Anda di halaman 1dari 10

PETUNJUK

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Semester 5 - Blok Sistem Respirasi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2010

I. PERATURAN DAN TATA TERTIB


PRAKTIKUM DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
1. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tes
masuk dilaksanakan setiap awal praktikum.
2. Mahasiswa wajib wajib memakai jas praktikum, membawa buku praktikum,
pensil warna dan spidol setiap kali melaksanakan praktikum. Tas, buku dan
peralatan lain disimpan dalam loker, tidak boleh diletakkan pada meja praktikum.
3. Bila ada luka/ goresan ditangan harus ditutup dengan pester / menggunakan
sarung tangan jika diperlukan.
4. Penggunaan mikroskop dan alat lainnya sesuai dengan arahan instruktor
5. Bertanggung jawab terhadap alat-alat yang dipakai. Bila terjadi kerusakan pada
alat akibat kesalahan mahasiswa, diwajibkan untuk melapor pads instruktor dan
mengganti alat tersebut sesuai ketentuan.
6. Tidak diperkenankan makan, minum atau merokok dalam ruang praktikum.
7. Memperhatikan prosedur asepsis dalam setiap tindakan praktikum.
8. Bila terjadi tetesan kuman jatuh dimeja atau kulit harus segera dibersihkan dengan
alkohol atau desinfektan yang tersedia.
9. Adanya kecelakaan yang terjadi bagaimanapun kecilnya, misalnya mendapat luka,
biakan kuman tumpah, harus segera melapor kepada instruktor.
10. Hasil praktikum dicatat dalam buku praktikum untuk kemudian diperiksa dan
diparaf oleh instruktor.
11. Sampah dibuang ketempat sampah. Sisa bahan pemeriksaan dibuang pada tempat
dengan desinfektan yang telah disediakan.
12. Tidak diperkenankan membawa pulang biakan dan sediaan kuman.
13. Sebelum meninggalkan ruang praktikum, setiap mahasiswa harus membersihkan
meja tempat bekerja dan mengembalikan alat yang dipakai pada tempatnya
semula.
14. Selesai praktikum tangan harus dicuci bersih dengan sabun.
15. Evaluasi

II. CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE


Corynebacterium diphtheriae adalah penyebab pharingitis diptherica, oleh karena itu
bahan pemeriksaan pada umumnya berupa hapusan tenggorokan ( misal : pharynx, tonsil)
dapat juga hapusan mukosa cavum nasi pada rhinitis diptherica.
Disediakan :
- Agar miring Pai steril
- Biakan Corynebacterium diphtheriae pada agar miring Pai.
Dikerjakan :
- Buatlah sediaan dari biakkan Corynebacterium diphtheriae pada agar miring Pai dan
warnailah dengan pewarna Gram dan.pewarna Neisser.
Pelajarilah morfologi. Adakah gambaran yang khas ?
Demonstrasi :
- Kepekaan Corynebacterium diphtheriae terhadap beberapa antibiotika pada lempeng
agar darah ( metode difusi dengan cakram antibiotika ).
Pengecatan Neisser
o

Buat sediaan kuman diatas gelas obyek dan fiksasi.

Tuangkan Neisser AB keatas sediaan selama 1 menit.

Buang sisa zat warna dari gelas obyek.

Tuangkan Neisser C keatas sediaan selama 1-2 menit.

Buang sisa zat warna dari gelas obyek.

Keringkan dengan kertas pengering.

Teteskan minyak imersi, amati dibawah mikroskop.

Granula metakromatik akan tampak sebagai bentukan berwarna biru


gelap dalam sitoplasma bakteri yang berwarna kuning coklat.

III. MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS


Bahan pemeriksaan untuk penderita tuberkulosis paru pada umumnya berupa dahak
(sputum ) penderita.
Disediakan
1. Sediaan dahak pada gelas obyek yang berasal dari penderita dengan batuk kronis.
2. Sediaan dahak yang berasal dari penderita dengan batuk kronis pada tabung reaksi
bertutup ulir (screw cap)
Dikerjakan
Fiksasilah sediaan dahak tersebut dengan jalan melewatkan sediaan tersebut di atas nyala
api spiritus. Selanjutnya lakukan pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) dan carilah
kuman batang tahan asam (BTA).
Demonstrasi :
1. Medium agar miring Lowenstein Jensen steril.
2. Medium agar miring Lowenstein Jensen yang telah ditumbuhi kuman Mycobacterium
tuberculosis
Cara konsentrasi dahak metode Petroff Alkali
Tujuan : Meningkatkan kemungkinan memperoleh kuman BTA
Cara :

Dahak ditambah dengan NaOH 4% (yang telah diberi indikator merah fenol)
dalam jumlah yang kurang lebih sama

Kemudian digoyang-goyangkan dengan alat pengocok (shaker) selama 2-3 menit,


supaya homogen

Masukkan ke dalam inkubator pada suhu 37 C selama 30 menit agar dahak yang
pekat menjadi encer

Suspensi dahak tersebut dinetralkan dengan HCl 2N sampai tepat terjadi


perubahan warna

Dipusingkan dengan alat pemusing (centrifuge) pada 3.000 rpm selama 30 menit

Setelah supernatannya dibuang kedalam tempat yang mengandung desinfektan,


terhadap endapan (residu) dilakukan
1. Penanaman pada medium Lowenstein Jensen. Eramkan medium yang
telah ditanami di lemari pengeram pada suhu 37C selama 6-8 minggu,
tetapi amatilah setiap minggu.
2. Pewarnaan tahan asam, untuk mencari kuman batang tahan asam.

Keterangan : penanaman harus dilakukan didalam lemari pengaman ( safety cabinet).

Pengecatan Tahan Asam (Ziehl Neelsen).


1) Buat sediaan kuman diatas gelas obyek dan fiksasi
2) Tuangkan fuhsin karbol keatas sediaan, panaskan selama 3-5 menit sampai
timbul uap. Jaga jangan sampai mendidih atau zat warna menjadi kering,
segera tambahkan zat warna bila perlu.
3) Tunggu hingga gelas obyek dingin, kemudian bilas dengan menggunakan
air bersih.
4) Lunturkan dengan asam alkohol selama 10-20 detik hingga sisa zat warna
hilang.
5) Bilas dengan air bersih
6) Tuangkan metilen biru keatas sediaan selama 2 menit.
7) Bilas dengan air bersih
8) Keringkan dengan kertas pengering
9) Teteskan minyak imersi, amati dibawah mikroskop.
Bakteri yang bersifat tahan asam (BTA = bakteri tahan asam) akan tampak berwarna
merah.

Ad. 1-2.

Ad. 4.

Ad. 7.

Ad. 3.

Ad. 5.

Ad. 8.

Ad. 6.

LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM

Topik

Tanggal

Instruktur

Paraf instruktur

LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM

Topik

Tanggal

Instruktur

Paraf instruktur

LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM

Topik

Tanggal

Instruktur

Paraf instruktur

LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM

Topik

Tanggal

Instruktur

Paraf instruktur

Anda mungkin juga menyukai