Anda di halaman 1dari 6

Elfira Mayang Damawanti

Resume Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


25000118120051
Dosen : dr. H. Ari Udijono, M.Kes, FIAS F

PPOK ( Penyakit Paru Obstruksi Kronis )

A. Pengertian
PPOK adalah penyakit paru obstruksi kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. Hambatan
aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
B. Klasifikasi
 Bronkitis kronis
Bronkitis kronis adalah peradangan dinding saluran bronkus (cabang tenggorok)
yang terjadi menahun. Penyakit ini menyebabkan dinding pada saluran bronkus di
paru-paru menjadi merah, bengkak, dan dipenuhi lendir. Lendir inilah yang
kemudian menyumbat saluran napad dan membuat bernapas menjadi lebih sulit.
 Emfisema
Emfisema secara bertahap merusak kantung udara (alveolus) di paru-paru
sehingga membuat Anda semakin sesak napas. Rusaknya kantung udara, akan
membuat jumlah alveolus dalam paru-paru Anda semakin sedikit.
C. Signifikansi
Prevalensi kejadian PPOK di dunia rata-rata berkisar 3-11% (GOLD, 2015). Pada tahun
2013, di Amerika Serikat PPOKadalah penyebab utamakematian ketiga, dan lebih dari11
jutaorang telahdidiagnosis denganPPOK (American Lung association, 2015). Menurut
data penelitian dari Regional COPD Working Group yang dilakukan di 12 negara di Asia
Pasifik rata-rata prevalensi PPOKsebesar 6,3%, dengan yang terendah 3,5% di Hongkong
dan Singapura, dan tertinggi di Vietnam sebanyak 6,7%. Indonesia menunjukkan
prevalensi sebanyak 5,6% atau 4,8juta kasus untuk PPOK derajat sedang sampai berat
(Regional COPD Working Group, 2003).
D. Patofisiologi
Hambatan aliran udara yang progresif memburuk merupakan perubahan fisiologi utama
pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang disebabkan perubahan saluran nafas
secara anatomi di bagian proksimal, perifer, parenkim, dan vaskularisasi paru
dikarenakan adanya suatu proses peradangan atau inflamasi yang kronik dan perubahan
struktural pada paru. Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam
keadaan dan jumlah yang seimbang, sehingga bila terjadi perubahan pada kondisi dan
jumlah ini maka akan menyebabkan kerusakan di paru. Radikal bebas mempunyai peran
besar menimbulkan kerusakan sel dan menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru.
Pajanan terhadap faktor pencetus Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yaitu partikel
noxius yang terhirup bersama dengan udara akan memasuki saluran pernafasan dan
mengendap dan terakumulasi. Partikel tersebut mengendap pada lapisan mukus yang
melapisi mukosa bronkus sehingga menghambat aktivitas sillia. Akibatnya pergerakan 15
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta cairan yang melapisi mukosa berkurang dan
menimbulkan iritasi pada sel mukosa sehingga merangsang kelenjar mukosa. Kelenjar
mukosa akan melebar dan terjadi hiperplasia sel goblet sampai produksi mukus yang
akan berlebih. Produksi mukus yang berlebihan menimbulkan infeksi serta menghambat
proses penyembuhan, keadaan ini merupakan suatu siklus yang menyebabkan terjadinya
hipersekresi mukus. Manifestasi klinis yang terjadi adalah batuk kronis yang produktif.
E. Kelompok Risiko Tinggi
 Orang berusia 65-74 tahun
 Ras kulit putih non-Hispanik
 Orang yang menganggur, pensiun, atau tidak mampu bekerja
 Orang dengan pendidikan di bawah SMA
 Orang dengan pendapatan rendah
 Orang yang bercerai, ditinggal mati, atau berpisah
 Perokok yang masih aktif ataupun mantan perokok
 Orang dengan riwayat asma
F. Distribusi Geografis
Di Amerika Serikat data tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi PPOK sebesar
10,1% (SE 4,8) pada lakilaki sebesar 11,8% (SE 7,9) dan untuk perempuan 8,5% (SE
5,8)3 . Sedangkan mortalitas menduduki peringkat keempat penyebab terbanyak yaitu
18,6 per 100.000 penduduk pada tahun 1991 dan angka kematian ini meningkat 32,9%
dari tahun 1979 sampai 19914 . Sedangkan prevalensi PPOK di negara-negara Asia
Tenggara diperkirakan 6,3% dengan prevalensi tertinggi terdapat di Vietnam (6,7%) dan
