Anda di halaman 1dari 119

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN 2

KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI

Disusun Oleh :
SYAHRI RAHMADHANI (J410140040)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Belajar
Lapangan (PBL) di Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 24 Juli
sampai dengan 24 Agustus 2017 dengan baik dan lancar.
Laporan Parktik Belajar Lapangan ini disusun guna memenuhi salah satu
persyaratan mata kuliah wajib di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di Instalasi Sanitasi
RSUD Dr. Moewardi ini, kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam melancarkan
kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) di Instalasi Sanitasi RSUD Dr.
Moewardi:
1. Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Surakarta
2. Sri Darnoto, SKM., M.PH selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta
3. Endang Agustinar, Dr., M. Kes selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi
4. Endah Kusumaningsih, ST selaku Kepala Instalasi Sanitasi RSUD Dr.
Moewardi
5. Soedirman, S.KM selaku Kasub Sanitasi Ruang dan Bangunan Instalasi
Sanitasi RSUD Dr. Moewardi, serta selaku pembimbing lapangan
6. Wiwin Kusumaningrum, S.KM selaku Kasub Pengelolaan Air Limbah dan
Air Bersih Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Moewardi, serta selaku pembimbing
lapangan
7. Bapak dan Ibu di Bagian Sanitasi RSUD Dr. Moewardi yang telah dengan
sabar bersedia meluangkan waktu, berbagi ilmu, memberikan bantuan,
arahan, bimbingan dan kerja sama yang baik
8. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan serta dukungan moril dan
spiritual demi kelancaran proses pelaksaan kegiatan Praktik Belajar Lapangan
(PBL) di Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Moewardi
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung demi kelancaran proses pelaksanaan kegiatan Praktik Belajar
Lapangan (PBL) di Instalasi Sanitasi RSUD Dr. Moewardi yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Semoga Allah SWT menjaga dan melindungi segala niat baik kita. Amin.

Surakarta, September 2017

Penulis

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PBL 2
KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI

Disusun Oleh :
SYAHRI RAHMADHANI J410140040

Laporan ini telah disetujui untuk diujikan di depan Tim Penguji

Surakarta, 04 September 2017

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Tanjung A.I.K, SKM. M.Kes) (Sudirman, SKM)


NIK. 1101681 NIP. 196208171987031015

iii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PBL 2
KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI

Disusun Oleh :
SYAHRI RAHMADHANI J410140040

Telah Dinyatakan memenuhi syarat Pada Tanggal 18 September 2017

Susunan Dewan Penguji

1. Pimpinan Bagian :
Endah Kusumaningsih, ST (……………………….........)
2. Pembimbing Lapangan :
Sudirman, SKM (.........................................)
3. Pembimbing Akademik :
Tanjung Anitasari I.K., SKM, M.Kes (.........................................)

Surakarta, 18 September 2017

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kaprogdi Kesehatan Masyarakat,

Sri Darnoto, SKM., MPH.


NIP.78042106060101005

iv
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 7
BAB II ANALISIS SITUASI UMUM RSUD DR. MOEWARDI .......................... 11
BAB III ANALISIS SITUASI KHUSUS ................................................................ 14
BAB IV PROGRAM KERJA YANG DILAKUKAN............................................. 17
BAB V ANALISIS KEGIATAN ............................................................................. 94
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 105
LAMPIRAN ........................................................................................................... 106

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja di RSUD Dr. Moewardi ........................................ 13


Tabel.2.1 Struktur Ketenagakerjaan ......................................................................... 15
Tabel 4.1 Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Fisik.................................................. 21
Tabel 4.2 Pemeriksaan Angka Kuman Linen .......................................................... 26
Tabel 4.4 Pemeriksaan Kadar Debu ......................................................................... 31
Tabel 4.5 Pemeriksaan Angka Kuman Udara .......................................................... 34
Tabel 4.6 Pemeriksaan Angka Kuman Lantai.......................................................... 41
Tabel 4.7 Pemeriksaan Angka Kuman Dinding....................................................... 47
Tabel 4.8 Pemeriksaan Kuman Alat Masak Instalasi Gizi....................................... 54
Tabel 4.9 Pemeriksaan Kuman Alat Makan ............................................................ 58
Tabel 4.10 Pemeriksaan Angka Kuman E.coli Makanan Instalasi Gizi .................. 59
Tabel 4.11 Pemeriksaan Kualitas Fisika, Kimia Air Bersih&Air Minum ............... 70
Tabel 4.12 Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih ................................................... 73
Tabel 4.13 Pungukuran pH dan Suhu Air Bersih ..................................................... 74
Tabel 4.14 Pemeriksaan Sisa Chlor Air Bersih ........................................................ 78
Tabel 4.15 Pengukuran pH, Suhu, dan Debit Air Limbah ....................................... 82
Tabel 4.16 Jumlah Abu Limbah Padat Medis .......................................................... 89
Tabel 4.17 Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggu ................................. 95
Tabel 5.2 Prioritas Masalah PAHO ........................................................................ 101

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi ................................................................... 16


Gambar 4.1 Bagan Alur Pengelolaan Limbah Padat Medis ................................... 85
Gambar 4.1 Bagan Alur Pengelolaan Limbah Padat Non Medis............................ 88

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Belajar Lapangan (PBL) adalah bentuk proses pembelajaran
dengan mengaplikasikan teori dasar kesehatan masyarakat dalam
melakukan diagnosa masalah kesehatan di masyarakat. Kegiatan PBL ini
dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi utama tenaga
kesehatan masyarakat yang tercantum dalam Naskah Akademik
Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat. Pendidikan Tinggi Kesehatan
Masyarakat berfokus pada usaha pencegahan dan promosi kesehatan yang
bersangkutan dengan aspek kesehatan masyarakat, baik perilaku maupun
lingkungannya. Program PBL yang dilakukan mahasiswa diharapkan
dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam mendirikan atau
menjalankan organisasi. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan juga
mendapatkan kemampuan profesional untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan dalam pemecahan masalah kesehatan di lapangan.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang pengertian
rumah sakit dan fungsinya adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Kemudian rumah
sakit memiliki fungsi. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit.Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan
bidang kesehatan.
Di rumah sakit sendiri terdapat beberapa bagian Instalasi yang
tersedia sebagai pendukung fasilitas pelayanan kesehatan yang seharusnya.

7
Salah satunya adalah bagian Instalasi Sanitasi. Bagian Instalasi Sanitasi,
merupakan instalasi yang menangani masalah yang terkait dengan
kesehatan lingkungan di rumah sakit.
Sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, bahwa rumah
sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan. Bahwa untuk menghindari resiko dan gangguan kesehatan,
maka perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai
dengan persyaratan kesehatan.
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan pada instansi fasilitas pelayanan
kesehatan ini dilakukan di Rumah Sakit Dr. Moewardi.Rumah Sakit Dr.
Moewardi merupakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Rumah Sakit
Moewaardi juga merupakan rumah sakit yang mendapatkan penghargaan
lulus Akreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit tingkat Paripurna bintang
lima periode 11 November 2014 sampai 10 November 2017. Rumah Sakit
Dr. Moewardi memiliki fasilitas di bagian Instalasi Sanitasi yang lengkap.
Seperti di IPAL, TPS, Incenerator sebagai alat pembakar sampah medis
yang sudah memiliki izin operasi dari pemerintah. Ketersediaan alat-alat
yang lengkap di Laboratorium Sanitasi, juga sangat mempengaruhi
program kerja dan kualitas kesehatan lingkungan di Rumah Sakit Dr.
Moewardi. Adanya empat belas program kerja yang di Instalasi Sanitasi
juga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa. Selain
itu kami juga ingin mengetahui dan memperoleh ilmu tentang
pengorganisasian dan kerjasama, dari setiap program kerja yang dilakukan
dengan Instalasi Lain di Rumah Sakit yang dilakukan langsung di rumah
sakit yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

8
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempelajari dan mempraktikan kesepadanan ilmu yang telah
dipelajari mengenai Sanitasi Rumah Sakit di dalam perkuliahan
dengan fenomena atau keadaan yang ada di RSUD Dr. Moewardi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk mengumpulkan data,
mengidentifikasi permasalahan, memprioritaskan masalah,
menganalisis masalah dan membuat membuat alternatif
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan pada
saat mengikuti kegiatan di Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Dr.
Moewardi.
b. Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi dan bersikap
dengan masyarakat di lingkungan Rumah Sakit Dr. Moewardi dan
sekitarnya.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan sebagai praktisi dan
manajerial di tempat PBL yaitu di Rumah Sakit Dr. Moewardi
khususnya yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan
masyarakat.
b. Mendapatkan kemampuan dalam pengumpulan data, prioritas
masalah dan metode analisis masalah yang tepat terhadap
permasalahan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di tempat
PBL yaitu di Rumah Sakit Dr. Moewardi.
c. Kemampuan untuk menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah kesehatan di tempat PBL yaitu di Rumah Sakit Dr.
Moewardi.
d. Bagi yang berminat untuk penulisan tugas akhir (skripsi),
materi/informasi tempat PBL dapat digunakan sebagai bahan
kajian.

9
e. Memperoleh relasi tempat kerja yang dapat digunakna setelah lulus
nantinya.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
a. Meningkatkan kerjasama antara Program Studi Kesehatan
Masyarakat FIK UMS dengan lembaga tempat PBL yaitu di
Rumah Sakit Dr. Moewardi.
b. Pengembangan akademik bagi mahasiswa dan staf pengajar di
Program Studi Kesehatan Masyarakat FIK UMS mengenai
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
c. Memperoleh masukan dari tempat PBL (stake holder) untuk
penyempurnaan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan
lapangan.
3. Bagi Instansi Tempat PBL yaitu di Rumah Sakit Dr. Moewardi
a. Terjalinnya kerjasama saling menguntungkan antara instansi
tempat PBL yaitu di Rumah Sakit Dr. Moewardi dengan Program
Studi Kesehatan Masyarakat FIK UMS.
d. Memperoleh masukan dari lembaga pendidikan agar terjadi
persamaan persepsi antara kesepadanan teori dan praktik mengenai
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
e. Instansi dapat menggunakan mahasiswa yang PBL untuk
membantu menyelesaikan berbagai masalah mulai dari
pengumpulan data, penentuan prioritas, analisis dan alternatif
pemecahan masalah kesehatan mengenai Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
b. Instansi tempat kerja mendapatkan alternatif calon karyawan yang
telah dikenal mutu, dedikasi dan kredibilitasnya, sehingga peserta
PBL dapat direkrut (didayagunakan) untuk meningkatkan
produktivitas kerja tempatnya.

10
BAB II
ANALISIS SITUASI UMUM RSUD DR. MOEWARDI

A. Sejarah Perkembangan RSUD Dr. Moewardi


Sebelum menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi seperti
sekarang ini, terjadi 3 (tiga) tahap pembentukan dalam prosesnya, yaitu:
1. Jaman penjajahan Belanda sampai Tahun 1942
Pada waktu itu di Kota Surakarta terdapat 3 (tiga) buah rumah sakit
partikelir atau swasta :
a. Zieken Zorg, berkedudukan di Mangkubumen dengan nama
Inslandsch Ziekenhuis der Verreniginging Zieken Zorg dengan besluit
tertanggal 1 Oktober 1942 atas nama : Karl Lodewijk Nouman
Jacobus Geroundus (R.V.O.569 dan 570)
b. Zending Ziekenhius berkedudukan di Jebres milik Zending atau
yayasan Kristen yang sampai sekarang terkenal dengan nama Yayasan
kesehatan Kristen Untuk Umum (YAKKUM)
c. Panti Rogo, adalah rumah sakit milik pemerintah Kasunanan Kraton
Surakarta. Pada waktu permulaan berdirinya rumah sakit tersebut
hanya digunakan untuk perawatan bagi kerabat serta adi dalem
Keraton Surakarta. Akan tetapi akhirnya dipergunakan juga untuk
pelayanan serta perawatan bagi masyarakat umum.

2. Jaman pendudukan Jepang


Waktu itu Rumah Sakit Zieken Zorg beralih fungsi sebagai
internerikam (tempat tahanan) tetau pindah ke Jebrea menempati Zending
Ziekenhius yang kemudian bernama Rumah Sakit Dr. Moewardi.
Sedangkan Zending Ziekenhius harus pindah ke belakang dimana
didirikan Rehabilitasi Centrum (RC) Prof. Dr. Soeharso.

11
3. Jaman Kemerdekaan
a. Tahun 1945-1948 rumah sakit atau Zieken Zorg digunakan sebagai
rumah sakit “tentara” sampai dengan tanggal 19 Desember 1948.
b. Melalui Surat Keputusan, Komandan Kesehatan Tentara Jawa tanggal
26 November 1948 No : 46/Sie/MBKD/48 membubarkan dan
meniadakan Rumah Sakit Tentara Surakarta mulai tanggal 19
Desember 1948. Dalam surat pemerintah tersebut diperintahkan
Kepala Rumah Sakit Tentara Surakarta untuk menyerahkan rumah
sakit kepada Palang Merah Indonesia Daerah Surakarta.
c. Pada masa peralihan tersebut tidak dapat bertahan lama, Palang Merah
Indonesia Daerah Surakarta menyerahkan kembali rumah sakit
tersebut kepada Perhimpunan Bale Kusolo pada tanggal 1 Februari
1949, ini merupakan lanjutan dan partikelir Inslandsch Ziekenhuis der
Verreniginging Zieken Zorg dengan direkturnya Dr. R. Soemarmo.
Disamping Rumah Sakit Bale Kusolo di Surakarta masih terdapat 2
rumah sakit Partikelir.
Mengingat masih seringnya terjadi perbedaan pendapat dikalangan
masyarakat mengenai nama Rumah Sakit Pusat dan Rumah Sakit
Surakarta maka inspektur Kepala Jawatan Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah mengusulkan pada Gubernur Jawa Tengah untuk mengganti nama
rumah sakit di Surakarta antara lain :
1) RS “pusat” menjadi Rumah Sakit Mangkubumen
2) RS “Surakarta” menjadi RSU Jebres
Penggantian nama ini dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI tannggal 19 Juli 1954 No.44751/RS. Dan pada akhirnya
Gubernur Jawa Tengah melalui SK No. 445/29684 tanggal 24 Oktober
1988 menetapkan nama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi.
Wilayah Surakarta oleh Pemerintah Provinsi Dati 1 Jawa Tengah
ditetapkan sebagai wilayah pengembangan Jawa Tengah sehingga Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yang merupakan satu-satunya rumah
sakit pemerintah terbesar di wilayahh tersebut harus menyesuaikan dan
mampu menjadi pusat rujukan wilayah Surakarta dan sekitarnya. Atas

12
pertimbangan tersebut, pada lokasi Jebres kemudian dibangun bangunan
fisik baru yang memenuhi standar rumah sakit sekaligus rumah sakit
pendidikan. Baru pada tanggal 28 Februari 1997 RSUD Dr. Moewardi
Jebres diresmikan penggunaannya oleh presiden Soeharto dan sejak itulah
seluruh kegiatan Rumah Sakit Dr. Moewardi menjadi satu lokasi.

B. Visi dan Misi


1. Visi
Rumah Sakit Terkemuka Berkelas Dunia
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut misi yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Menyediakan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan sumber
daya manusia, kecanggihan dan kecukupan alat serta
profesionalisme manajeman pelayanan
b. Menyediakan wahana pendidikan dan pelatihan kesehatan yang
unggul berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan yang bersinergi dengan mutu pelayanan

C. Komposisi Sumber Daya Manusia RSUD Dr. Moewardi Tahun 2017


RSUD Dr. Moewardi memiliki tenaga pelayanan dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 2015 yang terdiri dari :

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja di RSUD Dr. Moewardi


Jenis Tenaga PNS BLUD UNS MITRA Jumlah
Medis 116 19 62 36 233
Perawat 556 558 - - 1.114
Penunjang 211 153 3 - 367
Administratif 231 343 - - 574
Struktural 37 - - - 37
Total 1.151 1.073 65 36 2.325

13
BAB III
ANALISIS SITUASI KHUSUS

A. Kedudukan Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.


Moewardi
Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
berada dibawah Wakil Direktur Pelayanan. Peraturan pokok instalasi
berdasarkan pada surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi No. 188.4/9293/2012.

B. Kegiatan Pokok Sanitasi


1. Penyehatan Ruang dan Bangunan
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
3. Desinfeksi Ruangan
4. Pengelolaan Linen dan Alat Medis
5. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu
6. Pengelolaan Limbah Padat Medis
7. Pengelolaan Limbah Padat Non Medis
8. Pengelolaan Limbah Cair
9. Pengelolaan Air Bersih
10. Pengelolaan Air Minum
11. Pengelolaan Pencemaran Udara
12. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
13. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
14. Kebersihan Rumah Sakit

C. Peralatan yang Dimiliki


1. Spectroquant Nova 60 60
2. pH Meter
3. Chlorine Meter
4. TDS and Conductivity Meter
5. Lux Meter

14
6. Sound Level Meter
7. Thermohygro Meter
8. Low Volume Sampler
9. Fogger
10. Incubator
11. Oven
12. Autoclave sterilizer
13. Refrigerator
14. Semi Mikro Balance
15. Desicator
16. Incenerator
17. Timbangan Analitik

D. Struktur Ketenagakerjaan dan Organisasi


Di bagian Instalasi Sanitasi sendiri juga terdapat struktur
ketenagakerjaan dan organisasi. Seperti yang terdapat pada tabel struktur
organisasi di bawah ini.

Tabel.2.1 Struktur Ketenagakerjaan

No Uraian Ketenagaan Pendidikan Jumlah

S1 Bidang Kesehatan
1 Kepala Instalasi Sanitasi 1
Lingkungan
Sub Instalasi Sanitasi - S1 Bidang Kesehatan
2 Ruang, Bangunan dan Lingkungan 1
Sanitasi Makanan
Sub Instalasi Sanitasi - S1 Bidang Kesehatan
3 Pengelolaan Limbah dan Lingkungan 1
Air Bersih

- S1 Bidang Kesehatan 3
Lingkungan
- DIII Bidang Kesehatan 4
4 Staf Pelaksana Teknis Lingkungan
- DI Bidang Kesehatan 2
Lingkungan
- SLTA Sederajat 3

15
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN

Unit Terkait
KEPALA INSTALASI
SANITASI

KEPALA SUB INSTALASI SANITASI KEPALA SUB INSTALASI


RUANG, BANGUNAN DAN SANITASI SANITASI LIMBAH DAN AIR
MAKANAN BERSIH

STAF PELAKSANA TEKNIS STAF PELAKSANA TEKNIS

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi

16
BAB IV
PROGRAM KERJA YANG DILAKUKAN

A. Persiapan Alat dan Bahan


1. Sterilisasi Kering
a. Tujuan
Sterilisasi kering bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pada
alat laboratorium dengan menggunakan uap kering
b. Alat dan Bahan
1) Oven
2) Gunting
3) Alat yang akan disterilisasi (pipet, cawan petri, dan erlenmeyer)
4) Kertas pembungkus
5) Tali kenur
6) Alcohol 70%
7) Kapas
c. Cara Kerja
1) Persiapan alat
a) Mencuci alat yang akan disterilisasi kemudian ditiraskan
sampai kering
b) Mensterilkan tempat dengan Alcohol 70% dan mengelapnya
dengan kapas
c) Membilas dan mengelap alat yang akan disterilisasi dengan
Alcohol 70%
d) Setelah kering kemudian membungkus alat tersebut dengan
kertas pembungkus
2) Proses sterilisasi kering
a) Menghubungkan alat dengan arus listrik
b) Menghidupkan alat dengan menekan tombol “Power” dan
mengatur suhu yang dikehendaki dengan memutar tombol

17
c) Power regulation, bila memerlukan waktu, memutar tombol
“H” sesuai dengan waktu yang dikehendaki
d) Membuka pintu Oven dan memasukkan alat yang disiapkan
kemudian menutup pintu Oven
e) Mengatur suhu pada posisi nol dan dinaikkan sedikit demi
sedikit sampai suhu 170 oC
f) Setelah mencapai suhu 170 oC didiamkan selama 1 jam
g) Kemudian mengatur Power alat pada keadaan “OFF” jika
selesai digunakan
h) Mematikan arus listrik
2. Sterilisasi Basah
a. Tujuan
Sterilisasi basah bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pada
alat laboratorium dengan menggunakan uap basah.
b. Alat dan bahan
1) Autoclave sterilizer sterilizer
2) Timbangan analitik
3) Pengaduk
4) Hot Plate
5) Sendok sungu
6) Gunting
7) Tabung ukur
8) Aquadest
9) Larutan NaOH
10) Alcohol 70%
11) Kapas
12) PCA pada erlenmeyer 1000 mL
13) Larutan buffer pada tabung reaksi dan erlenmeyer 100 ml
14) Kertas pH
15) Tali kenur dan karet
16) Sarung tangan
17) Kertas pembungkus

18
c. Cara kerja
1) Persiapan Bahan
a) Pembuatan Plate Count Agar (PCA)
(1) Menyiapkan medium agar/PCA
(2) Menimbang medium agar/PCA dengan neraca analitik
sebanyak 9 gram
(3) Memasukkan medium agar tersebut ke dalam erlenmeyer
ukuran 1000 ml kemudian menambahkan aquadest
sebanyak 400 ml
(4) Kemudian mengaduk hingga homogen lalu menutupnya
dengan kapas dan kertas pembungkus serta diikat dengan
kenur
(5) PCA siap disterilisasi
b) Pembuatan Larutan Buffer
(1) Memasukkan 2 tabelt ringers solution ke dalam erlenmeyer
1 liter
(2) Mengaduk 1 liter aquadest kemudian mengaduk
(3) Mengukur PH air yang diharapkan netral atau pH 7, kalau
pH belum mencapai 7 menambahkan larutan NaOH
(4) Membilas tabung reaksi dan erlenmeyer dengan aquadest
(5) Memasukkan larutan buffer tersebut dalam tabung reaksi
sebanyak 9ml dan pada erlenmeyer sebanyak 100 ml
(6) Menutup tabung reaksi dan erlenmeyer dengan kapas
kemudian membungkus dengan kertas pembungkus dan
mengikat dengan tali kenur maupun karet
(7) Larutan buffer siap disterilisasi
2) Proses Sterilisasi Basah
a) Autoclave sterilizer pada posisi OFF
b) Mengisi Autoclave sterilizer dengan aquadest 3 liter
secukupnyaa sampai tanda batas
c) Mengatur bahan yang disteril dengan rapi, menghindarkan dari
luapan tumpahan dan jangan terlalu penuh dalam angsang

19
d) Menutup dengan rapat
e) Mengalirkan saluran pembuangan gas/uap ke saluran
pembuangan air
f) Menghubungkan kabel Power dengan arus listrik
g) Mengatur tombol Power dalam posisi ON dan menaikkan
tombol suhu hingga mendidih pada suhu 120° C /1,5 atm
h) Menunggu sampai kurang lebih 1 jam untuk sterilisasi
peralatan
i) Lalu mematikan dengan mengatur tombol Power ke posisi
OFF dan saluran pembuangan gas/uap dibuka sampai semua
gas keluar
j) Menutup Autoclave sterilizer dibuka dan diambil bahan yang
telah selesai disterilisasi dan bahan siap untuk dipergunakan.

