Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga
dan para sahabatnya, serta kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Makalah ini berjudul
“Kegiatan Pra analitik di Laboratorium” sebagai tugas mata kuliah QC dan
Validasi Metode.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak menerima bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Eka Sulistianingsih, M.Kes selaku kajur analis kesehatan Poltekkes
Tanjungkarang.
2. Ibu Hj. Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed. selaku dosen mata kuliah
QC dan Validasi Metode.
3. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan material dan spiritual.
4. Teman-teman kami di Politeknik Kesehatan Tanjungkarang,
khususnya atas segala bantuannya.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang. Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna karena masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Maka, kami senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meyempurnakan makalah ini.
Dengan makalah ini, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Laboratorium.......................................................................................3
Kesimpulan................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
4
Dalam pemeriksaan kesalahan pemeriksaan mungkin saja terjadi, sehingga
akan mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama
yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
2.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laboratorium
6
2.3 Kegiatan Pra analitik
Pra Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap
ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik
meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap
proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan.
1. PERSIAPAN PASIEN
7
Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat
berpengaruh terhadap hasil laboratorium. Hal yang sama juga dapat terjadi bila
keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik.
Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra
analitik yang dapat mempengaruhi pengujian laboratorium, tapi hampir tidak
dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Misalnya :
2. PERSIAPAN SAMPLING
Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka sampel yang akan diperiksa di
laboratorium haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
8
Sangat baik jika sebelum dilakukan sampling, petugas harus memeriksa
form permintaan laboratorium, identitas pasien, serta keterangan lainnya.
Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien misalnya diet, puasa.
Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, apakah minum alkohol
atau tidak, merokok, dsb. Catat apakah pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
3. PERALATAN
A. Prosedur pengambilan darah
1. Pengambilan spesimen darah vena dengan syring (alat suntik)
• Kapas
• Alkohol 70%
• Plester
9
• Tabung vakum
10
Tissue antiseptik
Kertas label
Wadah Penampung
Vasseline
Kapas
11
Pot tinja (pispot)
Bengkok
Tissue
Label
Spatula lidah
12
4. ANTIKOAGULAN
Macam-Macam Antikoagulan
1. Garam Kalium atau Natrium dari Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA)
13
(International Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and
Laboratory Standards Institute). Jumlah EDTA yang digunakan :
Penentuan kadar Hb
Penentuan Hematokrit
Penentuan Laju Endap Darah (LED)
Penentuan Resisitensi osmotik darah
Penentuan golongan darah
Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit
Pembuatan apusan darah
14
- Larutan Natrium Sitrat 3,2 % digunakan untuk pemeriksaan soal-soal proses
pembekuan darah (Koagulasi) dan agregasi trombosit.
Volume: 1 volume antikoagulan : 9 volume darah
- Larutan Natrium Sitrat 3,8 % digunakan pemeriksaan Laju Endap Darah dan
Eritrosit Sedimen Rate (ESR).
Volumenya : 1 volume antikoagulan : 4 volume darah
3. Heparin
15
Heparin Cair : 1.5 IU +/- 2.5 IU/ml darah
Saat ini telah tersedia tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang
berisi heparin. Tabung heparin bertutup Hijau muda (Lithium heparin) dan Hijau
(Lithium heparin dengan gel)
4. Natrium Oxalat
5. Double Oxalat
Nama lainnya dalah Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari Heller
dan Paul. Antikoagulan ini mengandung kalium oxalat dan ammonium oxalat
dengan perbandingan 2:3. Kalium oxalat menyebebkan eritrosit mengkerut,
sedangkan ammonium oxalat menyebabkan eritrosit mengembang. Campuran
kedua garam tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan perubahan volume
eritrosit.
16
bayi. Tempat yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh menunjuka
gangguan peredaran darah seperti sianosis atau pucat.
d. Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang
sedang mengalami infeksi kecuali darah dan cairan otak.
6. WAKTU PENGAMBILAN
Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi hari, karena pagi hari
dinilai sebagai waktu yang sangat ideal, dimana belum ada intake makanan yang
masuk kedalam tubuh yang dapat mempengaruhi beberapa pemeriksaan yang
mewajibkan pasien harus berpuasa terlebih dahulu. Biasanya puasa dilakukan
dengan rentang waktu 8-12 jam. Untuk pemeriksaan kultul kuman , spesimen
harus diambil sebelum pemberian antibiotik, sedangkan untuk pemeriksaan GO
diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir. Untuk pemeriksaan malaria diambil
pada saat pasien sedang sedangkan untuk pemeriksaan mikrofilaria spesimen
harus diambil pada tengah malam.
7. PENGAMBILAN SAMPEL
17
Pastikan jenis antikoagulan dan volume darah yang ditambahkan
tidak keliru
Homogenisasi segera setelah darah dicampur dengan
antikoagulan dengan lembut dan perlahan. Jangan mengocok
tabung keras-keras agar tidak hemolisis.
Menampung spesimen urin:
Sediakan wadah yang bersih, kering , tidak terkontaminasi oleh
bahan apapun, mudah dibuka tutup dan bermulut lebar.
Urin yang pertama kali keluar dibuang. Kemudian catat waktu
dari pertama kali urin keluar selama 24 jam (untuk urin 24 jam).
