Oleh
Ni Made Novi Arianti
P07134220026
VI A
Puji Syukur Tuhan Yang Maha Esa karena-Nya kami dapat menyelesaikan tugas paper
yang berjudul “Quality Control Pada Pemeriksaan Kimia Klinik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Klinik III Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Quality Control
Pada Pemeriksaan Kimia Klinik, yang ada kaitannya langsung yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan
membagi pengetahuannya dalam pembuatan paper ini, sehingga kami dapat menyelesaikan paper
ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, paper yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan paper ini. Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata. Kami ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.3.Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1.Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2.Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut permenkes RI tahun 2013. Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan
untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan di laboratorium serta untuk memantau
ketepatan suatu pemeriksaan (Depkes, 2013). Agar dapat digunakan sebagai bahan kontrol
suatu pemeriksaan, bahan tersebut harus memenuhi syarat mempunyai komposisi atau
matrik mirip/sama dengan spesimen, dan stabil (Siregar, dkk.,2018). Aspek kepatuhan
petugas laboratorium dalam penerapan Quality Control yaitu penerapan Standar Prosedur
Operasional (SPO) diantaranya persiapan pelaksanaan Quality Control yang meliputi
persiapan alat, persiapan reagen, dan persiapan bahan kontrol. Kedua adalah pelaksanaan
Quality Control yang dikerjakan sesuai SPO yang telah ditetapkan. Ketiga adalah melacak
penyimpangan seperti hasil Quality Control yang keluar batas yang telah ditentukan.
1
Keempat adalah cara mengatasi penyimpangan hasil Quality Control. Keempat aspek
tersebut akan berdampak pada standar mutu hasil pemeriksaan laboratorium apabila
penerapan Quality Control tidak sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) (Siregar,
dkk.,2018).
1.3.Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui quality control.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pemantapan mutu internal (Internal Quality Control).
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemantapan mutu eksternal (Eksternal Quality Control).
4. Mahasiswa dapat mengetahui pemantapan mutu (Internal Quality Control) pada
pemeriksaan kimia klinik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Penerapan Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality
Control) Pada Pemeriksaan Kimia Klinik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Quality control (QC) adalah suatu proses atau tahapan didalam prosedur yang
dilakukan untuk mengevaluasi proses pengujian, dengan tujuan untuk memastikan
bahwa sistem mutu berjalan dengan benar serta dilakukan dengan tujuan untuk
menjamin hasil pemeriksaan laboratorium, mengetahui dan meminimalkan
penyimpangan serta mengetahui sumber dari penyimpangan (Rinaldi, 2015).QC
dilakukan sebagai pemantau mutu untuk memastikan kualitas hasil. QC dilakukan di
beberapa tempat salah satunya laboratorium kesehatan. Laboratorium klinik adalah
sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi,
kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi
anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan RI Menteri Kesehatan RI
No.364/MENKES/SK/III/200 No.364/MENKES/SK/III/2003).
3
mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang dimulai sebelum proses pemeriksaan itu
sendiri dilaksanakan yaitu dimulai dari tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik
Pemantapan mutu internal sebagai penanggungjawab laboratorium, perlu menjamin
bahwa hasil pemeriksaan valid dan dapat dipergunakan oleh klinisi untuk mengambil
keputusan klinis. Untuk dapat memberikan jaminan itu, perlu melakukan suatu upaya
sistemik yang dinamakan kontrol kualitas (quality control/QC). Kontrol kualitas
merupakan suatu rangkaian pemeriksaan analitik yang ditujukan untuk menilai kualitas
data analitik. Dengan melakukan kontrol kualitas akan mampu mendeteksi kesalahan
analitik, terutama kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi kemanfaatan klinis
hasil pemeriksaan laboratorium. Kontrol kualitas ini merupakan bagian dari proses yang
lebih besar yaitu penjaminan mutu (quality assurance/QA) (Siregar, dkk.,2018).
4
swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan
laboratorium kesehatan swasta. PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan
pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan
dengan reagen/peralatan/metode yang biasa digunakan sehingga benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang
diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk mempertahankan mutu
pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk peningkatan mutu
pemeriksaan. Evaluasi dalam bentuk skor derajat penyimpangan (indeks Deviasi=ID)
dapat pula dalam bentuk skor OVIS (Overall Variance Index Score). ID adalah hasil
pemeriksaan suatu parameter yang dilakukan oleh salah satu peserta, pada indeks ini
dipergunakan penyimpangan hasil terhadap nilai target, dengan skor antara
0-3.