B. Pengelolaan Sanitasi Ruang dan Bangunan


1. Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Fisik
a. Kelembaban dan Suhu
1) Tujuan
Untuk mengukur suhu dan kelembaban ruangan di rumah sakit
2) Alat
Thermohygrometer
3) Cara Kerja
a) Mendiamkan alat terlebih dahulu selama 5 menit di tempat
yang akan diperiksa
b) Menekan tombol ON
c) Menekan tombol range lalu muncul RH% untuk mengukur
kelembaban udara, hasil dibaca pada display
o
d) Menekan tombol range lagi sampai muncul C untuk
mengukur suhu udara dalam oC, hasil dibaca pada display
e) Mencatat hasil pengukuran
f) Menekan tombol OFF jika alat tidak dioperasikan

20
b. Pencahayaan
1) Tujuan
Untuk mengukur tingkat pencahayaan ruangan di rumah sakit
2) Alat
Lux Meter
3) Cara Kerja
a) Menekan tombol ON
b) Memegang sensor dalam posisi horizontal pada lokasi
sampling
c) Membaca hasil pada display dan besar pencahayaan memiliki
satuan Lux
c. Kebisingan
1) Tujuan
Untuk mengukur kebisingan ruangan di rumah sakit
2) Alat
Sound Level Meter
3) Cara Kerja
a) Menekan tombol ON, mengarahkannya ke arah sumber bunyi
kemudian mengukur besar kebisingan selama beberapa saat
sampai jarum bergerak stabil
b) Mencatat hasil yang diberikan dengan menekan tombol
HOLD
c) Mematikan peralatan setelah angka selesai dicatat

Tabel 4.1 Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Fisik


Petugas: Titik, Hamidah, Retno, Endang, Yudha
Suhu Kelembaban Pencahayaan Kebisingan
Tanggal,
No Lokasi Hasil Std Keterangan
Jam Hasil (˚C) Std (˚C) Hasil (%) Std (%) Hasil (%) Std (%)
(dBA) (dBA)
02/08/2017 3 petugas, 1 PKL,
1 Sanitasi 25,9 22-26 57 35-60 131 75-100 67,7 45 Acmenyala, lampu mati,
08.22 pintu tertutup
03/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
tertutup, 1 petugas, 2
HCU
2 25,5 22-24 56,5 35-60 69,67 100-200 53,7 45 mahasiswa, 8 pasien, 1
08.15 Bedah
petugas kebersihan, 9
perawat, 2 pengunjung,

21
Tabel 4.1 Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Fisik (Lanjutan)
03/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
terbuka, 1 petugas, 2
3 PICU 24,7 22-23 56 35-60 167,67 100-200 64,7 45 mahasiswa, 4 pasien, 2
08.22 dokter, 3 perawat, 2
pengunjung

03/08/2017 Pasien 38, penunggu 38,


AC/lampu nyala, pintu
4 HD 25,2 22-23 60 35-60 119,5 100-200 56,15 45
tertutup, dokter 1, 3
09.28
perawat
Pasien 7, dokter 8,
03/08/2017 perawat 10, AC/lampu
5 ICU 22,5 22-23 60 35-60 200,67 100-200 57,4 45 nyala, pintu tertutup, 1
petugas, 2 PKL, 4
09.52 pengunjung
7 Pasien, 1 dokter, 2
05/08/2017
HCU petugas, 2 mahasiswa,
6 24,5 22-26 60 45-46 100-200 45
Pemulihan AC/lampu nyala, pintu
07.53 terbuka,
3 Pasien, 2 perwat, 2
05/08/2017 HCU petugas, 2 mahasiswa,
7 23,7 22-26 67,6 45-46 100-200 45
Isolasi AC/lampu nyala, pintu
08.13 terbuka,
1 dokter, AC/lampu
07/08/2017
8 OK 4 18,2 22-26 66,9 45-46 300-500 45 nyala, pintu terbuka
06.42 atau tertutup
1 dokter, AC/lampu
07/08/2017
9 OK 3 18,3 22-26 75,5 45-46 300-500 45 nyala, pintu terbuka/
06.57 tertutup
1 dokter, AC/lampu
07/08/2017
10 OK 9 17,8 22-26 70,9 45-46 18330 300-500 57 45 nyala, pintu terbuka/
07.09 tertutup
1 dokter, AC/lampu
07/08/2017
11 OK 10 17,9 22-26 71 45-46 38000 300-500 43,95 45 nyala, pintu terbuka/
07.19 tertutup
07/08/2017 AC mati,lampu nyala,
12 OK 14 18,6 22-26 70,1 45-46 29700 300-500 47,5 45
07.28 pintu tertutup
3 petugas lab, 1 petugas
08/08/2017 sanitasi, 2 mahasiswa,
13 Lab PA 25 22-26 66,8 45-46 369,75 100-200 63,9 45
AC/lampu nyala, pintu
09.37 terbuka
2 petugas lab, 1 petugas
08/08/2017 Lab Klinik sanitasi, 2 mahasiswa,
14 26,1 22-26 60,9 45-46 111,5 100-200 56,25 45
Cendana AC/lampu nyala, pintu
09.48 tertutup
08/08/2017 Lab AC/lampu nyala, pintu
15 21,6 22-26 70,6 45-46 109,66 100-200 39,9 45
10.10 Andrologi tertutup
08/08/2017 Ruang
16 21,8 22-26 75,3 45-46 12460 100-200 50,3 45 pintu tertutup, alat nyala
10.22 Inseminasi
08/08/2017 Lab pintu tertutup, lampu
17 22 22-26 75 45-46 184,5 100-200 56,6 45
10.30 Embriologi nyala,
09/08/2017 OK Cath AC/lampu nyala, pintu
18 24,2 22-26 65,2 45-46 8450 300-500 45 45
07.53 Lab tertutup
09/08/2017 OK Cath AC/lampu nyala, pintu
19 21,7 22-26 68,8 45-46 15400 300-500 51,2 45
08.20 Lab 1 tertutup
10/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
20 UPOS 24 22-26 70,9 45-46 75,33 100-200 36,4 45
08.10 dan jendela tertutup
10/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
21 UDSS 22,9 22-26 72,6 45-46 207,6 100-200 69,56 45
08.55 tertutup, 1 petugas
10/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
22 CSSD 22 22-26 68 45-46 100-200 45
09.10 tertutup, 1 petugas
CSSD

22
Tabel 4.1 Pemeriksaan Kualitas Lingkungan Fisik (Lanjutan)

Kipas/lampu nyala,
10/08/2017 Ruang
23 22-26 45-60 113,5 100-200 80,2 46 pintu tertutup
Pencucian
09.34
10/08/2017 Kipas/lampu nyala,
Linen pintu terbuka, 2
24 27,8 22-26 62,5 45-60 100-200 47
09.25 kotor petugas, 2 mahasiswa
10/08/2017 Lab AC/lampu nyala, pintu
25 24 22-26 70,9 45-60 75,3 75-100 36,43 48 tertutup
08.10 Sanitasi
10/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
26 UDSS 22,9 22-26 72,6 45-60 311,5 100-200 69,567 49 tertutup, 1 petugas
08.55

15/08/2017 AC/lampu nyala, pintu


OK IGD tertutup, ada perbaikan
27 23 22-26 63 45-60 11700 300-500 41,5 50
10.00 Kamar 2 lantai
15/08/2017 pasien 12, penunggu 6,
28 ICVCU 20,7 22-23 48,7 45-60 135,5 100-200 58,03 51 perawat 10, dokter 6,
10.18 AC/lampu nyala, pintu
15/08/2017 tertutup,
29 Radiologi 20,8 58,6 45-60 85,3 100-200 54,25 52
10.34

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.Maka hasil pemeriksaan lingkungan fisik dari tanggal 24
Juli – 15 Agustus 2017, masih terdapat ruangan yang tidak memenuhi
standar suhu, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan yang ditentukan.
Yaitu Sanitasi (pencahayaan dan kebisingan), HCU Bedah (kebisingan),
PICU (suhu dan kebisingan), HD (suhu dan kebisingan), ICU
(pencahyaan dan kebisingan), HCU Pemulihan (kelembapan), HCU
Isolasi (kelembapan), OK 4 (kelembaban), OK 3 (kelembapan), OK9
(kelembaban dan pencahayaan), OK 10 (kelembaban dan pencahayaan),
OK 14 (kelembaban, pencahayaan dan kebisingan), Lab PA
(pencahayaan dan kebisingan), Lab Klinik Cendana(kebisingan), Ruang
Inseminasi (pencahayaan dan kebisingan), OK Cath Lab (pencahayaan),
Ok Cath Lab 1 (pencahayaan dan kebisingan), UDSS (pencahayaan dan
kebisingan).

2. Pemeriksaan Angka Kuman Linen


a. Pengambilan contoh uji linen
1) Tujuan
Pengambilan contoh sampel linen bertujuan untuk mendapatkan
contoh uji yang memenuhi syarat dan mewakili sampel linen

23
2) Alat dan bahan
a) Lidi kapas steril
b) Coolbox
c) Lampu bunsen
d) Korek api
e) Alcohol 70%
f) Tabung Erlenmeyer berisi larutan ringer solution
g) Penggaris
h) Label
i) Sampel linen
3) Cara kerja
a) Menyalakan Lampu bunsen
b) Aseptis dengan menggunakan Alcohol 70% tempat
pengambilan sampel dan tangan petugas
c) Membuka larutan buffer phospat/larutan ringer pada tabung
erlenmeyer
d) Menyelupkan lidi yang dipergunakan untuk usap/swab
kedalam tabung erlenmeyer
e) Melakukan usap pada setiap lapisan linen yang dijadikan
sampel dengan luas tertentu yang bisa mewakili sebanyak 3x
f) Mematahkan lidi setelah selesai di dalam tabung erlenmeyer
g) Menutup tabung erlenmeyer kembali dengan menggunakan
kapas dan kertas payung serta diikat kembali menggunakan
benang kenur
h) Memasukkan tabung erlenmeyer kedalam coolbox
b. Pengujian jumlah kuman linen
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman bertujuan untuk memperoleh hasil
angka kuman pada linen
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu ± 35oC
b) Pipet steril

24
c) Cawan petri
d) Lampu bunsen
e) PCA (Plate Count Agar)
f) Alcohol 70%
g) Label
3) Cara kerja
a) Aseptis tempat pengujian dan tangan petugas
b) Menyalakan lampu bunsen
c) Menyiapkan cawan petri steril yang diberi label pengenceran
100 , 101dan 102
d) Mengocok memutar sampel usap linen yang ada dalam tabung
erlenmeyer medium ringer (larutan buffer phospat) yang telah
diambil agar homogen
e) Selanjutnya mengambil 2 ml sampel menggunakan pipet steril
dan menginokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 100secara aseptis dan memasukkan 1 ml
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer
phospat) secara aseptis
f) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
g) Mengambil 2 ml sampel pengencer 100menggunakan pipet
steril dan diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri
yang telah diberi label 101 secara aseptis dan 1 ml kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer phospat)
secara aseptis
h) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
i) Mengambil 1 ml sampel menggunakan pipet steril dan
diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang telah
diberi label 102 secara aseptis
j) Menuang medium agar (PCA) kedalam cawan petri 100 dan
101 sebanyak 15 ml sampai dengan 20 ml atau 1/3 tinggi

25
cawan, dan menuang PCA pada 1 cawan petri yang
dipergunakan sebagai kontrol
k) Menggoyangkan memutar cawan petri sehingga contoh uji
dan medium akan bercampur merata
l) Mendiamkan cawan petri yang berisi contoh uji (sampel) dan
kontrol pada suhu ruangan sampai medium membeku, setelah
membeku menginkubasi di dalam Incubator pada suhu 35-
370C selama 2 x 24 jam dengan posisi cawan terbalik
m) Mengeluarkan cawan setelah tahap inkubasi selama 2 x 24
jam dari Incubator lalu mengamati dan mencatat hasil
pemeriksaan pada angka kuman linen

Tabel 4.2 Pemeriksaan Angka Kuman Linen


Lokasi: Instalasi Laundry
Petugas: Titik, Ni’am, Retno
Tanggal, Jam Hasil Pengukuran
No. Jenis Linen Batas Syarat
Pengambilan Linen Bersih Identifikasi
03-Agt-17 6x10³ Spora spesies
1. Selimut 0
08.40 Baccillus per Inchi²
03-Agt-17 6x10³ Spora spesies
2. Sprei 0
08.45 Baccillus per Inchi²
03-Agt-17 6x10³ Spora spesies
3. Baju 0
08.51 Baccillus per Inchi²

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI


1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, jumlah koloni yang terdapat pada linen adalah <6x103spora
Bacillus per inci persegi. Dari total pemeriksa yang telah dilakukan,
semua jenis linen yang di uji memenuhi standar.

3. Pemeriksaan Mikrobiologi Alat Medis Steril


a. Pengambilan contoh uji alat medis
1) Tujuan
Pengambilan contoh sampel linen bertujuan untuk mendapatkan
contoh uji yang memenuhi syarat dan mewakili sampel linen
2) Alat dan bahan
a) Lidi kapas steril

26
b) Coolbox
c) Lampu bunsen
d) Korek api
e) Alcohol 70%
f) Tabung Erlenmeyer berisi larutan ringer solution
g) Penggaris
h) Label
i) Sampel alat medis (ambu bag, selang section, gunting
jaringan, kom kecil, kom bengkok, pinset anatomi, bak
instrumen, klem lurus)
3) Cara Kerja
a) Menyalakan lampu bunsen
b) Aseptis dengan menggunakan Alcohol 70% tempat
pengambilan sampel dan tangan petugas
c) Membuka larutan buffer phospat/larutan ringer pada tabung
erlenmeyer
d) Membuka dan memegang alat medis yang akan diperiksa
pada bagian yang tidak di usap/swab
e) Mencelupkan lidi yang dipergunakan untuk usap/swab
kedalam tabung erlenmeyer
f) Melakukan usap satu persatu pada setiap alat medis yang
dijadikan sampel sebanyak 3x
g) Mematahkan lidi setelah selesai di dalam tabung erlenmeyer
h) Menutup kembali tabung erlenmeyer dengan menggunakan
kapas dan kertas payung serta diikat kembali menggunakan
benang kenur
i) Memasukkan tabung erlenmeyer ke dalam coolbox
b. Pengujian jumlah kuman alat medis
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman bertujuan untuk memperoleh hasil
angka kuman pada alat medis

27
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu ± 35oC
b) Pipet steril
c) Cawan petri
d) Lampu bunsen
e) PCA (Plate Count Agar)
f) Alcohol 70%
g) Label
3) Cara kerja
a) Aseptis tempat pengujian dan tangan petugas
b) Menyalakan lampu bunsen dinyalakan
c) Menyiapkan cawan petri steril yang diberi label pengenceran
100 , 101dan 102
d) Mengocok memutar sampel usap linen yang ada dalam tabung
erlenmeyer medium ringer (larutan buffer phospat) yang
telah diambil agar homogen
e) Selanjutnya mengambil 2 ml sampel menggunakan pipet steril
dan menginokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 100secara aseptis dan memasukkan 1 ml
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer
phospat) secara aseptis
f) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
g) Mengambil 2 ml sampel pengencer 100 menggunakan pipet
steril dan diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri
yang telah diberi label 101 secara aseptis dan 1 ml kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer phospat)
secara aseptis
h) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen

28
i) Mengambil 1 ml sampel menggunakan pipet steril dan
diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang telah
diberi label 102 secara aseptis
j) Menggoyangkan memutar cawan petri sehingga contoh uji
dan medium akan bercampur merata
k) Mendiamkan cawan petri yang berisi contoh uji (sampel) dan
kontrol didiamkan pada suhu ruangan sampai medium
membeku, setelah membeku menginkubasi di dalam
Incubator pada suhu 35-37 oC selama 2 x 24 jam dengan
posisi cawan terbalik
l) Mengeluarkan setelah tahap inkubasi selama 2x24 jam cawan
dari Incubator lalu mengamati dan mencatat hasil
pemeriksaan pada angka kuman linen
Tabel 4.3 Pemeriksaan Mikrobiologi Alat Medis Steril
Lokasi : CSSD
Petugas : Wiwin, Istiana, Winarni, Tukul
Tanggal Jumlah
No. Jenis Alat Keterangan
Sampling Koloni
29/07/2017 Pinset
1 17 Tidak Steril
09.20 Anatomis
29/07/2017 Masker
2 35 Tidak Steril
09.25 Ambubag
Selang
09/08/2017
3 section 0 Steril
10.20 ICVCU
09/08/2017 Bak
4 0 Steril
10.33 instrumen
09/08/2017
5 Com kecil 0 Steril
10.21
09/08/2017
6 Gunting 0 Steril
10.28
09/08/2017 Pinset
7 0 Steril
10.25 anatomi
09/08/2017 Pinset
8 0 Steril
10.23 serinogis
09/08/2017
9 Clam lurus 0 Steril
10.29

29
Berdasarkan hasil pemeriksaan angka kuman alat medis yang
dilakukan pada tanggal 29 Juli dan 9 Agustus 2017 di RSUD Dr.
Moewardi terdapat 2 alat medis yang tidak memenuhi syarat atau tidak
steril yaitu pinset anatomi dan masker ambubag yang seharusnya 0 tetapi
hasilnya lebih dari 0. Hasil ini sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.

4. Pemeriksaan Kadar Debu


a. Tujuan
Pemeriksaan Kadar Debu dilakukan untuk mengetahui kadar debu
ruangan yang memenuhi syarat serta mewakili tiap lokasi
b. Alat
Low Volume Air Sampler (LVS)
c. Bahan
1) Kertas Filter
2) Cawan Petri
3) Desicator
4) Timbangan Analitik
d. Cara Kerja
1) Pengambilan Sampel
a) Meletakkan alat pada ruangan dengan menggunakan tripod
b) Meletakkan kertas Filter yang telah ditimbang pada Filter alat
c) Menghidupkan alat selama waktu yang ditentukan
d) Mengatur flow meter dungeon kecepatan aliran udara
e) Seletah selesai melakukan pengukuran, mengambil kertas
Filter dan memasukkan ke dalam cawan petri
2) Pengukuran
a) Memasukkan kertas Filter pada desikator selama 15 menit
b) Seletah selesai, menimbang kertas Filter dengan timbangan
analitik
c) Mencatat hasil pada display dan melakukan perhitungan
dengan rumus

30
Tabel 4.4 Pemeriksaan Kadar Debu
Petugas : Ni'am RI, Titik H, dan Yudha H.
Tanggal
No Lokasi Kadar debu Standart Keterangan
Sampling
1. 31/07/2017 44,44 µg/m³ 150µg/m Memenuhi syarat
OK Cathlab Aster 4
08.16-09.16 ³ Lama pengukuran 1 jam
2. 31/07/2017 311,11µg/m 150µg/m Tidak Memenuhi syarat
Laundry
09.32-10.32 ³ ³ Lama pengukuran 1 jam
3. 01/08/2017 Bangsal Melati 1 188,88µg/m 150µg/m Tidak Memenuhi syarat
09.33-10.33 Kamar 7 ³ ³ Lama pengukuran 1 jam
4. 01/08/2017 Ruang Tunggu 211,11µg/m 150µg/m Tidak Memenuhi syarat
10.49-11.49 Gedung ³ ³ Lama pengukuran 1 jam
5. 03/08/2017 Wijayakusuma 100µg/m³ 150µg/m Memenuhi syarat
Laundry
08.40-09.40 ³ Lama pengukuran 1 jam

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar debu pada tanggal 31 Juli,


tanggal 1dan 3 Agustus 2017 maka untuk Instalasi Laundry pada
pemeriksaan pertama di tanggal 31 Juli tidak memenuhi syarat, namun
pada pemeriksaan kedua yaitu tanggal 3 Agustus 2017 memenuhi syarat.
Sedangkan untuk OK Cathlab Aster 4, Bangsal Melati 1 Kamar 7 dan
Ruang Tunggu Gedung Wijaya Kusuma tidak memenuhi syarat yang
ditentukan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, bahwa kadar debu maksimal yang
harus ada di Rumah Sakit adalah 150µg/m³, sebab hasilnya melebihi
batas tersebut.