Pengambilan urin meadstrim dilakukan dengan cara membuang
urin yang pertama kali keluar kemudian diambil urin dengna porsi
tengah serta membuang urin porsi terakhir.
Untuk mendapatkan spesimen cleant catch diperlukan cara
pembersihan yang lebih baik :
Mulut uretra dibersihkan dengan sabun dan kemudian
membilasnya sampai bersih
Pasien perempuan harus terlebih dahulu membersihkan labia
minora lalu merenggangkannya saat buang air
Perempuan yang sedang menstruasi atau mengeluarkan banyak
secret vagina sebaikanya memasukan tampon sebelum
mengumpulkan spesimen.
Bagian luar wadah urin harus dibilas dan dikeringkan setelah
spesimen didapat dan keterangan tentang pemeriksaan harus jelas
dicantumkan.
Menampung Spesimen Tinja
Sampel tinja sebaikanya berasal dari defekasi spontan. Jika sangat
diperlukan, sampel tinja juga dapat diperoleh dari pemeriksaan
colok dubur
Masukan sampel ke dalam wadah yang bersih, kering, tidak
terkontaminasi oleh bahan apapun, mudah dibuka tutup dan
bermulut lebar.
Untuk pewarnaan BTA jangan gunakan wadah yang mengandung
bercak lilin atau minyak, sebab zat ini dapat dilihat sebagai bintik-
bintiktahan asam dan dapat menyulitkan penafsiran
18
Sebelum pengambilan spesimen, penderita diminta berkumur
dengan air, bila mungkin gosok gigi terlebih dahulu. Bila
memakai gigi palsi, sebaiknya dilepas dulu.
Pada saat pengambilan spesimen penderita berdiri tegak atau
duduk tegak
Penderita diminta untuk menarik nafas dalam 2-3 kali kemudian
keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang
kali sampai dahak keluar.
Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung dalam wadah
dengan caea mendekatkan wadah kemulut.
Amati keadaan dahak, dahak yang memenuhi syarat pemeriksaan
akan tampak kental purulen dengan volume cukup (3-5 ml)
Tutup wadah dengan rapat untuk menghindari kontaminasi dari
udara dan secepatnya dikirim ke laboratorium.
8. SUMBER-SUMBER KESALAHAN PADA SAAT SAMPLING
a. Pemasangan tourniquet terlalu lama dapat menyebabkan:
Protein (termasuk enzim), Ca2+, laktat, fosfat, dan Mg2+ akan
meningkat
pH menurun, Hemokonsentrasi
PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin
jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat
sedangkan pH menurun
c. Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat
menyebabkan :
Trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memenjang
Kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat.
d. Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :
Natrium meningkat pada infus saline
Kalium meningkat pada infus KCL
Glukosa meningkat pada infus Dextrose
PPT, APTT memanjang pada infus heparine
Kreatinin, fosfat, LDH, SGOT/AST, SGPT/ALT, Hb, Ht, Leukosit,
Trombosit, Eritrosit menurun pada semua jenis infus
e. Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau
keterlambatan homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah
f. Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, Fosfat,
aminotransferase, LDH, Fosfatase asam total.
9. IDENTIFIKASI SPESIMEN
19
Pemberian identitas pasien atau spesimen adalah tahapan yang harus
dilakukan karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas
meliputi pengisian formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian
label pada wadah spesimen. Keduanya harus cocok, pemberiaan identitas ini
setidaknya memuat nama pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal
pengambilan. Untuk spesimen beresiko tinggi (HIV, Hepatitis) sebaiknya disertai
dengan tanda khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.
20
Penundaan pengiriman sampel urin
Unsur-unsur yang terbentuk dalam urin (sediment) terutama eritrosit,
leukosit dan silinder mulai rusak dalam waktu 2 jam
Urat dan fosfat yang semula larut akan mengendap, sehingga
menyulitkan pemeriksaan mikroskop atas unsur-unsur lain
Bilirubin dan urobilinogen teroksidasi bila berkepanjangan terkena
sinar matahari
Bakteri bakteri akan berkembang biak yang akan menyebabkan
terganggunya pemeriksaan bakteriologis dan pH
Jamur akan berkembang biak
Kadar glukosa mungkin menurun dan kalau semula ada, zat-zat keton
dapat menghilang. Apabila akan ditunda pengirimannya dalam waktu
yang lama spesimen harus disimpan dalam refrigerator/lemari es suhu
2-8 derajat celcius paling lama 8 jam.
e. Pengiriman sampel sebaikanya menggunakan wadah khusus, misalnya
berupa kotak atau tas khusus yang terbuat dari bahan plastik, gabus
(stryro-foam) yang dapat ditutup rapat dan mudah dibawa.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tahap pra analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana
tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik
meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap
proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.labkes.info/2015/10/pemantapan-mutu-pra-analitik.html
http://imadanalis.blogspot.co.id/2011/08/pre-analitik-analitik-dan-paska.html
https://id.scribd.com/doc/241232726/Proses-Pra-Analitik
https://www.infolabmed.com/2016/06/pre-analitik-analitik-dan-paska.html
23