Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PPOK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

1. LUH ERNA DARMAYANTI (21089144118)


2. I WAYAN HARTHAWAN (21089144119)
3. NI KADEK PUSPITARINI (21089144110)
4. PANDE PUTU PAJAR SANTOSA (21089144111)
5. NI WAYAN AYU SUPADMI (21089144112)
6. NI WAYAN DEWI WIRA ASTUTI (21089144113)
7. NI KETUT PUJIWATI (210889144114)
8. IDA AYU NYOMAN UTAMI DEWI (21089144115)
9. NI PUTU SUASTIARI (21089144116)
10.I NYOMAN ARI DARMAWAN (21089144117)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BULELENG
2021

1
DAFTARISI

HALAMANJUDUL...............................................................................................

DAFTARISI...........................................................................................................

BABIPENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latarbelakangmasalah.................................................................................2
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................3

BABIIPEMBAHASAN…………………………………………………………

2.1 Definisi..........................................................................................................4

2.2 Etiology.......................................................................................................5

2.3 Manifestasi Klinis............................................................................................6


2.4 pemeriksaanpenunjang.................................................................................9
2.5 komplikasi.........................................................................................................10

2.6 Penatalaksanaan.........................................................................................11

2.7 Patofisiologi...................................................................................................13

2.8Pencegahan......................................................................................................15
2.9Konsep Dasar AsuhanKeperawata....................................................................16

2
BABIIIPENUTUP..............................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................25
3.2 Saran..........................................................................................................25

3
BAB

IPENDAHULUA

1.1 LatarBelakang

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau chronic obstructie airway disease
(COAD)adalahistilahyangsalingmenggantikan.Gangguanprogresitlambatkronisditandaiolehobstr
uksi saluran pernafasan yang menetap atau sedikit reversibel, tidak seperti obstruksi
saluranpernafasanreversibel padaasma(Davey,2002:181).
PPOK merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat yang menyebabkan
26.000kematian/tahun di Inggris. Prevalesinya adalah ≥ 600.000. Angka ini lebih tinggi di
negara
maju,daerahperkotaan,kelompokmasyarakatmenengahkebawah,danpadamanula(Davey,2002:181
). The Asia Pacific CPOD Roundtable Group memperkirakan jumlah penderitaPPOK sedang
berat di negara-negara Asia Pasific mencapai 56,6 juta penderita dengan
angkapravalensi6,3persen(Kompas,2006).merupakansalahsatudarikelompokpenyakittidakmenula
r yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan
olehmeningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor resiko seperti
faktorpejamu yang di duga berhubungan dengan kejadian PPOK semakin banyaknya jumlah
perokokkususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun
di luarruangan dan di tempat kerjaData badan kesehatan dunia ( WHO ) menunjukkan bahwa
padatahun 1990 PPOK menempati urutan ke 6 sebagai penyebab utama kematian di dunia
sedangkanpadatahun2002telahmenempatiurutanke3setelahpenyakitkardiovaskulerdankanker(W
HO,2002). Di America Serikat di butuhkan dana sekitar 32 jutaUS$ dalam setahun
dalammenanggulangipenyakitini,denganjumlahpasiensebanyak16jutaorangdanlebihdari100ribuor
angmeninggal.
Hasil survey penyakit tidak menular oleh direktorat jenderal PPM dan Pl di 5 rumah
sakitprovinsi di Indonesia (jawa barat, jawa tengah, jawa timur, lampung dan sumatra selatan)
padatahun2004,menunjukkanPPOKmenempatiurutanpertamapenyumbangangkakesakitan(35%),
4
diikuti asma brokial (33%), kangker paru (30%) dan lainya (2%) (depkes RI2004).
Olehkarenaitupenulismenulismakalahyangberjudul“AsuhankeperawtanPPOK”diharapkan

5
dengan makalah ini penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang penyakit PPOK,
sehinggadapat memberikan pelayananyang optimal bagi pasien PPOK dan meningkatkan
partisipasi(kemandirian)masyarakat dalam pencegahan PPOK.

1.2 RumusanMasalah

2. Apakahpenyakit PPOM?
3. Apakahgejala-gejalaPPOM?
4. Manispestasiklinis?
5. TandadanGejala?
6. BagaimanakahasuhankeperawatanPPOM ?

