Anda di halaman 1dari 12

HEMATOLOGI

JAMINAN MUTU PEMERIKSAAN LABORATORIUM HEMATOLOGI

OLEH :

PUTRI NABILLAH JAKARIA

(P07134019083)

SEMESTER III B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penullis dapat menyelesaikan makalah hematologi yang berjudul
“Jaminan Mutu Pemeriksaan Laboratorium Hematologi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Hematologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang jaminan mutu pemeriksaan laboratorium Hematologi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
membantu pembuatan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tepat waktu.

Penulis menyadari, makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Denpasar, 21 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................2
2.1. Jaminan Mutu...............................................................................................2
2.2. Tujuan Jaminan Mutu Laboratorium Hematologi........................................2
2.3. Jaminan Mutu Internal Laboratorium Hematologi.......................................3
2.4. Jaminan Mutu Eksternal Laboratorium Hematologi....................................5
2.5. Material Kontrol Kualitas.............................................................................5
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................8
4.1. Kesimpulan..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Parameter hematologi merupakan uji skrening dalam membantu klinisi
menegakkan diagnosa. Untuk mendapatkan hasil laboratorium yang valid dan
andal maka harus dipastikan bahwa pemeriksaan di laboratorium berjalan
sesuai dengan standar yang seharusnya. Agar proses pemeriksaan di
laboratorium berjalan sesuai dengan aspek-aspek presisi dan akurasi, maka
harus dilakukan pemantapan mutu atau jaminan mutu pemeriksaan
laboratorium hematologi.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan jaminan mutu laboratorium?
1.2.2. Apa tujuan dari jaminan mutu laboratorium?
1.2.3. Apa saja yang termasuk dalam jaminan mutu internal laboratorium
hematologi?
1.2.4. Apa saja yang termasuk dalam jaminan mutu eksternal laboratorium
hematologi?
1.2.5. Apa saja yang termasuk dalam material kontrol kualitas?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui pengertian jaminan mutu laboratorium.
1.3.2. Mengetahui tujuan jaminan mutu laboratorium hematologi.
1.3.3. Mengetahui pengertian dan komponen yang ada dalam jaminan mutu
internal laboratorium hematologi.
1.3.4. Mengetahui pengertian dan komponen yang ada dalam jaminan mutu
eksternal laboratorium hematologi.
1.3.5. Mengetahui pengertian dan komponen yang ada dalam material kontrol
kualitas.
1.3.6. Memenuhi tugas mata kuliah Hematologi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jaminan Mutu
Jaminan mutu atau pemantapan mutu (quality assurance) adalah suatu
proses atau tahapan didalam prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi
proses pengujian, dengan tujuan untuk memastikan bahwa sistem mutu
berjalan dengan benar. Jaminan mutu dilakukan dengan tujuan untuk
menjamin hasil pemeriksaan laboratorium, mengetahui dan meminimalkan
penyimpangan serta mengetahui sumber dari penyimpangan.
Proses pemantapan mutu merupakan proses terpadu yang dirancang
untuk menjamin hasil pemeriksaan sampel pasien valid, dan dapat digunakan
dokter atau klinisi untuk membuat keputusan diagnostik dan terapeutik.
Dengan menjalankan kegiatan pemantapan mutu, dapat dilakukan konfirmasi
performa instrumen laboratorium yang digunakan untuk pemeriksaan sampel
pasien dalam keadaan stabil dan tidak mengalami perubahan dari waktu ke
waktu.
Kegiatan penjamian mutu menggunakan bahan kontrol yang dilakukan
uji bersamaan dengan sampel pasien, dengan menerapkan metode statistik
yang sesuai terhadap hasil untuk menegakkan akurasi dan presisi yang
merupakan tolok ukur untuk menetapkan akseptabilitas hasil pemeriksaan.
Akseptabilitas hasil pemeriksaan yaitu tingkat penerimaan hasil pemeriksaan
laboratorium oleh pelanggan atau klinisi. Pemantapan mutu terdiri atas
prosedur-prosedur yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan
yang terjadi berkaitan dengan kegagalan sistem pengujian, kondisi lingkungan
yang merugikan, dan variasi didalam penampilan operator.
2.2. Tujuan Jaminan Mutu Laboratorium Hematologi
2.2.1. Memantapkan dan menyempurnakan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis
2.2.2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi mengeluarkan
hasil yang salah dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera
2.2.3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan spesimen, pengiriman spesimen, penyimpanan serta
pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan hasil
telah dilakukan dengan benar
2.2.4. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya
2.2.5. Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan
pemantapan mutu internal (Depkes, 2008).
2.3. Jaminan Mutu Internal Laboratorium Hematologi
Pemantapan mutu internal bidang hematologi adalah kegiatan
pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh laboratorium klinik
secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan hematologi yang
memenuhi aspek-aspek teknis yaitu presisi dan akurat. Presisi adalah
kemampuan untuk memberikan hasil yang sama pada setiap penanggulangan
pemeriksaan. Sedangkan, akurasi atau ketepatan adalah kesesuaian antara
hasil pemeriksaan dengan “nilai benar/sebenarnya” (True Value).
Pemantapan mutu internal bidang hematologi dilakukan secara mandiri
oleh laboratorium klinik dengan memonitor prosedur tes-tes hematologi yang
merupakan indikator kinerja laboratorium. Prosedur kontrol kualitas internal
hematologi serupa dengan kontrol kualitas internal pada umumnya yang
melibatkan penggunaan material kontrol dan pengukuran berulang (repeated
measurement) pada spesimen rutin. Analisis bahan kontrol dilakukan
bersamaan dengan sampel pasien (Sukorini, 2010).
Kegiatan pemantapan mutu internal hematologi mencakup tiga tahapan
proses, yaitu pra analitik, analitik, dan pasca analitik.
2.3.1. Tahap Pra analitik
Kegiatan tahap pra analitik adalah serangkaian kegiatan
laboratorium sebelum pemeriksaan spesimen, yang meliputi:
2.3.1.1. Persiapan pasien
2.3.1.2. Pemberian identitas specimen
2.3.1.3. Pengambilan dan penampungan specimen
2.3.1.4. Penanganan specimen
2.3.1.5. Pengiriman specimen
2.3.1.6. Pengolahan dan penyiapan specimen
Tujuan pengendalian tahap pra analitik yaitu untuk menjamin
