ANALISIS KASUS
Topik : Masalah Privacy dan freedom of Speech kaitanya dengan etika dan hukum
Di Susun Oleh :
Rahmat Inggi
(16917220)
perdagangan bebas antara benua, perpindahan manusia, barang dan modal yang
menuju efisiensi yang lebih tinggi. Salah satu penyebab hal ini adalah kemajuan
computer, internet, telepon seluler dan ATM telah mengatasi batasan ruang dan
baru dibidang internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika acuan
yang terdiri dari operator, parancang jaringan dan penelitian yang terkait dengan
Pelanggaran Prifacy.
sudah kasus yang terjadi sejak facebook dan twitter menjadi trand di kalangan
penyebaran paham terlarang, hingga jejaring social ini dijadikan sebagai media
prostitusi.
dan freedom of speech, dengan cara menganalis kasus yang terjadi pada
Pada pembahasan kali ini diarahkan pada masalah privacy dan freedom of
speech kaitanya dengan etika dan hukum serta menganalisa kasus masalah
privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hukum dalam
teknologi informasi.
masalah privacy dan freedom of speech kaitanya dengan etika dan hokum,
speech.
BAB II
PEMBAHASAN
individu lain dan banykan pelanggaran dalam hal privasi di dalam situs
dunia maya.
atau tidak dengan pihak lain sehingga definisi yang dikemukakan oleh
pribadi.
bahkan sampai pada tingkat perbenturan antara nilai yang berbeda dari
individu. Bagi negara, seperti swedia dan kanada dalam hal hukum privasi
mereka sangat ketat, sementara untuk yang lain tidak. (Efraim Turban,
1999).
Kini informasi pribadi dalam suatu jumlah yang signifikan telah tersedia
secara online.
a) Self Regulation
b) Gevernment Regulation
Elektronik.
kerahasiaan.
dicapai oleh system nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak
selalu tercapai.
3. Hak Atas Kepemilikan
harus melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi
mengaksesnya.
tentang privasi atas data atau informasi yang khusus. Akibat dari
di Indonesia seperti :
informasi seseorang
interfere atau diganggu oleh orang lain. Jadi kebebasan pertama adalah
informasi, informasi ini harus sesuai dengan diri anda tidak boleh
orang lain ini wilayah lain bukan hukum informasi lagi tapi hukum terhadap
komunikasinya.
speech. Banyak sudah kasus yang terjadi sejak facebook dan twitter menjadi
sebenarnya.
yang dibutuhkan.
irasional.
bankin diributkan oleh kasus domain palsu internet banking milik bank
mengetikkan dan tampilan yang sama persis dengan situs internet banking
BCA.
mengetikkan dan tampilan yang sama persis dengan situ internet banking
a. wwwklikbca.com
b. clikbca.com
c. klickbca.com
d. klikbac.com
Orang tidak akan sadar bahwa dirinya telah menggunakan situs palsu
tersebut karena tampilan yang disajikan serupa dengan situs aslinya. Hecker
tindakan criminal seperti mencuri dana nasabah, hal ini murni dilakukan
oleh situs internet Bank BCA. Disebut white-hat hacker karna dia tidak
mencuri data nasabah, tetapi hanya mendapatkan user id dan password milik
nasabah yang masuk dalam situs internet banking palsu. Namun tindakan
membuat situs palsu dengan diam-diam mengambil data milik pihak lain.
milik bang BCA, sebab dia telah mengganggu suatu system milik orang lain,
orang lain dan dengan diam-diam mendapatkan User ID dan Password milik
Dari kasus diatas kita dapat simpulkan bahwa yang steven secara etik tidak
internet banking BCA palsu, serta pemalsuan situs internet bangking BCA
yang masuk dalam situs internet banking palsu dan Steven bisa saja
3.1 Kesimpulan
seperti media klasik yang lebih dahulu lahir, namu dampak penggunaan
internet ini jauh lebih kompleks dan mengkhawatirkan dari sisi moral,
individu lain dan banykan pelanggaran dalam hal privasi di dalam situs
dunia maya.
interfere atau diganggu oleh orang lain. Jadi kebebasan pertama adalah
informasi, informasi ini harus sesuai dengan diri anda tidak boleh
diintervensi orang lain. Tetapi pada saat informasi dikomunikasikan
kepada orang lain ini wilayah lain bukan hukum informasi lagi tapi hukum
terhadap komunikasinya.
3.2 Saran
penulis akan lebih fokus dan details lagi dalam menjelaskan tentang paper
dipertanggung jawabkan.
Untuk itu saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Didik M. Arif Mansur dan Elisa Gultom, “Cyber Law : Aspek Hukum
Teknologi Informasi”, PT. Refika Adita, Bandung, 2005.