Anda di halaman 1dari 12

Mampu melaksanakan pengumpulan dahak yang

TUJUAN berkualitas guna menunjang penegakan diagnosis.

1. Pot sputum bersih, transparan,tidak mudah pecah,


berdiameter 6 cm, dengan tutup berulir.
ALAT DAN BAHAN 2. Formulir permohonan pemeriksaan laboratorium (TB
05).
3. Label, pensil 2B, spidol.

PROSEDUR
1. Waktu pengambilan dahak adalah S P S
S (Sewaktu pertama)
Dahak dikumpulkan pada saat pasien kunjungan
pertama ke UPK.
P (Pagi)
Dahak dikumpulkan pagi segera setelah bangun tidur
pada hari ke-2, dibawa langsung oleh pasien ke UPK.
S (Sewaktu kedua)
Dahak dikumpulkan di UPK pada hari ke-2 pada saat
pasien menyerahkan dahak pagi.

2. Memberikan petunjuk kepada pasien cara mengeluarkan


dahak yang benar yaitu:
Berkumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan
dahak.
Bila menggunakan gigi palsu,lepaskan terlebih dahulu
sebelum berkumur.
Tarik nafas dalam (2-3 kali) dan setiap kali nafas
hembuskan dengan kuat.
Dekatkan pot yang sudah dibuka ke mulut dan
batukkan dengan keras langsung ke dalam pot dahak.
Tutup pot dahak dengan rapat.
Setelah selesai, anjurkan pasien membersihkan mulut
dengan tissu bersih dan mencuci tangan.
Memberikan motivasi ke pasien untuk datang kembali
melengkapi pemeriksaan SPS.
Memotivasi pasien untuk mengulang pengambilan
dahak bila volumenya kurang dari 3-5 ml, berupa saliva
atau nasal mucus.
Menganjurkan pasien pada malam hari sebelum tidur
untuk banyak minum air hangat.
Tempat pengumpulan dahak di runag terbuka dengan
sinar matahari langsung, atau ruang tertutup dengan
ventilasi yang baik, jangan di dalam laboratorium,
kamar mandi/wc, ruang tunggu, tempat dengan
ventilasi yang jelek.

3. Setelah dahak diterima perlu:


Diperiksa kualitas dahaknya meliputi volume dan
konsistens.
Diperiksa identitas pada pot dahak, apakah sesuai
dengan data pada formulir TB 05.
PROSEDUR
TETAP PEMBUATAN SEDIAAN DAHAK

Mampu melaksanakan pembuatan sediaan dahak yang


berkualitas dalam upaya penemuan bakteri tahan asam
TUJUAN
guna membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis.

a. Kaca sediaan yang baru dan bersih (frosted end slide).


b. Bambu atau lidi dengan ujung dikeprak.
c. Lampu spritus/bunsen.
ALAT DAN BAHAN
d. Wadah pembuangan lidi bekas
e. Pensil 2B.
f. Desinfektan (lisol 5 %, alkohol 70 %, hipoklorid 0,5 %).

1. Mempersiapkan peralatan untuk pembuatan apusan


dahak.
2. Pembuatan penomoran sediaan ditulis pada bagian
frosted dengan kode XX/YY/ZZZ.A
XX : Kode kabupaten (2 digit)
YY : Kode UPK (2 digit)
ZZZ : Nomor urut suspek sesuai TB 06
A : Waktu pengambilan dahak
3. Mengambil sampel dahak pada bagian yang purulen
dengan lidi sebesar biji kacang hijau.
4. Sebarkan secara spiral kecil-kecil dahak pada
PROSEDUR permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3 cm.
Tunggu setengah kering baru diukir.
5. Keringkan pada suhu kamar.
6. Masukkan lidi bekas ke dalam wadah berisi desinfektan.
7. Dengan menggunakan pinset sediaan kaca dijepit dan
difiksasi 2-3 kali melewati api bunsen, pastikan apsan
menghadap ke atas.
8. Melakukan penilaian sediaan apusan dahak kering
dengan meletakkan 4-5 cm di atas kertas koran.
Jika tulisan tidak jelas : sediaan terlalu tebal.
Jika tulisan terlihat namun kurang jelas : sediaan baik.
Jika tulisan terlihat jelas : sediaan terlalu tipis.

