Anda di halaman 1dari 6

PEMERIKSAAN BTA (BASIL TAHAN

ASAM)
No. : /SOP/PKM-
Dokumen AD/2018
SOP
No. Revisi :
Tanggal :
Terbit 2018
Halaman : 1/6
UPTD PUSKESMAS dr. JUMHARI
AUR DURI NIP.19760604 201001 1 010
1. Pengertian Pemeriksaan BTA Adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat
adanya Bakteri Tahan Asam yang akan memberikan warna merah
pada pewarnaan ziehl nelsen.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam penetapan
pemeriksaan BTA sehingga didapatkan hasil pemeriksaan yang
bermutu.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Aur Duri Nomor : /SK/PKM-
AD/I/2018 Tentang jenis-jenis pemeriksaan yang tersedia di UPTD
Puskemas Aur Duri
4. Referensi 1. Depkes RI, Tahun 2007 Pemeriksaan Mikroskopis Tuberculosis

2. Panduan Petugas Laboratorium TB di unit pealayanan kesehatan


Tahun 2007
5. Prosedu/ 1. Alat dan Bahan :
Langkah-langkah a. Pot sputum
b. Objek glass (frosted)
c. Lidi/bambu dengan ujung berserabut, lidi/bambu dengan ujung
runcing
d. Lampu spirtus/bunzen
e. Wadah pembuangan berisi desinfektan (misalnya lisaol 5%)/ bayclin
f. Jas lab
g. Reagen Ziehl Nelsen
- Methylen Blue 0,3%
- Carbolfuchsin 0,3%
- Alcohol asam 3%
- Aquadest
h. Korek api
i. Rak pewarnaan
j. Rak pengering
k. Pipet tetes
l. Mikroskop
m. Pensil
n. Pola sediaan untuk TB
2. Cara kerja:
a. Petugas laboratorium melakukan Pengumpulan dahak
Untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan
tiga contoh uji dahak. Pengumpulan specimen dahak dilakukan
dalam waktu 2 hari yaitu : sewaktu-pagi-sewaktu (SPS)
1. Dahak sewaktu hari 1 (A)
- Dahak pertama diambil sewaktu pada pasien berkunjung
kefanyankes
- Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk keperluan
pengumpulan
- Dahak pagi hari berikutnya
2. Dahak Pagi (B)
Pasien mengeluarkan dahak kedua pada pagi hari setelah
bangun tidur dan membawa contoh uji dahak kelaboratorium.
3. Dahak sewaktu hari – 2 (C)
- Kumpulkan dahak ketiga (dahak sewaktu) di laboratorium
pada saat pasien kembali kelaboratorium pada hari kedua
saat membawa dahak pagi (B)
- Pot dahak yang digunakan harus bersih dan kering,
diameter mulut pot 4-5 cm, transparan, bening, bertutup
ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan kepada
pasien pot dahak harus sudah diberikan identitas sesuai
identitas / nomor register pada form TB 05
b. Petugas laboratorium membuat sediaan dahak dengan cara :
- Specimen dahak dengan bagian yang porulen didalam air liur
- Ambil contoh uji dahak pada bagian yang porulen dengan lidi
- Apusan dahak diatas kaca sediaan pada permukaan yang
sama dengan nomor identitas
- Apusan bentuk oval 2x3 cm kemudian ratakan dengan
gerakkan spiral kecil-kecil
- Jangan membuat gerakkan spiral bila sediaan dahak sudah
kering karena akan menyebabkan aerosol. Keringkan didalam
suhu kamar
- Lidi langsung dibuang kedalam botol berisi desinfektan
- Lakukan fiksasi, gunakan pinset atau penjepit kayu untuk
memegang kaca
 Pastikan apusan menghadap keatas
 Lewatkan 3x melalui api dari lampu spirtus
 Pemanasan yang berlebihan akan merusak hasil
c. Petugas laboratorium melakukan Pewarnaan dengan metode Ziehl
Neelsen. Letakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap
keatas pada rak yang ditempatkan diatas bak cuci baskom,
antara satu sediaan dengan sediaan yang lainnya masing-masing
berjarak kurang lebih satu jari
- Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbolfuchsin,
saring zat warna setiap akan melakukan pewarnaan sediaan
- Panasi dari bawah dengan Bunsen pada setiap sediaan sampai
keluar uap jangan sampai mendidih
- Dinginkan selama 5 menit
- Bilas sediaan dengan air mengalir secara hati-hati dari ujung
kaca sediaan (jangan ada percikan kesediaan lain)
- Miringkan sediaan menggunakan penjepit kayu atau pinset
untuk membuang air
- Genangi dengan asam alcohol sampai tidak tampak warna
merah carbol fuchsin. Jangan sampai ada percikan kesediaan
lain
- Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama
20-3- menit
- Bilas sediaan dengan air mengalir (jangan ada percikan
kesediaan lain)
- Miringkan sediaan untuk mengalirkan sisa methylen blue
- Keringkan sediaan pada rak pengering (jangan keringkan
dengan tissue)
d. Petugas melakukan Pemeriksaan Mikroskop
- Sediaan apus harus diperiksa secara systematis untuk
memastikan bahwa hasil yang dilaporkan telah mewakili
seluruh bagian sediaan. Jangan memeriksa sediaan sebelum
kering
- Letakkan sediaan diatas meja mikroskop, permukaan
seidaan menghadap keatas. Gunakan lensa objjektif 10x
untuk menentukan kualitas sediaan pada sediaan dahak
umumnya ditemukan lebih banyak sel lekosit atau sel
radang
- Teteskan satu tetes minyak imersi, aplikator minyak
imersi tidak boleh menyentuh kaca objek. Tetesan harus
jatuh bebas kepermukaaan sediaan apus agar aplikator
minyak imersi tidak terkontaminasi dengan sediaan
- Putarlah lensa objektif 100x dengan hati-hati keatas
sediaan apus (jangan sekali-kali lensa menyentuh kaca
sediaan)
- Sesuaikan focus dengan hati-hati sampai sel terlihat jelas
- Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis
tengah dari ujung kiri kekanan atau sebaliknya
- Laporkan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan
mengacu kepada skala International Union Againt
Disease (IUATLD) dengan criteria sebagai berikut :
 Tidak ditemukan BTA dalam 100 Lp hasil negative
 Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 Lp hasil scanty (ditulis
jumlah BTA yang ditemukan)
 Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 Lp hasil 1+
 Ditemukan 1-10 BTA setiap 1 Lp hasil 2+ (periksa
minimal 50 lapangan pandang)
 Ditemukan < 10 BTA dalam 1 Lp 3+ (periksa minimal
20 lapangan pandang)
e. Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak imersi dari
sediaan apus dengan meneteskan bagian yang berminyak
diatas tissue atau kertas penyerap
f. Sebelum menguji sediaan apus selanjutnya bersihkan lensa
objektif dengan menggunakan kertas lensa.
g. Setelah selesai -menyelesaikan pembacaan semua sediaan
bersihkan lensa objektif dengan kerta slensa yang dibasahi
eter alcohol
h. Sediaan harus disimpan dalam kotak sediaan dengan urutan
sesuai TB 05 untuk uji silang.
6. - Bagan alir
Pembuatan sediaan
Pengumpulan
dahak

Pewarnaan sediaan

Pemeriksaan mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis

Penyerahaan Pencatatan hasil


hasil

7. Hal-hal yg perlu 1. Tanggal kadarluarsa (expdate) Reagensia

diperhatikan 2. Setiap proses dalam pelayanan untuk klien BTA harus menggunakan
APD agar terhindar dari resiko penularan
8. Unit Terkait Ruang Laboratorium
9. Dokumen Terkait 1. Kartu rekam medis pasien
2. Buku register TB laboratorium
10. Rekaman Historis N Yang diubah Isi Perubahan Tgl Mulai Perubahan
Perubahan O

Anda mungkin juga menyukai