Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN LABORATORIUM

Disusun Oleh :

NAMA:MUSLIANA
NIM:AK.21.037
KELAS:5 B

PROGRAM STUDI D III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah dan inayah-Nya, sholawat serta salam kepada junjungan kita Baginda
Rasulullah SAW beserta keluarga dan para Sahabat-Nya, sehingga penulis dapa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemantapan Mutu Internal dan
Pemantapan Mutu Eksternal”.
Terimakasih saya ucapkan kepada Dosen pengampu mata kuliah
Pengendalian mutu Ibu Susanti S.ST.,M.KES yang telah memberi pembimbingan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari dalam
pembuatan makalah ini tidak luput dari kekurangan. Sehingga kami ucapkan
banyak permohonan maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
kritik dan saran sangat diharapkan agar kedepannya dapat kami gunakan sebagai
pendorong dan pendukung dalam menyelesaikan dan memperbaiki tugas
selanjutnya. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini nantinya akan
bermanfaat bagi kita semua baik sebagai penulis ataupun bagi para pembacanya.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4
2.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI)...................................................4
2.2 Tujuan Pemantapan Mutu Internal .................................................4
2.3 Manfaat Pemantapan Mutu Internal (PMI).....................................4
2.4 Tahap-tahap Pemantapan Mutu Internal (PMI) .............................5
2.5 Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Diberbagai Bidang........10
2.6 Pemantapan Mutu Eksternal (PME)...............................................12
2.7 Manfaat Pemantapan Mutu eksternal Laboratorium (PME)...........13
2.8 Program Nasinal Pemantapan Mutu Eksternal (PME)...................13
BAB III..........................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan
proses pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan atau spesimen
dari manusia yang bertujuan untuk menentukan jenis penyakit, mengetahui
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan
perorangan dan masyarakat. Pengukuran dan pemeriksaan dilaboratorium
tersebut akan menghasilkan data ilmiah yang penting dalam menghadapi
masalah yang diidentifikasi melalui proses pemeriksaan klinis yang
merupakan bagian esensial dari data pokok seorang pasien (Wahyuningsih,
2017).
Laboratorium klinik berperan memberikan kontribusi dalam proses
penegakan diagnosis penyakit dengan memberikan informasi objektif dari
status kesehatan seorang penderita dimana produk yang dihasilkan berupa
analisis dan hasil pemeriksaan terhadap sampel penderita sebagai informasi
medis yang objektif (Budiono, 2017). Data hasil uji bisa dikatakan
mempunyai mutu yang tinggi apabila data dari hasil uji tersebut dapat
memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek teknik
sehingga dapat mencapai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (Makhfudlotin,
2016). Pelayanan laboratorium kesehatan yang berada di Indonesia pada saat
ini diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium dalam berbagai jenjang
pelayanan, mencakup laboratorium puskesmas, laboratorium rumah sakit
pemerintah dan swasta, balai laboratorium kesehatan dan laboratorium
kesehatan swasta (Karyaty & Rosdarni, 2018).
Pentingnya fungsi hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dari
laboratorium menuntut hasil pemeriksaan laboratorium yang harus selalu
terjamin mutunya. Beberapa kesalahan yang muncul dan menyebabkan
ketidak akuratan hasil dibagi kedalam tiga kelompok yang pertama yaitu
kesalahan pada tahap pra analitik sebesar 47-77% kemudian tahap analitik
1
sebesar 7-13% dan yang ketiga tahap pasca analitik 18,5047%, dimana
kesalahan terbesar yaitu terdapat pada tahap pra analitik yang termasuk
didalamnya yaitu hemolisis (53,2%), volume specimen yang kurang (7,5%),
tulisan tangan yang tidak bisa dibaca (7,1%), kesalahan spesimen, spesimen
terdapat bekuan, vacum container yang salah atau kesalahan pada anti-
koagulan, volume penggunaan antikoagulan yang tidak sesuai, dan
pengambilan spesimen pada jalur infus memiliki besar kesalahan sebesar
1,3% samapai 6% (Syauqiah, 2018).
Semakin pesatnya kemajuan dalam teknologi serta meningkatnya
tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan hal tersebut akan
mendorong tuntutan masyarakat terhadap kualitas mutu pelayanan kesehatan
yang terjamin yang harus didasari dengan Quality Management Science
(QMS) yang diantaranya meliputi quality planning, quality laboratory
practice, quality control, quality assurance dan quality improvement (Rasyid
el al., 2015). Beberapa fenomena yang muncul akibat ketidak puasan pasien
terhadap mutu pemeriksaan laboratorium yang sampai dimuat dimedia cetak
dapat menyebabkan meningkatnya nilai keinginan konsumen terhadap
pelayanan laboratorium (Agustono, 2013).
Upaya yang nyata untuk menghadapi tuntutan tersebut yaitu diantara
melaksanakan program pementapan mutu internal laboratorium yang dimana
bertujuan untuk mengendalikan dan mengontrol hasil pemeriksaan
laboratorium setiap hari dan mengetahui penyimpangan dari pemeriksaan
laboratorium agar dapat segera diperbaiki apabila terdapat kesalahan
(Handayati et al.,2010). Pemantapan mutu laboratorium merupakan seluruh
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium (Konoralma et al., 2017).

