PROPOSAL
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratMemperoleh
GelarSarjana Kimia KonsentrasiAnalisMedis
Oleh :
AGUSTIN
NIM :1611C2099
2016 - 2017 ̓̓ ̓̓ selanjutnya shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan. Proposal ini disusun sebagai syarat untuk
memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana kimia konsentrasi analis
medis, lebih dari itu merupakan pembuktian penulis melakukan amanah Allah
SWT, orang tua dan keluargaku yang telah memberikan dorongan moril maupun
materil.
dan hambatan, akan tetapi berkat dukungan beberapa pihak dan orang-orang
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
Penyusun
i
DAFTAR ISTILAH
tepat.
lewatkan.
– hari.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
I. Judul ................................................................................................................... 1
iii
8.3 Matriks Penelitian ........................................................................................ 29
iv
v
1
I. Judul
yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia
cairan tubuh dan jaringan (Nurmalasari, 2011). Berdasarkan data yang didapat
SGOT dan SGPT, Kolesterol total, Trigliserida, Tubex test, BTA, pemeriksaan
diperoleh hasil yang sangat cepat. Sehingga untuk menjamin ketelitian dan
Quality control (QC) adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk
melihat ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan, atau tahapan didalam prosedur
memastikan bahwa sistem mutu berjalan dengan benar. Quality control (QC)
dilakukan oleh petugas laboratorium itu sendiri mulai dari pra alitik, anailtik dan
sampel. kesalahan pra analitik dapat memberikan konstribusi sekitar 61% dari
total kesalahan laboratorium, kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik
14%. Dengan adanya QC memberikan hasil analis, dokter maupun pasien itu
Bahan kontrol hematologi ada dua yaitu darah segar dan darah manusia
terstabilkan. Darah segar adalah kontrol yang ideal untuk pemeriksaan darah
lengkap karena secara fisik dan biologik identik dengan material yang diperiksa
dan harga lebih murah, akan tetapi darah segar secara alamiah mempunyai
keterbatasan karena tidak stabil bila dalam waktu 24 jam tidak disimpan dilemari
es pada suhu 2-8°C. Darah manusia terstabilkan disuplai oleh pabrik yang
mempunyai jangka kestabilan lebih panjang atau beberapa minggu dan harganya
yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat (Kahar, 2005), karena proses pemantapan mutu
Sulawesi tenggara dalam hal ini BLUD Rumah Sakit Kab. Konawe adalah
salah satu rumah sakit tipe C dengan fasilitas laboratorium yang sudah memadai
digunakan adalah bahan kontrol darah segar yang berasal dari petugas kesehatan
di BLUD Rumah Sakit konawe sebagai Quality Control. Bahan kontrol ini dapat
mutu internal pada alat hematology analyzer dengan menggunakan bahan kontrol
buatan.
V. Manfaat Penelitian
kesalahan/penyimpangan tersebut.
5
internal.
7. 1 Landasan Teori
laboratorium. Kegiatan ini terdiri atas dua komponen penting, yaitu : pemantapan
mutu internal (PMI), dan pemantapan mutu eksternal (PME). Pemantapan Mutu
dengan menggunakan serum kontrol atas usaha sendiri yang dilakukan setiap hari
bahan control atas usaha sendiri, dilakukan setiap hari, evaluasi hasil pemantapan
mutu dilakukan oleh laboratorium itu sendiri. Tujuan kegiatan pemantapan mutu
internal adalah :
pemeriksaan analitik yang ditujukan untuk menilai data analitik. Tujuan dari
menandakan tingkat akurasi suatu metode atau alat (Sukorini dkk, 2010).
Kesalahan acak akan tampak pada pemeriksaan yang dilakukan berulang pada
2. Variasi suhu;
dan
8
Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai
2. Blangko sampel dan blangko reagen kurang tepat (kurva kalibrasi tidak
liniear);
6. Salah cara “Laboratorium harus memiliki satu sistem monitor jangka panjang
presisi dari proses analisis dengan tujuan menjamin suatu ketelitian dan
ketepatan hasil dalam jangka panjang adalah Quality control (QC) internal.
Hal ini juga dapat menjadi kontrol dari kebenaran, tergantung dari bahan
konsistensi dari hasil sehari-hari dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
9
hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu
sampai dengan pencatatan dan pelaporan hasil telah dilakukan dengan benar.
a. Akurasi ( Ketepatan)
seberapa dekat suatu hasil pengukuran dengan hasil yang sebenarnya. Sinonim
bias yang dinyatakan dalam satuan persen. Semakin kecil bias, semakin tinggi
oleh metode standar. Menurut Menkes (2013), Akurasi dapat dinilai dari hasil
pemeriksaan bahan kontrol dan dihitung sebagai nilai biasnya (d%). Nilai d%
dapat positif atau negatif. Nilai positif menunjukkan nilai yang lebih tinggi
dari seharusnya. Nilai negatif menunjukkan nilai yang lebih rendah dari
syarat. Pertama, diketahuinya kadar bahan kontrol yang akan diukur dengan
metode baku emas (Gold standard). Kedua, bahan kontrol masih dalam
Pengukuran inakurasi ini tidak bisa hanya dengan satu kali pengukuran.
yang sama menggunakan metode baku emas dan menggunakan alat atau
metode yang akan diuji. Bias yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam
11
Agar hasil pemeriksaan tepat, maka harus dipilih metode pemeriksaan yang
b. Presisi (Ketelitian)
pengukuran yang berulang-ulang pada suatu zat dari bahan yang sama.
