Disusun Oleh :
NIM. 25000118120051
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Tahun 2021
i
Halaman Pengesahan
disusun oleh :
25000118120051
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Akademik
Segala puji bagi Tuhan semesta alam atas berkat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Administrasi Kebijakan Kesehatan sebagaimana yang diharapkan. Adapun
penyusunan laporan hasil kegiatan PKL ini adalah salah satu syarat yang harus
dipenuhi dan merupakan rangkaian dari mata kuliah pada Peminatan Administrasi
Kebijakan Kesehatan.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Dalam penyusunan laporan PKL Kesehatan Masyarakat ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang telah memberi saran, masukan serta dorongan
kepada penulis. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberkahi dan memberi rahmat sehingga
kegiatan PKL dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonosobo.
3. Bapak Dr. Budiyono, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro beserta jajarannya yang membantu
dalam urusan perijinan dalam kegiatan PKL ini.
4. Bapak dr. Antono Suryoputro, MPH, PhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta arahan dalam pelaksanaan PKL dan
penyusunan laporan.
5. Bapak dr. Mohamad Riyatno, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan ijin PKL.
6. Bapak Sudarwoto, SKM, MM selaku Kepala Bidang Pelayanan dan
Sumber Daya Kesehatan yang telah memberikan ijin magang, memberikan
bimbingan, serta arahan selama proses magang.
7. Bu Rita Puspita, A.Md. Farm selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama kegiatan PKL.
8. Seluruh staff Bidang Yankes & SDK Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonosobo yang telah memberikan batuan serta bimbingan selama
kegiatan PKL.
Dengan tersusunnya Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, Penulis menyadari
bahwa masih ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan
saran, bimbingan dan kritik yang membangun sehingga dapat memperbaiki
penulisan laporan ini dan semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Lampiran.............................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo merupakan unsur pelaksana
Urusan Pemerintahan bidang kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam
melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang kesehatan yang menjadi
kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinkes mempunyai fungsi sebagai perumus
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan pada bidang
kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan, serta sumber daya kesehatan.
Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan atau biasa disebut
Yankes & SDK merupakan salah satu bidang di Dinkes Wonosobo sebagai
unsur pelaksana bidang pelayanan dan sumber daya kesehatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas serta dipimping oleh
Kepala Bidang. Bidang Yankes & SDK terdiri dari tiga seksi yaitu Seksi
Pelayanan Kesehatan, Seksi Kefarmasian, Makanan, Minuman dan Alat
Kesehatan, serta Seksi Sumber Daya Kesehatan. Bidang Yankes & SDK
mempunyai tugas sebagai perumus dan pelaksana kebijakan operasional di
bidang pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan
termasuk peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan tradisional,
kefarmasian, makanan minuman, alat kesehatan, sarana dan prasarana, serta
sumber daya manusia kesehatan.
Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan merupakan salah satu
satuan kerja di Dinkes Wonosobo yang bisa dijadikan tempat tujuan untuk
Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa peminatan Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro karena memiliki bidang keilmuan yang sesuai dengan mata
kuliah yang telah didapatkan mahasiswa semester enam (VI), sehingga penulis
dapat melihat dan
1
mengkaitkan realita kegiatan operasional di Bidang Yankes & SDK
dengan materi kuliah yang telah diperoleh.’
Di Kabupaten Wonosobo, Dinkes bertanggung jawab dalam
manajemen Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) di wilayah
Wonosobo. Pengurusan Izin Usaha memegang peranan penting dalam
memantau dan menanggulangi makanan beredar yang tidak memenuhi syarat
izin edar, Menghindari sanksi administrasi atas kasus yang melanggar
peraturan di bidang pangan dan mengindari produk tidak aman dan tidak
layak di konsumsi. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka
penulis tertarik untuk lebih lanjut mengetahui tentang Gambaran Alur Sistem
Manajemen Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo. Sehubungan dengan hal tersebut
mahasiswa bermaksud untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
mahasiswa mengenai kegiatan yang berhubungan dengan Administrasi
Kebijakan Kesehatan terutama Alur Sistem Manajemen Perizinan PIRT
(Pangan Industri Rumah Tangga) di Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonosobo.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan-kebijakan yang
mendasari eksistensi dan operasional Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonosobo.
2. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan organisasi, tugas pokok dan
fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
3. Mahasiswa dapat mengetahui Komponen Input Alur Sistem
Manajemen Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) di
Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Komponen Proses Alur Sistem
Manajemen Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) di
Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Komponen Output dan Outcome Alur
Sistem Manajemen Perizinan PIRT ( Pangan Industri Rumah
Tangga) di Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
C. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan PKL di Dinas Kesehatan
Kabupaten Wonosobo antara lain:
a. Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh wawasan tentang ruang lingkup dan kemampuan
praktik kerja serta menambah pengalaman dan pembelajaran di
bagian peminatan administrasi kebijakan kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
2. Mampu mengembangkan sikap profesional kerja, rasa kepedulian
sosial dan tanggung jawab mahasiswa dalam lingkungan kerja.
b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
1. Menambah Literatur ilmiah (kepustakaan) perpustakaan Fakultas
kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2. Sebagai jembatan penghubung antar dunia pendidikan tinggi dengan
dunia kerja.
3. Mendapatkan masukan tentang perkembangan di bidang keilmuan
dan teknologi yang di terapkan dalam praktik kerja di Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo
4. Menjalin kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan dengan
Dinas Kesehataan Kabupaten Wonosobo dalam upaya memberikan
bekal mahasiswa untuk mengetahui dunia kerja.
c. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo
1. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten Wonosobo mengenai sistem manajemen perizinan PIRT
(Pangan Industri Rumah Tangga).
2. Meningkatkan dan memperluas jaringan kerja sama antara Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
12
pemerataan, pengendalian mutu obat dan keterjangkauan harga obat,
serta alat kesehatan.
9. Menyelenggarakan program fasilitasi penerbitan izin praktik dan izin
kerja tenaga kesehatan.
10. Menyelenggarakan program perencanaan dan pengembangan sumber
daya manusia kesehatan untuk upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat Daerah.
11. Menyelenggarakan program fasilitasi penerbitan izin rumah sakit kelas C
dan D, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya tingkat Daerah.
12. Menyelenggarakan program fasilitasi penerbitan izin apotek, toko obat,
toko alat kesehatan dan optikal.
13. Menyelenggarakan program fasilitasi penerbitan izin usaha mikro obat
tradisional
14. Mengarahkan pelaksanaan tugas UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah.
15. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Bidang
Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan dengan cara membandingkan
antara rencana operasional dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan
sebagai bahan laporan kegiatan dan perbaikan kinerja di masa yang akan
datang.
16. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Bidang Pelayanan dan Sumber
Daya Kesehatan sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan secara
berkala sebagai bentuk akuntabilitas kinerja.
17. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Bidang Yankes dan SDK membawahi tiga seksi dan salah satunya adalah
Seksi Farmasi, Makanan Minuman, dan Alat Kesehatan yang merupakan sub-
unit tempat mahasiswa PKL melakukan kegiatan PKL. Seksi ini mempunyai
tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di
bidang pelayanan kefarmasian, makanan minuman, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan. Tugas lain dari seksi ini yaitu :
A. Deskripsi Topik
1. Latar Belakang
Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) adalah pelaku usaha pangan
yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan
pangan manual hingga otomatis. Menurut Keputusan Badan Pengawas Obat
dan Makanan No. HK 00.05.1639 tentang Pedoman cara produksi pangan
yang baik untuk industri rumah tangga (CPPB-IRT) menerangkan bahwa
Rumah tangga dimaksud adalah bukan setiap rumah tinggal, melainkan
memiliki ruangan produksi yang terpisah dari ruangan-ruangan lain dalam
rumah tinggal tersebut.