6
BAB

IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi

Penyakit paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary


Disease(COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit
paru-paruyang berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara
sebagaigambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang
dikenalCPOD adalah asma bronkhial, bronkhitis kronis dan emfisema paru. Penyakit ini sering
di sebutdengan chronic Air flow Limitation (CAL) dan chronic obstructive Lung Disease
( Somantri,2008:49).
Penyakit paru obtruktif klinik (COPD) merupakan suatu istilah yang sering
digunakanuntuk kelompok penyakit paru yang berlansung lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensiterhadap aliran udara sebagai gambaran fatofisiologi utamanya. Bronkitis kronik,
empisema
parudanasmabronkialmembentukkesatuanyangdisebutCOPD,hubunganetiologisekuensialantara
brongkitis kronik dan empisema tetapi tampaknya tidak ada hubungan antara k-2 penyakititu
dengan asma, hubungan ini nyata sekali dengan etiologi, patogenesis dan pengobatan
yangakandiberikan.(SiiadanWilson, 2003:784)
Penyakit paru-paru obtruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik atau
menahun(PPOM)yangditandaidenganyangdisebabkanolehpajanangasberbahayayangdapatmembe
rikan gambaran gangguan sistemik. Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkanbahwapenyakitparuobstruksimenahunataupenyakitparuobstruksikronisadalahsuatuku
mpulan penyakit paru yang menahun yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara
didalamsaluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif, dan biasanya
disebabkan olehproses inflamasi paru. Tiga macam penyakit paru yaitu asma bronkial, bronkitis
kronik, danemfisemaparu membentuk suatu kesatuan menjadi penyakit ini

7
2.2 Etiology

Ada 2 (dua) penyebab penyumbatan aliran udara pada penyakit emfisema, asma
danbronkitiskronis (PPOM). Penyebabnyayaitu:
a. Adanyabahan-
bahaniritanmenyebabkanperadanganpadaalveoli.Jikasuatuperadanganberlangsunglama,bisaterjadik
erusakanyangmenetap.Padaalveoliyangmeradang,akanterkumpul sel-sel darah putih yang akan
menghasilkan enzim-enzim (terutama neutrofil elastase),yang akan merusak jaringan penghubung
di dalam dinding alveoli.Merokok akan mengakibatkankerusakan lebih lanjut pada pertahanan
paru-paru, yaitu dengan cara merusak sel-sel seperti rambut(silia) yang secara normal membawa
lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan-bahanberacun.
b. Defisiensiproteinalfa-1-antitripsin
Tubuh menghasilkan, yang memegang peranan penting dalam mencegah kerusakan alveoli
olehneutrofil estalase. Ada suatu penyakit keturunan yang sangat jarang terjadi, dimana
seseorangtidak memiliki atau hanya memiliki sedikit alfa-1-antitripsin, sehingga emfisema
terjadi padaawalusiapertengahan (terutama padaperokok).
FaktorPredisposisi
Faktor-faktoryangdapat meningkatkanresikomunculnyaCOPD(Mansjoer,1999)adalah:
a. Kebiasaanmerokok
b. Polusiudara
c. Paparandebu,asap,dangas-gaskimiawiakibatkerja.
d. Riwayatinfeksisalurannafas.
e. Umur
Pengaruhdarimasing-

masingfaktorrisikoterhadapterjadinyaPPOKadalahsalingmemperkuatdanfaktor merokok

dianggapyangpalingdominan.

8
2.3 ManifestasiKlinis

Tanda-tandaumumPPOM,yaitu:
a. Batukproduktif
Batukproduktifinidisebabkanolehinflamasidanproduksimukusyangberlebihan disalurannafas.
b. Dispnea
Terjadi secara bertahap dan biasanya disadari saat beraktivitas fisik. Berhubungan
denganmenurunnya fungsi paru-paru dan tidak selalu berhubungan dengan rendahnya kadar
oksigendiudara.
c. Batukkronik
Batuk kronis umumnya diawali dengan batuk yang hanya terjadi pada pagi hari
sajakemudianberkembangmenjadibatukyangterjadisepanjanghari.Batukbiasanyadenganp
engeluaran sputum dalam jumlah kecil(<60ml/hari) dan sputum biasanya jernih
ataukeputihan.Produksi sputumberkurangketikapasienberhenti merokok
d. Mengi
Terjadikarenaobstruksi salurannafas
e. Berkurangnyaberatbadan
Pasien dengan PPOM yang parah membutuhkan kalori yang lebih besar hanya
untukbernapassaja.Selainitupasienjugamengalamikesulitanbernafaspadasaatmakansehingga
nafsumakan berkurangdan pasien tidakmendapatasupankaloriyangcukup
untukmenggantikaloriyangterpakai. Haltersebutmengakibatkan berkurangnyaberat
badanpasien.
f. Edemapadatubuhbagianbawah
PadakasusCPODyangparah,tekananarteripulmonarymeningkatdanventrikelkanantidakberko

ntraksi dengan baik. Ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah ke ginjal danhati

akan timbul edema padakaki, kaki bagian bawah, dan telapak kaki. Kondisi ini

jugadapatmenyebabkan edema pada hati atau terjadinya penimbunan cairan pada

abdomen(acites)

9
Adapunmanifestasiklinisyangterdapatpadatiga jenispenyakityangtergolongPPOM,
yaitu:
1. Asma

Manifestasiklinisnyaadalah:
Tabelderajatberatasma.
No ManifestasiKlinis Skor0 Skor1
1 Penurunantoleransiberaktivitas Ya Tidak
2 Penggunaanototnafastambahan, TidakAda Ada
adanyaretraksiinterkostal
3 Wheezing TidakAda Ada
4 Respiratoryrate per menit <25 >25
5 PulseRatepermenit <120 >120
6 Terabapulsusparadoksus TidakAda Ada
7 Puncak Exspiratory Flow Rate >100 <100
(L/menit)