China (6,5%)
G. Tren Waktu Terjadinya
Berdasarkan hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jendral PPM & PL di
lima rumah sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung
dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama
penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%)
dan lainnya (2%) (PDPI, 2011). Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2007 angka
kematian akibat PPOK menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di
Indonesia dan prevalensi PPOK rata-rata sebesar 3,7%.
H. Faktor Risiko
Faktor risiko yang penting adalah usia (biasanya usia pertengahan), dan adanya riwayat
pajanan, baik berupa asap rokok, polusi udara, maupun polusi tempat kerja. Kebiasaan
merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting
dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan
apakah pasien merupakan seorang perokok aktif, perokok pasif, atau bekas perokok.
Penentuan derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah
rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun. Interpretasi
hasilnya adalah derajat ringan (0-200), sedang (200-600), dan berat ( >600).
I. Pencegahan dan Pengendalian
 Untuk melindungi diri Anda dari PPOK, ada beberapa langkah pencegahan yang
bisa dilakukan, antara lain:
a) Menghentikan kebiasaan merokok dan selalu jauhi asap rokok
b) Menghindari paparan debu, asap, polusi, atau polutan lain, terutama bila
Anda bertempat tinggal atau bekerja di lingkungan dengan kualitas udara
yang buruk
c) Menjalani vaksinasi flu dan vaksinasi pneumokokus untuk mencegah dan
mengurangi risiko infeksi pada saluran pernapasan dan paru-paru
d) Menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, mengonsumsi
makanan bergizi seimbang, dan cukup minum air putih (sekitar 8 gelas per
hari)
 Pengendalian PPOK meliputi : penyuluhan; kemitraan; perlindungan khusus,
penemuan dan tatalaksana kasus (termasuk deteksi dini PPOK); Surveilans
Epidemiologi (kasus termasuk kematian dan factor risiko); upaya peningkatan
peran serta masyarakat dalam pencegahan PPOK melalui kajian aspek social
budaya dan perilaku masyarakat dan ; pemantauan dan penilaian
SOAL
1. Penyakit yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif nonreversibel atau reversibel parsial disebut …
a. Penyakit Paru Obstruksi Kronik
b. Penyakit Hati
c. Ca paru paru
d. Ca Rahim
e. Ca Otak
2. Penyakit Untuk melindungi diri Anda dari PPOK, ada beberapa langkah pencegahan
yang bisa dilakukan, antara lain kecuali …
a. Menghentikan kebiasaan merokok dan selalu jauhi asap rokok
b. Menghindari paparan debu, asap, polusi, atau polutan lain, terutama bila Anda
bertempat tinggal atau bekerja di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk
c. Menjalani vaksinasi flu dan vaksinasi pneumokokus untuk mencegah dan
mengurangi risiko infeksi pada saluran pernapasan dan paru-paru
d. Menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, mengonsumsi makanan
bergizi seimbang, dan cukup minum air putih (sekitar 8 gelas per hari)
e. Menjaga kebersihan
3. Dibawah ini yang merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya adalah …
a. Merokok
b. Hidup Tidak Sehat
c. Kurang makan sayur dan buah buahan
d. Alkohol
e. Usia
4. Perubahan fisiologi utama pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang
disebabkan perubahan saluran nafas Hambatan aliran udara yang progresif memburuk
adalah…
a. Patogenesis
b. Hambatan aliran udara yang progresif memburuk
c. Genetik
d. Homogenesis
e. Fisioterapi
5. Penyuluhan; kemitraan; perlindungan khusus, penemuan dan tatalaksana kasus
(termasuk deteksi dini PPOK); Surveilans Epidemiologi (kasus termasuk kematian dan
factor risiko); upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan PPOK
melalui kajian aspek social budaya dan perilaku masyarakat dan ; pemantauan dan
penilaiana. Pernyataan di atas merupakan …
a. Pengendalian PPOK
b. Pencegahan PPOK
c. PHAP
d. Tes DNA HPV
e. ARV

Anda mungkin juga menyukai