Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGENDALIAN MUTU

PENGENDALIAN MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL

DISUSUN OLEH:

NAMA : MILATUL SALSABILA PUTRI

NIM : AK.21.033

KELAS : III-B

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

LABORATORIUM ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT, karena rahmat dan hidayahnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini guna melengkapi tugas mata kuliah” MAKALAH
PENGENDALIAN MUTU”dengan pokok bahasan “PENEGENDALIAN MUTU
INTERNAL DAN EKSTERNAL”.

Saya menyadari tanpa bantuan dari segala pihak tak mungkin kiranya
makalah ini akan terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati Saya menyampaikan ucapan terima kasih.

Saya menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat Saya gunakan sebagai
masukan untuk perbaikan makalah ini agar lebih sempurna.

Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................................

C. Manfaat ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................

A. Pemantapan mutu Internal .....................................................................

B. Pemantapan Mutu Eksternal ..................................................................

C Assessment Di Laboratorium .................................................................

D. Audit Internsl ........................................................................................

E. Akreditasi ...............................................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................................

B. Saran ......................................................................................................

DAFATAR PUSTAKA ............................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,


pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat
untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan kegiatan tersebut secara
terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,
misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia,
laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Kedudukan laboratorium
menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan laboratorium merupakan pusat
proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan dan karena mengingat
dalam pencapaian tujuan pembelajaran di bidang sains, sebaiknya siswa
dituntut mampu mengembangkan keterampilannya dalam mengaplikasikan
beberapa konsep atau materi yang sedang dipelajari dalam bentuk eksperimen
atau percobaan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
berpikir ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium diartikan sebagai tempat
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya
terdapat sejumlah alat dan bahanpraktikum. Fungsi laboratorium salah satunya
adalah sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan
dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya
peralatan untuk melakukan percobaan. Dan tentunya laboratorium harus
dikelola dengan baik untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium. Pengelolaan
Laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola
Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik
sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf
propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak
didukung oleh adanya manaJemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu
perlu dilakukkan quality Control yang mencakup kegiatan PMI, PME,
Assessment atau penilaian, audit hingga akreditasi terhadap petugas
laboratorium. pengujian alat pemerikaan dalam laboratorium sampai
kepuasaan pelanggan. QC sangat penting
dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu
laboratorium. Hasil akhir QC adalah menemukan akar permasalahan dan
melakukan perbaikan penanggulangan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu Pemantapan Mutu ?
2. Apa itu Pemantapan Mutu Internal dan eksternal ?
3. Apa saja Tujuan Pemantapan Mutu Laboratorium Internal daneksternal ?
4. Bagaimana Aturan Interpretasi Hasil Pemantapan Mutu Internal dan
eksternal ?
5. Apa yang dimaksud dengan Assesment laboratorium ?
6. Bagaimana pelaksanaan Assesement di laboratorium ?
7. Bagaimana proes Assesment di laboratorium ?
8. Apa yang dimaksut dengan audit ?
9. Apa tujuan dan manfaat audit mutu internal ?
10. Bagaimana komunikasi audit mutu internal ?
11. Apa saja jenis dan langkah langkah audit mutu internal ?
12. Apa itu akreditasi ?

C.Manfaat

1. Meningkatkan kualitas laboratorium,meningkatkan moral dalam kehidupan


karyawan laboratorium.
2. Merupakan suatu metode pengawasan (kontrol) yang efektif.
3. Untuk melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan dari
(konsumen) pasien laboratorium.
4. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil
5. Bagi petugas laboratorium dapat memperbaiki kesalahan bagi dalam
pemeriksaan maupun pengujan alat
6. Bagi laboratorium dapat meningkatakan kualitas atau mutu laboratorium
7. Bagi pasien laboratorium mendapatkan pelayanan yang maksimal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemantapan Mutu
Internal
1.1.Pengertian
Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua


kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium (Depkes, 1997).
Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan
mutu internal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi,
validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan. Pada makalah ini yang
dibahas adalah pemantapan mutu laboratorium internal (PMI).

