Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI

PEMBERIAN YANG BERMAKNA

OLEH :

PUTRI NABILLAH JAKARIA (P07134019083)

KELAS B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020
Pemberian yang Bermakna

Apa yang dirasakan ketika kita memberikan uang, benda, bantuan, atau kasih
sayang kepada orang lain? Atau untuk apa kita memberikan hal tersebut kepada
orang lain? Apakah karena ingin, kasihan, untuk menolong, atau hanya untuk
pencitraan saja?. Atau dari sudut pandang penerima, apakah mereka sangat
menghargainya, biasa saja, atau bahkan tidak peduli???. Apakah pemberian itu
bermakna?
Pernakah kalian mendengar cerita tentang Roger Casugay? Seorang
peselancar tingkat nasional berkebangsaan Filipina. Bulan Desember lalu, saat
acara SEA Games , Roger Casugay menjadi wakil Filipina dicabang Men’s
Longboard. Tidak perlu diragukan lagi Rogers memimpin permainan dengan lawan
yang cukup ketat yaitu Arip Nurhidayat dari Indonesi. Roger bisa saja memenangi
perlombaan ini, tetapi ketika itu ombak besar menghampiri pantai La Union (tempat
ajang perlombaan). Malangnya ombak ini membuat membalikkan papan selancar
Arip, tali kekangnya putus dan dia terjatuh. Ketika Roger melihatnya, atas izin panitia
Roger menghampiri Arip dan menolongnya.
Arip pun selamat dari kecelakaan tersebut dengan batuan Roger. Roger tak
jadi menang, dia merelakan kemenangan di depan mata demi menolong lawannya
di arena. Roger telah memberikan miliknya yang sangat berharga untuk sebuah
kemanusiaan. Pemberian ini disebut pemberian yang bermakna.
Pemberian yang bermakna itu ada ketika sang pemberi kehilangan sesuatu
yang besar seperti Roger yang rela kehilangan kemenangannya. Susah payah
dilauinya, pintu rintangan didobraknya, keringat, air mata bercucuran demi
mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama bangsanya. Semua sirna karena
menolonh nyawa sesama dimana itu adalah perbuatan mulia yang jauh di atas itu
dan tidak banyak orang yang bisa melakukannya.
Banyak orang yang memberi karena mereka memiliki “hal” yang lebih.
Memberi berbeda dengan pemberian yang bermakna. Orang yang kaya raya
menyumbangkan beberapa hartanya kepada orang yang membutuhkan. Pemberian
ini tentu saja bermakna bagi sang penerima, tapi apakah ini adalah bentuk
pemberian yang bermakna? Coba dibandingkan dengan orang yang hidupnya pas-
pasan rela menyumbangkan hartanya kepada orang yang membutuhkan. Mana
pemberian yang lebih bermakna, orang kaya atau orang yang pas-pasan? Tentunya
orang yang pas-pasan. Karena dia rela kehilangan hartanya bagi orang yang
membutuhkan. Dia juga membrikan hartanya bukan karena memiliki “lebih” tetapi
atas dasar rasa kemanusiaannya untuk menolong orang lain. Bukan berarti orang
kaya yang dicontohkan tidak memiliki rasa kemanusiaan, hanya saja kondisi
tersebut dapat membedakan mana yang hanya pemberian dan mana pemberian
yang bermakna.
Memberi dari apa yang dipunya tanpa merasakan suatu pengorbana atau
kehilangan besar bukanlah pemberian bermakna. Pemberian yang bermakana
diambil bukan karena kelebihannya tetapi kekurangannya dan tetap bisa
memberikan kepada orang lain.
Tetapi terkadang sang penerima pun tidak menngtahui makna dari pemberian
tersebut. Mereka terkadang menganggapnya sebagai hal-hal kecil yang tidak perlu
diingat terus menerus. Padahal semua pemberian itu bermakna jika dilihat dengan
pikiran yang terbuka.
Terkadang penerima hanya melihat sesuatu dari luarnya saja, melihat uang
dari nominalnya, melihat benda dari harganya, melihat bantuan dari besar kecilnya,
melihat kasih sayang dari subjeknya. Sebagai penerima, tidak menyadari bahwa apa
yang diberi adalah hal yang sangat berharga milik sang pemberi. Seperti contoh
yang sebelumnya diberikan, ketika orang yang hidupnya pas-pasan hanya mampu
menyumbangkan uang yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan orang yang
kaya ketika menyumbangkan uangnya. Penerima malah hanya mengingat orang
kaya karena memberikan nominal yang sangat besar dan dengan cepat melupakan
sumbangan orang yang hidupnya pas-pasan.
Kehidupan yang sulit membuat kita lupa bahwa memberi dan menerima itu
harus dimaknai dengan benar bukan hanya dilihat dari luarnya, tetapi harus bisa
dilihat hingga kedalam-dalamnya agar bisa dengan benar memaknai pemberian.

Anda mungkin juga menyukai