Keterangan: jika terdapat skor empat atau lebih, maka pasien diperkirakan mengalami
astmaberat. Selanjutnya pasien harus diobservasi untuk menentukan ada tidaknya respon dari
terapiatausegeradikirim kerumah sakit.
2. Bronkhitiskronis

Manifestasiklinik:
a. Penampilanumum:cenderungoverweight,sianosisakibatpengaruhsekunderpolisitemia,edema(a
kibat CHVkanan), dan barrel chest.
b. Usia:45-65tahun
c. Pengkajian:
1) Batukpersisten,produksisputumsepertikopi,dipsneadalambeberapakeadaan,variablewheez
ingpadasaat exspirasi, sertaseringnyainfeksi padasistem respirasi.
2) Gejalabiasatimbulpada waktuyanglama.
d. Jantung:pembesaranjantung, corpulmonal,danhematokritlebihdari60%.
e. Riwayatmerokokpositif(+).

10
3. Emfisemaparu-paru

Manifestasiklinis:
a. Penampilanumum:
1) Kurus,warnakulitpucat, danflattenethemidiafragma.
2) TidakadatandaCHF(kongestiveheartFailure)kanandenganedemadependentpadastadium
akhir.
b. Usia: 65-75 tahun
c. Pengkajianfisik
1) Nafaaspendekpersisten denganpeningkatandispnea.
2) Infeksisistemrespirasi.
3) Padaauskultasiterdapat penurunansuaranafas meskipundengansuaranafasdalam.
4) Wheezingekspirasitidakditemukandenganjelas.
5) Jarangproduksisputumdanbatuk.
d. Pemeriksaanjantung
1) Tidakterjadipembesaranjantung.Corpulmonaltimbulpadastadiumakhir.
2) Hematokrit<60%.
e. Riwayatmerokok
Biasanyaterdapatriwayatmerokok,tapitidakselaluada.

(Smeltzer, Suzanne C. (2008) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, alih bahasa: Agung Waluyo

(et.al.),vol.1, edisi 8, Jakarta: EGC)

11
2.4 PEMERIKSAANPENUNJANG

Pemeriksaanpenunjangyangdiperlukanadalahsebagaiberikut:

1. Pemeriksaan radiologistPada bronchitis kroniksecara radiologis


adabeberapahalyangperludiperhatikan:
a. Tubularshadowsataufarmlinesterlihatbayangangaris-
garisyangparallel,keluardarihilusmenujuapeksparu.
Bayangantersebutadalahbayanganbronkusyangmenebal.
b. Corakparuyangbertambah

Padaemfisemaparuterdapat2bentukkelainanfoto dadayaitu:

1) Gambarandefisiensiarteri,terjadioverinflasi,pulmonaryoligoemiadanbula.Keadaaninilebih
seringterdapat padaemfisemapanlobulardan pink puffer.
2) Corakanparuyangbertambah.

Pemeriksaanfaalparu

PadabronchitiskronikterdapatVEP1danKVyangmenurun,VRyangbertambahdanKTPyang normal.
Pada emfisema paru terdapat penurunan VEP1, KV, dan KAEM (kecepatan
arumekspirasimaksimal)atauMEFR(maximalexpiratoryflowrate),kenaikanKRFdanVR,sedangkan
KTP bertambah atau normal. Keadaan diatas lebih jelas pada stadium lanjut, sedangpada stadium
dini perubahan hanya pada saluran napas kecil (small airways). Pada emfisemakapasitasdifusi
menurunkarenapermukaan alveoli untukdifusi berkurang.

2. AnalisisgasdarahPadabronchitisPaCO2naik,saturasihemoglobinmenurun,timbulsianosis,
terjadi vasokonstriksi vaskuler paru dan penambahan eritropoesis. Hipoksia
yangkronikmerangsangpembentukaneritropoetinsehinggamenimbulkanpolisitemia.Padakondi
si umur 55-60 tahun polisitemia menyebabkan jantung kanan harus bekerja lebih
beratdanmerupakan salah satu penyebab payah jantungkanan.
3. Pemeriksaan EKG Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
sudahterdapatkorpulmonalterdapatdeviasiaksiskekanandanPpulmonalpadahantaranII,III,
12
danaVF.VoltaseQRSrendahDiV1rasioR/Slebihdari1danV6rasioR/
Skurangdari1.Seringterdapat RBBBinkomplet.
4. Kultursputum,untukmengetahuipetogenpenyebabinfeksi.
5. Laboratoriumdarahlengkap

(Muttaqin,A.danMagdalena2004,standaroperatingprosedurdanstandarasuhankeperawatanrsudulin
Banjarmasin)

