Anda di halaman 1dari 16

Makalah Manajemen Laboratorium

Dosen Pembimbing : Susanti,S.ST.,M.Kes

Disusun oleh :
SINDI EKA FEBRIANTI
AK.21.049

PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI
KENDARI
2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami sudah dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Laboratorium
ini yan berjudul “Manajemen Laboratorium” Shalawat serta salam kita haturkan
kepada Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya sekalian.
Disini saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memang masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, penulisan
dan pengolahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan, saran dan masukan
yang sifatnya membangun.
Atas saran dan kritikan penulis ucapkan terima kasih.

Kendari, 22 September 2023

Sindi eka febrianti

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5

1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

2.1 Pengertian Laboratorium Medik....................................................................7

2.2 Pengertian Mutu Pemeriksaan Laboratorium................................................7

2.3 Prinsip Manajemen Mutu Pemeriksaan.........................................................8

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pemeriksaan..........................................9

2.5 Jenis Laboratorium Medik...........................................................................10

2.6 Kebijakan Laboratorium Medik..................................................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................12

3.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tugas laboratorium klinik ialah memberi informasi hasil pemeriksaan
laboratorium kepada peklinik yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis,
dan tindak lanjut pengobatan terhadap penderita (Plebani, M. and Choizza, M.L.,
1996). Dengan demikian tanggung jawab laboratorium klinik sebagai penunjang
pelayanan medis di Rumah Sakit terhadap peklinik maupun penderita cukup berat.
Peklinik mengharapkan hasil pemeriksaan yang diminta dan pelaksanaannya oleh
laboratorium benar-benar terjamin mutunya. Demikian pula, penderita berharap
hasil pemeriksaan yang mereka percayakan kepada laboratorium untuk
dilaksanakan dengan harga yang sesuai (terjangkau) terjamin hasilnya.
Laboratorium klinik perlu diselenggarakan secara bermutu untuk mendukung
upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Mutu laboratorium klinik
mencakup dua hal yaitu mutu hasil pemeriksaan dan mutu layanan. Hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan
ketelitian tinggi adalah dengan menyatukan seluruh metode dan prosedur
operasional mulai dari perencanaan, pengambilan sampel, penanganan, pengujian
sampai pemberian laporan hasil pemeriksaan laboratorium ke pelanggan.
Laboratorium harus selalu mengembangkan dan menerapkan jaminan mutu atau
quality assurance (QA) dan pengendalian mutu atau quality control (QC) dalam
setiap kegiatan pengujiannya. Rendahnya mutu hasil pemeriksaan laboratorium
kesehatan dapat menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan pengujian ulang
dan klaim dari pelanggan (Tuntun,et al., 2018).
Pengendalian Mutu Internal atau Internal quality control laboratorium
berfungsi sebagai kegiatan pengawasan dan pencegahan agar tidak terjadi 2
penyimpangan atau error sehingga diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium yang
tepat dan akurat. Setelah mengevaluasi hasil pengendalin mutu internal akan

4
sangat baik bagi setiap labotatorium klinik untuk mengetahui nilai six sigma dari
setiap parameter pemeriksaan yang diuji untuk memberi informasi apakah
penampilan metode pemeriksaan yang dilakukan memenuhi kualitas yang
ditentukan (Tuntun,et al., 2018).
Sering tertera di media cetak keluhan ketidakpuasan penderita terhadap hasil
pemeriksaan laboratorium. Kejadian tersebut menyangkut masalah mutu
pemeriksaan yang telah dilakukan oleh laboratorium klinik. Peningkatan sosial
ekonomi, pendidikan dan terbukanya arus komuikasi menyebabkan perubahan
nilai keinginan konsumen akan pelayanan laboratorium. Untuk melakukan
antisipasi tersebut, terdapat dua komponen penting yang perlu dilakukan oleh
laboratorium klinik, yakni menciptakan mutu pelayanan dan mutu keilmuan atau
profesi.Mutu pelayanan didasari penilaian hasil pelayanan laboratorium secara
keseluruhan, dan salah satu titik penting terletak di mutu pemeriksaan atau
parameter yang diperiksa.
Pemeriksaan akan melalui proses yang kompleks dan panjang sebelum
dikeluarkan pemberitahuan oleh laboratorium. Proses yang dilalui dapat dibagi
menjadi praanalitik, analitik, dan pasca analitik. Di samping itu dipengaruhi pula
oleh bahan, alat, metode, dan hal lain yang terkait. Oleh karena itu perlu strategi

