggal : Rabu/ 2 November 2022


Tujuan : Untuk Mengetahui cara isolasi dan identifikasi bakteri
microbacterium tubercolosis dengan baik dan benar.

A. Dasar Teori
Mycobacteria berbentuk basil, merupakan bakteri aerob yang tidak
membentuk spora. Meskipun mereka tidak terwarnai dengan baik , segera
setelah diwarnai mereka mempertahankan dekolorisasi oleh asam atau alkohol,
oleh karena itu bakteri ini dinamakan basil tahan asam. Bakteri ini biasanya
tumbuh lambat dan tidak tumbuh pada pembenihan biasa, tetapi memerlukan
pembenihan yang diperkaya dengan albumin telur misalnya dengan kultur
dengan media Lowenstein Jensen. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan
tuberkulosis dan merupakan patogen pada manusia. Mycobacterium avium
intraseluler dan Mycobacterium atipikal lain sering menginfeksi pasien AIDS,
bersifat patogen oportunistik pada orang imunokompromais dan kadang-
kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun normal.
Tidak semua basil tahan asarn yang diasingkan Lowenstein-Jensen atau
Ogawa adalah Mycobacterium tuberculosis. Perlu dilakukan diindentifikasi
lebih lengkap untuk membedakan spesies. Dasar dari peneriksaan identifikasi
adalah waktu pertumbuhan, pembentukan pigmen, tes biokimia dan suhu
pertumbuhan. Mycobacterium tuberculosis Pada media Ogawa menunjukan
sifatnya yang kering, rapuh, permukaan tidak rata, perturnbuhan eugenik dan
warna kekuning-kuningan. Ketahanan asamnya ada, tingkat pertumbuhan
lambat, pigrnentasi lebih dari 9Fh negatif dan tes niasin lebih dari 90% positif.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas ukur
b. Beaker glass
c. Tabung reaksi
d. Petri dist
e. Labu ukur
f. Inkubator
g. Mixer
h. Objeck glass
i. Rak pewarnaan
j. Pipet tetes
k. Bunsen
l. Ose
2. Bahan
a. KH2PO4
b. Na. Glutamat
c. Glycerol
d. Aquades
e. Telur
f. Hujau malacit
g. Tissue
h. Kapas dan kasa
i. Asam alkohol 3 %
j. Methylen blue
k. Karbon fuchin
l. NaCL 0,9 %
C. Prosedur Kerja
a. Pengambilan sampel
1 Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur
dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada). Sputum diambil
dari batukkan pertama (first cough). Cara membatukkan sputum: Tarik
nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada), batukkan kuat sputum dari
bronkus, trakea, mulut, wadah penampung.
2 Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air
liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti,
butir keju, darah dan unsur-unsur lain. Bila sputum susah keluar, lakukan
perawatan mulu
b. Pengolahan sputum dan dekontaminasi
1 Siapkan sputum yang akan didekontaminasi
2 Tambahkan laruran dekontaminasi (NaOH 4% + 2,9% Na Sitrat) sebanyak
500 ul ke dalam tabung centrifuge yang berisi cairan sputum sebanyak 500
ul
3 Campurkan / homogenisasikan tabung yang berisi cairan sputum dan
NaOH 4% diatas mesin pengguncang (vortex shaker) dengan kecepatan
2.500 rpm 20 detik
4 Centrifuge larutan homogenisasi selama 15 menit pada kecepattan 3.000
rpm
5 Buang supernatant
6 Tambahkan sedimen dengan larutan HCl sebantak 100 ul, kemudian
dihomogenisasikan dengan menggunakan vortex shaker
7 Ambil dan pilih bagian dari dahka yang purulent yang telah
didekontaminasi denfan menggunakan ose atau lidi

c. Pembuatan sediaan
1. Tulis nomor identitas pasien pada bagian ujung kaca sediaan. Bila
mengguankan kaca frosted, tulis dengan mengguankan pensil 2B pada
bagian yang buram/frosted. Bila menggunakan kaca biasa, tulis dengan
spidol permanen pada stiker yang diletakkan di balik kaca sediaan.
2. Lakukan cuci tangan rutin
3. Gunakan handscoon (dapat menggunakan handscoon yang tidak steril)
4. Letakkan sputum yang terdapat pada ose ke kaca sediaan
5. Sediaan dibuat tersebar merata, ukuran 2 x 3 cm, dab tidak terlalu tipis
untuk menghindari apusan enjadi kering sebelum diratakan
6. Ratakan sediaan dengan membuat spiral-spiral kecil sewaktu apusan
7. Setengah kerting dengan mengunakan lidi lancip sehingga didapat sebaran
leukosit lebih rata dan area baca lebih homogen. Jangan membuat spiral-
spiral kecil pada apusan yang sudah kering, karena dapar terkeluappas dan
menjadi aerosol yang berbahaya.
8. Keringkan apusan di udara bebas
9. Lakukan fiksasi apusan dengan pemanasan. Pastikan apusan menghadao
ke atas. Lewatkan 3 x melalui api dari lampu spiritus.
10. Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk memegang kaca (pemanasan
yang berlebihan akan merusak hasil)
11. Keringkan apusan diatas rak sediaan, hidari sinar matahari langsung
12. Celupkan ose yang telah digunakan pada botol pasir disinfektan
13. Kemudian membakarnya sampai ose membara. Bila menggunakan lidi,
lidi langsung dibuanf ke dalam botol berisi disinfektan
14. Lepaskan handscoon dan buang pada tempat yang telah disediakan .\Cuci
tangan rutin
d. Pewarnaan Sediaan
1. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan, kemudian tuang larutan Carbol
Fuksin sampai menutupi seluruh sediaan
2. Panasi sediaan secara hati-hati diatas api selama 3 menit sampai keluar
uap, tetapi jangan sampai mendidih. Biarkan selama 5 menit
3. Bilas dengan Aquadestt/air mengalir
4. Tuang HCL Alkohol 3 % sampai warna merah dari Fuksin hilang.
5. Tunggu selama 2 menit
6. Bilas dengan aquadestt/air mengalir
7. Tuangkan larutan Methylen Blue 0,1 % dan tunggu selama 10 – 20 detik
8. Bilas dengan aquadestt/ air mengalir
9. Keringkan dengan rak pengering
10. Sediaan yang sudah diwarnai dan telah kering diperiksa pada mikroskop.
11. Teteskan 1 tetes oil imersi diatas sediaan dan diperiksa dengan pembesaran
100 X
12. Basil Tahan Asam yang oleh pengecatan berwarna merah, berbentuk
batang dengan dasar warna biru
13. Sediaan diperiksa dengan mencari dengan menghitung jumlah bakteri
yang ada