2.5 KOMPLIKASI

1. Hipoxemia
HipoxemiadidefinisikansebagaipenurunannilaiPaO2kurangdari55mmHg,dengannilaisatura
si Oksigen <85%. Pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood,
penurunankonsentrasidan pelupa. Padatahap lanjut timbulcyanosis.
2. AsidosisRespiratory
TimbulakibatdaripeningkatannilaiPaCO2(hiperkapnia).Tandayangmunculantaralain:nyerike
pala,fatique, lethargi, dizzines, tachipnea.
3. InfeksiRespiratory
Infeksipernafasanakutdisebabkankarenapeningkatanproduksimukus,peningkatanrang
sangan otot polos bronchial dan edema mukosa. Terbatasnya aliran udara
akanmeningkatkankerjanafas dan timbulnyadyspnea.
4. Gagaljantung
Terutama kor-pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paru), harus
diobservasiterutamapadakliendengan dyspneaberat. Komplikasiini seringkali
berhubungandenganbronchitiskronis,tetapiklien denganemfisemaberat
jugadapatmengalamimasalahini.
5. CardiacDisritmia
Timbulakibatdarihipoxemia,penyakitjantunglain,efekobatatauasidosisrespiratory.
6. StatusAsmatikus
Merupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bronchial. Penyakit
13
inisangatberat,potensialmengancamkehidupandan seringkalitidakberesponterhadaptherapi

14
yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu pernafasan dan distensi vena leher
seringkaliterlihat.

2.6 Penatalaksanaan

AdabeberapamacampenatalaksanaanpadapasiendenganPPOM, yaitu:
1. TherapyPengobatan
a. InfusNaCl0,9%500/24jamparalleldenganaminopilin1amp+bricasma1ampdalam29ccNaCl
0,9%?24 jam
b. Inpepsa10cc3x/hari
c. Medixion iv6,5mg2x/hari
d. Carvit500mg/oral1x/hari
e. Nebuliser(ventolin1amp:pulmicort,1amp:flixolixed)
f. Pantozol40 mgiv 1x/hari
2. Teknikterapifisikuntukmemeliharadanmeningkatkanventilasipulmonary
3. Pemeliharaankondisilingkunganyangsesuaiuntukmemudahkanpernapasan
4. Bronkodilator
Bronkodilator diresepkan untuk mendilatasi jalan nafas karena preperat ini melawan
baikedeamamukosamaupunspasme muscular dan membantubaik dalam mengurai.
Medikasiinimencakupagonisβ-adregenik(meteproteronol,isopreteronol)danmetilxantil(teofilin
aminofilin), yang menghasilkan dilatasi bronchial melalui mekanisme yang
berbeda.Bronkodilatormungkindiresepkanperoral,subkutan,intravena,perrectaldaninhalasi.Medik
asiinhalasidapatdiberikanmelaluiaerosolbertekanannebulizerbalongenggam,nebulizerdorongan
pompa, inhaler.
Bronkodilator mungkin meyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, yang
termasuktakikardi,disritmiajantung,sdanperangsangansistemsarafpusat.Metilxantindapatjugamen
yebabkangangguangastrointestinalsepertimualdanmuntah.Karenaefeksamping
iniumum,dosisdapatdisesuaikandengancermatsesuaidengantoleransipasiendanresponklinik.
5. TerapiAerosol
6. Terapiekserbasiakut.Antibiotik,karenaeksaserbasiakutbiasanyadisertaiinfeksi:

15
a) Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia, maka
digunakanampisilin4x0,25– 0,5g/hari atau aritromisin 4 x0,5 g/hari.
b) Augmentin(amoxilindanasamklavuralat)dapatdiberikanjikakumanpenyebabinfeksinyaada
lahH.InfluenzadanB.CatarhalisyangmemproduksiB.Laktamase.Pemberian antibiotic
seperti kotrimoksosal, amoksisilin atau doksisilin pada pasien
yangmengalamieksaserbasiakutterbuktimempercepatpenyembuhandanmembantumemper
erat kenaikan peak flowrate. Namun hanya dalam 7 – 10 hari selama periodeeksaserbasi.
Bila terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka
dianjurkanantiobiotikyanglebih kuat.
Terapioksigendiberikanjikaterdapatkegagalanpernafasankarenahiperkapniadanberkurangnya
sensitivitas CO2.
7. Fisioterapimembantupasienuntukmengeluarkan sputumdenganbaik.
8. Terapijangkapanjangdilakukandengan:
a) Antibiotikuntukkemoterapipreventifjangkapanjang,ampisilin4x0,25–
0,5/haridapatmenurunkanekserbasi akut.
b) Bronkodilator,tergantungtingkatreversibilitasobstruksisalurannafastiappasien,makasebelu
mpemberianobatinidibutuhkan pemeriksaanobyektif fungsifoal paru.
c) Fisioterapi.
d) Latihan fisikuntukmeningkatkantoleransiakivitasfisik.
e) Mukolitikdanekspekteron.
9. TerapioksigenjangkapanjangbagipasienyangmengalamigagalnafasTipIIdenganPaO2
10. Rehabilitasi,pasiencenderungmenemuikesulitanbekerja,merasasendiridanterisolasi,untukitu

perlu kegiatan sosialisasi agarterhindardari depresi.