P-IRT adalah Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang harus
tercantum dalam produk olahan makanan yang diedarkan di masyarakat.
Karena usaha ini dimulai dari rumah maka yang perlu dilakukan adalah
mendaftarkan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) seluruh wilayah
Wonosobo ke Dinas Kesehatan Wonosobo di Seksi Kefarmasian, Makanan
dan Minuman. Kalau kita membeli produk olahan yang telah di kemas, kita
akan menemukan tulisan P-IRT, MD, ML, atau SP. Semua istilah tersebut
merujuk pada pengertian nomor pendaftaran produk yang sudah tercatat di
Departemen Kesehatan .
Perbedaan antara P-IRT dan MD yaitu pada jenis olahan yang
diproduksi selain itu P-IRT merupakan produk pangan yang dihasilkan skala
industri rumah tangga sedangkan MD menunjukkan produk pangan dalam
negeri, ini biasanya untuk produksi dengan modal besar. Kemudian ML untuk
produk pangan luar negeri, sedangkan SP artinya Surat Penyuluhan. Sebelum
ada istilah P-IRT, nomer pendaftaran yang di cantumkan adalah Dep. Kes. RI
No. SP xx/xxx/x/95 . Jadi sampai saat ini pencatuman nomer pendaftaran
label makanan ada yang menggunakan P-IRT, ada pula yang masih tetap
nomer lama
dengan menggunakan SP. Dalam nomer P-IRT yang tercantum di setiap
produk olahan makanan dan minum, tertulis sederatan angka yang di
dalamnya menunjukkan lokasi tempat produksi dan jenis bahan utama yang
diperlukan untuk menghasilkan produk makanan.
Oleh karena itu sangat perlu mengurus Keamanan Pangan Industri
Rumah Tangga (PIRT), mengingat PIRT dibuat dengan alat yang semi
otomatis sehingga memungkinkan keamanan PIRT tidak terjamin.
Pengawasan keamanan PIRT dilakukan oleh pemerintah untuk mendapatkan
pangan yang aman untuk dikonsumsi dan untuk menjamin hak-hak
konsumen.
2. Landasan Teori
a. Pengertian Industri Rumah Tangga
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 22
Tahun 2018 tentang Pedoman cara produksi pangan yang baik untuk industri
rumah tangga (CPPB-IRT) menerangkan bahwa “industri rumah tangga (IRT)
adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha ditempat tinggal
dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis”.
Cara produksi pangan yang baik berdasarkan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan No. 22 Tahun 2018 tentang Pedoman cara
produksi pangan yang baik untuk industri rumah tangga (CPPB-IRT) adalah
sebagai berikut:
1) Lingkungan Produksi
Untuk menetapkan lokasi IRT perlu dipertimbangkan keadaan dan
kondisi lingkungan yang mungkin dapat merupakan sumber pencemaran
potensial dan telah mempertimbangkan berbagai tindakan pencegahan
yang mungkin dapat dilakukan untuk melindungi pangan yang
diproduksinya.
2) Bangunan dan Fasilitas IRT
Bangunan dan fasilitas IRT dapat menjamin bahwa pangan selama dalam
proses produksi tidak tercemar oleh bahaya fisik,biologis dan kimia serta
mudah dibersihkan dan disanitasi.
3. Peralatan Produksi
Tata letak kelengkapan ruang produksi diatur agar tidak terjadi
kontaminasi silang. Peralatan produksi yang kontak langsung dengan
pangan
seharusnya didisain., dikonstruksi dan diletakkan sedemikian untuk
menjamin mutu dan keamanan pangan yang dihasilkan.
4. Suplai Air
Air yang digunakan selama proses produksi harus cukup dan memenuhi
persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum.
5. Fasilitas dan Kegiatan Higenis dan Sanitasi
Fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi diperlukan untuk menjamin
agar bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah
terjadinya kontaminasi silang dari karyawan.