e. Pembuatan media Ogawa


1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Semua garam-garam kecuali glyecerol dan hijau malacit 2% dimasukkan
kedalam labu ukur 5000 ml
3. Telur yang sudah dicuci bersih rendam dalam alkohol 96 % kira-kira 10
menit.
4. Pecahkan telur satu persatu, masukkan kedalam gelas ukur 1000 ml
5. Kocok dengan mixer sampai homogen campuer dengan garam yang sudah
dingin lalu kocok sampai rata
6. Tambahkan glyecerol dan hijau malacit lalu kocok lagi
7. Saring, bagi bagi dalam tabung reaksi ukuran 18 x 18 sebanyak 15 ml
8. Tabung diletakkan miring sehingga larutan menutupi separuh panjang
tabung dan masukkan dalam inkubator,masukkan pada suhu 90° C di
pertahankan selama 30 menit.
f. Penanaman pada media
1. Pada 2 tabung media ogawa 3% diinokulasikan masing-masing pada bahan
pemeriksaan yang sudah diolah.
2. Bahan inokulasi damtakan dan harus menyebar pada permukaan media.
3. Tabung media yang telah diinokulasi, diletakkan pada rak miring dan
masukan dalam inkubator suhu 37 ° selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam bila tidak ada kontarninasi tutup tabung dicelupkan dalam
parafin cair kemudian diinkubasi lagi pada suhu 37°
D. Hasil

Gambar 1
Media Ogawa Untuk pertumbuhan
Bakteri TB
E. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan isolasi dan identifiksi bakteri microbacterium
tuberkolosis. Pemeriksaan di awali dengan pengambilan sampel pada pasien
kemudian sampel sputum didekontaminasi berguna untuk mengurangi dan
menghilangkan kontaminasi oleh mickroorganisme. Selanjutnya setelah setelai
dilakukan pembuatan sediaan erta pewarnaan BTA. Pemerksaan selanjutnya
dilanjutkan dengan pembuatan media ogawa yang digunakan sebagai tempat
pertumbuhan bakteri tuberkolosis terakhir dilakukan penanaman pada media yang
telah dibuat dan diinkubasi dengan suhu 37 ° C selama 4 minggu.
Pada praktikum ini didapatkan hasil media biakkan bakteri microbakterium
tubercolosis. Dalam isolasi dan inkubasi bakteri mycrobakterium tuberkolosis
membutuhkan waktu yang koloni Mycobacterium tuberculosis baru tumbuh pada
hari ke 14, lambatnya pertumbuhan koloni disebabkan karena sifat pertumbuhan
bakteri ini sangat lambat. Menurut koloni Mycobacterium tuberculosis baru
terbentuk pada 4-6 minggu sesudah inkubasi dengan suhu.
F. Kesimpulan
Mycobacterium tuberculosis Pada media Ogawa menunjukan sifatnya yang
kering, rapuh, permukaan tidak rata, perturnbuhan eugenik dan warna kekuning-
kuningan. Media yang sudah diinokulasi diinkubasi pada suhu 37°C dan diamati
sampai minggu ke-8.
G. Daftar Pustaka
Ang F, RMT, Myrna T. Mendoza, MD, Heidi R. Santos, Regina Celada-Ong,
Carmela P. Enrile, Wilma C. Bulatao and Aileen M. Aguila. 2011. Isolation
Rates of Mycobacterium tuberculosis from Smearnegative and Smear-
positive Sputum Specimen Using the Ogawa Culture Technique and the
Standard Lowenstein Jensen Culture Technique.
http://www.psmid.org.ph/vol30/vol30num2t opic1.pdf
Anonim. 2011. Tuberculosis Diagnosis. Wikipediathe free encyclopedia. Dikutip
dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Tuberculosis_d iagnosis, tanggal
Jawets, melnick, adelberg’s. 2005. Mikrobiologi kedokteran (medical
microbiology) edisi 2. Salemba medika . jakarta.
Munawaroh, Hidayati dan Utami. 2015. Studi Komparasi Media Kultur Coco Blood
Malachite Green (CBM) dengan Lowenstein Jensen (LJ) untuk Diagnosis
Cepat, Spesifik, dan Sensitif pada Sputum Pasien Suspek Tuberkulosis.
Majalah Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2 (2).
Nuraeni1 , Sebayang. 2018. Pertumbuhan Koloni Mycobacterium tuberculosis
Pada Agar Darah dengan Penambahan Air Kelapa (Cocos nucifera. L) Dan
Media Lowenstein Jensen.

Palembang, 2 November 2022


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Bastian. S. Si. T., M. Biomed Feronica Putri Pratama


Nbm : 1319320 NIM : 51120008

Anda mungkin juga menyukai