RehabilitasiuntukpasienPPOK:

a) Fisioterapi

b) Rehabilitasipsikis

c) Rehabilitasipekerjaan

d) Dukunganpsikologi

(DanuSantosoHalim,Dr.SpP:IlmuPenyakit Paru,Jakarta2004,hal:169-192)

16
2.7 Patofisiologi

Penyempitan saluran pernafasan terjadi pada bronkitis kronik maupun pada


emfisemaparu.Bilasudahtimbulgejalasesak,biasanyasudahdapatdibuktikanadanyatanda-
tandaobstruksi. Pada bronkitis kronik sesak nafas terutama disebabkan karena perubahan pada
saluranpernafaasankecil,yangdiameternyakurangdari2mm,menjadilebihsempit,berkelok-
kelokdankadangterjadi obliterasai.
Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran pernafasan besar
jugaberubah. Timbul terutama karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus, sehingga
saluranpernafasan lebih menyempit. Pada orang normal sewaktu terjadi ekspirasi maksimal,
tekananyang menarik jaringan paru akan berkurang, sehingga saluran-saluran pernafasan bagian
bawahparuakan tertutup.
Pada penderitaemfisema parudanbronchitiskronik, saluran-saluranpernafasan tersebutakan
lebih cepat dan lebih banyak tertutup. Akibat cepatnya saluran pernafasan menutup
sertadindingalveoliyangrusak,akanmenyebabkanventilasidanperfusiyangtidakseimbang.Tergantu
ng dari kerusakannya, dapat terjadi alveoli dengan ventilasi kurang/ tidak ada, akantetapi perfusi
baik. sehingga penyebaran udara pernafasan maupun aliran darah alveoli,
tidaksamadanmerata.Timbulhipoksiadansesaknafas.Lebihjauhlagihipoksiaalveolimenyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. terjadi HT pulmonal,
yangdalamjangkalamadapattimbulkan korpulmonal.

(DanuSantosoHalim,Dr.SpP:IlmuPenyakit Paru,Jakarta2004,hal:169-192)

17
Factor predisposisi :merokok,polisi,udara,agen- Factorpredisposisi:familial
ageninfeksius,allergen,lingkungankerja

Inflamasi dan
pembengkakanbronchus,produksi lender Defisiensyenzimalfa1-
yangberlebihan antitripsin

Penurunankemampuanbatukefektif Kehilanganrecoilelastisitasjalan
napas, kolpas bronkiolu,danpenurunanredistribusiudarake
alveoli

- Ketidakefektifan Peningkatan usaha dan jalan


bersihanjalan napas napasaliran masuk dan aliran
- Risikotinggiinfeksi keluarudaradariparu-paru
pernapasan

Peningkatan kerja
pernapasanhipoksemiasecara Peningkatanusahadanfrekuensip
reversibel ernapasan,penggunaan
ototbantu pernapasan

Gangguanpertukarangas

Responssistemikdanpsikologis

Perubahanpemenuhannutrisi
yangkurangdari kebutuhan Keluhanpsikososial,kecemasan,ketidaktauhanakanprognos
GangguanpemenuhanADL

Keluhan sistematis,mual ,intake nutrisi tidakadekuat,malaise,kelemahandankeletihanfisik


Kecemasan
Ketidak tauhan/pemenuhaninformasi

18
2.8 Pencegahan

UntukmencegahterjadinyaPPOKdapatdilakukandenganbeberapacara, yaitu:

1. Merubahpolahidup:Mencegahkebiasaanmerokok,infeksidanpolusiudara.

2. PencegahanPenyakitParuPadaUsiaLanjut.
Proses penuaan pada seseorang tidak bisa dihindari. Perubahan struktur anatomik
maupunfisiologik alami juga tidak dapat dihindari. Pencegahan terhadap timbulnya
penyakit-penyakit paru pada usia lanjut dilakukan pada prinsipnya dengan meningkatkan
daya tahantubuhnyadenganmemperbaikikeadaan gizi,menghilangkanhal-
halyangdapatmenurunkandaya tahan tubuh, misalnya menghentikan kebiasaan merokok,
minum alkohol dansebagainya.

3. Pencegahan terhadap timbulnya beberapa macam penyakit dilakukan dengan cara


yanglazim,diantaranya:
a) Usahapencegahaninfeksiparu/salurannafas
b) Usahauntukmencegahnyadilakukandenganjalanmenghambat,mengurangiataumeniadakan
faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi. Hal positif yang
dapatdilakukanmisalnyadenganmelakukanvaksinasidenganvaksinpneumokokuntukmengh
indari timbulnya pneumoni, tetapi sayangnya pada usia lanjut vaksinasi ini
kurangberefek(Mangunegoro, 1992).

c) Usaha pencegahan timbulnya PPOM atau karsinoma paruSejak


usia muda, bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap timbulnya kelainan
paru(PPOMdan karsinoma paru), perludilakukan pemantauan secaraberkala:
4. Pemeriksaanfotorontgentoraks.
Pemeriksaanfaalparu,palingtidaksetahunsekali.Sangatdianjurkanbagimerekayangberesikoting

gitadi(perokokberatdanlaki-laki) menghindariatausegeraberhentimerokok.