PROSEDUR PEWARNAAN ZIEHL-NEELSEN


TETAP
Mampu melaksanakan pewarnaan sediaan dahak yang
berkualitas dalam upaya penemuan bakteri tahan asam
TUJUAN
guna membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis.

a. Rak pewarnaan
b. Pinset/ penejepi kayu.
c. Lampu spritus/bunsen.
ALAT DAN BAHAN d. Rak pengering.
e. Pengatur waktu (jam/ stopwatch).
f. Air mengalir.
g. Reagensia Ziehl- Neelsen ( Cat ZN A, ZN B, ZN C).

1. Atur sediaan di atas rak pewarnaan jangan terlalu rapat


(jaraknya 1 jari).
2. Tuangkan Carbol Fuchsin 0,3 % (ZN A) hingga
menutupi seluruh permukaan sediaan.
3. Panaskan sediaan dengan api sampai keluar uap
(jangan sampai mendidih). Dinginkan selama minimal 5
menit.
4. Buang ZN A perlahan-lahan, bilas dengan air mengalir
mulai dari bagian frosted.
PROSEDUR 5. Tuangkan asam alkohol 3 % (ZN B) sampai tidak
tampak warna merah.
6. Bilas dengan air mengalir.
7. Tuangakan 0,3 % methylene blue (ZN C) hingga
menutupi seluruh sediaan selama 10-20 detik.
8. Buang cat ZN C dan bilas dengan air mengalir.
9. Keringkan sediaan pada rak penegering.
10. Kualitas pewarnaan yang baik jika ditemukan BTA
berwarna merah terang dengann latar belakang biru
muda.
PROSEDUR
TETAP
PEMBACAAN SEDIAAN

Menemukan bakteri tahan asam guna membantu


TUJUAN menegakkan diagnosis tuberkulosis.

a. Mikroskop
ALAT DAN BAHAN
b. Minyak imersi.

1. Pembacaan dimulai dari ujung kiri ke ujung kanan


minimal 100 lapang pandang, pada garis horisontal
terpanjang.
2. Skala pelaporan IUATLD:
Negatif = tidak ditemukan BTA minimal dalam 100
lapang pandang.
Scanty = 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (tuliskan
PROSEDUR
jumlah BTA yang ditemukan).
1 + = 10 - 99 BTA dalam 100 lapang pandang.
2 + = 1 10 BTA setiap 1 lapang pandang (periksa
minimal 50 lapang pandang).
3 + = 10 BTA dalam 1lapang pandang (periksa
minimal 20 lapang pandang).
PROSEDUR
TETAP PENGGUNAAN MIKROSKOP

Dapat menggunakan dan merawat mikroskop dengan baik


TUJUAN

a. Mikroskop.
b. Kertas lensa.
ALAT DAN BAHAN
c. Minyak imersi.
d. Etil alkohol.

1. Hubungkan steker mikroskop ke sumber listrik dan


nyalakan lampunya.
2. Letakkan sediaan pada meja mikroskop, pastikan
sediaan tidak diletakkan terbalik.
3. Lihat dengan lensa obyektif 10x, fokuskan dengan
memutar tombol makrometer satu arah. Pastikan
kondensor dinaikkan maksimal untuk mempertahankan
intensitas cahaya.
4. Aturlah jarak kedua mata samapai bayangan kanan
PROSEDUR dan kiri menyatu yaitu dengan mengatur diopter.
5. Fokuskan bayangan dengan mata kanan melihat
dengan lensa okuler kanan, putar tombol mikrometer.
6. Fokuskan bayangan dengan mata kiri melihat pada
lensa okuler kiri dengan memutar cincin diopter.
7. Letakkan setetes minyak imersi pada sediaan.
Fokuskan sediaan dengan mmemutar tombol
mikrometer.
8. Ubah ke obyektif 100x, buka iris kondensor sampai
diameter lubang 70-80 %.

.
PROSEDUR
TETAP PENANGANAN LIMBAH

Melindungi petugas laboratorium dari bahaya penyakit


TUJUAN infeksi yang di dapat dari laboratorium.

a. Jas laboratorium.
b. Wadah berisi larutan desinfektan untuk menampung lidi
bekas, pot dahak dan alat tercemar lainnya.
ALAT DAN BAHAN c. Tempat limbah non infeksius.
d. Lampu spritus/ bunsen.
e. Sabun cair untuk cuci tangan.
f. Tissu, handuk.