5. Pemeriksaan Angka Kuman Udara


a. Pengambilan sampel kuman udara
1) Tujuan
Sebagai acuan untuk mendapatkan sampel uji angka kuman
udara, ruang yang memenuhi syarat dan mewakili lokasi sampel.
2) Alat dan bahan
a) MAS 100 NT
b) Cawan petri yang sudah terisi PCA
c) Kapas Alcohol
d) Lampu bunsen
e) Kompor listrik

31
f) Label
3) Cara kerja
a) Menyiapkan MAS 100 NT, disterilkan dengan tisu steril
b) Meletakkan pada ruangan yang akan diambil contoh uji
c) Menekan 2 tombol secara bersamaan di alat MAS 100 NT
d) Mengatur volume yang diinginkan sesuai dengan kondisi
kebersihan ruangan: menu-proses setting-select-tekan tombol
change (diatur mode dan volume)- tekan save- back 2 kali
e) Membuka tutup MAS 100 NT dan meletakkan cawan petri
yang sudah terisi count agar/PCA, ditutup lagi
f) Menekan tombol start, waktu akan otomatis berjalan sesuai
dengan volume yang kita ambil. Dicatat jam pengambilan
g) Setelah waktu penghisapan selesai, menekan menu shut
down- select-ok. Dicatat lagi jam selesai pengambilan
h) Membuka tutup MAS 100 NT, mengambil cawan petri di
tutup
i) Memberi label pengambilan dan memasukkan ke Coolbox
pendingin dan dibawa ke laboratorium sanitasi rumah sakit
b. Pengujian jumlah kuman dalam udara
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman dalam udara bertujuan untuk
memperoleh hasil jumlah kuman udara
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu 35-37 oC
3) Cara Kerja
a) Memasukkan cawan petri ke Incubator dengan posisi terbalik
dengan suhu 35-37 oC selama 2 x 24 jam
b) Setelah 2 x 24 jam, koloni yang tumbuh diamati pada koloni
chamber dan dihitung dengan koloni counter
c) Mengonversikan hasil hitungan ke dalam tabel

32
c. Perhitungan jumlah kuman udara
Jumlah kuman (CFU/cm2) contoh uji kuman udara dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :

Jumlah koloni rata–rata (X) =


(𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝟏𝟎𝟎 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎+(𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝑲𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝟏𝟎−𝟏 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎
𝟐

Jumlah Kuman Udara (CFU/cm2) =

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂𝒙𝟏𝟎𝟎𝟎
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍

33
Tabel 4.5 Pemeriksaan Angka Kuman Udara
Petugas :Hamidah, Ni’am, Endang, Yudha, Titik
Jumlah Batas
Tanggal, Jam
No Asal Sampel/ Lokasi Koloni Syarat Keterangan
Pengambilan
(CFU/m3) (CFU/m3)
Memenuhi syarat, 2 pasien, 3
24/07/2017 Bangsal Anggrek I
1 486 200-500 penunggu, lampu hidup,pintu
kamar 3A-D
10.17-10.22 terbuka

Tidak memenuhi syarat, AC


24/07/2017 dan lampu hidup, sebelum
2 OK IBS kamar 1 17 10
diambil sampel pintu terbuka,
05.56-06.15 1 dokter anestesi

Tidak memenuhi syarat, AC


24/07/2017 dan lampu hidup, sebelum
3 OK IBS kamar 2 15 10
diambil sampel pintu terbuka,
06.19-06.29 1 dokter anestesi

Tidak memenuhi syarat, AC


24/07/2017 dan lampu hidup, sebelum
4 OK IBS kamar 11 24 10
diambil sampel pintu terbuka,
06.31-06.41 1 dokter anestesi

Tidak memenuhi syarat, AC


24/07/2017 dan lampu hidup, sebelum
5 OK IBS kamar 12 21 10
diambil sampel pintu terbuka,
06.43-06.53 1 dokter anestesi
Memenuhi syarat, AC dan
24/07/2017 lampu hidup, sebelum diambil
6 OK IBS kamar 13 10 10
sampel pintu terbuka, 1 dokter
06.54-07.07 anestesi

Memenuhi syarat, 8 pasien, 16


24/07/2017 Melati I kamar 5 (A-
7 212 200-500 pengunjung, lampu hidup,
H)
10.35-10.40 pintu dan jendela terbuka
24/07/2017 Memenuhi syarat, 1 pasien, 2
Bangsal Aster 5
8 232 200-500 perawat AC dan lampu nyala,
11.04-14.09 kamar 5
pintu tertutup

Memenuhi syarat,AC dan


25/07/2017 lampu nyala, pintu tertutup, 1
9 Lab. Andrologi 32 200-500
petugas, 2 mahasiswa, laminar
08.41-08.46 hidup

25/07/2017 Memenuhi syarat, AC dan


10 Lab. Embriologi 50 200-500
lampu hidup, pintu tertutup
08.45-08.54
25/07/2017 Memenuhi syarat, AC dan
11 OPU-ET 76 200
lampu hidup, pintu tertutup
08.56-09.01
Tidak memenuhi syarat,
25/07/2017 pasien 5, penunggu 5, perawat
12 HCU Anak Melati 2 248 200
4, dokter 2, AC dan lampu
09.19-09.24 hidup, pintu tertutup

34
Tabel 4.5 Pemeriksaan Angka Kuman Udara (Lanjutan)
Petugas : Hamidah, Ni’am, Endang, Yudha, Titik
Memenuhi syarat,11 pasien,
25/07/2017 11 perawat, 2 dokter, 3 siswa,
13 HCU Anak Melati 1 178 200
AC dan lampu hidup, pintu
09.34-09.35 tertutup

Memenuhi syarat,11 pasien,


25/07/2017 11 perawat, 2 dokter, 3 siswa,
14 HCU Cendana 2 196 200
AC dan lampu hidup, pintu
09.51-09.56 tertutup
Tidak memenuhi syarat,
pasien 7, perawat 11, 3 siswa,
25/07/2017
15 HCU Anggrek 2 252 200 1 ahli gizi, 1 penunggu, AC
dan lampu hidup, pintu
10.05-10.10 tertutup

AC/lampu nyala, 1 petugas, 1


02/08/2017
16 Klinik Endoskopi 134 200-500 mahasiswa, 3 perawat, pintu
07.36-07.41 tertutup

AC/lampu nyala, 1 petugas, 1


02/08/2017 Obgyn 2 (Kamar
17 88 200-500 mahasiswa, 2 perawat, pintu
Onkologi)
tertutup, ada nyamuk
07.48-07.53
AC nyala,lampu mati, 1
02/08/2017 dokter, 1 petugas, 1
18 EMG 106 200-500
mahasiswa, 1 perawat, pintu
07.58-08.03 tertutup

02/08/2017 AC nyala, lampu mati, 3


19 Sanitasi 358 200-500 petugas, 1 mahasiswa, pintu
08.10-08.15 tertutup

03/08/2017 AC/lampu nyala, 8 pasien, 1


20 HCU Bedah 152 200-500 petugas, 2 mahasiswa, 1
(08.02-08.07)
petugas kebersihan, 9 perawat,
AC/lampu nyala, 4 pasien, 2
03/08/2017 dokter, 1 petugas, 2
21 PICU 98 200-500
(08.22-08.27) mahasiswa, 3 perawat, 2
pengunjung, pintu terbuka

AC/lampu nyala, 7 pasien, 11


03/08/2017 dokter, 1 petugas, 2
ICU A 164 200-500
(09.41-09.46) mahasiswa, 10 perawat, 4
pengunjung, pintu tertutup
22

2 pasien, 2 perawat, AC/lampu


(09.48-09.53) ICU B 138 nyala, pintu terbuka, 1
petugas, 2 mahasiswa

AC/lampu nyala, 7 pasien, 1


05/08/2017
23 HCU Pemulihan 134 200-500 dokter, 2 petugas, 2
(07.39-07.44)
mahasiswa, pintu terbuka

35
Tabel 4.5 Pemeriksaan Angka Kuman Udara (Lanjutan)
Petugas : Hamidah, Ni’am, Endang, Yudha, Titik
AC/lampu nyala, 3 pasien, 2
05/08/2017
24 HCU Isolasi 240 200-500 mahasiswa, 2 perawat, pintu
(07.58-08.03)
terbuka
AC/lampu nyala, 4 pasien, 5
05/08/2017 dokter, 2 pengunjung, 2
25 HCU Obgyn 300 200-500
(08.19-08.24) mahasiswa, 4 perawat, 2
petugas, pintu tertutup
07/08/2017 AC/lampu nyala, 1 dokter,
26 OK 4 15 200-500
(06.29-06.34) pintu terbuka / tertutup

07/08/2017 AC/lampu nyala, 1 dokter,


27 OK 3 8 200-500
(06.36-06.41) pintu terbuka / tertutup

07/08/2017 AC/lampu nyala, 1 dokter,


28 OK 9 8 200-500
(06.49-04.54) pintu terbuka / tertutup

AC/lampu nyala, pintu


08/08/2017
29 Lab PA 128 200-500 terbuka, 1 petugas lab, 1
(09.35-09.40)
petugas sanitasi, 2 mahasiswa,

AC/lampu nyala, pintu


08/08/2017
30 Lab Klinik Cendana 116 200-500 tertutup, 2 petugas, 1 petugas
(09.47-09.53)
sanitasi, 2 mahasiswa,

08/08/2017 AC/lampu nyala, pintu


31 Lab Andrologi 240 200-500
(09.59-10.04) tertutup
08/08/2017
32 Ruang Inseminasi 64 200-500 pintu tertutup, alat hidup
(10.09-10.14)
08/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
33 Lab Embriologi 14 200-500
(10.21-10-26) tertutup

AC/lampu nyala, pintu


09/08/2017
34 OK Cath Lab 4 123 200-500 terbuka, petugas lab, 1 petugas
(07.45-07.50)
sanitasi, 2 mahasiswa,

AC/lampu nyala, pintu


09/08/2017
35 OK Cath Lab 1 135 200-500 terbuka, petugas lab, 1 petugas
(08.13-08.18)
sanitasi, 2 mahasiswa,

10/08/2017 AC/lampu nyala, pintu


36 UDSS 42 200-500
(08.42-08.47) tertutup, 1 petugas
10/08/2017 AC/lampu nyala,
37 UPOS 92 200-500
(08.04-08.09) pintu/jendela tertutup
10/08/2017 AC/lampu nyala, pintu
38 CSSD 184 200-500 tertutup, 1 petugas, 2
(09.10-09.15)
mahasiswa
12/08/2017 AC nyala, pintu tertutup, 3
39 ROI IGD 228 200-500
(09.59-10.04) orang karyawan
12/08/2017 AC nyala, pintu tertutup, 3
40 Observasi medik 548 200-500
(10.14-10.19) orang karyawan

36
Tabel 4.5 Pemeriksaan Angka Kuman Udara (Lanjutan)
Petugas : Hamidah, Ni’am, Endang, Yudha, Titik
12/08/2017 AC nyala, pintu tertutup, 3
41 Resusitasi 118 200-500
(10.24-10.29) orang karyawan
12/08/2017 AC nyala, pintu tertutup, 3
42 Tindakan Bedah 114 200-500
(10.35-10.40) orang karyawan
AC/lampu nyala, pintu
15/08/2017
43 OK IGD 120 200-500 tertutup, Depan OK 2 ada
(09.43-09.48)
perbaikan lantai

15/08/2017 Pasien 12, penunggu 6,


perawat 10, dokter 6,
44 ICVCU 188 200-500
10.11-10.16 AC/lampu nyala, pintu
tertutup

15/08/2017
45 Radiologi Kamar 5 270 200-500 AC/lampu nyala, pintu terbuka
(10.33-10.38)

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada tanggal


24 Juli – 15 Agustus 2017 terhadap 45 ruangan, jika dibandingkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Maka, terdapat
ruangan yang memenuhi standar dan ruangan yang tidak memenuhi
standar angka kuman udara yaitu Ruang Observasi Medik dengan angka
kuman udara 548CFS/m3seharusnya berkisar antara 200-500 CFS/m3.

6. Pemeriksaan Angka Kuman Lantai


a. Pengambilan sampel kuman lantai
1) Tujuan
Pengambilan contoh mikrobiologi lantai bertujuan untuk
mendapatkan contoh uji yang memenuhi syarat dan mewakili
lokasi sampel
2) Alat dan bahan
a) Lidi kapas steril
b) Erlenmeyer (100 ml) dan tabung reaksi
c) Rak tabung reaksi
d) Penggaris
e) Coolbox
f) Alcohol 70%
g) Larutan ringer solution

37
3) Cara kerja
a) Persiapan
(1) Membuat larutan Buffer
(2) Membuat Medium Agar (Nutrient Agar / Plate Count
Agar)
b) Setelah persiapan selesai, menyiapkan erlenmeyer berisi
larutan ringer 100 ml yang telah steril, lidi kapas steril dan
menyalakan lampu Bunsen
c) Memberi kode (lokasi, waktu) pada Erlenmeyer yang berisi
contoh uji usap lantai
d) Menyelupkan lidi kapas dalam larutan buffer dan
mengusapkannya pada lantai yang akan diuji dengan luas
tertentu diulangi sebanyak 3 kali di setiap titik. Pada setiap
ruangan, pengambilan sampel dilakukan pada 3 titik. Setiap
pergantian titik meggunakan lidi yang berbeda. Setelah selesai
pengusapan di satu titik lidi kapas langung dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer yang berisi larutan buffer dilakukan secara
aseptis. Buffer yang telah dicampur dengan usap lantai
merupakan contoh uji usap lantai
e) Memasukkan contoh uji ke dalam Coolbox yang diuji lebih
lanjut di laboratorium
b. Pengujian jumlah kuman dalam sampel usap lantai
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman dalam usap lantai bertujuan untuk
memperoleh hasil jumlah kuman usap lantai
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu ± 35˚ C
b) Pipet steril
c) Cawan petri
d) Lampu Bunsen
e) Korek api
f) PCA (Plate Count Agar)

38
g) Alcohol 70%
h) Bulb/ karet hisap
i) Tabung reaksi berisi larutanbuffer sebanyak 9 ml
3) Cara kerja
a) Menyiapkan cawan petri steril dengan jumlah tergantung dari
jumlah sampel uji usap dinding (masing-masing cawan petri
untuk 100, 101, dan 102) dan satu cawan petri untuk kontrol.
Menyiapkan tabung reaksi yang berisi larutan buffer
Menyiapkan media PCA yang sudah dipanaskan, beserta alat
alat yang dibutuhkan
b) Menyalakan bunsen terlebih dahulu
c) Kemudian mengocok secara memutar contoh uji usap lantai
dalam larutan buffer yang telah diambil.
d) Menyiapkan cawan petri steril yang diberi label pengenceran
100 , 101dan 102
e) Mengocok memutar sampel usap linen yang ada dalam tabung
erlenmeyer medium ringer (larutan buffer phospat) yang telah
diambil agar homogen
f) Selanjutnya mengambil 2 ml sampel menggunakan pipet steril
dan menginokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 100secara aseptis dan memasukkan 1 ml
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer
phospat) secara aseptis
g) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
h) Mengambil 2 ml sampel pengencer 100menggunakan pipet
steril dan diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri
yang telah diberi label 101 secara aseptis dan 1 ml kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer phospat)
secara aseptis
i) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen

39
j) Mengambil 1 ml sampel menggunakan pipet steril dan
diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang telah
diberi label 102 secara aseptis
k) Kemudian menuangkan medium agar (PCA) sebanyak 12- 15
ml yaitu kedalam cawan petri berisi contoh uji usap lantai dan
1 cawan petri sebagai kontrol, lalu menggoyangnya secara
memutar sehingga contoh uji usap dinding dan medium akan
bercampur merata.
l) Mendiamkan cawan petri yang berisi contoh uji usap lantai
dan kontrol dengan keadaan lampu bunsen masih menyala
dan pada suhu ruangan sehingga medium membeku, setelah
medium membeku, diinkubasi dalam Incubator pada suhu
±35˚C selama 2 x 24 jam dengan posisi cawan petri terbalik
m) Mengamatinya, lalu mencatat pertumbuhan koloni serta
menghitung jumlah koloni
c. Perhitungan jumlah kuman lantai
Jumlah kuman (koloni/cm2) contoh uji usap lantai dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:

Jumlah koloni rata–rata (X) =


(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝟏𝟎𝟎 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏+(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟏 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎+(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟐 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎𝟎
𝟑

Jumlah Kuman Lantai (koloni/cm2) =


𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂𝒙𝟏𝟎𝟎
𝑳𝒖𝒂𝒔𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍𝒖𝒔𝒂𝒑𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊

40
Tabel 4.6 Pemeriksaan Angka Kuman Lantai
Petugas : Hamidah, Ni’am, Endang

Tanggal Lantai (CFU/m2) Keterangan


No Lokasi
Sampling Hasil Standar
1 24-7-2017 Bangsal 6 5-10 Memenuhi syarat, 2
10.21 Anggrek 1 pasien, 3 penunggu, lampu
kamar 3 A-D nyala, pintu terbuka
2 24-7-2017 Bangsal 6 5-10 Memenuhi syarat
10.22 Melati 1 8 pasien, 16 pengunjung,
kamar 5 A-H AC dan lampu hidup,
pintu dan jendela terbuka
3 24-7-2017 Bangsal 2 5-10 Memenuhi syarat
11.10 Aster V 1 pasien, 2 perawat, AC
kamar 5 dan lampu hidup, pintu
tertutup, TV hidup
4 25-7-2017 HCU Anak 5 5-10 Memenuhi syarat, 5
09.22 Melati 2 pasien, 5 penunggu, 4
perawat, 2 dokter,
AC/lampu nyala. pintu
tertutup
5 25-7-2017 HCU Melati 1 5-10 Memenuhi syarat, 1 pasien
09.43 1 11 perawat, 2 dokter, 3
siswa AC/lampu nyala.
pintu tertutup, 1 petugas
6 25-7-2017 HCU 2 5-10 Memenuhi syarat
09.59 Cendana 2 4 pasien, 4 petugas
sanitasi, AC dan lampu
hidup, pintu tertutup

7 25-7-2017 HCU 3 5-10 Memenuhi syarat,


10.09 Anggrek 2 7 pasien, 11 perawat, 3
siswa, 1 petugas gizi, 1
penunggu AC dan
lampuhidup, pintu tertutup
8 3-8-2017 HCU Bedah 0,037 5-10 Memenuhi syarat,
08.10 AC/lampu nyala, 8 pasien,
1 petugas, 2 mahasiswa, 1
petugas kebersihan, 9
perawat, 2 pengunjung,
pintu tertutup
9 3-8-2017 PICU 0 5-10 Memenuhi syarat,
08.30 AC/lampu nyala, 4 pasien,
2 dokter, 1 petugas, 2
mahasiswa, 3 perawat, 2
pengunjung, pintu terbuka

41
Tabel 4.6 Pemeriksaan Angka Kuman Lantai (Lanjutan)

Petugas : Hamidah, Ni’am, Endang

10 3-8-2017 ICU 0,351 5-10 Memenuhi syarat,


09.45 AC/lampu nyala, 7 pasien,
11 dokter, 1 petugas, 2
mahasiswa, 10 perawat, 4
pengunjung, pintu tertutup
11 5-8-2017 HCU 0,351 5-10 Memenuhi syarat,
07.48 Pemulihan AC/lampu nyala, 7 pasien,
1 dokter, 2 petugas, 2
mahasiswa, pintu terbuka
12 5-8-2017 HCU Isolasi 2,648 5-10 Memenuhi syarat,
08.03 AC/lampu nyala, 3 pasien,
2 mahasiswa, 2 perawat,
pintu terbuka
13 5-8-2017 HCU Obgyn 3,759 5-10 Memenuhi syarat,
08.20 AC/lampu nyala, 4 pasien,
5 dokter, 2 pengunjung, 2
mahasiswa, 4 perawat, 2
petugas, pintu tertutup
14 7-8-2017 OK 4 0,259 0-5 Memenuhi syarat,
06.39 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
15 7-8-2017 OK 3 3,759 0-5 Memenuhi syarat,
06.59 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
16 7-8-2017 OK 9 0 0-5 Memenuhi syarat,
07.03 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
17 9-8-2017 OK Cath Lab 9,518 0-5 Tidak memenuhi syarat,
08.15 Aster 1 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
9-8-2017 OK Cath Lab 2,51 0-5 Memenuhi syarat,
07.47 Aster 4 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
18 10-8-2017 UPOS 1 5-10 Memenuhi syarat,
08.18 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
19 10-8-2017 UDSS 2 5-10 Memenuhi syarat,
08.52 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
20 12-8-2017 Tindakan 4,185 5-10 Memenuhi syarat,
09.03 Bedah AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
21 12-8-2017 IGD CBS 4,592 5-10 Memenuhi syarat,
09.14 Medis AC/lampu nyala, 1 dokter,

42
Tabel 4.6 Pemeriksaan Angka Kuman Lantai (Lanjutan)
pintu terbuka / tertutup
Petugas : Hamidah, Ni’am, Endang

22 12-8-2017 IGD 6,642 5-10 Memenuhi syarat,


09.25 Resusitasi AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
23 12-8-2017 ROI IGD 6,407 5-10 Memenuhi syarat,
09.35 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup

24 15-8-2017 OK IGD 0,148 0-5 Memenuhi Syarat


09.43 AC/lampu nyala, pintu
tertutup, Depan OK 2 ada
perbaikan lantai
25 15-8-2017 ICVCU 0,296 5-10 Memenuhi syarat,
10.18 AC/lampu nyala, pasien
12, penunggu 6, perawat
10, dokter 6, pintu tertutup
Berdasarkan hasil pemeriksaan angka kuman lantai pada tanggal
24 Juli 2017 – 15 Agustus 2017 terhadap 25 ruangan, didapatkan
ruangan yaitu OK Cathlab Aster 1 tidak memenuhi syarat sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

7. Pemeriksaan Angka Kuman Dinding


a. Pengambilan sampel kuman dinding
1) Tujuan
Pengambilan contoh mikrobiologi dinding bertujuan untuk
mendapatkan contoh uji yang memenuhi syarat dan mewakili
lokasi sampel
2) Alat dan bahan
a) Lidi kapas steril
b) Erlenmeyer (100 ml) dan tabung reaksi
c) Rak tabung reaksi
d) Penggaris
e) Coolbox
f) Alcohol 70%