19
2.9 KonsepDasarAsuhanKeperawatan
A. Pengkajian
1. RiwayatKesehatan
Pengkajianmencakuppengumpulaninformasitentanggejala-
gejalaterakhirjugamanifestasinya penyakit sebelumnya. Berikut ini adalah daftar pertanyaan
yang bisa di gunakansebagaipedomanuntukmendapatkanriwayat kesehatanyangjelasdariproses
penyakit:
a) Sudahberapalamapasienmengalamikesulitanpernapasan?
b) Apakahaktivitasmeningkatkandispnea?
c) Berapajauhbatasanpasienterhadaptoleransiaktivitas?
d) Kapanpasienmengeluhpalingletihdansesak napas?
e) Apakahkebiasaanmakan dantidurterpengaruh?
f) Riwayatmerokok?
g) Obat yangdipakaisetiaphari?
h) Obat yangdipakaipadaseranganakut?
i) Apayangdiketahuipasiententangkondisidanpenyakitnya?

Datatambahandikumpulkanmelaluiobservasidanpemeriksaan;pertanyaanyangpatutdipertimbangkanuntuk
mendapatkan data lebih lanjuttermasuk:
a) Berapafrekuensinadidanpernafasanpasien?
b) Apakahpernafasansama dantandaupaya?
c) Apakahpasienmengontraksiotot-ototabdomenselamainspirasi?
d) Apakahpasienmenggunakanotot-ototaksesoripernafasanselamapernafasan?
e) Apakahtampaksianosis?
f) Apakahvenaleherpasientamapakmembesar?
g) Apakahpasienmengalamiedemaperifer?
h) Apakahpasienbatuk?
i) Apawarna,jumlah,dankonsistensisputumpasien?
j) Apakahpasienterdapatpeningkatanstupor?Kegelisahan?

20
B. PemeriksaanFisik
a. Inspeksi
Pada klien dengan PPOk, terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi
pernapasan ,serta penggunaan otot bantu napas (sternokleidomastoid). Pada saat inspeksi,
biasanya dapatterlihat klien mempunyai bentuk dad barrel chest akibat udara yang terperangkap,
penipisanmassa otot, bernafas dengan bibir yang dirapatkan, dan pernapasan abnormal yang
tidak efektif.Pada tahap lanjut, dispnea terjadi pada saat beraktivitas bahkan pada aktivitas
kehidupan sehari-
harisepertimakandanmandi.Pengkajianbatukproduktifdengansputumpurulendisertaidengandema
m mengindikasikan adanyatandainfeksi pertama.
b. PalpasiPadapalpasi,ekspansimeningkatdantaktilfremitusbiasanya menurun.
c. Perkusi Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan
diafragmamendataratau menurun.
d. Auskultasi Sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan wheezing sesuai
tingkatkeparahanobstruktif padabronkhiolus.

PemeriksaanDiagnostik
1. PengukuranFungsiParu
Pengukuranfungsiparusepertikapasitasinspirasimenurun,volumeresidumeningkatpadaemfesema,b
ronchitis dan asma,
2. Analisagasdarah
PaCO2

menurun,PCO2meningkat,seringmenurunpadaasma.NilaipHnormal,asidosis,alkalosisrespiratorik
ringan sekunder.
3. PemeriksaanLaboratorium
Pemeriksaan laboratorium tampak dari hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht)
meningkatpada polisitemiasekunder, jumlah darah meningkat, eosinofil dan total Ig E serum
meningkat,elektrolitmenurut karenepemakaian obat diuretic.
4. PemeriksaanSputum
Pemeriksaan gram kuman atau kultur adanya infeksi campuran. Kuman pathogen
21
yangbiasaditemukanadalahStreptococcuspneumonia,Hemophylusinfluenza,danMoraxellacatarrh
alis.

22
5. PemeriksaanRadiologiThoraksfoto(APdanlateral)
Menunjukkanadanyahiperinflasiparu,pebesaranjantung,danbendunganareaparu.Pada
emfisema paru didapatkan diafragma dengan letak lebih rendah dan mendatar, ruang
udararetrosternal> (foto lateral), jantungtampak bergantung, memanjangdan menyempit.
6. Bronkhogram
Menunjukkandilatasibronchus, kolapbronkhiale padaekspirasikuat.

7. EKG
KelainanEKGyangpalingawalterjadiadalahrotasiclockwisejantung.Bilasudah
terdapat korpulmonal, terdapat deviasi aksis ke kanan dan P-pulmonal pada hantaran II, III,
danaVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan V6 V1 rasio R/S kurang dari
1.SeringterdapatRBBBinkomplet.