Arti Nilai :
0,00 – 0,50 baik sekali
0,51 – 1,00 baik
1,10 – 2,00 cukup
2,1 – 3,00 perlu perbaikan
>3 jelek
Penilaian hasil pemeriksaan menggunakan skor OVIS (Overall Variance Index Score)
dipergunakan rentang 0-400.
Nilai 0-50 berarti sangat baik,
nilai 51-100 berarti baik sekali
nilai 101-200 berarti cukupi
nilai 201-300 berarti kurang
nilai >301 berarti kurang sekali
Pelaksanaan program ini biasanya dilakukan oleh oenghimpunan profesi atau
perusahaan pembuat serum kontrol atau reagen. Jangkauan daerah umumnya tidak luas
(dalam satu kota atau satu provinsi). Keikutsertaan dari peserta didasarkan atas sukarela.
Pemantapan kualitas antar laboratorium juga dapat diadakan oleh pemerintah (proficiency
testing). Jangkauan meliputi daerah yang lebih luas. Pada jenis proficiency testing,
umumnya lebih bersifat pengawasan terhadap kualitas laboratorium peserta. Tujuan dari
5
pemantapan kualitas antar laboratorium terutama ditekankan pada pemantapan akurasi
(Sukorini dkk, 2010).
Ketatausahaan
Persiapan pasien
Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal, seperti:
Pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum diambil
darah, menghindari obat-obatan sebelum spesimeen diambil, menghindari
aktifitas/ olah raga sebelum spesimen diambil, memperhatikan posisi tubuh, dan
memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepanjang hari).
Pengumpulan spesimen
Spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi,
volume, cara, peralatan, wadah spesimen, antikoagulan, harus sesuai dengan
persyaratan pengambilan spesimen.
Penanganan specimen
6
2) Tahap analitik
Pereaksi (Reagen)
Reagen atau media harus dipastikan memenuhi syarat, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran
sudah benar, dan pelarutnya harus memenuhi syarat.
Peralatan
Peralatan/alat yang akan digunakan dipastikan bahwa semua bersih dan sudah
memenuhi standart, sudah terkalibrasi, pipetasi dilakukan dengan benar dan
urutan prosedur harus diikuti dengan benar.
Kontrol kualitas (quality control) adalah salah satu kegiatan pemantapan mutu
internal. Kontrol kualitas merupakan suatu rangkaian pemeriksaan analitik
yang ditujukan untuk menilai data analitik. Tujuan dari dilakukannya kontrol
kualitas adalah untuk mendeteksi kesalahan analitik di laboratorium.
Kesalahan analitik di laboratorium terdiri atas dua jenis yaitu kesalahan acak
(random error) dan kesalahan sistematik (systematic error). Kesalahan acak
menandakan tingkat presisi, sementara kesalahan sistematik menandakan
tingkat akurasi suatu metode atau alat (Sukorini dkk, 2010).
Metode Pemeriksaan
7
Metode pengambilan sampel harus mengatasi faktor yang harus dikendalikan
untuk memastikan keabsahan pengujian atau kalibrasi hasil berikutnya.
Rencana pengambilan sampel dan metode harus tersedia di lokasi tempat
pengambilan sampel dilakukan.
Kompetensi Pelaksana
Pembacaan hasil
Pelaporan hasil
Pelaporan hasil yaitu form hasil dipastikan bersih, tidak ada salah transkrip,
tulisan sudah jelas, tidak terdapat kecenderungan hasil (Depkes, 2013).
8
Pengambilan specimen sebaiknya pagi hari (07.00 - 09.00)
3) Menghindari obat-obatan untuk sampel : darah tidak minum obat 4-24
jam,
urin (48-72jam), pemberian obat tidak mungkin dihentikan.
4) Menghindari aktifitas fisik
5) Memperhatikan efek postur: pasien duduk sekurangnya 15 menit
sebelum
diambil darah
6) Memperhatikan fase diurnal : ACTH, Renin, Aldosteron
c. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan : Diset, obat-obatan,merokok, alcohol,
aktifitas fisik, ketinggian tempat tinggal, demam, trauma, variasi circadian rythme
(umur,diurnal, mentruasi/tdk, pagi/siang), umur, ras, gander,kehamilan.