6. Pengendalian Hama
Hama (tikus, serangga, dan lain-lain) merupakan pembawa cemaran
biologis yang dapat menurunkan mutu dan keamanan pangan. Kegiatan
pengendalian hama dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya
hama ke ruang produksi yang akan mencemari pangan.
7. Kesehatan dan Higenis Karyawan
Kesehatan dan higenis karyawan yang baik dapat menjamin bahwa
pekerja yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan pangan
tidak menjadi sumber pencemaran.
8. Pengendalian Proses
Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman, proses produksi
harus dikendalikan dengan benar. Pengendalian proses produksi pangan
industri rumah tangga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penetapan spesifikasi bahan baku;
b. Penetapan komposisi dan formulasi bahan;
c. Penetapan cara produksi yang baku;
d. Penetapan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan;
e. Penetapan keterangan lengkap tentang produk yang akan dihasilkan
termasuk nama produk, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa.
9. Label Pangan
Label pangan harus jelas dan informatif untuk memudahkan konsumen
memilih, menyimpan, mengolah dan mengkonsumsi pangan. Kode
produksi pangan diperlukan untuk penarikan produk, jika diperlukan.
Label
pangan yang dihasilkan IRT harus memenuhi ketentuan Peraturan
Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Keterangan pada label sekurang-kurangnya: nama produk - daftar bahan
yang dihasilkan (komposisi) - berat bersih atau isi bersih - nama dan
alamat pihak yang memproduksi - tanggal, bulan dan Tahun kadaluarsa -
nomor Sertifikasi Produksi (P-IRT).
10. Penyimpanan
Penyimpanan yang baik dapat menjamin mutu dan keamanan bahan dan
produk pangan yang diolah.
b. Jenis Pangan Produksi IRTP yang Diizinkan Untuk Memperoleh SPP-
IRT
Terdapat 15 Jenis pangan yang diizinkan untuk diproduksi dalam
rangka memperoleh SPP-IRT diantaranya yaitu kategori hasil olahan daging
kering, ikan kering, unggas kering, olahan sayur, olahan kelapa, olahan
tepung, olahan minyak, selai, kembang gula, serbuk kopi, bumbu, rempah-
rempah, minuman serbuk, hasil olahan bauh, serta hasil olahan biji-bijian dan
umbi. Berikut merupakan jenis pangan yang tidak diizinkan untuk
memperoleh SPP-ITR jika:
a. pangan yang diproses dengan sterilisasi komersial atau pasteurisasi
b. pangan yang diproses dengan pembekuan (frozen food) yang
penyimpanannya memerlukan lemari pembeku
c. pangan olahan asal hewan yang disimpan dingin/beku
d. Pangan diet khusus dan pangan keperluan medis khusus, antara lain MP-
ASI, booster ASI, formula bayi, formula lanjutan, pangan untuk
penderita diabetes.
c. Syarat Perizinan PIRT
Pengurusan Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) memerlukan
beberapa persyaratan yang seperti berikut :
NO NAMA JABATAN
Sutriatmoko, S.Si, Apt, M.Sc
1 NIP. 197910232006042008 Kepala Seksi
Persyaratan Persyaratan
Tidak Terpenuhi terpenuhi
BIMTEK
Penyuluhan
Keamanan Pangan Proses Administrasi
(PKP)
Survei Ke Industri
Rumah Tangga
Memenuhi
Syarat
Sertifikat SPP-IRT
Gambar 2
Alur Perizinan Sertifikat SPP-IRT
Grafik 1
Industri yang Memiliki Sertifikat PKP Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo
250
218
200
150
126
100
50
27
0
2018 2019 2020
800
700
600
500
400
300
200
100
0
d. Hambatan
Dalam pelaksanaan PIRT terdapat beberapa hambatan diantaranya :
1. Masih banyak produk industri rumah tangga di wilayah Kabupaten
Wonosobo yang belum melakukan perizinan maupun perpanjangan PIRT.