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pemantapan mutu internal dan eksternal?
2. Apa tujuan pemantapan mutu internal dan eksternal?
3. Apa manfaat dari pemantapan mutu internal dan eksternal?
4. Bagaimanakah tahapan pelaksanan pemantapaan mutu internal?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mendeskripsikan pengertian pemantapan mutu internal
2. Mendeskripsikan tujuan pemantapan mutu internal dan eksternal
3. Mendeskripsikan manfaat dari pemantapan mutu internal dan eksternal

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Pemantapan mutu internal
laboratorium (PMI) dilakukan untuk mengendalikan hasil pemeriksaan
laboratorium setiap hari dan untuk mengetahui penyimpangan hasil
laboratorium agar segera diperbaiki. Cakupan objek pemantapan mutu
internal meliputi aktivitas: tahap pra-analitik, tahap analitik dan tahap pasca-
analitik.

2.2 Tujuan Pemantapan Mutu Internal


Pemantapan Mutu Internal mempunyai suatu tujuan antara lain :
a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis,
b. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah
tidak terjadi dan perbaikan penyimpangan dapat dilakukan segera,
c. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai
dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar,
d. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya,
e. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer).

2.3 Manfaat Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapan mutu internal
laboratorium antara lain:
a. Mutu presisi maupun akurasi hasil laboratorium akan meningkat,
b. Meningkatkan kepercaayan diri ketika melakukan pemeriksaan,
4
c. Mutu akurasi dan presisi akan meningkat dan kepercayaan dokter terhadap
hasil juga meningkat,
d. Merupakan sutau metode pengawasan (kontrol) yang efektif,
e. Untuk pembuktian apabila apabila terdapat hasil yang meragukan,
f. Meminimalisir kesalahan pada hasil.