bahwa specimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang
benar pula serta memenuhi syarat yang telah ditentukan. Kesalahan
yang terjadi pada tahap pra analitik mencapai 60% - 70%. Hal ini dapat
disebabkan dari spesimen yang diterima laboratorium tidak memenuhi
syarat yang ditentukan.
2.3.2. Tahap Analitik
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap analitik
meliputi:
2.3.2.1. Pemeriksaan specimen
2.3.2.2. Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
2.3.2.3. Uji kualitas reagen
2.3.2.4. Uji Ketelitian – Ketepatan
Tujuan pengendalian tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa
hasil pemeriksaan spesimen dari pasien dapat dipercaya atau valid,
sehingga klinisi dapat menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium
tersebut untuk menegakkan diagnosis terhadap pasiennya. Tingkat
kesalahan tahap analitik sekitar 10% - 15%. Kegiatan tahap analitik ini
lebih mudah dikontrol atau dikendalikan dibandingkan tahap pra
analitik, karena semua kegiatannya berada dalam laboratorium.
2.3.3. Tahap Pasca Analitik
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik
yaitu sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
2.3.3.1. Penulisan hasil
2.3.3.2. Interpretasi hasil
2.3.3.3. Pelaporan Hasil
Tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% - 20%.
Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil jika dibandingkan kesalahan
pada tahap pra analitik, tetapi tetap memegang peranan yang penting.
Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi
salah memberikan diagnosis terhadap pasiennya.
2.4. Jaminan Mutu Eksternal Laboratorium Hematologi
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu.
2.5. Material Kontrol Kualitas
2.5.1. Bahan Kontrol Hematologi
Bahan kontrol yaitu bahan yang digunakan semata-mata untuk
keperluan pemantapan mutu. Bahan kontrol berguna untuk melihat
kebenaran suatu proses analisis, khususnya ketepatan dan ketelitian
(akurasi dan presisi) suatu pemeriksaan di laboratorium. Dengan kata
lain untuk mengawasi mutu atau kualitas hasil pemeriksaan
laboratorium sehari-hari. Dalam penggunaannya bahan kontrol harus
diperlakukan sama dengan bahan pemeriksaan spesimen, tanpa
perlakuan khusus baik pada alat, metode pemeriksaan, reagen maupun
tenaga pemeriksanya.
Bahan kontrol hematologi meliputi :
2.5.1.1. Darah Segar
Darah segar (fresh whole blood) merupakan kontrol yang ideal
untuk pemeriksaan darah lengkap karena secara fisik dan
biologik identik dengan bahan yang akan diperiksa. Akan
tetapi darah segar secara alamiah mempunyai keterbatasan
untuk digunakan sebagai kalibrator atau kontrol (Van Dun,
2007).
2.5.1.2. Darah Manusia Terstabilkan
Darah manusia terstabilkan yaitu darah yang disuplai oleh
pabrik, digunakan secara luas oleh sekitar 80% laboratorium
klinik. Sampel tersebut mempunyai jangka hidup yang lebih
panjang, sel-sel yang terstabilkan berbeda dengan darah segar
dipandang dari sudut ukuran, bentuk dan kemungkinan
berbeda sifatnya dengan reagen.
Syarat-syarat bahan control adalah tidak mahal, stabilitas lama,
siap periksa, mudah tersuspensi, tidak mudah aglutinasi, karakteristik
aliran menyerupai darah, serta sifat optik dan elektrik menyerupai
darah.
2.5.2. Larutan Standar
Larutan standar primer adalah suatu material rujukan berupa
substansi kimiawi murni yang dapat digunakan untuk kalibrasi suatu
instrumen atau persiapan suatu kurva standar untuk pemeriksaan
manual. Material ini mempunyai komposisi yang pasti, diketahui dan
dapat dipersiapkan dalam bentuk murni yang esensial. Material ini
mempunyai matriks yang sama dengan sampel pasien atau bisa juga
tidak sama.
Istilah standar primer juga digunakan untuk tiap material rujukan
tersertifikasi yang pada umumnya diterima atau dikenal resmi sebagai
standar satu-satunya (unique) untuk uji tersebut tanpa mengindahkan
tingkat kemurniannya. Satu-satunya larutan standar di bidang
hematologi adalah larutan cyanmethemoglobin yang dibuat di Rijks
Institute di Bilthoven Netherlands dan yang mendapat rekomendasi dari
ICSH (Internationale Committee for Standards in Hematology). Larutan
standar cyanmethemoglobin ini disebut sebagai larutan standar primer.
Kini, pengukuran hemoglobin metode cyanmethemoglobin mulai
bergeser ke metode yang tidak menggunakan larutan cyanida.
Pengukuran hemoglobin menggunakan metode dimana hemoglobin
dikonversikan menjadi derivat sulfat dengan penambahan sodium lauryl
sulfat, dan pengukuran kadar hemoglobin pada panjang gelombang 564
nm.
Sedangkan untuk penghitungan (counting) dan penentuan ukuran
(sizing) dari sel darah, belum ada material yang dipakai sebagai larutan
standar primer.
2.5.3. Kalibrasi
The Internationale Committee for Standardization in Hematology
(ICSH) memberi batasan suatu substansi yang digunakan untuk
kalibrator, membagi dalam tingkat-tingkat dan mengatur pengukuran
yang dapat dilacak ke arah material rujukan nasional maupun
internasional. Menurut Rodak (2007) larutan kalibrator dibidang
hematologi adalah suatu suspensi sel manusia atau surrogate cell (sel
pengganti) yang diawetkan, dimana parameterparameter hematologi
telah ditetapkan oleh beberapa laboratorium rujukan dan dimonitor
secara harian oleh distributor.
Dalam bidang hematologi hanya penetapan hemoglobin yang
dilakukan berdasarkan suatu standar, sedangkan parameter hematologi
lainnya bertumpu pada kalibrator. Hal yang sama juga dijumpai pada
pemeriksaan koagulasi berdasarkan jendalan atau clot based
coagulation yang mengukur aktivitas enzim.
2.5.4. Hubungan antara Kontrol, Kalibrator dan Standar
Kalibrator dan standar digunakan untuk mengatur instrumen atau
menetapkan suatu kurva standar. Kedua bahan ini sudah diuji oleh suatu
metode rujukan dan mempunyai nilai yang akurat. Material kalibrator
dan kontrol tidak dapat saling menggantikan, karena fungsinya berbeda.
Kontrol harus independen terhadap proses kalibrasi sehingga kesalahan
sistematik yang disebabkan oleh kerusakan kalibrator atau perubahan di
dalam proses analitik dapat terdeteksi.
Laboratorium hematologi harus memverifikasi kalibrasi
instrumen setiap bulan atau dapat sewaktu-waktu bila diperlukan utuk
menjamin akurasi sistem, misalnya pada setiap penggantian bagian-
bagian kritis seperti manometer, aperture, detector circuit board; ketika
kontrol menunjukkan kecenderungan yang tidak biasa; atau ketika
kontrol berada di luar batas penerimaan, tetapi tidak dikoreksi dengan
maintenance atau troubleshooting.
BAB III

KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.1.1. Jaminan mutu atau pemantapan mutu (quality assurance) adalah suatu
proses atau tahapan didalam prosedur yang dilakukan untuk
mengevaluasi proses pengujian, dengan tujuan untuk memastikan
bahwa sistem mutu berjalan dengan benar.
4.1.2. Jaminan mutu dilakukan dengan tujuan untuk menjamin hasil
pemeriksaan laboratorium, mengetahui dan meminimalkan
penyimpangan serta mengetahui sumber dari penyimpangan. Praktikum
yang dilakukan adalah mengekstraksi daun daluman (Cyclea barbata L.
Miers).
4.1.3. Pemantapan mutu internal bidang hematologi adalah kegiatan
pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh laboratorium
klinik secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan
hematologi yang memenuhi aspek-aspek teknis yaitu presisi dan akurat.
Kegiatan pemantapan mutu internal hematologi mencakup tiga tahapan
proses, yaitu pra analitik, analitik, dan pasca analitik.
4.1.4. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan
untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam
bidang pemeriksaan tertentu.
4.1.5. Material kontrol kualitas yang terdiri dari bahan control hematologi,
larutan standar, dan kalibrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Kemnekes RI. Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal Hematologi.


Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana
Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2014.

Siregar, Maria Tuntun, dkk. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik
(TLM) : Kendali Mutu. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia.

Anda mungkin juga menyukai