guna mencapai mutu pemeriksaan yang diharapkan. Keberadaan laboratorium ini


sangat penting untuk rumah sakit khususnya bagi para dokter dalam menentukan
jenis dan cara pengobatan. Selain di rumah sakit, beberapa laboratorium medik
juga dikelola secara mandiri/swasta. Fungsinya sama saja, hanya pengelolaannya
yang berbeda. Peran laboratorium dalam dunia kesehatan, maka Anda harus
memahami terlebih dahulu tentang prinsip dasar laboratorium medik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud laboratorium medik?
2. Apa aitu mutu Pemeriksaan Laboratorium?
3. Bagaimana prinsip dari manajemen mutu pemeriksaan laboratorium?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi mutu pemeriksaan?

5
5. Apa saja jenis laboratorium klinik?
6. Kebijakan apa yang ada di laboratorium klinik?
1.3 Manfaat
1. Untuk menjelaskan pengertian laboratorium medik
2. Untuk menjelaskan mutu pemeriksaan laboratorium
3. Untuk menjelaskan prinsip manajemen mutu pemeriksaan laboratorium
4. Untuk menjelaskan factor yang mempengaruhi mutu pemeriksaan.
5. Untuk menjelaskan klasifikasi laboratorium medik
6. Untuk menjelaskan kebijakan laboratorium medik