(KV%). Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti sistem atau metode
variasi). Makin besar SD dan KV makin tidak teliti. Faktor-faktor yang dapat
hingga tertinggi.
Ditinjau dari sumbernya, bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang
SRM).
bentuk padat bubuk (liofilisat) dan bentuk strip. Bahan kontrol bentuk padat
bubuk atau bentuk strip harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
c. Cara Pembuatan
Bahan kontrol dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam bentuk sudah jadi.
Kontrol yang ideal untuk pemeriksaan darah lengkap dalam bahan kontrol
hematologi adalah menggunakan darah segar kerena secara fisik dan biologik
identik dengan material yang akan diperiksa. Akan tetapi darah segar
Hitung jumlah trombosit akan cepat dipengaruhi oleh waktu jika sampel
tersebut tidak masuk lemari pendingin dimana sampel darah tersebut aman
terjadinya penurunan jumlah trombosit. Adapun macam bahan kontrol yang dibeli
nilai rujukan sebagai tolok ukur. Nilai rujukan dapat diperoleh setelah
(abnormal tinggi atau abnormal rendah). Kebaikan bahan kontrol jenis ini
ialah lebih tahan lama, bisa digunakan untuk semua tes, tidak perlu membuat
ditambah kesalahan pada rekonstitusi, sering serum diambil dari hewan yang
14
mungkin tidak sama dengan serum manusia. Karena tidak mempunyai nilai
rujukan yang baku maka tidak dapat dipakai untuk kontrol akurasi.
atau untuk melihat adanya perubahan akurasi. Uji ketelitian dilakukan setiap
hari pemeriksaan.
bahan kontrol ini lebih mahal dibandingkan jenis unassayed. Bahan kontrol
ini digunakan untuk kontrol akurasi dan juga presisi. Selain itu, bahan kontrol
assayed digunakan untuk menilai alat dan cara baru (Menkes, 2013). Syarat-
syarat bahan kontrol hematologi yang ideal yaitu tidak mahal, stabilitas lama,
menyerupai darah, ukuran dan bentuk partikel menyerupai darah, dan dapat
penggunaan suatu level kontrol, dua level maupun tiga level. Beberapa banyak
level yang akan kita pakai sangat tergantung kondisi laboratorium kita, namun
Evaluasi hasil dari dari dua level kontrol secara simultan akan
dan negatif palsu yang ditimbukan ketika kita memutuskan untuk menyatakan
bahwa alat kita keluar kontrol. Tentu terlalu banyak positif palsu akan
peningkatan biaya dan waktu. Terlalu banyak negatif palsu akan menyebabkan
kita mengeluarkan banyak hasil yang tidak valid. Berikut ini aturan yang
umumnya dipilih ketika laboratorium menggunakan satu atau dua level kontrol
yang masing-masing diperiksa satu atau dua kali setiap run (Westgard, 2009).
1) Aturan 12s
apabila suatu nilai kontrol berada diluar batas 2SD, tetapi masih di dalam
batas 3SD, kita mulai waspada. Ini merupakan peingatan akan adanya masalah
pada instrumen atau malfungsi metode. Apabila kita menggunakan dua level
kontrol yang berbeda, kita haus melihat apakah kontrol level yang lain juga
berada diluar batas 2SD. Apabila kontrol level yang lain berada diluar 2SD
yang sama (sama-sama +2SD atau -2SD), maka kita harus menyelesaikan
kontrol level yang lain berada didalam batas 2SD, maka kita dapat
2) Aturan 13s
Aturan ini mendeteksi kesalahan acak. Satu saja nilai kontrol berbea
mendasari teratasi. Nilai yang berada diluar batas 3SD 10 dalam distributor
normal Gaussian hanya sebesar 0,3%. Apabila nilai ini sampai ditemukan
untuk menolak run. Walaupun hanya memakai satu level kontrol saja.
3. Aturan 22s
apabila dua nilai kontrol pada satu level berturut-turut diluar batas 2SD.
Kontrol juga dinyatakan keluar apabila nilai kontrol pada dua level yang
berbeda berada diluar batas 2SD yang sama (sama-sama diluar +2SD atau -
2SD). Bila hal ini terjadi berturut-turut pada bahan kontrol dengan level yang
4. Aturan R4s
Aturan ini hanya dapat digunakan apabila kita menggunakan dua level
kesalahan acak. Aturan ini menyatakan bahwa apabila dua nilai kontrol level yang
berbeda pada hari atau run yang sama memiliki selisih melebihi empat kali SD.