43
g) Larutan ringer solution
3) Cara kerja
a) Persiapan
(1) Membuat larutan Buffer
(2) Membuat Medium Agar (Nutrient Agar/Plate Count
Agar)
b) Setelah persiapan selesai, menyiapkan erlenmeyer berisi
larutan ringer 100 ml yang telah steril, lidi kapas steril dan
menyalakan lampu Bunsen
c) Memberi kode (lokasi, waktu) pada erlenmeyer yang berisi
contoh uji usap dinding
d) Menyelupkan lidi kapas dalam larutan buffer dan
mengusapkannya pada dinding yang akan diuji dengan luas
tertentu diulangi sebanyak 3 kali di setiap titik. Pada setiap
ruangan, pengambilan sampel dilakukan pada 3 titik. Setiap
pergantian titik meggunakan lidi yang berbeda. Setelah selesai
pengusapan di satu titik lidi kapas langung dimasukkan ke
dalam erlenmeyer yang berisi larutan buffer dilakukan secara
aseptis. Buffer yang telah dicampur dengan usap
dindingmerupakan contoh uji usap dinding
e) Memasukkan contoh uji ke dalam Coolbox yang diuji lebih
lanjut di laboratorium
b. Pengujian jumlah kuman dalam sampel usap dinding
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman dalam usap dinding bertujuan untuk
memperoleh hasil jumlah kuman usap dinding
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu ± 35˚ C
b) Pipet steril
c) Cawan petri
d) Lampu Bunsen
e) Korek api

44
f) PCA (Plate Count Agar)
g) Alcohol 70%
h) Bulb/ karet hisap
i) Tabung reaksi berisi larutanbuffer sebanyak 9 ml
3) Cara kerja
a) Menyiapkan cawan petri steril dengan jumlah tergantung dari
jumlah sampel uji usap dinding (masing-masing cawan petri
untuk 100, 101, dan 102) dan satu cawan petri untuk kontrol.
Menyiapkan tabung reaksi yang berisi larutan buffer .
Menyiapkan media PCA yang sudah dipanaskan, beserta alat
alat yang dibutuhkan
b) Menyalakan bunsen terlebih dahulu
c) Kemudian mengocok secara memutar contoh uji usap dinding
dalam larutan buffer yang telah diambil.
d) Menyiapkan cawan petri steril yang diberi label pengenceran
100 , 101dan 102
e) Mengocok memutar sampel usap linen yang ada dalam tabung
erlenmeyer medium ringer (larutan buffer phospat) yang
telah diambil agar homogen
f) Selanjutnya mengambil 2 ml sampel menggunakan pipet steril
dan menginokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 100secara aseptis dan memasukkan 1 ml
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer
phospat) secara aseptis
g) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
h) Mengambil 2 ml sampel pengencer 100menggunakan pipet
steril dan diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri
yang telah diberi label 101 secara aseptis dan 1 ml kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer phospat)
secara aseptis

45
i) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
j) Mengambil 1 ml sampel menggunakan pipet steril dan
diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang telah
diberi label 102 secara aseptis
k) Kemudian menuangkan medium agar (PCA) sebanyak 12- 15
ml yaitu kedalam cawan petri berisi contoh uji usap dinding
dan 1 cawan petri sebagai kontrol, lalu menggoyangnya
secara memutar sehingga contoh uji usap dinding dan medium
akan bercampur merata
l) Mendiamkan cawan petri yang berisi contoh uji usap dinding
dan kontrol dengan keadaan lampu bunsen masih menyala
dan pada suhu ruangan sehingga medium membeku, setelah
medium membeku, diinkubasi dalam Incubator pada suhu ±
35˚C selama 2 x 24 jam dengan posisi cawan petri terbalik
m) Mengamatinya, lalu mencatat pertumbuhan koloni serta
menghitung jumlah koloni
c. Perhitungan jumlah kuman dinding
Jumlah kuman (koloni/cm2) contoh uji usap dinding dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :

Jumlah koloni rata–rata (X) =


(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝟏𝟎𝟎 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏+(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟏 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎+(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟐 −𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎𝟎
𝟑

Jumlah Kuman Dinding (koloni/cm2) =


𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂𝒙𝟏𝟎𝟎
𝑳𝒖𝒂𝒔𝒓𝒖𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍𝒖𝒔𝒂𝒑𝒅𝒊𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈

46
Tabel 4.7 Pemeriksaan Angka Kuman Dinding
Petugas :Hamidah, Ni’am,Endang

No Tanggal Lokasi Dinding (CFU/m2) Keterangan


Sampling Hasil Standar
1 24-7-2017 Bangsal 0 5-10 Memenuhi syarat, 2 pasien, 3
10.23 Anggrek 1 penunggu, lampu nyala, pintu
Kamar 3 terbuka
A-D
2 24-7-2017 Bangsal 0 5-10 Memenuhi syarat, 8 pasien,
11.12 Anggrek 1 16 penunggu, pintu terbuka,
Kamar 5 lampu hidup
A-H
3 24-7-2017 Bangsal 0 5-10 Memenuhi syarat, 1 pasien, 2
10.35 Aster V perawat, pintu terbuka,
kamar 5 AC/lampu hidup, TV hidup
4 25-7-2017 HCU 1 5-10 Memenuhi syarat, 5 pasien, 5
09.23 Anak penunggu, 4 perawat, 2
Melati 2 dokter
5 25-7-2017 HCU 1 5-10 Memenuhi syarat, 11 pasien,
09.43 Melati 1 11 perawat, 4 perawat, 2
dokter, 3 mahasiswa,
AC/lampu nyala, pintu
tertutup, 1 petugas
6 25-7-2017 HCU 1 5-10 Memenuhi syarat, 4 pasien, 4
09.54 Cendana 2 petugas sanitasi, AC/lampu
nyala, pintu tertutup
7 25-7-2017 HCU 1 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
10.10 Anggrek 2 nyala, pintu tertutup, 7
pasien, 1 perawat, 3 siswa, 1
ahli gizi, 1 penunggu
8 3-8-2017 HCU 0 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
08.15 Bedah nyala, 8 pasien, 1 petugas, 2
mahasiswa, 1 petugas
kebersihan, 9 perawat, 2
pengunjung, pintu tertutup
9 3-8-2017 PICU 0 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
08.27 nyala, 4 pasien, 2 dokter, 1
petugas, 2 mahasiswa, 3
perawat, 2 pengunjung, pintu
terbuka
10 3-8-2017 ICU 0,2967 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
09.49 nyala, 7 pasien, 11 dokter, 1
petugas, 2 mahasiswa, 10
perawat, 4 pengunjung, pintu
tertutup

47
Tabel 4.7 Pemeriksaan Angka Kuman Dinding (Lanjutan)
Petugas :Hamidah, Ni’am,Endang
11 5-8-2017 HCU 0,0367 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
07.51 Pemulihan nyala, 7 pasien, 1 dokter, 2
petugas, 2 mahasiswa, pintu
terbuka
12 5-8-2017 HCU 4,29 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
08.07 Isolasi nyala, 3 pasien, 2 mahasiswa,
2 perawat, pintu terbuka
13 5-8-2017 HCU 5,59 5-10 Memenuhi syarat, AC/lampu
08.24 Obgyn nyala, 4 pasien, 5 dokter, 2
pengunjung, 2 mahasiswa, 4
perawat, 2 petugas, pintu
tertutup
14 7-8-2017 OK 4 0,0185 0-5 Memenuhi syarat, AC/lampu
06.41 nyala, 1 dokter, pintu terbuka/
tertutup
15 7-8-2017 OK 3 0 0-5 Memenuhi syarat, AC/lampu
06.56 nyala, 1 dokter, pintu terbuka/
tertutup
16 7-8-2017 OK 9 0,0185 0-5 Memenuhi syarat, AC/lampu
07.08 nyala, 1 dokter, pintu terbuka/
tertutup
17 9-8-2017 OK Cath 1,85 0-5 Memenuhi syarat,
08.17 Lab Aster AC/lampu nyala, 1 dokter,
1 pintu terbuka / tertutup
18 9-8-2017 OK Cath 0 0-5 Memenuhi syarat,
07.49 Lab Aster AC/lampu nyala, 1 dokter,
4 pintu terbuka / tertutup
19 10-8-2017 UPOS 1 5-10 Memenuhi syarat,
07.03 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
20 10-8-2017 UDSS 6 5-10 Memenuhi syarat,
07.03 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
21 12-8-2017 Tindakan 1,870 5-10 Memenuhi syarat,
09.06 Bedah AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
22 12-8-2017 IGD OBS 2,259 5-10 Memenuhi syarat,
09.17 Medis AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
23 12-8-2017 IGD 0,037 5-10 Memenuhi syarat,
09.28 Resusitasi AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup
24 12-8-2017 ROI IGD 5,703 5-10 Memenuhi syarat,
09.38 AC/lampu nyala, 1 dokter,
pintu terbuka / tertutup

48
Tabel 4.7 Pemeriksaan Angka Kuman Dinding (Lanjutan)
Petugas :Hamidah, Ni’am,Endang

25 15-8-2017 OK IGD 0 0-5 Memenuhi Syarat AC/lampu


10.21 nyala, pintu tertutup, Depan
OK 2 ada perbaikan lantai
26 15-8-2017 ICVCU 0,203 5-10 Memenuhi syarat,
10.21 AC/lampu nyala, pasien 12,
penunggu 6, perawat 10,
dokter 6, pintu tertutup

Berdasarkan hasil pengukuran angka kuman dinding yang dilakukan pada


tanggal 17 Juli 2017 – 15 Agustus 2017 terhadap 26 ruangan, dadapatkan
bahwa semua ruangan telah memenuhi syarat kuman dinding sesuai dengan
Keputusan Kesehatan RI 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

C. Pengelolaan Sanitasi Makanan


1. Pemeriksaan Kuman Alat Masak Instalasi Gizi
a. Pengambilan contoh uji usap alat masak
1) Tujuan
Pengambilan contoh uji usap alat masak bertujuan untuk
mendapatkan contoh alat masak yang memenuhi syarat dan
mewakili lokasi sampel
2) Alat dan bahan
a) Lidi kapas steril
b) Penggaris
c) Coolbox
d) Lampu Bunsen
e) Korek api
f) Alcohol 70%
g) Erlenmeyer berisi larutan buffer steril
h) Sampel alat masak, alat makan dan minum
i) Label

49
3) Cara kerja
a) Menyiapkan Erlenmeyer berisi larutan ringer solution steril,
lidi kapas steril, dan nyalakan lampu Bunsen
b) Mencelupkan lidi kapas dalam larutan ringer (ringer solution)
dan mengusapkannya pada alat masak sebanyak 3 kali
(adangan, erok-erok, pisau, baskom stainless, mangkok
stainless). Untuk alat masakyang seluruh bagian
permukaannya digunakanmaka pengusapannya seluruh bagian
atas dan bawah sendok. Kemudian memasukkan lidi kapas ke
dalam larutan ringer secara aseptis
c) Larutan ringer solution yang dicampur dengan usap alat masak
merupakan contoh uji usap alat masak, beri kode pengambilan
d) Memasukkan contoh uji ke dalam Coolbox dan mengujinya
lebih lanjut ke laboratorium
b. Pengujian jumlah kuman
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman bertujuan untuk memperoleh hasil angka
kuman alat masak. Khusus untuk alat masak juga untuk
mengetahui kandungan E.coli
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu ± 35˚ C
b) Pipet steril
c) Cawan petri
d) Lampu Bunsen
e) Korek api
f) PCA (Plate Count Agar)
g) Alcohol 70%
3) Cara kerja
a) Menyiapkan cawan petri steril dengan jumlah tergantung dari
jumlah sampel alat masak yang diswab (masing-masing cawan
petri untuk 100, 101, dan 102) dan satu cawan petri untuk
kontrol. Menyiapkan tabung reaksi yang berisi larutan buffer .

50
Menyiapkan media PCA yang sudah dipanaskan, beserta alat
alat yang dibutuhkan
b) Menyalakan bunsen terlebih dahulu
c) Masing-masing cawan petri diberi label tingkat pengenceran
(100, 101dan 102), lokasi, dan nama alat makan atau alat masak
yang diswab
n) Kemudian mengocok secara memutar contoh uji usap alat
masak dalam larutan buffer (larutan ringer solution) yang
telah Menyiapkan cawan petri steril yang diberi label
pengenceran 100 , 101 dan 102
o) Mengocok memutar sampel usap linen yang ada dalam tabung
erlenmeyer medium ringer (larutan buffer phospat) yang
telah diambil agar homogen
p) Selanjutnya mengambil 2 ml sampel menggunakan pipet steril
dan menginokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 100 secara aseptis dan memasukkan 1 ml
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer
phospat) secara aseptis
q) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
r) Mengambil 2 ml sampel pengencer 100menggunakan pipet
steril dan diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri
yang telah diberi label 101 secara aseptis dan 1 ml kedalam
tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer phospat)
secara aseptis
s) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
t) Mengambil 1 ml sampel menggunakan pipet steril dan
diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang telah
diberi label 102 secara aseptis
d) Kemudian menuangkan medium agar (PCA) ke dalam cawan
petri sebanyak 12-15 ml berisi contoh uji usap alat makan atau

51
alat masakdan 1 cawan petri sebagai kontrol, lalu
menggoyangnya secara memutar sehingga contoh uji usap alat
makan atau alat masak dan medium akan bercampur merata
e) Khusus sampel usap alat masak ditanam juga ke compact dry
untuk mengetahui kandungan E.coli
f) Mendiamkan cawan petri yang berisi contoh uji usap alat
masak dan kontrol dengan keadaan lampu bunsen masih
menyala dan pada suhu ruangan sehingga medium membeku,
setelah medium membeku, diinkubasi dalam Incubator pada
suhu ±35˚C selama 2 x 24 jam dengan posisi cawan petri
terbalik. Selan cawan petri, compact dry juga dimasukkan ke
Incubator
g) Mengamatinya, lalu mencatat pertumbuhan koloni serta
menghitung jumlah koloni
c. Perhitungan alat makan
Jumlah kuman (koloni/cm2) contoh uji usap alat makan dihitung
dengan persamaan :
1) Angsang =
luas swab
𝑥 berapa kali pengambilan 𝑠𝑤𝑎𝑏
luas alat masak

Keterangan
Luas swab :PxLxt
Luas alat masak :PxLxt
Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 𝑥d 𝑥 2
2) Wajan = 𝜋𝑟 2
Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 x d x 2
3) Irus =
πr2
Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 x d x 2
4) Mangkok stainless = πr2
Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 x d x 2
5) Teflon = πr2
PxLx2
6) Serok = PxL
PxLx2
7) Pisau = PxL

8) Talenan =PxL

52
Tinggi usap
9) Cetakan roti = x4
Tinggi alat
PxL
10) Kotak Stainless kecil = T
Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 x d x 2
11) Baskom stainless = πr2
Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 x d x 2
12) Cetakan snack = πr2

13) Cupit besar (VIP) =PxL


Panjang kapas 𝑠𝑤𝑎𝑏 𝑥P 𝑥L
14) Erok-erok stainless = 𝜋𝑟 2

Jumlah koloni rata–rata =

(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝟏𝟎𝟎 − 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏 + (𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟏 − 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎 + (𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟐 − 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎𝟎


𝟑

Rumus alat masak =

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒓𝒂𝒕𝒂𝒓𝒂𝒕𝒂
= ⋯ 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊/𝒄𝒎²
𝑳𝒖𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒕𝒚𝒂𝒏𝒈𝒅𝒊𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒊𝒏𝒈

53
Tabel 4.8 Pemeriksaan Kuman Alat Masak Instalasi Gizi
Petugas : Titik, Retno, Ni’am
Tanggal
No Alat Jumlah Standart Keterangan
Sampling
Snack
16/08/2017 Memenuhi
1 Sotil 0,167 100
syarat
09.34 Stainles
Baskom
16/08/2017 Memenuhi
2 Persiapan 0,167 100
syarat
09.36 bumbu
16/08/2017 Erok- Memenuhi
3 0,167 100
09.38 erok VIP syarat
16/08/2017 Sotil Memenuhi
4 2,83 100
09.40 Bangsal syarat
16/08/2017 Pisau Memenuhi
5 0,33 100
09.42 Lauk syarat
Baskom
16/08/2017 Memenuhi
6 Cafe 4,167 100
syarat
09.44 Sehat
Box
16/08/2017 Memenuhi
7 Stainles 35,167 100
syarat
09.46 Bangsal
Angsang
16/08/2017 Memenuhi
8 Stainles 1,67 100
syarat
09.48 Adangan
Angsang
16/08/2017 Memenuhi
9 Stainles 0,167 100
syarat
09.50 Adangan
Baskom
16/08/2017 Memenuhi
10 Persiapan 0,167 100
syarat
09.52 Sayur
Berdasarkan hasil pemeriksaan angka kuman alat masak pada
tanggal 24 Juli 2017 – 16 Agustus 2017 terhadap 18 jenis alat masak,
didapatkan bahwa semua alat masak yang diperiksa telah memenuhi
syarat sesuai denganKeputusan Menteri Kesehatan RI
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit bahwa standar angka kuman pada alat masak sebanyak 100
koloni.

54
2. Pemeriksaan Kuman Alat Makan
a. Pengambilan contoh uji usap alat makan
1) Tujuan
Pengambilan contoh uji usap alat makan bertujuan untuk
mendapatkan contoh uji alat makan yang memenuhi syarat dan
mewakili lokasi sampel
2) Alat dan bahan
a) Lidi kapas steril
b) Penggaris
c) Coolbox
d) Lampu Bunsen
e) Korek api
f) Alcohol 70%
g) Erlenmeyer berisi larutan buffer steril
h) Sampel alat masak, alat makan dan minum
i) Label
3) Cara kerja
a) Menyiapkan Erlenmeyer berisi larutan ringer solution steril,
lidi kapas steril, dan nyalakan lampu Bunsen
b) Mencelupkan lidi kapas dalam larutan ringer (ringer solution)
dan mengusapkannya pada alat makan dan minum sebanyak 3
kali (gelas, piring, plato, piring snack, mangkok sayur) Untuk
alat makan sendok, usap seluruh bagian atas dan bawah
sendok. Kemudian memasukkan lidi kapas ke dalam larutan
ringer secara aseptis
c) Larutan ringer solution yang dicampur dengan usap alat
makan merupakan contoh uji usap alat makan, beri kode
pengambilan
d) Memasukkan contoh uji ke dalam Coolbox dan mengujinya
lebih lanjut ke laboratorium

55
b. Pengujian jumlah kuman
1) Tujuan
Pengujian jumlah kuman bertujuan untuk memperoleh hasil angka
kuman alat makan. Khusus untuk alat makan juga untuk
mengetahui kandungan E.coli
2) Alat dan bahan
a) Incubator suhu ± 35˚ C
b) Pipet steril
c) Cawan petri
d) Lampu Bunsen
e) Korek api
f) PCA (Plate Count Agar)
g) Alcohol 70%
3) Cara kerja
a) Menyiapkan cawan petri steril dengan jumlah tergantung dari
jumlah sampel alat makan yang diswab) dan satu cawan petri
untuk kontrol. Menyiapkan tabung reaksi yang berisi larutan
buffer . Menyiapkan media PCA yang sudah dipanaskan,
beserta alat alat yang dibutuhkan
b) Menyalakan bunsen terlebih dahulu
c) Kemudian mengocok secara memutar contoh uji usap alat
masak dalam larutan buffer (larutan ringer solution) yang
telah diambil.
d) Menyiapkan cawan petri steril yang diberi label pengenceran
100, 101dan 102
e) Mengocok memutar sampel usap linen yang ada dalam tabung
erlenmeyer medium ringer (larutan buffer phospat) yang telah
diambil agar homogen
f) Selanjutnya mengambil 2 ml sampel menggunakan pipet steril
dan menginokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 100secara aseptis dan memasukkan 1 ml

56
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer
phospat) secara aseptis
g) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
h) Mengambil 2 ml sampel pengencer 100menggunakan pipet
steril dan diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang
telah diberi label 101 secara aseptis dan 1 ml kedalam tabung
reaksi yang berisi 9 ml ringer steril (buffer phospat) secara
aseptis
i) Mengocok campuran 1 ml sampel dengan 9 ml ringer steril
(buffer phospat) sampai homogen
j) Mengambil 1 ml sampel menggunakan pipet steril dan
diinokulasikan sebanyak 1 ml pada cawan petri yang telah
diberi label 102 secara aseptis
k) Kemudian menuangkan medium agar (PCA) ke dalam cawan
petri sebanyak 12-15 ml berisi contoh uji usap alat makan dan
1 cawan petri sebagai kontrol, lalu menggoyangnya secara
memutar sehingga contoh uji usap alat makan atau alat masak
dan medium akan bercampur merata
l) Khusus sampel usap alat makan ditanam juga ke compact dry
untuk mengetahui kandungan E.coli
m) Mendiamkan cawan petri yang berisi contoh uji usap alat
makan dan kontrol dengan keadaan lampu bunsen masih
menyala dan pada suhu ruangan sehingga medium membeku,
setelah medium membeku, diinkubasi dalam Incubator pada
suhu ±35˚C selama 2 x 24 jam dengan posisi cawan petri
terbalik. Selan cawan petri, compact dry juga dimasukkan ke
Incubator
n) Mengamatinya, lalu mencatat pertumbuhan koloni serta
menghitung jumlah koloni

57
c. Perhitungan alat makan
Jumlah kuman (koloni/cm2) contoh uji usap alat makan dihitung
dengan persamaan :
2𝜋𝑟 2 𝑥𝑡𝑖𝑛𝑛𝑔𝑔𝑖𝑢𝑠𝑎𝑝𝑎𝑛
1) Gelas = 2𝜋𝑟𝑥𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠𝑥 2
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑠𝑤𝑎𝑏𝑋𝑑𝑋 2
2) Piring/mangkok/plato = 𝜋𝑟 2
22
3) Sendok = xAxB
7

Keterangan :

A : jari jari minor yang pendek


B : jari jari mayor yang panjang
Jumlah koloni rata–rata =

(𝑱𝒎𝒍𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝟏𝟎𝟎 − 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏 + (𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟏 − 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎 + (𝑱𝒎𝒍𝒌𝒍𝒏𝟏𝟎−𝟐 − 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍)𝒙𝟏𝟎𝟎


𝟑

Rumus alat makan =

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊𝒓𝒂𝒕𝒂𝒓𝒂𝒕𝒂
= ⋯ 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒏𝒊/𝒄𝒎²
𝑳𝒖𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒕𝒚𝒂𝒏𝒈𝒅𝒊𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒊𝒏𝒈

Tabel 4.9 Pemeriksaan Kuman Alat Makan


Petugas : Titik, Ni’am, Hamidah, Endang, Retno

Batas Syarat
Tanggal Hasil Standart Jumlah
No Lokasi Alat Jumlah
Sampling E.Coli /cm2
E.Coli /cm2
(koloni/cm2) (koloni/ cm2)
16/08/2017 Plato 0 100 0 0
Piring
0 100 0 0
Anggrek Snack
1
10.15 2 Gelas 0 100 0 0
Gelas
0 100 0 0
Sonde
16/08/2017 Gelas 0 100 0 0
Pring
2 Mawar 2 0 100 0 0
10.25 snack
Plato 0 100 0 0
16/08/2017 Gelas 61,976 100 0 0
Plato 182,389 100 0 0
3 Melati 2
10.30 Gelas
3,488 100 0 0
Sonde

58
Berdasarkan hasil pemeriksaan angka kuman dan E.colialat makan
dan minum yang pada 31 sampel uji jenis alat makan dan minum yang
terdapat pada 6 ruangan di RSDU Dr. Moewardi yang dilakukan pada
tanggal 20 Juli – 16 Agustus 2017. Didapatkan bahwa angka E.colipada
semua alat makan dan minum yang telah diuji, telah memenuhi syarat.
Sedangkan untuk pemeriksaan angka kuman terdapat 2 alat makan dan
minum pada ruangan Anggrek 3 dan 1 alat makan pada ruangan Melati 2
tidak memenuhi syarat sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit.