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laboratorium Medik


Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium Klinik
adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Definisi lain laboratorium klinik diberikan oleh Seyoum (2006:14):
laboratorium adalah tempat yang dilengkapi dengan berbagai instrumen, peralatan
dan bahan kimia (reagen), untuk melakukan karya eksperimental, kegiatan
penelitian dan prosedur pemeriksaan. Laboratorium medik merupakan salah satu
bagian laboratorium yang dilengkapi dengan berbagai instrumen biomedis,
peralatan, bahan dan reagen (bahan kimia) untuk melakukan berbagai kegiatan
pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan spesimen biologis (whole blood,
serum, plasma, urine, tinja, dll).
Bila melihat kedua definisi di atas baik menurut Permenkes RI No.
411/Menkes/Per/III/2010 maupun menurut Seyoum, dapat dikatakan bahwa
laboratorium klinik adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat instrumen,
peralatan, serta bahan dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
dengan menggunakan spesimen biologis sebagai penunjang diagnosis penyakit dan
pemulihan Kesehatan.
2.2 Pengertian Mutu Pemeriksaan Laboratorium
Dua hal penting yang mempengaruhi hasil pemeriksaan di laboratorium, yaitu
ketepatan (akurasi) dan kejituan (presisi) (Nosanchuk, J.S., Stull, and Keefner, R.,
1991). Mutu pemeriksaan dapat didefinisikan sebagai derajat pemeriksaan yang
sesuai dengan hasil pengukuran yang telah ditetapkan oleh laboratorium terhadap
nilai sebenarnya. Oleh karena itu, pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium
dapat diartikan bermutu bila memiliki nilai ketepatan dan kejituan yang baik
7
sehingga bermanfaat bagi konsumen laboratorium. Terdapat dua kelompok
variabel yang mempengaruhi mutu pemeriksaan yakni analitik dan nonanlitik
yang meliputi SDM/petugas laboratorium, penderita, pengumpulan spesimen dan
hal lain yang terkait.
2.3 Prinsip Manajemen Mutu Pemeriksaan
Dalam upaya mencapai tujuan (goal) laboratorium klinik, yakni tercapainya
pemeriksaan yang bermutu, diperlukan strategi dan perencanaan manajemen
mutu. Didasari Quality Management Science (QMS) diperkenalkan suatu model
yang dikenal dengan Five–Q: Quality Planning, Quality Laboratory Practice,
Quality Control, Quality Assurance, dan Quality Improvement. Prinsip
manajemen mutu pemeriksaan di laboratorium klinik didasari model FIVE-Q
dapat diuraikan sebagai berikut (Stamm, D.,1982):
1) Quality Planning (QP) Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan di laboratorium direncanakan dan dipilih terlebih dahulu jenis
metode, reagen, bahan, alat, selain itu sumber daya manusia dan kemampuan
yang dimiliki laboratorium, pengidentifikasian dan penetapan definisi mutu
pemeriksaan. Hal ini diperlukan pada saat akan melakukan penilaian mutu
pemeriksaan.
2) Quality Laboratory Practice (QLP) Dasar pencapaian mutu berdasarkan QLP
ialah membuat pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan acuan
setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan ini digunakan untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan mempengaruhi
mutu pemeriksaan.
3) Quality Assurance (QA) Pemeriksaan tes diukur karakteristik mutunya dan
didokumentasikan untuk meyakinkan konsumen bobot pemeriksaannya.
Kegiatan QA tidak hanya mengukur mutu secara analitik tetapi juga
mengukur berdasarkan variabel nonanalitik
4) Quality Improvement (QI) Mutu pemeriksaan dalam upaya meningkatkan
derajatnya, dilakukan dengan memperbaiki cara memeriksa. Penyelesaian
suatu pemeriksaan biasanya melalui proses yang panjang dan kompleks.
8
Dengan melakukan kegiatan QI, akan dapat dicegah dan diperbaiki
penyimpangan yang mungkin terjadi selama proses memeriksa berlangsung.
Di samping itu dapat menginovasi peningkatan mutu pemeriksaannya.
Dalam manajemen mutu pemeriksaan, ke lima kegiatan tersebut (five QI) akan
selalu berputar sampai tercapai mutu pemeriksaan yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Pada kegiatan meningkatkan mutu pemeriksaan (QI) terdapat beberapa
model siklus yang dapat digunakan di laboratorium klinik seperti
PDCA,USEPDSA,dan lain model terkait.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pemeriksaan
a. Variasi analitik
Faktor yang dapat menimbulkan variasi analitik ialah peralatan, metode, bahan
pemeriksaan dan reagen.
b. Variasi nonanalitik
Variasi analitik yang dapat timbul rinciannya sebagai berikut.
1) Preanalitik
a. Ketatausahaan (clerical)
b. Persiapan penderita (patient Preparation)
c. Pengumpulan spesimen (specimen Collection)
d. Penanganan sampel (sampling handling)
2) Analitik
a. Reagen (reagents)
b. Peralatan (instruments)
c. Kontrol & bakuan (control & standard)
d. Metode analitik (analytical method)
e. Ahli Teknologi (Technologist)
3) Pascaanalitik
a. Perhitungan (calculation)
b. Cara menilai (method evaluation)
c. Ketatausahaan (clerical)

9
d. Penanganan informasi (information handling)
2.5 Jenis dan Klasifikasi Laboratorium Medik
Laboratorium klinik umum adalah laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, dan imunologi klinik. Contohnya
adalah Laboratorium Rumah Sakit. Laboratorium klinik umum
diklasifikasikan menjadi beberapa, yaitu :
a. Laboratorium klinik umum pratama, yaitu laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan
terbatas dengan teknik sederhana. Contohnya Laboratorium Puskesmas.
b. Laboratorium klinik umum utama, yaitu laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan
lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya dengan teknik
automatik. Contohnya adalah Laboratorium Rumah Sakit Type A dan B
c. Laboratorium klinik umum madya, yaitu laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan
tingkat laboratorium klinik umum pratama dan pemeriksaan imunologi dengan
teknik sederhana.Contohnya Laboratorium Rumah Sakit type C.
d. Laboratorium klinik khusus adalah laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik pada 1 (satu) bidang pemeriksaan
khusus dengan kemampuan tertentu. Laboratorium klinik khusus
diklasifikasikan menjadi :
1) Laboratorium mikrobiologi klinik, yaitu laboratorium yang
melaksanakan pemeriksaan mikroskopis, biakan, identifikasi bakteri,
jamur, virus, dan uji kepekaan.
2) Laboratorium parasitologi klinik, yaitu laboratorium yang melaksanakan
pemeriksaan identifikasi parasit atau stadium dari parasit baik secara
mikroskopis dengan atau tanpa pulasan, biakan atau imunoesai