1.2.Pemantapan Mutu Internal


Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-
menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat serta mendeteksi
adanya kesalahan dan memperbaikinya. kegiatan ini mencakup tiga tahapan
proses, yaitu:
Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari
tahap pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap
tindakan/ proses pemeriksaan, yang harus dilakukan dan diperhatikan
sebagai berikut :
1. Tahap Pra Analitik
Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di
analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan
penerimaan dan preparasi sampel oleh petugas atau staf laboratorium.
Kelengkapan formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien,
penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk analisa.
2. Tahap Analitik
Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana
spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode
tertentu. Tahap ini meliputi persiapan reagen/media, pipetasi reagen dan
sampel, inkubasi dan pemeriksaan. Kesalahan terjadi selama proses
pengukuran dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan sistematis
mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen, uji
ketepatan dan ketelitian.
3. Tahap Post Analitik
Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa
lembar hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium
merupakan bahan penunjang atau penentu diagnosis suatu penyakit. Tahap
ini meliputi pembacaan hasil ( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan
penilaian) dan pelaporan hasil.
Tujuan dilakukannya pemantapan mutu Internal :
1) Memantapkan dan menyempurnakan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis ;
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi mengeluarkan hasil
yang salah dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera ;
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan
spesimen, pengiriman spesimen, penyimpanan serta pengolahan spesimen
sampai dengan pencatatan dan pelaporan hasil telah dilakukan dengan benar
;
4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya :
5) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan PMI.
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dilakukan sendiri olahlaboratorium klinik
yang bersangkutan untuk mengendalikan mutu analisisnya setiap hari. PMI
meliputi presisi, akurasi, sensitifikasi,tidak mahal, cepat dan nilai normal
B. Pemantapan Mutu Eksternal
2.1 Pengertian Pemantapan Mutu Eksternal
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan
kegiatan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional.
Tujuan dilakukakannya pemantapan mutu Eksternal :
1) Untuk meningkatkan kesadaran peserta akan kemungkinan
terjadinyakekurangan laboratorium.
2) Memberikan motivasi penggunaan metode yang standar .
3) Meningkatkan kepercayaan kepada pengguna jasa laboratorium.
4) Untuk memantau ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan
olehsuatu laboratorium dengan cara membandingkan terhadap
hasil pemeriksaan laboratorium lain atau terhadap nilai target
laboratorium rujukan,.
2.2. Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal
Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PN PME) adalah suatu
program untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium secara periodik,
serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratorium
(independen) dengan jalan membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium peserta
terhadap nilai target.

C. Assessment di Laboratorium
3.1. Pengertian Assesment Laboratorium
Suatu proses penilaian sebuah laboratorium dan salah satu standar
yangharus dilakukan dalam penentuan mutu laboratorium . Assesment
sangat penting dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas
sistem manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir assessment adalah
menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan
penanggulangan.
3.2.Pelaksanaan Assessement
Untuk melakukan assessment dapat dilakukan beberapa quality ,
diantaranya :
a. Quality Planning (Perencanaan)
Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di
laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen,
bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki
laboratorium
b. Quality Laboratory Pratice
Membuat pedoman petunjuk, dan prosedur tetap yang merupakan
acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan digunakan
untuk menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan
mempengaruhi mutu pemeriksaan.
c. Quality Control
Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen.
QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi.
d. Quality Assurance
Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik,
analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan
keseluruhan input-proses-output/outcome, dan menjamin pelayanan
dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan.
Tujuan QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat
diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah
kesalahan terjadi (antisipasi error).
Indikator kinerja QA adalah :
Manajemen sampel : phlebotomy, preparasi spesime
Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), pelaporan
hasil,pemeliharaan alat
Manajemen SDM : kompetensi, Continuing Education,
ProfesionalDevelopment Programm.

Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick


injury),kimiawi & biologis

e. Quality Improvement
Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan
dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan
berlangsung
3.3.Tahapan Assessment
Tahapan yang dilakukan dalam assessment atau penilaian
didalamlaboratorium :
1. Pemantauan / pengawasan
Meliputi kegiatan pemantau dan evalaluasi terhadap
semua kegiatan yang ada di dalam laboratorium,
melakukan pengujianalat, audit dan kepuasaan terhadap
pelayanan pelanggan yang di lakukan di dalam
laboratorium.
2. Quality planning improvement
Meliputi kegiataan perencanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan baik peralatan maupun bahan untuk
menngkatakan kualitas perencanaan.
3. Corrective action
Kegiatan evaluaasi atau mengkoreksi kesalahan
kesalahan yang terjadi untuk nantinya dilakukan
perbaikan.
Semua tahapan diatas dilakukan secara terus menerus agar
laboratorium sesuai dengan mutu laboratorium yang berlaku.

D. Audit Mutu Internal


4.1. Pengertian Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi
terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Tujuan diadakannya audit adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan
praktik yang telah disetujui dan diterima.
Audit harus direncanakan untuk memastikan bahwa, tujuan
manajemen yang ditetapkan dalam Sistem Manajemen tercapai,
seluruh personil, pada setiap tingkatan melakssanakan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara memadai, prosedur
yang dirinci dalam sistem manajemen mutu diikuti (Depkes RI, 2004).
Audit harus dirancang untuk tujuan menilai pencapaian
kesesuaian terhadap persyaratan bagi seluruh unsur sistim manajemen,
dan harus disajikan untuk memeriksa kemampuan dan integritas
manajemen serta personil laboratorium pada setiap tingkatan.
4.2. Tujuan Audit Mutu Internal Laboratorium
a) Identifikasi ketidak sesuaian sedini mungkin sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali
ketidaksesuaian yang serupa.
b) Identifikasi kesempatan peningkatan sistem manajemen mutu
4.3. Manfaat Audit Mutu Internal Laboratorium
a) Untuk memeriksa apakah penerapan sistem manajemen mutu
di laboratorium telah memenuhi standar ISO/IEC 17025: 2005.
b) Menilai kesiapan laboratorium dalam rangka menghadapi audit
eksternal yang dilakukan oleh pihak kedua yaitu pelanggan
laboratoriummaupun pihak ketiga dari badan akreditasi.
c) Memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh pelanggan apabila
ditetapkan dalam suatu kontrak.
d) Melindungi investasi yang telah dikeluarkan untuk pembuatan
sistem manajemen mutu laboratorium.
e) Mencegah biaya yang timbul yang berkaitan dengan kegagalan
sistem manajemen mutu laboratorium.
f) Memverifikasi bahwa kegiatan laboratorium dilakukan secara
kontinusesuai persyaratan sistem manajemen .
g) Memeriksa pemenuhan sistem manajemen dengan persyaratan
SNI ISO/IEC 17025:2008 atau kesesuaiannya dengan kriteria lain yang
relevan.
h) Memeriksa kesesuaian semua kebijakan dinyatakan dalam Panduan
Mutu dan dokumen-dokumen lain yang terkait terhadap
implementasinya diseluruh tingkatan kerja.
i) Ketidaksesuaian yang ditemukan dalam audit internal sebagai
informasi yang berharga untuk meningkatkan sistem manajemen
laboratorium dan sebagai masukan pada kaji ulang manajemen.
4.4.Jenis dan langkah langkah audit mutu internal
a) Audit Pihak Pertama
Audit yang dilakukan oleh suatu organisasi terhadap dirinya sendiri
(AUDIT INTERNAL).
b) Audit Pihak Kedua
Audit yang dilakukan oleh pelanggan atau pihak lain yang memiliki
kepentingan terhadap produk atau pelayanan dari suatu organisasi
c) Audit Pihak Ketiga
Audit yang dilakukan oleh pihak yang independen dari organisasi
yangdiaudit, oleh pihak ketiga yang tidak memihak, yang biasanya
digunakan untuk kepentingan sertifikasi, registrasi atau kesesuaian
terhadap regulasi tertentu
d) informasi yang berharga untuk meningkatkan sistem manajemen
laboratorium dan sebagai masukan pada kaji ulang manajemen.
4.5.Jenis dan langkah langkah audit mutu internal
a) Audit Pihak Pertama
Audit yang dilakukan oleh suatu organisasi terhadap dirinya sendiri
(AUDIT INTERNAL).
b) Audit Pihak Kedua
Audit yang dilakukan oleh pelanggan atau pihak lain yang memiliki
kepentingan terhadap produk atau pelayanan dari suatu organisasi
c) Audit Pihak Ketiga
Audit yang dilakukan oleh pihak yang independen dari organisasi
yangdiaudit, oleh pihak ketiga yang tidak memihak, yang biasanya
digunakan untuk kepentingan sertifikasi, registrasi atau kesesuaian
terhadap regulasi tertentu
Langkah-langkah Audit Mutu Internal :
1. Melakukan assesment (menemukenali) persoalan atau hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh lembaga, unit, dan perangkat kerja
2. Mendiagnosa persoalan dan hambatan-hambatan
dalampenyelenggaraan pelayanan pendidikan melalui pemetaan
sifat dan karakteristiknya sesuai dengan ketersediaan
sumberdaya sebagai modal solutifnya.
3. Menyediakan data untuk meningkatkan kinerja lembaga berbasis
resolusitaktis dan strategis dalam rangkai pencapaian visi, misi,
dan mandat.
4. Menjadi bagian dari evaluasi melekat terhadap sistem dan
mekanisme kerja melalui peningkatan partisipasi menyeluruh
sumberdaya yang terorganisasi secara organik dalam tata kelola
yang profesional dan terukur.
5. Memerika kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur
sistem mutu dengan standar yang telah ditentukan.
6. Memeriksa kesesuaian pencapaian tujuan mutu yang telah
ditentukan (Seyoum, B., 2006).
E. Akreditasi
5.1. Pegertian Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh suatu badan
yang berwenang kepada labkes yang telah memenuhi standar yang
telah ditentukan
5.2. Tujuan Akreditasi
• Memberikan pengakuan kepada laboratorium kesehatan yg telah
mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yg
ditetapkan
• Memberikan jaminan kepada petugas laboratorium kesehatan
bahwa semua fasilitas, tenaga & lingkungan yg diperlukan telah
memenuhi standar, sehingga dapat mendukung pelayanan
laboratorium yang baik.
• Memberikan jaminan & kepuasan kepada pelanggan & masyarakat
bahwa pelayanan yg diberikan oleh labkes telah diselenggarakan
dengan baik