(Smeltzer,SuzanneC.(2008)BukuAjarKeperawatanMedikalBedahBrunner&Suddarth,alihbahasa:
AgungWaluyo (et.al.),vol.1,edisi8,Jakarta:EGC)

23
C. WOC

Pencetus Rokokdanpolusi
(astma,bronchiti
skronis,

inflamasi
PPOK

Sputummeningkat
Perubahan
anatomisperenki
m paru

Batuk
Pembesaranalveoli

MK: bersihan
jalannapastidak
Hiperatropi
efektif
kelenjarmuko
sa

MK: tidak Penyempitan infeksi


efektifpola saluranudarasecarap
napas eriodik

Leukositmeningkat
Ekspansiparumenurun

MK:intoleransiak
tifas
Kompensasi tubuh
untukmemenuhi kebutuhan
oksigendenganmeningkatkanfr
Suplai oksigen
ekuensi
tidakadekuatkeseluruhtu
buh

Kontraksi otot
pernapasanpenggunaan
hipoksia
energy
untukpernapasanmeningk
sesak at

MK:Gg pertukarangas

24
Imunmenurun

Kuman pathogen
danendogen di
fagositmagrofat

anoreksia

MK:Gg nutrisi

25
D. DiagnosaKeperawatan

Diagnosakeperawatanutamapasien mencakupberikutini:

1. Bersihanjalannapastidakefektifberhubungandenganbronkokontriksi,peningkatanprod
uksi sputum, batuk tidak efektif, kelelahan/berkurangnya tenaga dan
infeksibronkopulmonal.
2. Polanapastidakefektifberhubungandengannapaspendek,mucus,bronkokontriksidaniritanj
alan napas.
3. Gangguanpertukaran gas berhubungandenganketidaksamaanventilasiperfusi
4. Intoleransiaktivitasberhubungandenganketidakseimbanganantarasuplai
dengankebutuhanoksigen.
5. Risikoperubahannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengananoreksia.
6. Gangguapolatidurberhubungandenganketidaknyamanan,pengaturanposisi.
7. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan
upayapernapasandan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
8. Ansietasberhubungandenganancamanterhadapkonsepdiri,ancamanterhadapkematian,keper
luanyangtidak terpenuhi.
9. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas,
depresi,tingkataktivitas rendah dan ketidakmampuan untukbekerja.
10. Kurangpengetahuanberhubungandengankurangnyainformasi,tidakmengetahuisumberinfor
masi.

Masalahkolaboratif/Potensialkomplikasi yangdapatterjaditermasuk:

1. Gagal/insufisiensipernapasan
2. Hipoksemia
3. Atelektasis
4. Pneumonia
5. Pneumotoraks
6. Hipertensiparu
7. Gagaljantungkanan

26
Intervensi

1. Bersihanjalannapastidakefektifberhubungandenganbronkokontriksi,peningkatanproduksisp
utum,batuktidakefektif,kelelahan/berkurangnyatenagadaninfeksibronkopulmonal.

Tujuan:PencapaianbersihanjalannapasklienInt

ervensikeperawatan:

1. Beripasien6sampai8gelascairan/harikecualiterdapatkorpulmonal.
2. Ajarkandanberikandoronganpenggunaanteknikpernapasandiafragmatikdanbatuk.
3. Bantudalampemberiantindakannebuliser,inhalerdosisterukur,atauIPPB
4. Lakukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari dan malam
harisesuaiyangdiharuskan.
5. Instruksikanpasienuntukmenghindariiritansepertiasaprokok,aerosol,suhuyangekstrim,dan
asap.
6. Ajarkantentangtanda-tandadiniinfeksiyangharusdilaporkanpadadokterdengansegera:
peningkatan sputum, perubahan warna sputum, kekentalan sputum,
peningkatannapaspendek,rasasesakdidada, keletihan.
7. Berikanantibiotiksesuaiyangdiharuskan.
8. Berikandoronganpadapasienuntukmelakukanimunisasiterhadapinfluenzaedanstreptococcu
spneumoniae.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi
daniritanjalan napas.

Tujuan:PerbaikanpolapernapasanklienIn

tervensi:

1. Ajarkanklienlatihanbernapasdiafragmatikdanpernapasanbibirdirapatkan.
2. Berikandoronganuntukmenyelingiaktivitasdenganperiodeistirahat.Biarkanpasienmembuat
keputusan tentangperawatannyaberdasarkan tingkat toleransi pasien.
3. Berikandoronganpenggunaanlatihan otot-ototpernapasanjikadiharuskan.

27
3. Gangguanpertukarangas berhubungandengan

ketidaksamaanventilasiperfusiTujuan:Perbaikan dalam pertukarangas

Intervensikeperawatan:

1. Deteksibronkospasmesaat auskultasi.
2. Pantauklienterhadapdispneadan hipoksia.
3. Berikanobat-obatanbronkodialtordankortikosteroiddengantepatdanwaspadakemungkinan
efek sampingnya.
4. Berikanterapiaerosolsebelumwaktumakan,untukmembantumengencerkansekresisehingga
ventilasi parumengalami perbaikan.
5. Pantaupemberianoksigen.

4. Intoleransiaktivitasberhubungandenganketidakseimbanganantarasuplaidengankebutuhan
oksigen.

Tujuan:Memperlihatkankemajuanpadatingkatyanglebihtinggidariaktivitasyangmungkin.