10
3) Laboratorium patologi anatomi, yaitu laboratorium yang melaksanakan
pembuatan preparat histopatologi, pulasan khusus sederhana, pembuatan
preparat sitologi, dan pembuatan preparat dengan teknik potong beku.
2.6 Kebijakan Laboratorium Medik
1. Jam kerja dan pekerjaan darurat laboratorium Sedapat mungkin harus ada jam
kerja laboratorium yang pasti. Di laboratorium yang kecil tapi jumlah
pasiennya banyak seringkali lebih sulit untuk mempertahankan jam kerja. Ini
karena aliran rawat jalan yang besar dan sifat darurat sebagian besar pekerjaan.
Di luar jam kerja normal, setiap laboratorium harus mengatur sistem untuk
menguji spesimen yang mendesak.
2. Rentang tes yang akan dilakukan dan yang harus dirujuk ke level yang lebih
tinggi Dalam beberapa kasus, seringkali laboratorium tidak memiliki peralatan
atau sumber daya yang memadai untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Hal ini memungkinkan dilakukannya pemeriksaan di laboratorium lain dengan
kualifikasi yang lebih tinggi. Rentang tes yang akan dilakukan bergantung
pada:
a. Jumlah staf yang tersedia;
b. Etika terhadap profesi ATLM saat bekerja di laboratorium:
c. Jadilah loyal terhadap profesi laboratorium medis Anda dengan
mempertahankan standar kerja yang tinggi dan dengan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan profesional Anda.
d. Bekerja secara ilmiah dan dengan penuh kejujuran.
e. Jangan menyalahgunakan keahlian atau pengetahuan profesional Anda
untuk keuntungan pribadi.
f. Jangan pernah mengambil sesuatu dari tempat kerja yang bukan milik
Anda.
g. Mempromosikan perawatan kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit.
h. Ikuti tindakan pencegahan dan ketahui bagaimana menerapkan
pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium.
11
i. Jangan mengkonsumsi alkohol atau bahan peledak lainnya selama jam
kerja atau saat dalam keadaan siaga darurat.
j. Gunakan peralatan dan bahan di laboratorium dengan benar dan hati-hati.
k. Jangan membuang reagen atau perlengkapan laboratorium lainnya
sembarangan.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip-prinsip dasar laboratorium medik menguraikan tentang hal-hal
mendasar yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang tenaga ahli
laboratorium medik. Prinsip-prinsip tersebut dimulai dari memahami pengertian
laboratorium medik, mengetahui jenis dan klasifikasi laboratorium medik,
mengetahui kebijakan laboratorium medik, dan melaksanakan kode etik profesi di
laboratorium medik.
Prinsip Manajemen Mutu Pemeriksaan Didasari Quality Management Science
(QMS) diperkenalkan suatu model yang dikenal dengan Five–Q: Quality Planning,
Quality Laboratory Practice, Quality Control, Quality Assurance, dan Quality
Improvement.
3.2 Saran
Disini kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memang masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,
penulisan dan pengolahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan,
saran dan masukan yang sifatnya membangun. Atas saran dan kritikan penulis
ucapkan terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nosanchuk, J.S., Stull, and Keefner, R., 1991, R. The effect of Substitution of Plasma
for serum on chemistry Start Turnaround time. Laboratory Medicine,
22/7: 4659.
Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010. tentang Laboratorium Klinik
Plebani, M. and Choizza, M.L., 1996, Audit in Laboratory Medicine. Eur J Clin Chem
Biochem., 34: 6557.
Stamm, D., 1982, New Concept for Quality control of Clinical Laboratory Investigation
in the Light of Clinical Requirements and Based on Reference Method
Values J Clin. Chem. Clin Biochem., 20: 81724.
Tuntun, Maria, S.Pd., M. Biomed, Sriwulan, Wieke, ST, M.Kes, Setiawan, Doni, S.Si.,
M. Biotek, Nuryati, Anik, Ssi., MSC, 2018, Bahan Ajar Teknologi
Laboratorium Medik (TLM) Kendali Mutu, PPSDMK, Jakarta.

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai