Nematoda usus di Indonesia lebih sering disebut sebagai cacing perut. Sebagian besar
penularannya terjadi melalui tanah, maka mereka digolongkan dalam kelompok cacing yang
ditularkan melalui tanah Faktor penunjang ini antara lain keadaan alam serta iklim ,sosial,
ekonomi, pendidikan, kepadatan penduduk serta masih berkembangnya kebiasaan yang
kurang baik.
Berdasarkan fungsi tanah pada siklus hidup cacing ini, nematoda usus dibagi atas dua
kelompok yaitu (Safar, 2010) :
Soil Transmitted Helminth atau cacing yang ditularkan melalui tanah adalah cacing
yang dalam siklus hidupnya memerlukan stadium hidup di tanah untuk berkembang
menjadi bentuk infeksi bagi manusia.
Contoh : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Hookworm, dan Strongyloides
stercoralis (Safar, 2010).
Non-Soil Transmitted Helminths, yang merupakan nematoda usus yang di dalam
siklus hidupnya tidak membutuhkan tanah
Contoh : Enterobius vermicularis (cacing kremi), Trichnella spiralis dan Cappilaria
phillipinensis (Safar, 2010).
b. Morfologi
Cacing dewasa Necator americanus
- Berbentuk silinder
- Ujung anterior melengkung tajam kearah dorsal (seperti huruf
“S”).
- Panjang cacing jantan 7-9 mm dengan diameter 0,3 mm,
sedangkan cacing betina panjangnya 9-11 mm dengan
diameter 0,4 mm.
- Pada rongga mulut terdapat bentukan semilunar cutting plates
(yang membedakannya dengan Ancylostoma duodenale).
- Pada ujung posterior cacing jantan terdapat bursa copulatrix
dengan sepasang spiculae. Ujung posterior cacing betina
runcing dan terdapat
vulva.
c. Siklus Hidup