5.3 Manfaat Akreditasi

1. Masyarakat merasa aman & percaya mendapat pelayanan labkes


yg telahmemenuhi standar.
2. Sebagai alat pemasaran dan simbol peningkatan citra bagi labkes.
3. Sebagai pedoman bagi pemiliki dalam mengelola kinerja dan
dapatsebagai forum komunikasi dan konsultasi.
4. Bagi asuransi sebagai mitra kerja untuk klaim asuransi
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control


baik untuk petugas laboratorium maupun terhadap alat dan di
dalamnya. Quality control yang dilakukkan diantarnya ialah dengan
melakukan pemantapan mutu internal dan eksternal , assessment
atau penilaian dan audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium
sesuai dengan standar mutu yang sudah berlaku dan kecil
kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan melaukan quality
control hasil akhir yang didapatkan oleh sebuah laboratorium yaitu
akreditasi atau pengakuan yang diberikan oleh badan yang
berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan standar
akreditasi yang ditentukan.

b. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada


umumnya.Semoga dengan adanya materi dalam makalah ini bisa
menunjang pembelajaran dan diskusi dalam kelas. Penyusun
makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kelancaran dalam penyusunanmakalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai


ISO/IEC17025: 2000. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good


Laboratory Practice) Cetakan 3. Direktorat Laboratorium
Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.

Seyoum, B., (2006)Introduction to Medical Laboratory Technology,


Haramaya University, Ethiopia Public Health Training Initiative
(EPHTI) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002.
Pedoman PraktekLaboratorium Kesehatan. Jakarta : Direktorat
Laboratorium Kesehatan.

Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik


Menuju Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997,
Prinsip-prinsip Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan
Laboratorium PatologiKlinik Rumah Sakit, Magister
Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu


PelayananRumah Sakit, Clinical Epidemiology and
Biostatistics Unit, RS Dr.

Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta

Muslim,Muhamad dan Kuntjoro, Tjahjono. 2001. Usman, Husaini


Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Jurnal Manajemen PelayananKesehatan

Nyeneng,I Dewa Putu.2011. Materi Pokok Pengelolaan


Laboratorium IPA.Bandarlampung : Universitas Lampung.

Kancono . 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu : Unit


PenerbitanFKIP UNIB

Anda mungkin juga menyukai