2.4 Tahap-tahap Pemantapan Mutu Internal (PMI)


Ada tiga tahap pemantapan mutu internal (PMI) yang dilakukan, yaitu:
a. Tahap Pra analitik
b. Tahap Analitik
c. Tahap Pasca analitik
1. Tahap Pra Analitik
Kegiatan tahap pra analitik adalah serangkaian kegiatan
laboratorium sebelum pemeriksaan spesimen, yang meliputi:
a) Persiapan pasien
Sebelum dilakukkan pengambilan spesimen harus diberikan
penjelasan kepada pasien mengenai persiapan dan tindakan yang akan
dilakukan apakah pasien tersebut memerlukan suatu persiapan khusus
sehingga tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
b) Pemberian identitas spesimen
Spesimen yang akan dilakukan pemeriksaan harus diberi
identitas agar tidak tertukar dengan spesimen lain. Adapaun identitas
yang harus ada di dalam spesimen antara lain :
- Nama dan nomor pasien
- Tanggal dan jam pengambilan spesimen
- Jenis spesimen
- Tempat tanggal lahir
- Alamat
c) Pengambilan dan penampungan spesimen
Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai
dengan standard operating procedure (SOP) yang ada. Seluruh sampel
5
harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang
menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri
untuk mencegah spesimen tumpah.
d) Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah
benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman
spesimen sudah benar.
e) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke
bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Jika suatu Laboratorium tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.
f) Pengolahan dan penyiapan spesimen
Kegiatan ini dilaksanakan agar spesimen benar-benar
representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi kekeliruan
jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimenspesimen pasien
satu sama lainnya
Tujuan pengendalian tahap pra analitik yaitu untuk menjamin
bahwa specimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar
pula serta memenuhi syarat yang telah ditentukan. Kesalahan yang terjadi
pada tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 60% -
70%. Hal ini dapat disebabkan dari spesimen yang diterima laboratorium
tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Spesimen dari pasien dapat
diibaratkan seperti bahan baku yang akan diolah. Jika bahan baku tidak
baik, tidak memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan, maka akan
didapatkan hasil/ output pemeriksaan yang salah. Sehingga penting sekali
untuk mempersiapkan pasien sebelum melakukan pengambilan spesimen.

6
Spesimen yang tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak, dan dilakukan
pengulangan pengambilan spesimen agar tidak merugikan laboratorium.
2. Tahap Analitik
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap analitik meliputi:
a) Pemeriksaan specimen
Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai
dengan protap masing-masing parameter.
b) Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
Wadah spesimen harus dilakukan kalibrasi dan dan
pemeliharaan peralatan Laboratorium secara teratur dan terjadwal.
Karena salah satu yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah
peralatan laboratorim dan wadah spesimen.
c) Uji kualitas reagen
Pengujian kualitas dilakukan degan control assayed yang sudah
diketahui nilainya. Nilai pengujian harus berada pada rentang yang
ditentukan. Pemantapan mutu ini sebagai usaha untuk mendapatkan
hasil yang akurat reliable dan valid. Dan juga usaha dalam
meminimalisir penyebab kesalahan.
d) Uji Ketelitian - Ketepatan
Dilakukan uji ketelitian dan ketepatan dikarenakan hasil
laboatorium ini digunakan sebagai penentuan diagnosis serta
pemantauan perjalanan penyakit sehingga akurasi dan presisi dalam
hasil pemeriksaan harus dapat dipertanggung jawabkan.Nilai Presisi
menunjukkan seberapa dekat suatu hasil bila dilakukan berulang
dengan sampel yang sama. Ketelitian dipengaruhi kesalahahan acak
yang tidak dapat dihindarkan. Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai
koefisien variasi (% KV / % CV) yang dihitung dengan rumus :
KV (%) = SD x 100
X
SD = Standar Deviasi (simpangan baku)

7
X = Rata-rata hasil Pemeriksaan berulang Presisi (ketelitian)
sering dinyatakan sebagai impresism/metodi (ketidak
telitian)
Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti sistem / metode
tersebut dan sebaliknya.
Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidak tepatan) dipakai
untuk menilai adanya kesalahan acak atau sistematik / keduanya.
Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya
yang telah ditentukan oleh metode standar.
Akurasi dapat dinilai dari hasil pemeriksaan bahan control
dan dihitung sebagai nilai biasnya ( d %).
d (%) = X – NA
NA
X = hasil pemeriksaan bahan control
NA = Nilai Aktual/ sebenarnya dari bahan control.
Nilai d dapat positif (menunjukkan nilai yang lebih tinggi
dari seharusnya) atau negative (menunjukkan nilai yang lebih rendah
dari seharusnya). Akurasi dapat dinilai dari studi “Recovery” dengan
melakukan pemeriksaan bahan sampel yang telah ditambahkan analit
murni, kemudian hasilnya dihitung terhadap hasil yang diharapkan :
R (%) = Hasil Pemeriksaan (observasi) x 100
Hasil Perhitungan (diharapkan)
Akurasi yang baik nilai R mendekati 100%. Akurasi
dapat dinilai berdasarkan perbandingan hasil pemeriksaan
dengan system (reagen kit) lain melalui uji korelasi
menggunakan persamaan :
Y = ax + b dan r (koefisien koreasi)
Y = persamaan regresi
A = slope, semakin mendekati 1 menujukkan korelasi yang
baik