3. Pemeriksaan Angka Kuman E.coli Makanan Instalasi Gizi

Tabel 4.10 Pemeriksaan Angka Kuman E.coli Makanan Instalasi Gizi


Petugas : Endang, Titik, dan Hamidah

Tanggal, Jam Jumlah


No. Jenis Makanan Batas Syarat Keterangan
Pengambilan E.Coli
1. 09-Agt-17
Nasi Tim 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat
10.10
Sayur Asem 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

Tahu Bumbu
0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat
Kare
Snitsel Ayam 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

Teh 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

Pisang 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

Snack (Putu Gula


0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat
Jawa)

Susu 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

Telur 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

Sonde 0 0 koloni/gram Memenuhi Syarat

59
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bakteri E.coli Makanan dan
Minuman, diperoleh hasil bahwa semua ke delapan sampel makanan dan 2
sampel minuman yang disajikan oleh Instalasi Gizi semuanya memenuhi
syarat untuk disajikan sesuai dengan batas maksimal Bakteri E.coli yang
ditentukan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

D. Pengelolaan Air Bersih dan Air Minum


1. Pemeriksaan Kualitas Air Bersih dan Air Minum
a. Tujuan
1) Untuk mendapatkan contoh uji yang memenuhi syarat dan
mewakili
2) Untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia air
b. Cara kerja pemeriksaan kualitas air secara fisik
1) Alat
Spectroquant Nova 60 60
2) Prosedur Pemeriksaan
a) Pemeriksaan warna (colour)/032
Range : 0-500 Pt/Co (TCU) 10-mm cell
(1) Pemeriksaan menggunakan alat Spectroquant Nova 60
60
(2) Masukkan aqudest ke dalam cuvet
(3) Menempatkan cuvet ke dalam spectroquants
(4) Meilih metode pada menu (kode no. 032)
(5) Memasukkan sampel ke dalam spectroquant
(6) Menekan tombol “ENTER” dan catat hasilnya
b) Pemeriksaan suhu air
Pengukuran suhu dilakukan dengan alat pH Meter
(1) Alat pH Meter dilakukan standarisasi satu bulan sekali
(2) Pengukuran dilakukan pada sampel air bersih/air
minum

60
(3) Memastikan baterai terpasang dengan benar dan masih
dalam keadaan baik, memasang elektrode suhu pada pH
Meter
(4) Menyelupkan elektrode suhu pada air bersih/ air minum
yang akan diperiksa sesuai dengan ketinggian elektode
(5) Menekan tombol Power ON/OFF untuk mematikan
(6) Menekan tombol suhu (°C) untuk mengukur suhu
(7) Menunggu sampai angka display yang ditunjukkan
stabil (± 1 menit)
(8) Mencatat hasil yang ditunjukkan
(9) Menekan tombol Power ON/OFF untuk mematikan
(10) Melepas elektrode masing-masing dan bersihkan
dengan kapas dan aquadest
(11) Melepas baterai bila tidak digunakan kembali sampai
2hari
(12) Menyimpan kembali peraltan tersebut

c) Pemeriksaan TDS (Total Dissolved Suspended)


Pengukuran TDS dilakukan dengan TDS dan conductivity
meter
(1) Memastikan baterai terpasang dengan benar dan masih
dalam keadaan baik
(2) Memasang elektrode TDS pada portnya
(3) Mengukur suhu air dengan pH Meter
(4) Melihat hasilnya dan putar tombol suhu pada
conductivity meter sesuai dengan suhu yang terlihat
pada pH Meter
(5) Mencelupkan elektrode TDS pada air yang akan
diperiksa sesuai dengan ketinggian electrode
(6) Memutar tombol Power ON/OFF untuk menghidupkan
(7) Memutar tombol TDS pada posisi 1K
(8) Meunggu sampai angka display yang ditunjukkan stabil
(±3menit)

61
(9) Mencatat hasil yang ditunjukkan
(10) Memutar tombol Power ON/OFF untuk mematikan
(11) Melepas elektrode masing-masing dan bersihkan
dengan kapas aquadest
(12) Melepas baterai bila tidak digunakan kembali sampai 2
hari
(13) Menyimpan kembali peralatan tersebut

c. Cara Kerja Pemeriksaan kualitas air secara kimia


1) Alat
a) Spectroquant Nova 60 60
b) Cuvet
c) Gelas ukur 100 ml
d) Pipet 10 ml
e) Karet penghisap
2) Prosedur pemeriksaan
a) Alumunium / 5941.00.594.0001 cell test
Range : 0,02-0,50 mg/l Al
(1) Ambil sampel 6,0 ml ke dalam gelas ukur
(2) Tambahkan 1 takar sendok microspoon Al-1k ke dalam
tabung uji dan larutan padatan
(3) Tambahkan 0,25 ml Al-2k dengan pipet dan campur
(4) Waktu reaksi 5 menit
(5) Pindahkan larutan kedalam cell yang sesuai
(6) Pilih metode dengan autoselector
(7) Tempatkan cell kedalam ruang cell
(8) Catat hasilnya
(9) Tempel stiker berwarna hijau setelah digunakan
b) Chlorida/Cl-/1.14897.0002 Chlorid-Test
Range : 2,5-25,0 mg/l Cl
(1) Alat dan Bahan yang disiapkan

62
(2) Masukkan sampel 5 ml dimasukkan ke dalam gelas
ukur
(3) Masukkan reagent CL-1 ke dalam sampel 2,5 ml,
kocok hingga homogen
(4) Kemudian tambahkan reagent CL-2 sebanyak 0,50 ml,
kocok hingga homogen
(5) Waktu reaksi sampai 1 menit
(6) Hidupkan alat Spectroquant Nova 60 60 masukkan
barkot hingga muncul kode sampel yang mau diperiksa
(7) Masukkan cuvet yang berisi sampel kemudian amati
monitor
(8) Catat hasil yang telah diperiksa
c) Chromate (Chromium VI)/ 1.14758.0001 Reagent Test
Range : 0,05-3,00 mg/l Cr
(1) Mengambil sampel air sebanyak 5ml
(2) Menambahkan satu tetes reagent Cr-1 ke dalam tabung
reaksi
(3) Menambahkan 6 tetes reagent Cr-2
(4) Menghomogenkan tabung untuk melarutkan padatan
(5) Menambahkan 5,0 ml sampel dengan pipet dan campur
(6) Menunggu waktu reaksi 1 menit
(7) Memindahkan larutan ke dalam cuvet yang sesuai
(8) Menempatkan cuvet kedalam ruang cuvet
(9) Mencatat hasilnya
d) Copper (Tembaga)/1. 14553.0001 Cell Test
(Range : 0,05-8,00 mg/l Cu.)
(1) Ambil sampel 5 ml masukkan ke dalam gelas ukur
(2) Tambahkan reagent Cu K1 sebanyak 5 tetes
(3) Kocok hingga homogen
(4) Waktu reaksi 5 menit
(5) Pindahkan larutan ke dalam cell yang sesuai
(6) Memilih metode dengan auto selector

63
(7) Menempatkan cell ke dalam ruang cell
(8) Mencatat hasilnya
(9) Menempel stiker berwarna setelah digunakan
e) Cyanide bebas /1.09701.0001 Reagent Test
Range : 0,010-0,500 mg/l CN
(1) Mengambil 5,0ml sampel kedalam tabung uji
(2) Menambahkan 1 takar microspoon hijau CN-3
(3) Menghomogenkan tabung untuk melarutkan padatan
(4) Menambahkan 1 takar microspoon biru CN-4
(5) Menghomogenkan tabung melarutkan padatan
(6) Menunggu waktu reaksi 10menit
(7) Memindahkan larutan ke dalam cell yang sesuai
(8) Memilih metode dengan auto selector dan masukkan
barcode
(9) Menempatkan cell kedalam ruang cell
(10) Mencatat hasilnya
f) Iron (Besi) /1.00796.0001 Iron Test
Range : 0,10-5,00 mg/l Fe
(1) Mengambil 8,0 ml sampel kedalam gelas ukur
(2) Menambahkan 1 tetes Fe -1 dan campur
(3) Menambahkan 0,5 ml Fe-2 dengan pipet dan campur
(4) Menunggu waktu reaksi 5 menit
(5) Menambahkan reagent Fe-3 1 dosis dengan
menggunakan microspoon
(6) Menunggu waktu reaksi 10 menit
(7) Memilih metode dengan autoselector dan masukkan
barcode
(8) Menempatkan cell kedalam ruang cell
(9) Mencatat hasilnya
g) Mangan /1.14770.002 Reagent Test
Range : 0,5 ml -10,00 mg/l Mn.
(1) Mengmbil 5,0 ml sampel kedalam gelas ukur

64
(2) Menambahkan 4 tetes Mn-1 dan campur
(3) Menambahkan 2 tetes Mn-2 dan campur
(4) Waktu reaksi 2 menit
(5) Menambahkan 2 tetes Mn-3 dan campur
(6) Waktu reaksi 2 menit
(7) Memindahkan larutan ke dalam cuvet
(8) Memilih metode dengan auto selector dan masukkan
barcode
(9) Mempatkan cell kedalam ruang cell
(10) Catat hasilnya
h) Nitrite/ 1.14776.0002 Reagent Test
Range :0,02-1,00 mg/l NO2-N/0,07-3,28 mg/l NO2
(1) Mengambil 5,0 ml sampel kedalam gelas ukur
(2) Menambahkan 1 takar microspoon NO2 -1
(3) Menghomogenkan tabung untuk melarutkan padatan
(4) Menunggu waktu reaksi 10 menit
(5) Memasukkan barcode
(6) Memilih metode dengan autoselector
(7) Mempatkan cell kedalam runag cell
(8) Mencatat hasilnya
i) Sulfate /1.000617.0001 14791 Cell Test
Range : 50-500 mg/l SO4
(1) Mengmbil 2 ml sampel kedalam tabung uji
(2) Menambahkan 1 drop SO4 -1 dan campur
(3) Menunggu waktu reaksi 2 menit
(4) Memasukkan cell ke dalam ruang cell
(5) Mencatat hasilnya
(6) Menempel stiker berwarna setelah digunakan
j) Zinc /Seng/ 1.00861.0001 Cell Test
Range : 0,025 -1,000 mg/l Zn
(1) Mengmbil sampel 10,0 ml sampel kedalam gelas ukur

65
(2) Menambahkan 1 takar microspoon hijau Zn-1K dan
aduk untuk melarutkan senyawa padat :pretreated
sampel
(3) Memasukkan 0,5 ml Zn-2K ke dalam cell reaksi, tutup
dengan penutup ulir,kemudian dicampur
(4) Menambahkan 2 ml pretreated sampel dengan pipet,
tutup cell dengan penutup ulir,campur
(5) Menambahkan 5 tetes Zn-3K, tutup cell dengan
penutup ulir dan campur
(6) Menunggu waktu reaksi 15 menit
(7) Memasukkan cell kedalam ruang cell, masukkan barkot
(8) Memilih metode dengan autoselector
(9) Mencatat hasilnya
(10) Menempel stiker hijau setelah digunakan.
k) Zat organik
Range : 10mg/l
(1) Pembuatan Reagent Zat Organik
(a) Larutan Asam Sulfat (H2SO4) 8 N
Mengambil 2ml H2SO4 pekat dan melarutkan ke
dalam 1000ml aquadest steril (sesuai kebutuhan),
Meneteskan Larutan KmnO4 0,01 N sampai warna
merah jambu. Memanaskan sampai mendidih, bila
selama pemanasan warna hilang menambahkan
larutan KmnO4 0,01 N samapi warna merah jambu
stabil.
(b) Larutan Asam Oksalat 0,1 N
Melarutkan larutan 6,3 gr (COOH)22H2O ke
dalam 1000 ml aquadest steril (sesuai kebutuhan)
(c) Larutan Asam Oksalat 0,01 N
Melarutkan larutan Asam Oksalat 0,01 N 10 ml ke
dalam 90 ml aquadest steril
(d) Larutan Kalium Permanganat 0,1 N

66
Melarutkan larutan 3,16 gr KmnO4 ke dalam 1000
ml aquadest steril
(e) Larutan Kalium Permanganat 0,01 N
Melarutkan larutan Kalium Permanganat 0,01 N
ke dalam 90 ml aquadest steril
(2) Penetapan Normalitas KmnO4 0,01 N
(a) Masukkan 100 ml aquadest steril ke dalam tabung
erlemneyer 125 ml
(b) Menambahkan 5 ml Larutan Asam Sulfat 8 N
bebas zat organic
(c) Menambahkan 10 ml Larutan Asam Oksalat 0,001
N, menitrasi dengan Larutan Kalium Permanganat
(KmnO4) 0,01 N sampai warna merah muda, catat
volumenya
(d) Apabila perbedaan pemakaian Larutan Kalium
Permanganat 0,01 N secara duplo lebih dari 0,1 ml
mengulangi penetapannya, apabila kurang dari atau
sama dengan 0,1 ml merata-ratakan hasilnya untuk
perhitungan kenormalan Larutan Kalium
Permanganat (KMnO4)
(e) Memasukkan kedalam rumus normalitas Larutan
KMnO4 : V1 X N1 = V2 X N2
Keterangan :
V1 : ml Larutan Asam Oksalat 0,01 N
V2 : ml Larutan Kalium Permanganat 0,01N
N1 : Kenormalan Larutan Asam Oksalat 0,01 N
N2 : Kenormalan Larutan Kalium Permanganat
(KMnO4) yang dicari
(3) Pemeriksaan
(a) Menyiapkan alat dan bahan dipersiapkan
(b) Memberi Erlenmeyer 125 ml masing-masing tanda
blangko (b) dan sampel (a)

67
(c) Membilas masing-masing erlenmeyer untuk
blangko dengan aquadest steril sebanyak 3 kali dan
sampel dengan air sampel sebanyak 3 kali
(d) Memasukkan aquadest steril dengan gelas ukur
100ml ke dalam erlenmeyer yang diberi tanda
blangko (b) dan memasukkan 100 ml air sampel
kedalam erlenmeyer yang diberi tanda sampel (a)
(e) Menambahkan larutan (KMnO4) 0,01 N beberapa
tetes kedalam blangko (b) dan sampel (a) hingga
terjadi perubahan warna menjadi merah muda
(f) Menambahkan dengan pipet 5 ml larutan Asam
Sulfat 8N ke dalam balngko (b) dan sampel (a)
(g) Memanaskan diatas pemanas listrik sampai
mendidih, tambahkan 10 ml Larutan KMnO4 0,01
N ke dalam blangko (b) dan sampel (a) sampai
warna menjadi ungu dan dipanaskan kembali
sampai mendidih
(h) Menambahkan 10 ml Larutan Asam Oksalat 0,01
N dengan pipet hingga perubahan warna menjadi
putih
(i) Menitrasi dengan menggunakan buret titrasi
KMnO4 0,01 N sampai warna merah jambu. Dan
mencatat hasil pada saat titrasi blanko dan sampel
(j) Menghitung menggunakan rumus:
KMnO4 (mg/l) = [(10+ a) b–(10xc)] x1x31,6x1000
d
Keterangan:
a = Volume KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada
titrasi
b = Normalitas KMnO4 yang sebenarnya
c = Normalitas asam oksalat
d = Volume contoh (100 ml)

68
l) Pemeriksaan PH Air
Pengukuran PH dilakukan dengan alat PH Meter. Alat PH
Meter dilakukan standarisasi satu bulan sekali.
(1) Melakukan pengukuran pada sampel air minum / air
bersih
(2) Memastikan baterai terpasang dengan benar dan masih
(3) Memasang elektrode PH pada PH Meter
(4) Mencelupkan elektrode PH pada air minum yang akan
diperiksa sesuai dengan ketinggian elektrode
(5) Menekan tombol Power ON OFF untuk menghidupkan
(6) Menekan tombol PH untuk pengukuran PH
(7) Menunggu sampai angka display yang ditunjukkan
stabil ( 1 menit)
(8) Mencatat hasil yang ditunjukkan
(9) Menekan tombol Power ON OFF untuk mematikan
(10) Melepas elektrode masing-masing dan bersihkan
dengan kapas dan aquadest
(11) Melepas baterai bila tidak digunakan kembali sampai
2hari dan menyimpan kembali peralatan tersebut
m) Total hardness 1.000961.0001 Cell Test/ Kesadahan
Range: 12-500 mg/l CaCO3
(1) Memasukkan dengan pipet 1,0 ml sampel ke dalam
reagent gelas yang disediakan
(2) Menambahkan reagent H-1K 1,0 ml, dan mengocok
hingga merata
(3) Menunggu hingga waktu reaksi 3 menit
(4) Menambahkan 3 ml reagent H-2K sebanyak 3 tetes dan
mengocok hingga merata
(5) Memasukkan cell ke dalam ruang cell
(6) Memilih metode dengan autoselector
(7) Mencatat hasilnya
(8) Menempel stiker berwarna setelah digunakan

69
Tabel 4.11 Pemeriksaan Kualitas Fisika dan Kimia
Air Bersih dan Air Minum
Petugas :Wiwin Winarni Isti Tukul

Hasil Pemeriksaan
Tgl Tgl Tgl Batas
No Parameter Satuan
31/07/2 07/08/2 16/08/2 Syarat
017 017 017
A. Parameter Fisika
Tidak Tidak Tidak Tidak
1 Bau
berbau berbau berbau berbau
Zat Padat
2 Terlarut mg/l 58 61 58 1500
(TDS)
Tidak Tidak Tidak Tidak
3 Rasa
berasa berasa berasa berasa
Suhu
4 Suhu °C 28,7 28,2 27,7 udara
±3°C
Tidak Tidak Tidak
5 Warna TCU 50
warna warna warna
B. Parameter Kimia
1 Besi mg/l 0,3 0,72 0,42 10,3
2 Mangan mg/l 0,23 0,33 0,22 0,4
3 Nitrit mg/l 0,07 0,06 0,07 3
4 pH 7,66 8,21 8,8 6,5-9
5 Seng mg/l 1,07 0,03 0,149 3
6 Sianida mg/l 0,013 0,01 0,012 0,07
7 Sulfat mg/l 18 15 12 250
8 Zat Organik mg/l 6,95 0,158 6,636 10
9 Klorida mg/l 81 0,04 0,07 250
10 Kromium mg/l 0,05 76 263 0,05
11 Kesadahan mg/l 10 11 0 500
12 Alumunium mg/l 0 0,2
13 Tembaga mg/l 0 2

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama 3 kali pemeriksaan fisika-


kimia air bersih dan air minum. Untuk pemeriksaan fisika-kimia air
minum di Instalasi Gizi, air bersih di Anggrek 3 dan Ground I,
menunjukkan bahwa angka yang diperoleh pada setiap parameter selalu
memenuhi standar dari setiap parameter tersebut, sehingga aman
dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang

70
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Terdapat perbedaan
parameter pemeriksaan kimia air minum, yaitu adanya tambahan
parameter Alumunium dan Cuprum (Tembaga) yang tidak terdapat pada
air bersih.

2. Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih


a. Tujuan
Sebagai bahan acuan untuk mengetahui kualitas air bersih sesuai
dengan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990tentang kualitas air
bersih.
b. Alat dan Bahan
1) Botol steril
2) Bunsen
3) Korek api
4) Coolbox
5) Alcohol
6) Pipet
7) Bulb
8) Compact dry
9) Incubator
10) Kapas
11) Koloni Counter
c. Prosedur Kerja
1) Pengambilan sampel air dari sumur gali, mata air dan reservoir
a) Menyiapkan botol steril dan lampu bunsen
b) Tangan dalam pengambilan sampel air dalam keadaan steril
c) Memasukkan botol steril ke dalam alat bantu pengambilan
sampel air
d) Membuka bungkus botol steril dekat dengan lampu Bunsen
yang sudah dinyalakan
e) Memegang botol steril bagian bawah, diturunkan pelan-pelan
dan membiarkan masuk ke dalam minimal 10 cm dari
permukaan air

71
f) Setelah botol steril terisi penuh angkat keatas, lalu membuang
sebagian air dekat dengan lampu Bunsen segera ditutup
g) Mencatat tanggal pengambilan sampel dan lokasi
h) Memasukkan botol ke dalam Coolbox
2) Pengambilan sampel air dari perpipaan (Kran)
a) Menyiapkan botol steril dan lampu bunsen
b) Tangan dalam pengambilan sampel air dalam keadaan steril
c) Mengalirkan kran selama 3-5 menit
d) Membersihkan kran dengan kapas yang sudah dibasahi
Alcohol atau dipanasi dengan lampu Bunsen yang sudah
menyala
e) Mengalirkan kran selama 3 menit, buka botol steril masukkan
air secara aseptis, buang sebagian air dekat dengan lampu
Bunsen dan segera ditutup
f) Mencatat tanggal pengambilan sampel dan lokasi
g) Memasukkan ke dalam Coolbox
3) Pemeriksaan mikrobiologi air
a) Aseptis meja dengan akcohol dan menyalakan lampu Bunsen
b) Tangan dalam pemeriksaan air sampel dalam keadaan steril
c) Mengambil air sampel 1 ml menggunakan pipet dan karet
penghisap (Bulb)
d) Memasukkan ke dalam compact dry EC
e) Menginkubasikan kedalam Incubator dengan suhu 35-37 ᴼC
selama 1 x 24 jam dengan posisi terbalik
f) Mengamati hasil pemeriksaan mikrobiologi apabila hasil
koloni sampel menunjukkan :
(1) Koloni berwarna biru atau ungu terdapat E.coli
(2) Koloni berwarna pink atau merah terdapat coliform
g) Menatat hasilnya dan dikonversikan ke dalam tabel

72
Tabel 4.12 Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih
Petugas : Wiwin, Winarni, Isti,Tukul

Tanggal Jam ambil/


No Lokasi Hasil Standart
Sampling Jam periksa
Instalasi Gizi
1 24/07/2017 (Pengolahan Bahan 09.45/11.00 0 10/100 ml
Caira)
2 24/07/2017 OK IBS Kamar 9 10.20/11.05 0 10/100 ml
IKF (Flamboyan
3 28/07/2017 09.00/09.30 0 10/100 ml
lantai 1)
4 02/08/2017 ICU (Wastafel) 10.04/10.40 0 10/100 ml
Laboratorium Klinik
5 02/08/2017 10.12/10.45 0 10/100 ml
Cendana
6 04/08/2017 Ground 1 07.50/08.05 0 10/100 ml
7 04/08/2017 Air Kran CSSD 08.00/08.08 0 10/100 ml
8 09/08/2017 Air Kran Aster 1 10.45/11.40 0 10/100 ml
9 09/08/2017 Air Kran ICVCU 10.45/11.45 0 10/100 ml
Air Kran Wastafel
10 11/08/2017 Sekar Moewardi 09.10/09.45 0 10/100 ml
(Ruang Tindakan)
11 14/08/2017 Ground 1 09.10/09.50 0 10/100 ml
HCU Neonatus
12 14/08/2017 09.25/09.55 0 10/100 ml
(Ruang perawatan)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan


mikrobiologi air bersih dari bulan 24 Juli sampai 14 Agustus yang
dilakukan 2 kali dalam seminggu, diperoleh nilai 0 untuk jumlah
mikroorganisme di air bersih, sehingga memenuhi standar yang
sudah ditetapkan dan aman untuk digunakan. Hal ini sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Pengelolaan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit dengan standart 10 koloni / 100 ml
sedangkan air bukan untuk perpipaan 50/100 ml.

3. Pungukuran pH dan Suhu Air Bersih


a. Tujuan
Untuk mengukur nilai pH dan suhu pada sumber air
b. Alat
pH Meter

73
c. Prosedur kerja
1) Menyiapkan pH Meter
2) Memasang sensor probe untuk pH dan suhu pada pH Meter
3) Sebelum dan sesudah digunakan, selalu membilas sensor probe
dengan aquadest. Menekan tombol ON pada pH Meter.
4) Setelah membilasnya dengan aquadest, memasukkan sensor
probe pH ke dalam Ground Tank 1 dan 2 sampai semua bagian
tercelup, menekan menu Range sampai muncul pilihan pH untuk
mengukur pH sampel. Untuk mengukur suhu dengan cara yang
sama lalu menekan menu Range dan muncul pilihan ˚C.
5) Mencatat hasil yang muncul pada display.

Tabel 4.13 Pungukuran pH dan Suhu Air Bersih


Petugas : Wiwin, Isti, Winarni, Tukul

Lokasi pH Suhu
No Tanggal Titik Waktu
Hasil Standar Hasil Standar
Sampel
Ground ± 30oC diatas
07.57 8,8 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
1 19/07/2017
Ground ± 30oC diatas
08.01 7,8 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.50 8,46 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
2 20/07/2017
Ground ± 30oC diatas
07.55 7,5 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.28 8,45 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
3 21/07/2017
Ground ± 30oC diatas
08.30 7,53 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.37 8,39 6,5-8,5 28,8
Water I suhu udara
4 22/07/2017
Ground ± 30oC diatas
07.50 7,54 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.00 8,4 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
5 24/07/2017
Ground ± 30oC diatas
08.04 7,55 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.50 8,5 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
6 25/07/2017
Ground ± 30oC diatas
07.55 7,58 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara

74
Tabel 4.13 Pungukuran pH dan Suhu Air Bersih (Lanjutan)
Petugas : Wiwin, Isti, Winarni, Tukul

Ground ± 300C diatas


08.02 8,45 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
7 26/07/2017
Ground ± 300C diatas
08.06 7,57 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 300C diatas
07.55 8,46 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
8 27/07/2017
Ground ± 300C diatas
08.00 7,61 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 300C diatas
08.05 8,17 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
9 28/07/2017
Ground ± 300C diatas
08.10 7,44 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.05 8,17 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
10 29/07/2017
Ground ± 30oC diatas
08.12 7,44 6,5-8,5 27,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.03 8,28 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
11 31/07/2017
Ground ± 30oC diatas
08.07 7,39 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.00 8,3 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
12 01/08/2017
Ground ± 30oC diatas
08.05 7,55 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.25 8,38 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
13 02/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.30 7,52 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.00 8,45 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
14 03/08/2017
Ground ± 30oC diatas
08.05 7,45 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.40 8,52 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
15 04/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.41 7,63 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.19 8,59 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
16 05/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.22 7,57 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.50 8,54 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
17 07/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.57 7,55 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara

75
Tabel 4.13 Pungukuran pH dan Suhu Air Bersih (Lanjutan)
Petugas : Wiwin, Isti, Winarni, Tukul

Ground ± 30oC diatas


08.00 8,59 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
19 08/08/2017
Ground ± 30oC diatas
08.07 7,59 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.03 8,45 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
20 09/08/2017
Ground ± 30oC diatas
08.10 7,50 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.41 8,52 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
21 10/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.47 7,57 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
08.15 8,61 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
22 11/08/2017
Ground ± 30oC diatas
08.20 7,46 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.22 8,59 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
23 12/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.26 7,5 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.45 8,42 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
23 14/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.49 7,55 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.55 8,36 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
24 15/08/2017
Ground ± 30oC diatas
08.05 7,6 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.30 8,75 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
23 16/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.34 7,75 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.37 8,36 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
23 18/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.39 7,57 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara
Ground ± 30oC diatas
07.45 8,39 6,5-8,5 28,9
Water I suhu udara
24 19/08/2017
Ground ± 30oC diatas
07.49 7,57 6,5-8,5 28,6
Water II suhu udara

76
Berdasarkan hasil pemeriksaan pH dan Suhu pada tanggal 24 Juli
sampai 19 Agustus 2017 pada Ground I dan Ground II yang merupakan
sumber air bersih di Rumah Sakit Dr. Moewardi, bahwa baik pH maupun
suhu setiap harinya memenuhi syarat atau masuk pada batas yang
ditentukan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Pengelolaan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
4. Pembubuhan Kaporit
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi sudah memiliki “water
treatment” untuk mengolah air tanah menjadi air yang siap minum.
Pengolahan yang utama adalah proses klorinasi yaitu dengan
caramelarutkan sejumlah kaporit sesuai kebutuhan. Pembubuhan kaporit
pada air bersih dilakukan pada 3 tempat yaitu Ground Tank 1, 2, dan
Ground Aster seminggu dua dengan jumlah kebutuhan kaporit yaitu :
a. Ground 1 dan Ground 2 = 1,4 kg
b. Ground Aster = 10,66 kg
5. Pemeriksaan Sisa Chlor Air Bersih
a. Tujuan
Untuk mengukur sisa chlor dalam air bersih
b. Alat dan bahan
1) Reagent CL-1
2) Reagent CL-2
3) Sampel Air Bersih
4) Spectroquant Nova
5) Alat tulis
6) Tisu
7) Cuvet
8) Pipet dan Bulb
9) Beaker glass
10) Botol kaca
11) Coolbox
12) Label

77
c. Cara kerja
1) Mengambil sampel air bersih 10 ml menggunakan pipet dan
memindahkan kedalam beaker glass
2) Memasukkan reagent CL-1 sebanyak 1 sendok ke dalam sampel
air, kemudian mengocok hingga homogen
3) Menambahkan reagent CL-2 sebanyak 2 tetes kocok hingga
homogen
4) Menunggu waktu reaksi sampai 1 menit
5) Menghidupkan alat Spectroquant Nova 60 60 masukkan barcode
hingga muncul kode sampel yang mau diperiksa
6) Memasukkan cuvet yang berisi sampel, kemudian mengamati
monitor
7) Mencatat hasil yang muncul di layar

Tabel 4.14 Pemeriksaan Sisa Chlor Air Bersih


Petugas : Wiwin, Winarni, Isti, Tukul
Hasil Standar Keterangan
No Tanggal Lokasi / Jam
(ppm) (ppm)
1 25-07- Instalasi Gizi/ 10.30 WIB 0,25 0,2-0,5 Memenuhi Syarat
2017
ICU / 10.37WIB 0,25 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II/ 10.40 WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II / 10.46 WIB 0,28 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 10.50 WIB 0,46 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

2 27-07- Instalasi Gizi/09.41 WIB 0,25 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 09.50 WIB 0,28 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 09.56 WIB 0,32 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II / 10.06 WIB 0,37 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 10.20 WIB 0,43 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

78
Tabel 4.14 Pemeriksaan Sisa Chlor Air Bersih (Lanjutan)
Petugas : Wiwin, Winarni, Isti, Tukul

3 29-07- Instalasi Gizi/ 10.05 WIB 0,27 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 10.13WIB 0,28 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 10.20 WIB 0,27 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II / 10.25WIB 0,25 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 10.30 WIB 0,3 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

4 1-08- Instalasi Gizi/11.10 WIB 0,28 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 11.11WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II /11.20 WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/11.26 WIB 0,27 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 11.28 WIB 0,31 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

5 3-08- Instalasi Gizi/ 11.39 WIB 0,42 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 11.17WIB 0,33 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II /11.26 WIB 0,39 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/11.31 WIB 0,3 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 11.46 WIB 0,4 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

6 5-08- Instalasi Gizi/ 08.30 WIB 0,31 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 08.38WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 08.44 WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/ 08.52 WIB 0,3 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 09.00 WIB 2,73 0,2-0,5 Tidak Memenuhi


Syarat
7 8-08- Instalasi Gizi/ 12.25 WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat
2017
ICU / 12.16WIB 0,25 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 12.28 WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/ 12.10 WIB 0,28 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 12.13 WIB 0,99 0,2-0,5 Tidak Memenuhi


Syarat

79
Tabel 4.14 Pemeriksaan Sisa Chlor Air Bersih (Lanjutan)
Petugas : Wiwin, Winarni, Isti, Tukul

8 10-08- Instalasi Gizi/ 10.30 WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 10.43WIB 0,27 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 10.36 WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/ 10.40 WIB 0,31 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 10.45 WIB 0,27 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

9 12-08- Instalasi Gizi/ 09.33 WIB 0,27 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 09.38WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 09.42 WIB 0,25 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/ 09.50 WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 09.59 WIB 0,43 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

10 15-08- Instalasi Gizi/ 11.51 WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 12.03WIB 0,28 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II / 11.45 WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/ 11.39 WIB 0,35 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 11.57 WIB 0,29 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

11 19-08- Instalasi Gizi/ 09.15 WIB 0,24 0,2-0,5 Memenuhi Syarat


2017
ICU / 09.20WIB 0,32 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Anggrek II /09.25 WIB 0,23 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Cendana II/ 09.31 WIB 0,26 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Aster III / 09.37 WIB 0,36 0,2-0,5 Memenuhi Syarat

Berdasarkan hasil pengukuran sisa chlor selama tanggal 24 Juli


sampai 19 Agustus, yang dilakukan tiga kali dalam seminggu yaitu setiap hari
Selasa, Kamis, dan Sabtu, hasil telah sesuai dengan Pedoman Teknis
Perbaikan Kualitas Air Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman

80
Direktorat Penyehatan Air Tahun 1991, kecuali pada lokasi Aster III pada
tanggal 5 dan 8 Agustus 2017.

E. Pengelolaan Air Limbah


1. Pengukuran pH, Suhu, dan Debit Air Limbah
a. Tujuan
Untuk mengukur nilai pH dan suhu pada sumber air
b. Alat
pH Meter
c. Prosedur kerja
1) Menyiapkan pH Meter
2) Memasang sensor probe untuk pH dan suhu pada pH Meter
3) Sebelum dan sesudah digunakan, selalu membilas sensor probe
dengan aquadest. Menekan tombol ON pada pH Meter
4) Setelah membilasnya dengan aquadest, memasukkan sensor
probe pH ke dalam bak inlet dan outlet sampai semua bagian
tercelup, menekan menu Range sampai muncul pilihan pH untuk
mengukur pH sampel. Untuk mengukur suhu dengan cara yang
sama lalu menekan menu Range dan muncul pilihan ˚C.
Mengukur debit inlet menggunakan penggaris pada tinggi dasar
air sampai permukaan.
5) Mencatat hasil yang muncul pada display.

81
Tabel 4.15 Pengukuran pH, Suhu, dan Debit Air Limbah
Petugas : Wiwin, Winarni, Isti, Tukul
Inlet Outlet
Tanggal Suhu Debit Suhu Debit
Jam pH Jam pH
(0C) (l/det) (0C) (l/det)
19/07/2017 08.00 7,23 30,7 6,886 08.06 7,22 29,5 4,977
20/07/2017 08.03 6,79 30 10,12 08.05 7,01 29,7 7,986
21/07/2017 08.57 6,88 30 6,886 09.00 7,4 29,9 8,218
22/07/2017 07.50 6,84 30 7,663 07.55 7 29,4 6,944
24/07/2017 08.05 6,95 30 5,589 08.08 6,97 28,6 14,815
25/07/2017 07.57 7,45 30,9 9,28 08.00 7,4 29,6 6,366
26/07/2017 08.03 7,78 30 6,237 08.05 7,95 29,2 7,523
27/07/2017 08.11 7 30 6,886 08.15 6,96 29,6 7,407
28/07/2017 08.06 7 30 8,441 08.10 7,24 29,6 7,060
29/07/2017 07.30 7,78 29,3 7,663 07.35 7,4 30 6,713
31/07/2017 08.15 7,26 30 12,03 08.25 7,45 28,8 13,889
01/08/2017 08.01 7,18 29,9 10,12 08.07 7,14 29,6 7,523
02/08/2017 07.30 7,48 29,5 5,589 07.33 29,6 7,32 4,282
03/08/2017 07.27 7,5 29,1 6,886 07.30 7,3 29,1 6,713
04/08/2017 07.35 7,48 30 6,886 07.42 7,22 29,4 6,944
05/08/2017 07.38 6,60 29,9 5,589 07.45 6,87 29,4 7,407
07/08/2017 08.25 7,67 30 5,589 08.30 7,43 28,6 14,005
08/08/2017 08.15 6,68 29,8 7,663 08.20 6,93 29,8 6,481
09/08/2017 07.41 6,8 29,4 7,663 07.44 7 29,5 5,440
10/08/2017 07.43 7,19 30,2 5,589 07.48 7,07 29,3 8,102
11/08/2017 08.02 7,09 29,7 6,856 08.07 7 29,7 2,199
12/08/2017 07.35 6,98 29,3 8,441 07.42 7 29,5 11,343
14/08/2017 07.54 7,29 30 6,886 07.57 7,17 28,8 13,657
15/08/2017 07.30 6,76 28,9 5,589 07.36 7,02 29,6 5,671
16/08/2017 07.41 6,65 30,7 9,280 07.46 6,95 29,8 16,204
18/08/2017 07.24 6,87 28,9 8,441 07.30 7 28,6 11,111
19/08/2017 07.50 6,51 29,1 6,856 07.53 6,75 30,1 6,366

Berdasarkan hasil pemeriksaan pH, suhu dan debit pada tanggal


24 Juli - 19 Agustus 2017 pada Instalasi Pengelolaan Air Limbah di
Rumah Sakit Dr. Moewardi, bahwa baik pH, suhu maupun debit setiap
harinya memenuhi syarat atau masuk pada batas yang ditentukan sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.

82
2. Pembubuhan Kaporit
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi sudah memiliki “water
treatment” untuk mengolah air tanah menjadi air yang siap minum.
Pengolahan yang utama adalah proses klorinasi yaitu dengan cara
melarutkan sejumlah kaporit sesuai kebutuhan. Pembubuhan Kaporit
pada air limbah dilakukan pada bak desinfeksi.

F. Pengelolaan Limbah Padat


Limbah dan limbah padat rumah sakit adalah semua limbah dan limbah
padat yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya.
1. Jenis limbah padat rumah sakit
Secara umum limbah dan limbah padat rumah sakit dibagi atas 2
kelompok besar yaitu limbah/ limbah medis dan limbah Non medis.

a. Limbah Padat Medis


Bentuk limbah medis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung didalamnya dikelompokkan sebagai berikut :
1) Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung, dan bagian menonjol yang dapat memotong
atau menusuk kulit seperti jarum hipodemik, perlengkapan
intravena, pipet pasteur, pecahan gelas dan pisau bedah. Semua
benda tajam ini memiliki potensi berbahaya dan dapat
menyebabkan cidera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda
tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh, bahan mikrobiologi, dan bahan radioaktif.
2) Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: limbah
yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (penyakit intensif), limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang
perawatan /isolasi penyakit menular.

83
3) Limbah jaringan tubuh meliputi organ anggota badan, darah,
cairan tubuh biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau
autopsy.
4) Limbah sitotoksis yaitu bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengngkutan, atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah farmasi ini
dapat berasal dari obat-obatan kadaluarsa, obat-obat yang
dibuang pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang
dibuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang tidak lagi
diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat.
5) Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan kimia dalam tindakan medis, veterinary, laboratorium,
proses sterilisasi dan riset.

84
BAGAN ALURPENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS
RSUD DR. MOEWARDI

Petugas Lab Patologi Unit kerja penghasil Petugas Inst. Forensik


Anatomi limbah padat medis
Menyerahkan Limbah Mengelola limbah padat
(Rawat inap dan Rawat
Padat Medis Jaringan medis potONgan kaki
Tubuh Jalan)
dan tangan dengan
penguburan

Petugas Cleaning Service


Mengambil limbah padat medis dari
rawat inap, rawat jalan pada pagi,
siang dan sore

Pihak Keluarga Petugas Instalasi Sanitasi Pihak Keluarga


Apabila diminta 1. Menimbang limbah padat medis di Apabila diminta
keluarga lokasi Incenerator keluarga
2. Memusnahkan limbah padat medis
(dengan APD lengkap)
3. Merekap jumlah limbah padat medis
tiap bulan

Koordinasi

Pengawas Cleaning Service

Gambar 4.1 Bagan Alur Pengelolaan Limbah Padat Medis

85
b. Limbah Padat Non Medis
Selain limbah medis, kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan limbah Non medis. Limbah Non medis ini bisa berasal
dari kantor/ administrasi (kertas), unit pelayanan (berupa karton,
kaleng, botol) , limbah dari ruang pasien, sisa makanan buangan,
limbah dapur(sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan,
sayuran).
2. Pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Daerah Dr. Moewardi
a. Tempat penampungan limbah padat
Tempat limbah padat Non medis yang digunakan adalah tempat
sampah yang memenuhi syarat-syarat:
1) Bahan terbuat dari bahan tahan karat
2) Bahan kedap air terutama untuk garbage
3) Bertutup
4) Mudah dibersihkan
5) Ringan agar limbah mudah dipindahkan
b. Peletakan tempat limbah padat Non medis
Tempat sampah disediakan minimal satu buah untuk setiap
kamar/ruangan atau setiap radius 10 meter serta setiap jarak 20 meter
untuk ruang tunggu terbuka.
c. Pengambilan dan pengangkutan limbah padat
1) Limbah padat Non medis
Pengambilan dan pengangkutan limbah padat Non medis yaitu:
a) Dikerjakan oleh tenaga cleaning service
b) Pengambilan dilakukan 4 kali yaitu pukul 05.00-08.00, pukul
11.00-13.00 dan pukul 17.00-19.00.
c) Untuk pengangkutan dilakukan oleh petugas menggunakan
troli/gerobak yang didalamnya terdapat sebuah kontainer
d) Pengambilan dilakukan dengan cara memindahkan limbah
padat Non medis dari tempat limbah padat Non medis ke
dalam kontainer yang terdapat dalam gerobak.

86
e) Limbah tersebut selanjutnya dibawa ke truk kontainer untuk
dibawa menuju TPA Putri Cempo
2) Limbah padat medis
a) Limbah padat medis dikumpulkan oleh petugas pengumpul
dengan mengambil kantong plastik kuning yang telah
dimasukkan kedalam wadah atau tempat sampah sebelumnya.
b) Pengambilan dilakukan 3 kali yaitu pukul 05.00-08.00, pukul
11.00-14.00, pukul 15.00-18.00.
c) Setelah kantong plastik kuning yang sudah berisi limbah
padat medis diambil kemudian dimasukkan ke dalam
kontainer
d) Tempat sampah yang telah kosong dilapisi kembali dengan
plastik warna kuning
e) Tempat sampah yang kotor dicuci
f) Limbah padat medis yang telah dimasukkan kontainer
selanjutnya dibawa ke TPS Limbah B3
g) Selanjutnya limbah padat medis dibakar di incinerator
d. Pembakaran
Pembakaran limbah padat hanya dilakukan pada limbah padat
medis.Pembakaran dilakukan menggunakan alat yang bernama
Incenerator. Kapasitas Incenerator yang dimiliki rumah sakit Dr.
Moewardi sebesar 180 kg. Pada setiap kali pembakaran membutuhkan
waktu 25 menit. Abu hasil pembakaran dimasukkan ke dalam plastik
kuning.Abu tersebut selanjutnya diambil oleh pihak ke 3 yaitu PT.
Arah Enviromental Indonesia. Untuk mengetahui kualitas Incenerator
dilakukan pemeriksaan kualitas udara emisi Incenerator oleh PT.
Envilab Indonesia dan dilaporkan oleh PT. PPLI (Prasada Panumah
Limbah Industri).Alat yang digunakan adalah gas analisis.