2. Masih banyak formulir dan berkas perizinan PIRT yang belum lengkap
dan belum sesuai ketentuan pada saat verifikasi berkas oleh petugas
pelaksana perizinan PIRT.
3. Masih kurangnya jumlah pegawai di seksi kefarmasian yaitu dengan 1
kepala seksi dan 4 staf, dengan banyaknya program yang harus
dilaksanakan sehingga menyebabkan pegawai sulit untuk memantau
seluruh industri makanan yang belum memiliki sertifikat PIRT.
4. Lamanya proses dalam pengurusan sertifikat PIRT karena terhambatnya
jadwal untuk dilaksanakan Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
mengingat adanya kebijakan PPKM pada kondisi pandemi COVID-19.
A. Kesimpulan
1. Bidang Yankes & SDK mempunyai tugas sebagai perumus dan
pelaksana kebijakan operasional di bidang pelayanan kesehatan primer
dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya,
pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, makanan minuman, alat
kesehatan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia kesehatan.
Dalam pelaksanaannya dibantu oleh Seksi Pelayanan Kesehatan, Seksi
Sumber Daya Kesehatan dan Seksi Farmasi, Makanan, Minuman, dan
Alat Kesehatan. Masing masing sie melakukan proses pelayanan
perizinan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Seksi Farmasi, Makanan, Minuman dan Alat Kesehatan bertanggung
jawab dalam manajemen Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah
Tangga) di wilayah Wonosobo. Sebagai upaya untuk mengurangi
makanan yang mengandung bahan berbahaya atau makanan yang dalam
pengolahannya tidak memenuhi syarat yang benar berpotensi
menimbulkan penyakit atau masalah kesehatan lainnya bagi konsumen.
Perizinan PIRT mempunyai 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu: Penyuluhan
PKP (Penyuluhan Keamanan Pangan), Survei, dan Pemantauan dan
evaluasi.
3. Berdasarkan pelaksanaanya pada 3 tahun terakhir dapat dilihat bahwa
setiap tahun dari tahun 2018 sampai tahun 2020 jumlah industri yang
mendapatkan sertifikat P-IRT fluktuatif (tidak stabil). jumlah industri
yang memiliki sertifikat PKP pada tahun 2018 berjumlah 126 industri,
tahun 2019 berjumlah 27 industri, dan tahun 2020 berjumlah 218 industri.
jumlah sebaran industri yang memiliki sertifikat PKP di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. Wilayah kerja tersebut terdiri
dari beberapa kecamatan yaitu Wonosobo, Wadaslintang, Kepil, Sapuran,
Kalibawang, Kaliwiro, Leksono, Sukoharjo, Selomerto, Kalikajar,
Kertek, Watumalang, Mojotengah, Garung, Kejajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka penulis memberikan
saran bagi mahasiswa khususnya AKK FKM Undip yang akan melakukan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di lingkungan Dinas Kesehatan sekiranya
untuk lebih memahami konsep terkait tugas dan fungsi yang dikerjakan
oleh Dinas Kesehatan pada masing masing unit. Selain itu, bagi mahasiswa
yang akan mengambil topik Laporan PKL diharapkan untuk mencari
informasi terlebih dahulu mengenai bagian bagian yang melalui website
resmi maupun regulasi regulasi terkait dan menggali lebih dalam informasi
pada saat kegiatan PKL. Sehingga penulis berharap agar mahasiswa bisa
mendapatkan banyak pemahaman dan pengalaman yang bermanfaat
selama melakukan PKL di Dinas Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. (2008). Tentang Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga. Jakarta: Badan POM RI.
DEPKES RI. (2007 ). Pedoman Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Depkes RI.
Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 35 Tahun 2018 tentang Uraian Tugas Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi
Pangan.
Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
54
Formulir Perpanjangan SPP-IRT
Dokumentasi Kegiatan PKL
Mengetik STPT