18
Gambar
2.4
5. Aturan 41s
pada satu level control maupun pada lebih dari satu level kontrol. Empat nilai
kontrol yang berturut-turut keluar dari satu batas SD yang sama (selalu keluar
6) Aturan 10x
Aturan ini menyatakan bahwa apabila sepuluh nilai kontrol pada level
yang sama maupun berbeda-beda secara berturut-turut berada di satu sisi yang
kesalahan sistematik.
7. Aturan (2 of 3)2s
8) Aturan 31s
9) Aturan 6x
10) Aturan 7T
masuk.
a. Pengertian
yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit. Cara perawatan
yang datar dan kering. Alatnya pun harus dijaga dalam keadaan kering
22
pun penting juga dijaga agar ketelitiannya tetap terjaga (Dirui BCC
3000B, 2006).
pemeriksaan ini.
detecter Forward large angle detecter Fresnel lens Laser Flow cell
Fresnel lens 17
6) Untuk alat jenis open tube maka, penyebabnya salah saat pada
masuk penuh ujungnya pada darah atau darah terlalu sedikit dalam
23
oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute, perlu
kekurangan, seperti :
pemeriksaan hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung
leukosit atau trombosit bisa saja rendah karena ada beberapa sel
1. Suhu ruangan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ini,
seperti :
3. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika
sehomogen saat sampel darah diambil dari tubuh pasien. Inilah kesalahan fatal
d. Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat pengukuran
sel tertentu.
26
e. Kalibrasi dan kontrol tidak benar. Tidak melakukan kalibrasi secara berkala dan
darah kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai
f. Homogenisasi dan volume kurang. Untuk alat jenis open tube maka penyebab
salah pada saat memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal jarum
tidak masuk penuh ujungnya pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung
atau botol lebar sehingga saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya.
Untuk jenis close tube kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi
volume minimum yang diminta oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan
cara predilute, perlu dikocok dahulu saat pengenceran darah dengan diluent.
g. Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai
(Warning : temperature ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik.
Reagensia yang digunakan jelek dan mungkin terkontaminasi oleh udara luar
BLUD Rumah Sakit Konawe, disimpan pada lemari es suhu 2-8 °C dan
dilakuan pemeriksaan darah rutin pada alat hematology analyzer setiap hari
WBC
LYMP%
GRAN%
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
RDW-CV
PLT
PCT
MVP
PDW
P-LCR
1
2
3
4
5
6
7
8
X+3
SD
X+2SD
X+SD
X
SD
X-SD
X-2SD
X-3SD
%RSD
WBC
8.355
8.249
8.143
STANDAR DEVIASI
8.037
7.931
7.825
7.719
1 2 3 4 5 6 7 8
TANGGAL
4.36 RBC
4.317
STANDAR EDVIASI
4.274
4.231
4.188
4.145
4.102
1 2 3 4 5 6 7 8
TANGGAL
12.6
HGB
12.51
STANDAR DEVIASI
12.42
12.33
12.24
12.15
12.06
1 2 3 4 5 6 7 8
TANGGAL
31
HCT
36.215
35.689
STANDAR DEVIASI
35.163
34.637
34.111
33.585
33.059
1 2 3 4 5 6 7 8
TANGGAL
PLT
206.129
200.461
STANDAR DEVIASI
194.793
189.125
183.457
177.789
172.121
1 2 3 4 5 6 7 8
TANGGAL
32
8.4.1 Populasi
8.4.2 Sampel
8.6.1. Alat
Lemari es
33
Spuit 3 cc
Tabung EDTA
Tourniquet
Plester
Rak Tabung
Swab Alkohol
Kapas Kering
Label
8.6.2. Bahan
Sampel darah EDTA
Diluent
Cleanser
Lyse
Probe cleanser
Enzymatic cleaner
akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum
permintaan.
melakukan aktifitas.
siku.
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba,
Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke
pemeriksaan.
(R. Gandasoebrata.2007)
2. Log in
3. Menu utama
6. Baca sampel
Data hasil penelitian ini diolah secara statistik dengan uji T dependen test
37
Total 830.000
38
Indikator
No Kegiatan Bulan
Pencapaian
Mei Juni Jul Agu Sep Okt
2017 2017 2017 2017 2017 2017
1 Penyusunan Proposal
proposal
selesai disusun
proposal proposal
4 Penelitian Selesai di
lakukan
akhir
akhir
39
DAFTAR PUSTAKA
Amelia Jumayani, Siti. (2016). Hasil Pemantapan Muu Internal pada Alat
Automated Hematology Analyzer untuk Pemeriksaan Jumlah Eritrosit di
Laboratorium RSUD Ciamis pada bulan Juni Tahun 2016. STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
Burns, S. (2007). Quality Assurance. In B.F. Rodak, G. A. Fritsma, & K. Doig,
eds. Hematology: Clinical Principles and Applications. St. Louis:
Elsevier Saundres, pp. 39 – 48
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Good Laboratory Practice.
Jakarta
Dirui, (2006) BCC – 3000 Auto Hematology Analyzer, China.
Ganda Soebrata. (2009) Penuntun Laboratorium Praktikum. Jakarta: Dian Rakyat.