87
ALUR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT NON MEDIS

Unit kerja penghasil limbah padat nON medis: rawat inap,


rawat jalan, perkantoran, dapur, taman, halaman dan
fasilitas umum lainnya

Petugas Clening Service


1. Mengambil limbah padat nON medis (bungkus box makanan, sisa
makanan, kemasan makanan dan minuman, kertas tissue,
pembungkus spuit, kardus bungkus obat, plastik) pagi, siang dan
sore
2. Mengangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) pagi, siang dan
sore

Petugas Instalasi Sanitasi


Merekap jumlah limbah padat nON medis tiap
bulan

Koordinasi

Pengawas Cleaning Service

Gambar 4.1 Bagan Alur Pengelolaan Limbah Padat Non Medis

88
Tabel 4.16 Jumlah Abu Limbah Padat Medis
Petugas : Wiwin, Winarni, Tukul, Isti

Total Abu yang


Jumlah
Hari/ Tanggal Keterangan Sampah dihasilkan
(kg)
Per Hari (kg)
Pagi 233,75 748,55
Senin, 24-07-2017 Siang 209,55 131,45
Sore 305,25
Pagi 297,3 918,55
Selasa, 25-07-2017 121,65
Siang 255,2
Sore 366,05
Pagi 250,8 815,55
Rabu, 26-07-2017 Siang 293,5 150,85
Sore 271,25
Pagi 402,85 960,2
Kamis, 27-07-2017 Siang 284,8
Sore 272,55 131,9
Pagi 317,6 824,05
Jumat, 28-07-2017 Siang 266,85 89,6
Sore 239,6
Pagi 338,95 833,8
Sabtu, 29-07-2017 Siang 192,25 131,05
Sore 302,6
Pagi 223,4 598,4
Minggu, 30-07-2017 Siang 166,45 OFF
Sore 208,55
Pagi 225,55 843,5
Senin, 31-07-2017 Siang 278,25 99,85
Sore 339,7
Pagi 267,95 965,7
Selasa, 01-08-2017 Siang 281,65 111,8
Sore 416,1
Pagi 233,1 929,5
Rabu, 02-8-2017 Siang 294,65 111,3
Sore 401,75
Pagi 233,55 909,85
Kamis, 03-08-2017 Siang 250,2 79,05
Sore 426,1
Pagi 268,95 857,85
Jumat, 04-08-2017 Siang 266,45 65,55
Sore 322,45
Pagi 271,35 880,85
Sabtu, 05-08-2017 Siang 323,7 113,6
Sore 285,8

89
Tabel 4.16 Jumlah Abu Limbah Padat Medis (Lanjutan)
Petugas : Wiwin, Winarni, Tukul, Isti

Pagi 291,6 650,7


Minggu, 06-08-2017 Siang 142,75 OFF
Sore 216,35
Pagi 209,7 905,85
Senin, 07-08-2017 Siang 345,3 160,7
Sore 350,85
Pagi 335 972,4
Selasa, 08-08-2017 Siang 320,3 156,4
Sore 317,1
Pagi 250,45 875,5
Rabu, 09-08-2017 Siang 290,25
120,25
Sore 334,8
Pagi 248,6 993,25
Kamis, 10-08-2017 Siang 310,25 115,5
Sore 434,4
Pagi 274,65 852,9
Jumat, 11-08-2017 Siang 320,9 99,25
Sore 257,35
Pagi 889,9 945,05
Sabtu, 12-08-2017 Siang 961,5 114,1
Sore 346,3
Pagi 240,35 568,5
Minggu, 13-08-2017 Siang 100,25 OFF
Sore 227,9
Senin, 14-08-2017 Pagi 270,35 942,85
132,65
Siang 312,3
Sore 360,2
Pagi 275,4 960,35
Selasa, 15-08-2017 Siang 289,8 93,25
Sore 395,15
Pagi 266,2 908,05
Siang 289,7 125,9
Rabu, 16-08-2017
Sore 352,15
Pagi 290,6 781,9
Kamis, 17-08-2017 Siang 193,8 OFF
Sore 297,5
Pagi 190,4 903,2
Jumat, 18-08-2017 Siang 305,15 159,9
Sore 407,65
Pagi 249,2 878,5
Sabtu, 19-08-2017 Siang 242,85 209,55
Sore 386,45

90
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampah medis pada tanggal 24
Juli - 19 Agustus 2017, didapatkan rata-rata timbulan sampah medis
setiap hari sebesar 847,059 kg. Sedangkan jumlah rata-rata abu residu
pembakaran sampah medis sebesar 116,264 perhari. Penimbangan dan
pengangkutan residu sampah medis oleh pihak ketiga yaituPT. Arah
Enviromental Indonesia dilakukan setiap dua kali seminggu sekali
pada hari Rabu dan Sabtu.

G. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu


Pengendalian serangga dan binatang pengganggu di RSUD Dr.
Moewardi mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1204/MENKES/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit dan Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Kegiatan
pengendalian serangga, dan binatang pengganggu yang dilakukan meliputi:
1. Nyamuk
2. Lalat
3. Semut
4. Kecoa
5. Tikus
6. Kucing
7. Binatang pengganggu lainnya seperti rayap dan kutu

Kegiatan pengendalian serangga, dan binatang pengganggu merupakan


upaya untuk mengurangi populasi seragga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit.
Serangga dan tikus merupakan masalah yang penting di rumah sakit, Karena
itu pengendaliannya harus dilakukan secara rutin.Selain dapat menjadi vektor
penularan berbagai macam penyakit seperti malaria, disentri, pest, demam
berdarah, dan sebagainya, serangga dan binatang pengganggu ini juga dapat
menimbulkan kerugian secara ekonomis karena dapat merusak sarana dan
prasarana di rumah sakit serta mengganggu kenyamanan petugas, pasien
maupun pengunjung rumah sakit.

91
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu di Rumah Sakit Dr.
Moewardi dilakukan secara rutin setiap hari melalui kegiatan Survey
Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu.Hasil dari kegiatan survey
harian dicatatan dalam buku dan dilaporkan dalam laporan bulanan. Kegiatan
pengendalian serangga dan binatang pengganggu dilakukan di tempat-tempat
yang potensial digunakan sebagai tempat perindukannya dan disemua tempat
di rumah sakit yang meliputi :

1. Gudang farmasi
2. Instalasi gizi
3. Instalasi gawat darurat dan Ponek
4. Semua bangsal (Anggrek, Mawar, Melati, Cendana, Aster, Cempaka).
5. Poliklinik di setiap bangsal
6. Apotek
7. Radiologi
8. Radioterapi
9. Gudang umum
10. CSSD
11. Halaman/ Taman / Parkir
12. Foodcourt
13. TPS Medis dan Truk Pengangkut Sampah Umum
14. Kamar jenazah
15. KBRT
16. R. Genset, dan Boiller
17. Laundry
18. IPAL & Limbah B3
19. Wijaya Kusuma
20. IPI

Adapun kegiatan survey pengendalian serangga dan binatang


pengganggu meliputi :

92
1. Pengendalian tikus
Kegiatan pengendalian tikus di Instalasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi bekerja sama dengan pihak ke-3. Survey kegiatan pengendalian
ini dilakukan berdasarkan permintaan dan laporan dari masing-masing
bagian apabila ditemukan tikus atau keberadaan tikus.Pengendalian tikus
dilakukan dengan pemasangan traisbath. Cara pemasangan traisbath yaitu,
sebagai berikut :
a. Alat
Traisbath
b. Bahan
Fumatertil, brodivacum yang dicampur dengan gabah, teri, daging,
ikan, ayam.
c. Cara kerja :
1) Mengisi traisbath dengan bahan
2) Peletakkan diusahakan pada jalan tikus dengan tanda :
a) Banyak kotoran tikus
b) Ada bekas hitam berlemak
3) Mengecek traisbath pada hari berikutnya , apabila terdapat bekas
termakan tikus maka kemungkinan terdapat tikus yang mati
karena memakan bahan-bahan tersebut
4) Biasanya tikus mati ditempat-tempat lembab disekitar lokasi
penempatan traisbath
2. Pengendalian serangga
a. Nyamuk dan kecoa
Kegiatan ini bertujuan mengendalikan serangga khususnya nyamuk
dan kecoa di lingkungan Rumah Sakit Umum daerah Dr. Moewardi.
Pengendalian nyamuk dan kecoa dilakukan oleh pihak ke-3.Bahan
yang dipakai dalam pengendalian ini bersifat residu yang bisa
bertahan selama beberapa hari dalam bentuk Kristal.Pemakaian bahan
bervariasi atau bergonta-ganti, dengan tujuan menghindari terjadinya
resistensi. Metode yang dipakai adalah spraying atau penyemprotan.

93
1) Alat
BNG (terdiri dari tabung dan spring)
2) Bahan
Sipermetrin
3) Cara kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Mengisi BNG dengan bahan sesuai kebutuhan
c) Memompanya lalu mengunci tutup
d) Mengatur spring sesuaikan dengan jarak dan bentuk sasaran
e) Mengarahkan mata sprayer pada sasaran penyemprotan,
kemudian semprotkan
3. Pemberantasan lalat
Pemberantasan lalat bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit yang
dapat ditularkan oleh lalat, dengan cara menurunkan tingkat
kepadatannya.Tindakan pemberantasan lalat dilakukan bilamana adanya
keluhan dari masyarakat sekitar tempat-tempat yang potensial sebagai
sarang lalat dan atas permintaan masyaraka. Cara yang bisa dilakukan:
a. Perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat-tempat yang
potensial sebagai tempat perindukan limbah terutama limbah dapur
ditampung pada tempat limbah yang baik dan tertutup dan pada waktu
maksimum 3 hari sudah harus dibuang
b. Pengangkutan dan pembuangan limbah dilakukan setiap hari dengan
cara yang baik
c. Tempat pengumpulan limbah diberi alas yang kedap air misalnya
denga besi plat , seng, dll
d. Untuk tempat buangan kotoran gunakan kakus atau WC yang selalu
dalam keadaan bersih
e. Kotoran ternak harus dijauhkan dari tempat tinggal manusia dan
kotoran dibalik-balik 3 hari sekali
f. Penggunaan lampu UV dan perangkap yang diberi lem gajah
Setiap bahan organik yang lembab(limbah basah maupun kotoran) dapat
merupakan tempat perindukan lalat.Penggunaan bahan-bahan kimia atau

94
racun serangga disamping membunuh larva lalat juga dapat membunuh
musuh-musuh alami dari larva lalat tersebut. Penyemprotan dengan
larutan/emulsi larvasida ditujukan pada limbah-limbah organik atau
kotoran-kotoran manusia atau binatang sedemikian rupa hingga
membasahi seluruh bahan atau media 0,8-5,6 L/100m2. Bahan yang
digunakan untuk penyemprotan adalah agita atau fly bath. Pemberantasan
lalat dengan larvasida di RSUD Dr. Moewardi menggunakan jasa orang
ketiga.

Tabel 4.17 Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggu


Petugas : Retno, Ni’am, Titik, Endang, Yudha
No Lokasi Tindakan Keterangan
1 Instalasi Gizi - Pengumpanan tikus - Lalat masih ada
dengan Life Trap, Glue tapi masih
Trap, UV Lamp terkendali
- Semut terkendali
2 Gedung Nusa - Penyemprotan - Nyamuk, tikus
Indah/Radiologi serangga dengan Zeta masih
Sypermetrin - Semut terkendali
- Pengumpanan tikus
dengan Life Trap
3 Gedung - Penyemprotan - Semut masih ada
Radioterapi serangga dengan Zeta
Sypermetrin
4 IPAL dan Gardu - Penyemprotan - Kecoa dan nyamuk
Listrik serangga dengan Zeta masih
Sypermetrin dan Abate - Jentik masih ada
- Pengumpanan tikus - Semut terkendali
dengan Kumatritralil
5 Gudang Farmasi - Penyemprotan - Ada hewan kaki
serangga dengan Zeta seribu di dekat
Sypermetrin pintu
- Pengumpanan tikus
dengan Life Trap
6 Gudang - Penyemprotan - Populasi semut
Anyelir/CSSD serangga dengan Zeta masih ada terutama
Sypermetrin di pantry
7 Poli Cendana dan - Penyemprotan - Mimik masih ada
Bangsal Cendana serangga dengan Zeta
Sypermetrin
- Pengumpanan tikus
dengan Life Trap, Glue
Trap

95
Tabel 4.17 Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggu(Lanjutan)
- -
Petugas : Retno, Ni’am, Titik, Endang, Yudha

8 IKF - Penyemprotan - Tikus dan serangga


serangga dengan Zeta sudah terkendali
Sypermetrin
- Pengumpanan tikus
dengan Kumatritralil
9 Masjid - Penyemprotan - Masih ada populasi
serangga dengan Zeta semut
Sypermetrin - Kucing masih ada
10 Bangsal Neonatus - Penyemprotan - Populasi semut
serangga dengan Zeta masih ada di
Sypermetrin tempat
pembuangan susu
11 Gedung - Penyemprotan - Populasi tikus
Cempaka/IBS serangga dengan Zeta masih ada
Sypermetrin (di dapur) - Kecoa masih ada
- Pengumpanan tikus tapi terkendali
dengan Kumatritralil, - Nyamuk masih ada
Norat di ruang ganti
12 Gedung Wijaya - Penyemprotan - Kucing masih ada
Kusuma I,II,III serangga dengan Zeta - Tikus masih ada
Sypermetrin (kamar tetapi masih
mandi dan tempat terkendali
sampah) - Semut dan kecoa
- Pengumpanan tikus ada tapi terkendali
dengan Kumatritralil,
Norat
13 Gedung Melati - Penyemprotan - Tikus, semut masih
I,II,III serangga dengan Zeta ada tetapi masih
Sypermetrin (kamar terkendali
mandi dan pantry)
- Pengumpanan tikus
dengan Kumatritralil,
Norat
14 Gedung Mawar - Penyemprotan - Semut masih ada di
I,II,III serangga dengan Zeta pantry
Sypermetrin - Kecoa masih ada
- Pengumpanan tikus
dengan Life Trap,
Norat
15 IGD - Penyemprotan - Tikus dan lalat
serangga dengan Zeta masih ada
Sypermetrin
- Pengumpanan tikus
dengan Glue Trap,
Norat, Tiametoxam

96
Tabel 4.17 Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggu(Lanjutan)
-
Petugas : Retno, -
Ni’am, Titik, Endang, Yudha
- -
16 Laundry - Penyemprotan - Semut di dinding
serangga dengan Zeta toilet masih ada
Sypermetrin
- Pengumpanan tikus
dengan Kumatritralil
17 Area - Penyemprotan - Lalat dan semut
Publik/Tempat serangga dengan Zeta masih ada
Parkir Sypermetrin, Aghita - Kucing di area
- Pengumpanan tikus timur masih ada
dengan Kumatritralil
- Perangkap Kucing
18 Gedung - Penyemprotan - Semua teratasi
Teratai/Farmasi serangga dengan
Sypermetrin
- Pengumpanan tikus
dengan Kumatritralil,
Glue Trap
19 Instalasi - Pengumpanan tikus - Tikus, nyamuk
Perawatan dengan Life Trap masih ada dan
Intensif(IPI) terkendali
20 Gedung Anggrek - Penyemprotan - Tikus sudah
I,II,III serangga dengan Zeta terkendali
Sypermetrin - Kecoa dan semut
- Pengumpanan tikus masih ada
dengan Kumatritralil,
Life Trap, Norat
21 Gedung - Penyemprotan - Semut masih ada
Aster,I,II,III,IV,V serangga dengan - Tikus sudah
Sypermetrin terkendali
- Pengumpanan tikus - Lalat di Aster 2
dengan Kumatritralil,
Life Trap, Lem Tikus
22 Area Foodcourt - Penyemprotan - Tikus, semut, lalat
serangga dengan Zeta dan kecoa masih
Sypermetrin ada tetapi masih
- Pengumpanan tikus terkendali
dengan Kumatritralil,
Life Trap, Norat
23 Tempat Parkir - Penyemprotan - Lalat dan nyamuk
Mobil Sampah serangga dengan masih ditemukan
Sypermetrin di tempat
pembuangan
sampah
- Masih ada kucing
disekitar tempat
parkir mobil

97
Tabel 4.17 Pemantauan Serangga
- dan Binatang Pengganggu(Lanjutan)
-
Petugas : Retno,
- Ni’am, Titik, Endang, Yudha
-
- -
24 Klinik Fertilitas - Penyemprotan - Populasi nyamuk
Sekar Moewardi serangga dengan masih ada
Sypermetrin - Semut masih ada di
- Pengumpanan tikus halaman
dengan Kumatritralil,
Life Trap, Norat

Berdasarkan hasil survey dan pemantauan serangga dan binatang


pengganggu di atas, masih ditemukan serangga dan binatang pengganggu
seperti kecoak, semut, nyamuk, tikus, kucing dan rayap.Sehingga tetap perlu
dilakukan pemantaua dan penanggulangan.Sesuai dengan perturan
KepMenKes Nomor 1204/MENKES/PER/IX/2010 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.

98
BAB V
ANALISIS KEGIATAN

A. Identifikasi Masalah
1. Tingginya Kadar Debu Ruangan
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama lima kali proses
pemeriksaan sesuai dengan Tabel 4.4 Pemeriksaan Kadar Debu di empat
tempat yang berbeda, tiga di antaranya tidak memenuhi syarat, yaitu:
Laundry pada tanggal 31 Juli dan 3 Agustus 2018 di mana pada
pemeriksaan di tanggal 31 Juli 2018 belum memenuhi standar kadar debu
di lingkungan rumah sakit sesuai dengan KepMenKes RI
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Peraturan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit. Namun pada pemeriksaan kedua ditanggal 1 Agustus 2018
memenuhi standar, di Bangsal Melati 1 Kamar 7 pada 1 Agustus 2018
dilakukan pemeriksaan dan hasil yang diperoleh juga belum memenuhi
standar seperti yang terdapat pada KepMenKes RI
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Peraturan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, dan di Ruang Tunggu Gedung Wijayakusuma pada 1
Agustus 2018 hasil yang diperoleh juga melebihi ambang batas maksimal
kadar debu yang diperbolehkan di lingkungan rumah sakit.
Ruang-ruang ini dilakukan pemeriksaan selama satu jam dengan
menggunakan alat LVS. Setelah selesai di timbang dan dilakukan
perhitungan maka diperoleh hasil kadar debu masing-masing adalah
311,11mg/m3 untuk Laundry, 188,88 mg/m3 untuk Bangsal Melati 1
Kamar 7, dan 211,11 mg/m3 untuk Tunggu Gedung Wijayakusuma. Di
mana seharusnya sesuai dengan KepMenKes RI
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Peraturan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit bahwa kadar debu yang diperbolehkan di Rumah Sakit
adalah 150 µg/m3.
.

94
Tingginya kadar debu di ke tiga area di lingkungan Rumah Sakit
Dr. Moewardi ini dari batas yang ditentukan oleh peraturan tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Yaitu dapat disebabkan oleh
adanya pembangungan gedung baru di Rumah Sakit Dr. Moewardi
sehingga masih banyak debu-debu dari bahan-bahan bangunan yang
belum dapat untuk diatasi, karena masih adanya area-area yang belum
jadi seperti pembangungan gedung baru yang bernama Gedung
Flamboyan, area tersebut adalah area parkir di gedung ini, bangsal-
bangsal perawatan yang belum dibersihkan dan masih sangat berdebu,
sisa-sisa bangunan yang belum dirapikan.
Adanya perbaikan di dalam bangsal-bangsal tertentu yang
berdekatan dengan bangsal yang digunakan sebagai tempat pelayanan
kesehatan didekat Gedung Melati, hal ini tidak menutup kemungkinan
bahwa debu-debu bahan bangunan yang masih ada tentu dapat menyebar
ke area terdekatnya. Alasan lain masih tingginya kadar debu untuk area
Ruang Tunggu Wijaya Kusuma adalah karena ruang tunggu berdekatan
dengan pintu keluar dan berdekatan dengan jalan yang dilewati kendaran
menuju tempat parkir. Debu akibat udara emisi juga dapat mempengaruhi
tingginya kadar debu di area ini.
Kemudian asap rokok yang terkadang masih tercium juga dapat
menjadi salah satu penyebab tingginya kadar debu. Tingginya kadar debu
dari batas maksimal yang diperbolehkan di lingkunga rumah sakit,
karena pada batasan yang ditetapkan untuk lingkungan rumah sakit ini
kadar debu dapat diterima dan tidak mengganggu kesehatan dan proses
pelayanan kesehatan baik untuk pasien penunggu maupun staf kesehatan.
Namun jika kadar debu melebihi dari batas maksimal dapat
memungkinkan terjadinya gangguan pernafasan bagi pengunjung, pasien
maupun staf kesehatan. Sehingga perlu dilakukan penurunan kadar debu,
untuk meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Dr.
Moewardi.

95
Terutama di ruangan yang berAC jika kadar debu berlebihan maka
selain dapat meningkatkan kemungkinan gangguan pernafasan juga dapat
menyebabkan gangguan penghawaan atau ventilasi di lingkungan rumah
sakit. Dapat mengganggu proses operasi yang berlangsung dengan alat-
alat medis yang memiliki sifat dan karakter tertentu.