8
b.= intersep , semakin mendekati 0 menunjukkan korelasi
yang baik
r = koefisien korelasi semakin mendekati 1 menunjukkan
korelasi yang baik.
Tujuan pengendalian tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa
hasil pemeriksaan spesimen dari pasien dapat dipercaya/ valid, sehingga
klinisi dapat menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut untuk
menegakkan diagnosis terhadap pasiennya. Walaupun tingkat kesalahan
tahap analitik (sekitar 10% - 15%) tidak sebesar tahap pra analitik,
laboratorium tetap harus memperhatikan kegiatan pada tahap ini. Kegiatan
tahap analitik ini lebih mudah dikontrol atau dikendalikan dibandingkan
tahap pra analitik, karena semua kegiatannya berada dalam laboratorium.
Sedangkan pada tahap pra analitik ada hubungannya dengan pasien, yang
kadang-kadang sulit untuk dikendalikan. Laboratorium wajib melakukan
pemeliharaan dan kalibrasi alat baik secara berkala atau sesuai kebutuhan,
agar dalam melaksanakan pemeriksaan spesimen pasien tidak mengalami
kendala atau gangguan yang berasal dari alat laboratorium. Kerusakan alat
dapat menghambat aktivitas laboratorium, sehingga dapat mengganggu
performa/ penampilan laboratorium yang pada akhirnya akan merugikan
laboratorium itu sendiri. Untuk mendapatkan mutu yang dipersyaratkan,
laboratorium harus melakukan uji ketelitian – ketepatan. Uji ketelitian
disebut juga pemantapan presisi, dan dapat dijadikan indikator adanya
penyimpangan akibat kesalahan acak (random error). Uji ketepatan disebut
juga pemantapan akurasi, dan dapat digunakan untuk mengenali adanya
kesalahan sistemik(systemic error). Pelaksanaan uji ketelitian – ketepatan
yaitu dengan menguji bahan kontrol yang telah diketahui nilainya (assayed
control sera). Bila hasil pemeriksaan bahan kontrol terletak dalam rentang
nilai kontrol, maka hasil pemeriksaan terhadap spesimen pasien dianggap
layak dilaporkan.