1. Limbah infeksius dan non infeksius dikumpulkan pada


tempat yang terpisah dalam wadah yang tidak bocor.
Plastik kuning = limbah infeksius
Plastik hitam = limbah noninfeksius
2. Limbah padat dan cair dipisahkan.
3. Wadah untuk limbah tajam harus kuat terhadap
tusukan. Jarum suntik dan bekas spuite dimasukkan
dalam box spuite.
PROSEDUR 4. Pemusnahan pot dahak dengan buka tutup pot,
masukkan desinfektan sama banyak dengan volume
dahak, kemudian tutup kembali.
5. Masukkan ke dalam ember yang telah dilapisi kantung
plastik dan diisi desinfektan.
6. Biarkan selama satu malam kemudian dibakar dengan
incenerator.
PROSEDUR
TETAP PENCATATAN DAN PELAPORAN

Melakukan pencatatan dan pelaporan laboratorium


TUJUAN mikroskopis Tb dengan baik.

a. Formulir TB 05
ALAT DAN BAHAN b. Buku Register Laboratorium TB 04
c. Alat tulis (pulpen, spidol merah)

PROSEDUR
1. Pencatatan suspek TB dilakukan di bagian poli,meliputi
pemberian nomer preparat dan pengisian lembar
permohonan pemeriksaan dahak di TB 05.
2. Mengisi buku register TB 04 sesuai kedatangan
spesimen dahak meliputi no identitas sediaan, no
register laboratorium, tanggal pemeriksaan, nama
pasien, umur, alamat lengkap pasien, Nama unit
pengobatan, alasan pemeriksaan (untuk diagnosis atau
follow up), hasil pemeriksaan, tanda tangan pemeriksa,
dan keterangan (kalau diperlukan).

Cara mengisi daftar laboratorium TB (TB 04):


Tulis nomer identitas pasien secara lengkap tepat
dengan kode kabupaten dan kode UPK misal
03/30/041.
Tulis nomer register laboratorium ditulis sesuai urutan
kedatangan pasien.
Tulis tanggal dahak pertama diterima oleh
laboratorium.
Tulis nama lengkap pasien.
Tulis umur pasien pada kolom umur, untuk laki-laki di
kolom L dan perempuan di kolom dan P.
Tulis alamat lengkap pasien.
Tulis nama unit pelayanan kesehatan dimana dahak
diperiksa.
Tuliskan alasan pemeriksaan. Jika diagnosis tuliskan
kode dahaknya misal ABC, untuk follow up misal
follow up akhir bulan kedua kode DE, akhir bulan
kelima FG, akhir pengobatan bulan keenam HI, dan
untuk sisipan JK.
Tuliskan hasil pemeriksaan dahak pasien dalam
kolom yang tersedia.
Petugas yang memeriksa sediaan dahak harus
menandatangani di kolom tanda tangan.
Semua kolom diisi lengkap sesuai di data TB 05.
Berikan warna merah untuk hasil yang positif.

3. Petugas laboratorium mengisikan hasil pemeriksaan di


TB 05 meliputi no seri laboratorium (sesuai urutan nomer
di TB 04), penampakan dahak secara visual dan hasil
pemeriksaan.
4. TB 05 dikembalikan lagi ke poli.
5. Jika hasilnya positif direkap di TB 01, yang dituliskan
hasil pemeriksaan dahak dengan nilai positifnya paling
tinggi.
6. Jika merujuk dilampirkan TB 09.
PROSEDUR
TETAP PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

1. Menjamin proses pemeriksaan laboratorium


dilaksanakan sesuai prosedur tetap
TUJUAN 2. Menjamin kualitas hasil pemeriksaan laboratorium
mikroskopis TB

ALAT DAN BAHAN Preparat basah dahak

1. Setiap seminggu sekali dibuat preparat BTA dari


spesimen dahak baik positif maupun negatif.
2. Preparat yang dibuat tidak perlu di warnai, cukup sampai
tahap fiksasi kemudian di simpan.
3. Setelah satu bulan, preparat basah tersebut kemudian
diwarnai dan diperiksa.
4. Untuk uji kualitas reagen kemudian preparat tersebut di
bandingkan dengan preparat sebelumnya. Apabila
preparat sebelumnya positif dan preparat untuk PMI juga
positif berarti bagus, begitu pula diamati nilai positifnya.
PROSEDUR Kontras warna BTA dan warna latar belakng juga harus
jelas.
5. Penilaian sediaan dahak dengan membuat sarang laba-
laba meliputi:
Ukuran
Ketebalan
Kualitas spesimen
Kerataan
Pewarnaan
Kebersihan

Anda mungkin juga menyukai