Intervensikeperawatan:

1. Kajiresponindividuterhadapaktivitas;nadi,tekanandarah,pernapasan.
2. Ukurtanda-
tandavitalsegerasetelahaktivitas,istirahatkanklienselama3menitkemudianukurlagi tanda-
tandavital.
3. Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill
danexercycle,berjalanatau latihanlainnyayangsesuai, sepertiberjalan perlahan.
4. Kaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan rencana latihan
berdasarkanpadastatus fungsi dasar.
5. Sarankan konsultasi dengan ahli terapi fisik untuk menentukan program latihan
spesifikterhadapkemampuan pasien.
6. Sediakanoksigensebagaimandiperlukansebelumdanselamamenjalankanaktivitasuntukberj
aga-jaga.
7. Tingkatkan aktivitas secara bertahap; klien yang sedang atau tirah baring lama
mulaimelakukanrentanggeraksedikitnya2 kali sehari.
8. Tingkatkantoleransiterhadapaktivitas denganmendorong klien melakukan aktivitaslebih
lambat, atau waktu yang lebih singkat, dengan istirahat yang lebih banyak
ataudenganbanyak bantuan.
9. Secara bertahap tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan waktu diluar
tempattidursampai 15 menit tiap hari sebanyak 3 kali sehari.

28
5. Risikoperubahannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengandispnea,kelamah
an,efek samping obat,produksi sputum dananoreksia, mual muntah.

Tujuan:Kebutuhannutrisiklienterpenuhi.In

tervensikeperawatan:

1. Kajikebiasaandiet,masukanmakanansaatini.Catatderajatkesulitanmakan.Evaluasiberatbad
an dan ukuran tubuh.
2. Auskultasibunyiusus
3. Berikanperawatanoralsering,buangsekret.
4. DorongperiodeistirahatIjam sebelumdan sesudahmakan.
5. Pesankandietlunak,porsikecilsering,tidakperludikunyahlama.
6. Hindarimakananyangdiperkirakandapatmenghasilkangas.
7. Timbangberatbadan tiaphari sesuaiindikasi.

6. Gangguanpolatidurberhubungandenganketidaknyamanan,pengaturan posisi.

Tujuan:KebutuhantidurterpenuhiI

ntervensikeperawatan:

1. Bantuklienlatihanrelaksasiditempattidur.
2. Lakukanpengusapanpunggungsaathendaktidurdananjurkankeluargauntukmelakukantinda
kan tersebut.
3. Aturposisiyangnyamanmenjelangtidur,biasanyaposisihighfowler.
4. Lakukanpenjadwalanwaktutidur yangsesuaidengankebiasaanpasien.
5. Berikanmakananringan menjelangtidurjikaklienbersedia.

7. Kurangperawatandiriberhubungandengankeletihansekunderakibatpeningkatanupayapernap
asandan insufisiensi ventilasidan oksigenasi.

Tujuan:KemandiriandalamaktivitasperawatandiriInt

ervensi:

1. Ajarkan mengkoordinasikan pernapasan diafragmatik dengan aktivitas seperti


berjalan,mandi,membungkuk, atau menaiki tangga.
2. Dorong klien untuk mandi, berpakaian, dan berjalan dalam jarak dekat, istirahat
sesuaikebutuhanuntukmenghindarikeletihandandispneaberlebihan.Bahastindakanpenghe
matanenergi.
3. Ajarkantentangposturaldrainagebilamemungkinkan.

29
8. Ansietasberhubungandenganancamanterhadapkonsepdiri,ancamanterhadapkematian,keperlu
anyangtidak terpenuhi.

Tujuan:KlientidakterjadikecemasanIn

tervensikeperawatan:

1. Bantuklienuntuk menceritakankecemasan danketakutannyapadaperawat.


2. Jangantinggalkanpasiensendirianselamamengalamisesak.
3. Jelaskankepadakeluarga pentingnyamendampingikliensaatmengalamisesak.

9. Kopingindividutidakefektifberhubungandengankurangsosialisasi,ansietas,depresi,tingkatakt
ivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.

Tujuan:Pencapaiantingkatkopingyangoptimal.Int

ervensikeperawatan:

1. Mengadopsisikapyangpenuhharapandanmemberikansemangatyangditujukanpadapasien.
2. Dorongaktivitassampai tingkattoleransi gejala
3. Ajarkanteknikrelaksasi atauberikanrekamanuntukrelaksasibagipasien.
4. Daftarkanpasienpadaprogramrehabilitasipulmonaribilatersedia.
5. Tingkatkanhargadiriklien.
6. Rencanakanterapikelompokuntukmenghilangkankekesalanyangsangatmenumpuk.

10. Kurangpengetahuanberhubungandengankurangnyainformasi,tidakmengetahuisumberinfor
masi.

Tujuan:Klienmeningkatpengetahuannya.I

ntervensikeperawatan:

1. Bantupasienmengertitentangtujuanjangkapanjangdanjangkapendek;ajarkanpasiententang
penyakit dan perawatannya.
2. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok. Berikan informasi tentang sumber-
sumberkelompok.

30
BAB

IIIPENUT

UP

3.1 Kesimpulan
PPOK merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas
danpenurunanaliran masukdan keluarudaraparu-paru.

3.2 Saran
Berikan Pemahaman Terhadap Keluarga dan Pasien tentang pencegahan dan penularan
penyakit-penyakit tersebut.

31

Anda mungkin juga menyukai