2) Pengambilan
a. Peralatan (basah, kering, tidak mengandung deterjen, terbuat dari bahan stabil,
mudah dicuci, disposibel)
b. Wadah dg syarat (bahan gelas/plastic, aman, bertutup rapat/ulir, bersih, kering).
c. Pengawet dan antikoagulan
d. Waktu
e. Lokasi pengambilan ( Vena/kapiler)
f. Volume tergantung pemeriksaan
3) Pemberian Identitas : tanggal permintaan, tanggal dan jam pengambilan, identitas
pasien (nama, umur, jenis kelm, alamat/ruang), identitas pengirim (nama, alamat,
telpon), No lab, Diagnose /keterangan klinis, obat yg diberikan .pengambilan,
Volume, Transpor media/pengawet yang digunakan, nama pengambil specimen.
4) Pengolahan
a. Serum
Darah dibiarkan suhu kamar selama 20-30 menit, sentrifuse 3000 rpm selama 5-
15 menit. Pemisahan serum dilakukan 2 jam setelah pengambilan spesimen.
Serum yang memenuhi syarat tidak merah dan tidak keruh.
b. Plasma 2 mg EDTA dlm botol +alirkan 2 ml darah vena tanpa melalui jarum ,
tutup botol & campur dg antikoagulan EDTA 60 detil/lebih. Ambil darah untuk
9
pemeriksaan langsung dari botol, tutup botol segera. Bila pemeriksaan ditunda
disimpan dialmari es.
c. Darah
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang berisi antikoagulan yang
sesuai, kemudian dihomogenkan dengan membolak balik tabung 10-12 x secara
perlahan dan merata.
5) Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen
Penyimpanan. Spesimen yang sudah didapatkan segera dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah. Cara penyimpanan spesimen
pada suhu kamar, dalam almaei es suhu 2 – 8 o C;dibekukan suhu -20o C; -70o C; -
120o C, diberi bahan pengawet, penyimpanan spesimen darah sebaiknya bentuk
serum/lisat.
6) Pengiriman. Persyaratan pengiriman :
Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen, tidak terkena sinar
matahari langsung, kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
dengan berlabel, suhu pengiriman memenuhi syarat.
7) Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan salah satunya peralatan
laboratorium.Oleh karena itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara berkala.Alat
yang perlu
a. Pemantauan suhu almari es, inkubator, deepfreezer, waterbath. Penyimpangan
suhu melebihi 2oC, pengatur suhu perlu disetel kembali.
8) Pemeliharaan dan kalibrasi alat laboratorium seperti sentrifuge (timer, rpm), pipet.
Set sentrifuge pada waktu yang sering dipakai (5 menit), Jalankan sentrifuse
bersamaan dg itu jalankan stopwatch. Waktu sentrifuse berhenti, matikan stopwatch,
catat waktu yang ditunjukkan stopwatch (Siregar, dkk.,2018).
10
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Disini saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memang masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa, penulisan
dan pengolahan, namun penulis mengharapkan dari makalah ini untuk para pembaca
agar lebih mengetahui tentang “Quality Control Pada Pemeriksaan Kimia Klinik”.
11
Semoga paper ini bermanfaat bagi para pembaca. Atas saran dan kritikan,
penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anaris, I. R. A., Widyantara, A. B., & Aryani, T. (2021). EVALUASI HASIL QUALITY
CONTROL PEMERIKSAAN KOLESTEROL DAN GLUKOSA MENGGUNAKAN
POOLED SERA DAN SERUM KONTROL KOMERSIA (Doctoral dissertation,
Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Siregar, Maria, Tuntun., Wulan, W, S., Setiawan, D., & Nuryati, A. (2018). Bahan Ajar
Teknologi Laboratorium Medik : Kendali Mutu. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Sukorini, Usi, Nugroho, D.K., Riski, M., & Hendriawan P .J.B. (2010). Pemantapan
Laboratorium Yogyakarta : Kanal medika dan Alfamedia Citra.
Karyataty., & Rosdarni. (2018). Analisis Pemantapan Mutuinternal Pemeriksaan Glukosa Darah
di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal MediLab
Mandala Waluya Kendari, 2(2), 39-46.
Departemen Kesehatan RI. (2013). Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good
Laboratory Practice). Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik. Jakarta : Bakti Husada.
12
13