9
3. Tahap Pasca Analitik
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik
yaitu sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
a) Pencatata hasil
Selain untuk pemantauan data juga digunakan untuk evaluasi,
macam-macam pencatatan antara lain :
- Buku registrasi pendaftaran
- Buku permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
- Buku rujukan
- Buku ekspedisi pengambilan hasil
b) Interpretasi hasil
c) Pelaporan Hasil
Seperti pada tahap analitik, tingkat kesalahan tahap pasca
analitik hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih
kecil jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra analitik, tetapi tetap
memegang peranan yang penting. Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis
terhadap pasiennya. Kesalahan dalam menginterpretasikan dan
melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat berbahaya bagi pasien. Ketiga
tahap kegiatan laboratorium ini sama-sama penting untuk dilaksanakan
sebaik mungkin, agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang berkualitas
tinggi, mempunyai ketelitian dan ketepatan sehingga membantu klinisi
dalam rangka menegakkan diagnosa, pengobatan atau pemulihan
kesehatan pasien yang ditanganinya.
2.5 Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Diberbagai Bidang
a. Bidang Hematologi
Pemantapan mutu bidang hematologi dilakukan secara mandiri
oleh laboratorium klinik dengan memonitor prosedur tes-tes hematologi
yang merupakan indikator kinerja laboratorium. Prosedur kontrol kualitas
internal hematologi serupa dengan kontrol kualitas internal pada umumnya
yang melibatkan penggunaan material kontrol dan pengukuran berulang
10
pada spesimen rutin. Analisis tersebut dilakukan bersamaan dengan
sampel pasien.
b. Bidang Urinalisa
Pengendalian mutu internal bidang urinalisa meliputi pemeriksaan
makroskopis, kimia, dan mikroskopis urin. Tujuan dari melakukan
pengendalian mutu ini adalah untuk mengetahui apakah proses analisis
yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan yang ada, jika melihat dari
metode, alat analisis, dan reagensia yang digunakan. Dengan dilakukannya
pemantapan mutu pada bidang urinalisa maka hasil yang dikeluarkan akan
lebih bermutu
c. Bidang Mikrobiologi
Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium
mikrobiologi antara lain :
1. Pemantapan mutu media
Semua program yang dilakukan pada pemantapan mutu media
bertujuan untuk meyakinkan bahwa media yang digunakan dapat
mendukung pertumbuhan organisme pada specimen, menghambat
organisme komersial serta dapat menunjukan respon biokimiawi yang
khas dan stabil.
2. Pemantapan mutu cat
Dengan dilakukannya pemantapan mutu cat, dapat melihat
kemampuannya dalam membedakan organisme yag positif dan
negatif. Hal ini dilakukan tiap minggu dan juga ketika menggunakan
cat baru atau membuat / mencampur cat baru.
3. Uji Sensitivitas Antibiotik
Presisi dan akurasi harus dikontrol dengan menggunakan
strains ysng sudah diketahui sensitivitasnya terhadap obat anti
mikroba.
4. Strain Standart
Diuji bersama kultur klinis, yang dilakukan setiap minggu atau
tiap 5 batch
11
5. Pemantapan Mutu Alat
Pemantapan mutu pada alat dilakukan pada autoclave,
incubator, pH meter, centrifuge, pipet, timer serta alat – alat yang
memerlikan pemantauan mutu harian yaitu refigrator, freezers dan
waterbath.
d. Jenis Kesalahan Pada Pemantapan Mutu Internal
a. Inheren Random Error
Merupakan kesalahan yang disebabkan oleh limitasi metodik
pemeriksaan
b. Sistematik Shift
Merupakan kesalahan yang terus menerus dengan pola yang sama
disebabkan oleh standar kalibrasi
c. Random Error
Merupakan kesalahan dengan pola yang tidak diketahui

2.6 Pemantapan Mutu Eksternal


External Quality Assessment (EQA) atau Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) merupakan kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. PME hendaknya dilakukan secara teratur dengan
mengikuti program yang dilaksanakan oleh organisasi independen atau
yang telah ditetapkan. Tujuan PME ialah untuk mengawasi kualitas hasil
tes dalam sebuah laboratorium kesehatan, mengidentifikasi masalah, dan
membuat langkah koreksi terhadap masalah yang teridentifikasi. PME
merupakan sebuah tipe prosedur QC (Quality Control) dimana
laboratorium mendapatkan spesimen secara periodik untuk analisis yang
juga dikirimkan ke laboratorium yang ikut berpartisipasi dalam program
PME. Proses dan penanganan spesimen PME dapat dirangkum ke dalam
apa yang disebut sebagai aturan emas lakukan sampel PME seperti
melakukan sampel pada pasien (Siregar, 2018).
12
2.7 Manfaat Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi
suatu laboratorium sebab dari hasil evaluasi yang diperolehnya dapat
menunjukkan penampilan laboratorium yang bersangkutan dalam bidang
pemeriksaan yang ditentukan. Berikut merupakan manfaat yang akan
diperoleh :
1. Personil laboratorium akan mengetahui akurasi setiap metode
pemeriksaan laboratorium yang dikerjakan (perbandingan dengan nilai
target).
2. Personil laboratorium dapat membandingkan mutu laboratoriumnya
dengan mutu laboratorium lain.
3. Variasi hasil pemeriksaan antara satu laboratorium dengan laboratorium
lain menjadi semakin kecil. Dengan program pemantapan mutu
laboratorium eksternal dapat diketahui macam alat, reagen atau metode
yang mutunya baik (presisi dan akurasinya baik) (Choirunnisa, 2017)