2. Masih Terdapat Kucing di Area Tempat Parkir


Sesuai dengan Tabel Survey Serangga Dan Binatang Pengganggu
bahwa di Tempat Parkir, Masjid, dan Gedung Wijaya Kusuma di Rumah
Sakit Dr. Moewardi, masih ditemukan kucing.Survey ini berdasarkan
Tabel 4.17 Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggudi yang
diambil tentang kucing saja.Hasil survey tersebut adalah hasil survey
untuk bulan Juli 2017.Survey serangga dan binatang pengganggu
dilakukan setiap hari baik oleh PT Nupes sebagai pihak ketiga yang
memberi tindakan maupun oleh petugas sanitasi selaku pemantau dan
pengontrol.Survey dilakukan langsung dengan mengobservasi tempat
maupun dengan menanyai cleaning service ditempat yang disurvey. Hal
ini dimaksudkan selain dengan observasi langsung juga dapat diperoleh
laporan lain tentang masih ada atau tidaknya binatang dan serangga
pengganggu di tempat tersebut. Selain itu pihak cleaning service juga
lebih sering berada di tempat yang dilakukan pemeriksaan yaitu, di
Gedung Wijaya Kusuma, di Tempat Parkir, dan di Masjid Rumah Sakit
Dr. Moewardi.
Kucing merupakan salah satu binatang pengganggu yang dapat
mengganggu aktifitas di Rumah Sakit. Menurut KepMenkes RI
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Peraturan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit bahwa kucing termasuk dalam salah satu binatang
pengganggu. Kucing merupakan binatang pengganggu, sebab dapat
menganggu kebersihan di lingkungan rumah sakit sehingga dapat
menurunkan kualitas kesehatan di lingkungan rumah sakit. Hal tersebut
antara lain, karena kucing dapat mengacak-ngacak tempat sampah yang
berada di lingkungan rumah sakit untuk mencari makan, sehingga

96
menyebabkan sampah berserakan. Sampah yang berserakan dapat
mengganggu pemandangan dan mengurangi kebersihan. Di mana
seharusnya kuman-kuman yang berada di tempat sampah tidak
menyebar, dapat menyebar ke lingkungan tersebut.Selain itu kucing yang
terbiasa berkeliaran di rumah sakit dapat membuang kotoran di
lingkungan rumah sakit juga.Informasi tersebut diperoleh petugas
berdasarkan laporan dari cleaning service yang sering menemui
banyaknya sampah yang berserakan dan kotoran kucing di Gedung
Wijaya Kusuma.
Kemudian ada cleaning service yang melihat kucing ada di Tempat
Parkir.Hal ini dapat mengganggu kualitas kesehatan yang seharusnya di
penuhi rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan yang seharusnya.Termasuk kucing liar yang sering berkeliaran
di rumah sakit, dapat menjadi sarana penularan penyakit tertentu akibat
kebersihan yang buruk dari kucing tersebut.Terutama bagi bangsal-
bangsal tertentu yang terdapat penyakit infeksius yang dapat semakin
parah jika ada kucing yang banyak membawa kuman di dalam bulu
maupun tubuhnya.Oleh sebab itu sangat penting dalam melakukan
pengendalian kucing sebagai binatang pengganggu.

(Madani Lizansari J410140030)

3. Bangkai tikus sulit dideteksi keberadaannya


Pengendalian dan pemberantasan tikus sebagai binatang
pengganggu di Rumah Sakit, telah dilakukan oleh pihak RSUD Dr.
Moewardi bekerja sama dengan pihak ketiga (NU Pest) dengan
melakukan pencegahan secara fisik maupun kimia sesuai dengan. Salah
satu cara pencegahan fisika yaitu dengan memasang perangkap di dalam
maupun di luar ruangan. Perangkap yang terpasang di luar ruangan juga
telah dilakukan secara kimia dengan memberi racun tikus (Zeta
Sypermetrin) yang bersifat residual.Sifat racun ini yaitu apabila racun
telah dimakan tikus, maka tikus tersebut akan mati dalam kurun waktu 3
– 4 hari.

97
Kelemahan dari cara ini yaitu, perangkap tersebut hanya sebagai
tempat menaruh umpan dan tidak dapat menjerat tikus, sehingga tikus
yang telah memakan umpan dapat mati di sembarang tempat. Tidak dapat
dipungkiri apabila tikus-tikus tersebut dapat memasuki ruangan-ruangan
rumah sakit, seperti bangsal dan ruang tunggu seperti dalam Tabel 4.17
Pemantauan Serangga dan Binatang Pengganggu. Sehingga, beberapa
petugas kebersihan di beberapa ruangan kerap kali melaporkan adanya
bau bangkai tikus yang mengganggu kenyamanan pasien. Kemudian,
pihak ketiga (NU Pest) akan menelusuri asal dari bau bangkai tersebut.
Namun demikian, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menemukan bangkai tikus tersebut karena tidak diketahui dengan pasti
dimana tikus terebut dapat mati setelah memakan racun tikus. Akibatnya,
bau bangkai tikus tersebut tidak akan hilang dan mengganggu
kenyamanan orang-orang di sekitar.selama bangkai tikus belum
ditemukan

4. Pengelolaan Limbah Padat Non Medis Kurang Baik


Dalam pengelolaan limbah/sampah padat di RSUD Dr. Moewardi
telah dipisahkan antara limbah padat medis dan Non-medis. Untuk
limbah padat medis, telah ada incenerator dalam pengelolaannya.
Sedangkan untuk limbah/sampah Non-medis, pengelolaannya belum
terlaksana dengan baik. Beberapa penyebabnya antara lain dikarenakan
kurangnya tenaga operasional, tempat pemilahan, dan perilaku pembuang
sampah itu sendiri yang kurang peduli dengan pemilahan sampah.
Pengelolaan limbah padat rumah sakit disesuaikan dengan kondisi
limbah dan kemampuan rumah sakit untuk mengelolanya. Kegiatan
pengelolaan biasanya meliputi penampungan limbah, pengangkutan, dan
pembuangan akhir. Apabila pengelolaan limbah tidak dilakukan dengan
baik maka dapat mengganggu nilai estetika, mengundang serangga (lalat,
kecoa, semut, nyamuk) dan binatang penganggu lain banyak berkeliaran
di wilayah TPS yang dapat menimbulkan perkembangbiakan vektor
penyakit.

98
Persyaratan Pengelolaan Limbah Padat berdasarkan pada
KepMenKes RI 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Peraturan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, diantaranya yaitu:
a. Penampungan Limbah
Limbah padat biasanya ditampung di tempat produksi sampah
untuk beberapa lama. Setiap unit kegiatan hendaknya disediakan
tempat penampung dengan bentuk, ukuran, dan jumlah yang
disesuaikan dengan jenis dan jumlah limbah padat serta kondisi
setempat. Tempat penampung limbah padat harus memenuhi
persyaratan yaitu bahan tidak mudah berkarat, kedap air terutama
untuk menampung sampah basah, tertutup rapat, mudah dibersihkan,
mudah dikosongkan, tidak menimbulkan bising, serta tahan terhadap
benda tajam. Untuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan,
penggunaan kantong plastik pelapis dalam bak penampungan sangat
disarankan. Kantong yang digunakan untuk penampungan
menggunakan warna berbeda berdasarkan potensi bahaya.
b. Pengangkutan Limbah
Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah
di setiap unit dan diangkut ke pengumpulan lokal atau ke tempat
pemusnahan. Alat pengangkutan sampah di rumah sakit dapat berupa
troli dan kereta yang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Memiliki wadah yang mudah dibersihkan serta dilengkapi
dengan penutup
2) Harus kedap air dan mudah untuk diisi dan dikosongkan.
3) Setiap keluar dari pembuangan akhir selalu dalam kondisi bersih
c. Pembuangan Limbah
Konstruksi TPS (Tempat Pengumpulan Sampah) terbuat dari
dinding semen atau dengan kontainer logam yang sesuai dengan
persyaratan umum yaitu kedap air, mudah dibersihkan dan
berpenutup rapat. Apabila jumlah sampah yang ditampung cukup
banyak, maka perlu penambahan jumlah kontainer.

99
Dalam evaluasi sistem pengelolaan limbah/sampah Non medis
RSUD Dr. Moewardi, realisasi pengelolaan sampah di RSUD Moewardi
(Gambar 4.1) dibandingkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Sistem pewadahan sampah di RSUD Dr. Moewardi yang telah


sesuai dengan peraturan :

a. Wadah bertutup rapat, kedap air, dan tidak mudah berkarat


b. Wadah dilapisi dengan kantong plastik sesuai dengan jenis sampah
c. Sampah dipisah antara sampah medis dan sampah Non-medis
d. Wadah mudah dikosongkan dan dibersihkan
e. Waktu pengosongan wadah 1-2 hari

Sistem pemindahan sampah di RSUD Dr. Moewardi yang telah


sesuai dengan peraturan :

a. Alat pengangkutan sampah berupa troli


b. Memiliki wadah yang mudah dibersihkan bagian dalamnya
dilengkapi dengan penutup
c. Kedap air dan mudah untuk diisi dan dikosongkan
d. Petugas dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus

Sedangkan sistem pemindahan yang tidak sesuai dengan


peraturan yaitu rute pengangkutan melewati jalur yang biasa dilalui
pasien.

Sistem pembuangan sampah di RSUD Dr. Moewardi yang telah


sesuai dengan peraturan :

a. Letak TPS di belakang rumah sakit


b. Kontainer mudah untuk dikosongkan dan dibersihkan

Sedangkan sistem pembuangan yang tidak sesuai dengan


peraturan antara lain:

100
a. TPS hanya berupa kontainer dan tidak berdinding semen
b. TPS tidak memiliki saluran pembuangan air lindi sehingga terdapat
genangan air lindi saat kegiatan pembersihan di area sekitar truk
pengangkut sampah yang juga menjadi are parkir
c. Kontainer tidak dapat menampung jumlah sampah yang ada

Pada RSUD Dr. Moewardi belum terdapat upaya pengolahan


sampah domestik sebelum dibawa truk pengangkut menuju TPA Putri
Cempo. Syahri Rahmadhani (J410140040)

B. Penentuan Prioritas Masalah


Dalam penentuan prioritas masalah yang terjadi pada lingkup Ruang
Bangun ini, kami menggunakan metode /tehnik PAHO (Pan American
Health Organization).Cara menggunakan indikator tersebut yaitu
memberikan score antara 1 sampai 10.Indikator prioritas masalah ditentukan
oleh :

1. M : Magnitude masalah : besarnya masalah (berapa banyak orang yang


terkena masalah)
2. S : Severity : tingkat keparahan dampak yang diakibatkan oleh masalah
3. V :Vulnerability : Apakah kita memiliki cara/teknologi yangg murah &
efektif untuk mengatasi masalah.
4. C : Community dan Political concern : Sebesar apa kehebohan yang
ditimbulkan oleh masalah dan tersedianya kebijakan dalam mengatasi
masalah.

Tabel 5.1 Prioritas Masalah PAHO


No. Masalah M S V C Jml
1 Tingginya Kadar Debu 8 5 7 4 23
2 Bangkai Tikus 4 7 5 8 24
3 Adanya Kucing 6 8 6 5 25
4 Pengelolaan Limbah Padat 7 6 8 6 27
Non-Medis Kurang Baik

101
Berdasarkan Prioritas Masalah dengan tekhnik PAHO dapat
diperoleh masalah yang menjadi prioritas adalah Pengelolaan Limbah
Padat Non Medis Kurang Baik di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

C. Solusi
Berdasarkan uraian analis prioritas masalah maka dapat diketahui
permasalahan yang ada yaitu pengelolaan limbah Non-medis yang kurang
baik. Maka solusi yang dapat diberikan diantaranya yaitu Instalasi Sanitasi
selaku pihak pengelola Limbah Padat Non Medis RSUD Dr. Moewardi
dapat melakukan pembuatan Standard Operating Procedure (SOP)
mengenai pengelolaan sampah Non medis yang berlandaskan konsep Green
Hospital yang diadopsi dari konsep Green Building ditinjau dalam aspek
Manajemen Lingkungan Bangunan dan memberikan sosialisasi penyuluhan
pemilahan sampah dengan ceramah menarik kepada pengunjung RSUD Dr.
Moewardi guna mendukung tercapainya penerapan konsep Green Hospital
setiap pekan penyuluhan yang diberikan pihak rumah sakit.
Konsep Green Hospital ini telah dikenalkan oleh Pemerintah dalam
rencana pembangunan. Pemerintah telah menargetkan bahwa pada tahun
2020 semua rumah sakit di Indonesia nantinya harus sudah menerapkannya.
Penerapan konsep ini telah sukses diterapkan di beberapa rumah sakit luar
negeri, salah satunya Lutherean Hospital di Wisconsin, Amerika Serikat
dengan menetapkan target pemenuhan 100% kebutuhan energinya secara
mandiri di tahun 2014, dengan begitu rumah sakit dapat menghemat
pengeluaran dengan meningkatkan pendapatan rumah sakit sebayak 4% dari
total biaya pengeluaran rumah sakit.
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan gambaran langkah-
langkah kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk
mencapai tujuan tertentu. SOP Pengelolaan Sampah Non-Medis ini nantinya
dapat dimasukkan dalam prosedur mutu untuk RSUD Dr. Moewardi. SOP
pengelolaan sampah Non-medis ini dibuat berdasarkan aspek teknis
operasional dalam sistem pengelolaan sampah dari pewadahan,
pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan
akhir menuju TPA Putri Cempo.
Berikut rekomendasi SOP Pengelolaan Sampah Non-Medis
berdasarkan teknis operasional untuk RSUD Dr. Moewardi.
1. Pewadahan
a. Tempat sampah Non-medis diletakkan berjauhan dari tempat
sampah medis

102
b. Sampah Non-medis dipisah antara sampah organik dan sampah
anorganik sehingga terdapat dua tempat sampah untuk sampah
Non-medis.
1) Sampah organik memiliki sifat mudah membusuk contohnya
daun-daunan, sayuran, buah-buahan serta sampah sisa
makanan.
2) Sampah anorganik sulit membusuk. Contoh sampah anorganik
adalah plastik, kaca, besi, sebagian jenis kertas dan lain-lain.
c. Pewadahan dibedakan menjadi 2 warna berbeda, yaitu hijau untuk
sampah organik dan hitam untuk sampah anorganik.
d. Pewadahan dapat juga dibedakan dengan 2 warna berbeda lainnya,
seperti orange dan biru yang terdapat ruang tunggu. Untuk
pewadahan di depan ruang perawatan disediakan 2 wadah dengan
warna berbeda
e. Label untuk sampah Non-medis dibedakan menjadi sampah
organik dananorganik dengan keterangan jenis sampah masing-
masing.
f. Tempat sampah Non-medis bertutup dan berkantong plastik.
Menyediakan kantong plastik dengan 3 warna berbeda, yaitu hitam
untuk sampah Non-medis anorganik, hijau untuk sampah Non-
medis organik, dan kuning untuk sampah medis.
g. Untuk tempat sampah anorganik, diberi sekat antara sampah yang
akan dijual dengan sampah yang tidak laku dijual.
h. Sampah laku dijual, misalnya botol, gelas plastik, kaleng minuman,
kemasan minuman kertas, kardus, dan sebagian kertas lainnya
dengan kondisi kering dan bersih.
i. Sampah tidak laku dijual, misalnya plastik kemasan, kresek, logam,
kaca, kayu, tekstil, karet, tissue.
j. Pengumpulan
1) Mengumpulkan sampah dari setiap ruangan 3 kali sehari atau
setiap akhir shift kerja dari petugas kebersihan atau dapat
dilakukan setelah isi wadah sepenuh 2/3 wadah.
2) Mengikat dan membawa kantong plastik yang dikumpulkan
menjsdi satu dalam sulo khusus sampah Non-medis dan
mengganti kantong plastik dengan yang baru.
3) Sampah yang dikumpulkan di sulo tidak melebihi kapasitss
sulo.
k. Pemindahan
1) Pemindahan dilakukan oleh petugas kebersihan. Petugas
dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.

103
2) Jam pemindahan terdiri dari dua waktu, yaitu pagidan sore.
Batas waktu pemindahan sampah yaitu pukul 05.00-09.00 dan
15.00-17.00.
3) Sulo yang dibawa dipastikan dalam keadaan tertutup.
4) Rute pemindahan sampah aman bagi lingkungan, kesehatan,
dan jauh dari pusat kegiatan
l. TPS (Tempat Penampungan Sampah)
1) Memiliki TPS dengan konstruksi dinding semen dan beratap
untuk mencegah terbentuknya lindi saat hujan.
2) Kontainer kedap air dan berpenutup rapat. Kapasitas kontainer
dapat menampung jumlah sampah yang ada.
3) Memiliki 2 kontainer yang terdiri dari kontainer untuk sampah
organik dan kontainer untuk sampah anorganik.
4) Memiliki saluran khusus lindi agar tidak ada genangan lindi di
area TPS.
m. Pengolahan
1) Sampah organik diolah menjadi kompos.
2) Menerapkan metode pengomposan menggunakan Rotary Kiln
dengan prosedur berikut:
a) Menyiapkan sampah organik yang telah berukuran kecil
(10-50 mm atau 5 cm).
b) Memasukan sampah organik ukuran kecil ke dalam tabung
reaktor kompos.
c) Menyiapkan larutan mikroba Green Phosko® sebanyak
1kg dan menambahkan gula pasir sebanyak 9 sendok
makan dan larutkan dalam air (50-100 liter)
d) Mengaduknya sampai rata dan mendiamkan larutan
selama 2-4 jam.
e) Menyiramkan larutan pada langkah 3 ke atas tumpukan
sampah pada tabung reaktor kompos.
f) Mencampurkan penggembur (bulking agent) Green
Phosko® sebanyak 30 kg dan mengaduknya sampai rata
dengan menghidupkan (ON/OFF) mesin penggerak
selama 15 menit sekali. Melakukan pembalikan kompos
sebanyak 5 kali sehari dengan menghidupkan mesin.
g) Melakukan pengecekan pada hari ke-2 dan 3. Jika
temperatur mencapai lebih dari 55ºC, maka perlu memutar
exhaust fan agar suhu berada pada 30-50ºC. (Keterangan:
Suhu 55ºC dapat membunuh bakteri Fecal coliform.
Namun, apabila dalam kompos terdapat bakteri
Salmonella sp maka suhu yang diperlukan sebesar 65ºC)

104
h) Mengeluarkan kompos pada hari ke-5 dan 7 jika suhu
<30ºC, dan memasukannya ke dalam karung PE dan
ditumpuk di tempat yang teduh.
i) Mengayak kompos yang telah matang setelah 7 hari
penyimpanan agar terpisah antara butiran kecil dan besar.
j) Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan menjadi hak
milik pihak ketiga dengan mendapat kesepakatan dengan
pihak rumah sakit terlebih dahulu.
n. Pengangkutan Akhir
1) Truk pengangkut sampah mengambil sampah dari TPS menuju
TPA Putri Cempo setiap hari di atas pukul 11 malam.
2) Pembayaran retribusi pengangkutan sampah ini dilakukan
setiap awal bulan
3) Mencatat volume sampah yang berkurang dan sampah yang
diangkut

Dalam pelaksanaannya, pihak RSUD Dr. Moewardi dapat


bekerjasama dengan pihak ketiga penyedia jasa sistem pengelolaan
sampah, salah satunya PT PP Dirganeka.

105
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mahasiswa telah mampu mempelajari dan mempraktikan
kesepadanan ilmu yang telah dipelajari mengenai Sanitasi Rumah Sakit di
dalam perkuliahan dengan fenomena atau keadaan yang ada di RSUD Dr.
Moewardi sesuai Program Kerja Instalasi Sanitasi

B. Saran
a. Diharapkan Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Dr. Moewardi dapat
mempertahankan dan meningkatkan kualitas sanitasi yang sudah baik
seperti, penyehatan makanan dan minuman, pengelolaan air limbah,
pengelolaan air bersih. Dengan cara tetap melakukan kegiatan
penyehatan dan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit yang
telah menjadi Program Kerja Instalasi Sanitasi, sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan yaitu Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1204 /Menkes/SK/X/2004 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
b. Diharapkan untuk Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Dr. Moewardi
meningkatkan pengelolaan limbah padat Non medis dengan
menerapkan konsep Green Hospital serta pemberian sosialisasi
penyuluhan pembilihan sampah kepada pengunjung RSUD Dr.
Moewardi untuk mendukung tercapainya pelaksanaan konsep
tersebut. Dapat dilakukan bekerjasama dengan pihak penyedia jasa
sistem pengelolaan limbah padat Non medis.

104
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang


Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor:
Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Keputusan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per IX/1990 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Peraturan Daerah Provinsi Jateng No 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Untuk Kegiatan Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Pusat Data dan Informasi PERSI
Program Kerja Instalasi Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
tahun 2017.
Putri, Astrid, dkk. 2013. Pengelolaan Sampah Non-Medis Sebagai Bagian
Penerapan Konsep Green Hospital (Studi Kasus: Rumah Sakit
Umum Daerah Tarakan, Jakarta). Jakarta: Universitas Indonesia
Rumah Sakit Dr. Moewardi. Instalasi Sanitasi.
http://rsmoewardi.jatengprov.go.id/dtlpelayanan-37-instalasi sanitasi,
html (diakses pada tanggal 20 Juli 2017)
Rumah Sakit Dr. Moewardi.Sejarah RSUD Dr. Moewardi.
http://rsmoewardi.jatengprov.go.id/dtlprofil-7-sejarah-rsud-
drmoewardi-surakarta. html (diakses pada tanggal 20 Juli 2017)
Santosa, Adi. 2007. Penghawaan Pada Interior Rumah Sakit: Studi Kasus
Ruang Rawat Inap Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

105
LAMPIRAN

1. Pengambilan Sampel Pemeriksaan E.coli pada Makanan dan Penanamannya

2. Pemeriksaan Fisika Kimia pada Air Minum

106
3. Pemeriksaan Clor pada 5 Titik

4. Pengambilan Sampel Kuman Lantai, Dinding dan Penanamannya

5. Pengambilan Sampel Kuman Udara dengan Mas Nt 100

107
6. Proses Inkubasi Kuman yang Telah Ditanam

7. Proses Penimbangan Bahan Pembuatan PCA

8. Pemeriksaan Ph Suhu di Ground Sumber Air Bersih

108
9. Pemeriksaan Kadar Debu

10. Pengambilan Sampel Alat Medis

11. Penanaman Sampel Kuman Alat Medis

109
12. Pengambilan Sampah Medis Dan Penggangtian Plastik

13. Pengendalian Serangga dan Binatang Pengganggu dengan PT. Nupest


Menggunakan Zeta Sypermetrin

Alat Untuk Menangkap Serangga Penyemprotan Kecoa

Pembunuh Serangga

110
Pembersih Kloset (Starbio)

Trapping Tikus

14. Instalasi Peolahan Air Limbah

15. Tempat Limbah B3

111
112

Anda mungkin juga menyukai