2.8 Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal


Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PN PME) adalah
suatu program untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium secara
periodik, serentak, dan berkesinambunganyang dilakukan oleh pihak luar
laboratorium dengan jalan membandingkan hasil pemeriksaan
laboratorium peserta terhadap nilai target. Penyelenggaraan kegiatan ini
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, yaitu Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Siregar, 2018).
Saat ini bidang PN PME yang dapat diikuti diantaranya Hematologi,
Kimia Klinik, Imunologi, Napza, Hemostasis dan Urinalisa. Kegiatan PN
PME ini sangat bermanfaat bagi suatu laboratorium sebab dari hasil
evaluasi yang diperolehnya dapat menunjukkan penampilan laboratorium
yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Tujuan
dari PN PME yang diselegarakan oleh Kementrian Kesehatan yaitu:
13
1. Mengenali kesalahan sistematik
2. Kontrol seluruh daerah pemeriksaan ( normal atau patologis )
3. Mengenali pengaruh zat sampingan
4. Menghindari kekeliruan pemeriksaan secara sadar maupun tidak
5. Menghindari kekeliruan pimpinan laboratorium secara sadar maupun
tidak sadar.
6. Meningkatkan reproduksibilitas hasil-hasil laboratorium peserta

14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control baik
untuk petugas laboratorium mauoun terhadap alat dan didalamnya.Quality
control yang dilakukan diantaranya ialah dengan melakukn pemantapan mutu
internal dan eksternal.Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan
standar mutu yang sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya
kesalahan.Dengan melakukan quality control hasil akhir yang didapatkn oleh
sebuah laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang diberikan oleh
badan yang berwenang,karena laboratorium sudah sesuai dengan standar
akreditasi yang ditentukan.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang tekah dijelaskan pemantapan mutu
laboratorium perlu dilakukan agar kualitas mutu suatu laboratorium tersebut
memiliki mutu yang lebih baik serta untuk mengurangi error dari fase pra-
analitik, analitik, maupun pasca analitik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agustono. 2013. Studi Kualtas Pemeriksaan kualitas Hematologi Pada


Laboratorium Rumah Sakit Umum Sayang Rakyat Makassar provinsi
Sulawesi Selatan. Skripsi. Program Studi D.IV Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Makassar.
Anonim, 2017. Diktat Praktikum Pemantapan Mutu Laboratorium. Tasikmalaya:
STIKES Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Budiwiyono, Imam. 2011. Pengelolaan Tahapan Pemeriksaan di Laboratorium
Klinik. Badan Penerbit.
Handayati, A., Chiristyaningsih, J., & Rini, T. (2010). Uji Stabilitas Pooled Sera
Yang Disimpan Dalam Freezer Untuk Pemantapan Mutu Internal. Jurnal
Penelitian Kesehatan, 55–60. Retrieved from http://journal.poltekkesdepkes-
sby.ac.id/
Konoralma, K., Tumbol, M. V., Farm, S., Kes, A. M., & Septyaningsih, N. P.
(2017). Gambaran Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan Glukosa Darah di
Laboratorium RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. In PROSIDING
Seminar Nasional Tahun 2017 ISBN: 2549-0931 (Vol. 1, No. 2, pp. 337-
346).

Anda mungkin juga menyukai