Anda di halaman 1dari 3

2.

Yurisdiksi merupakan maslaah yang penting untuk dibahas dalam kegiatan cyberspace karena
dayajangkau kegiatanya yang melewati batas negara

Kesulitan yang dihadapi suatu negara dalam menerapkan yurisdiksinya dalam kegiatan cyberspace
dan contohnya

Maraknya cyber crime disebabkan karena kemunculan internet kini diibaratkan seperti sebuah
daerah perbatasan baru (new frontier) pada zaman wildwest. Wilayah baru ini bebas untuk di eksploitasi
dan dieksplorasi tanpa ada hukum yang mengaturnya. Salah satu kesulitan besar dalam menangani
masalah cybercrime adalah sifatnya yang sangat Transboundary (lintasbatas). Ia hampir tidak mengenal
batas-batas negara. Kejahatan cyber di satu negara dapat dilakukan dari dan melalui negara lain
manapun di dunia, dapat menentukan korbannya di belahan dunia manapun, dapat menyembunyikan
identitas pelaku melalui sistem komputer yang berlokasi di negara manapun, dan menyimpan bukti-
bukti di negara lain yang jauh. Oleh karena itu, salah satu masalah paling krusial yang dimunculkan oleh
cybercrime adalah masalah yurisdiksi yang berkaitan dengan sejauh mana suatu negara dapat
menerapkan kedaulatan hukumnya atau dengan kata lain sejauh mana kemampuan suatu negara
menyidangkan suatu perkara bernuansa internasional.

Sebagai contoh, apabila seorang warga Malaysia yang berada di Indonesia menggunakan peranti
miliknya untuk meretas data nasabah bank yang ada di Amerika. Secara asas territorial, Indonesia
berhak untuk menerapkan hukumnya. Namun apabila dilihat dari status kewarganegaraan, Malaysia
dengan asas nasonalitas aktif juga dapat mengadili orang tersebut. Sedangkan Amerika juga memiliki
kepentingan karena warga negaranya dirugikan.

Prinsip yurisdiksi yang dianut oleh UU ITE

Prinsip yurisdiksi yang dianut UU ITE adalah cyber paternalist. Prinsip ini berpandangan bahwa
sebenarnya cyberspace hanyalah bentuk elektronik dari ruang biasa yang kita kenal selama ini. Dengan
kata lain berpandangan bahwa cyberspace adalah dunia biasa sebagaimana dunia nyata, sehingga dapat
diterapkan aturan, atau konsep yurisdiksi yang selama ini berkembang dalam hukum internasuonal
terutama dalam penanganan tindak pidana.

Ananlisis kasus Gutnic vs Dow Jones

1) Fakta

3. Data privasi saat ini merupakan issue global yang kemudian mempenngaruhi perlindungan di
negara-negara termasuk Indonesia

Landasan filosofis dan landasan yuridis perlindungan privasi di Indonesia

Berdasarkan Naskah Akademik Rancangan UU Perlindungan Data Pribadi, landasan filosofis


perlinudngan privasi adalah sila kedua Pancasila yaitu, ”Kemanusiaan yang adil dan beradab”
merupakan landasan filosofis perlindungan data pribadi, hal ini mengingat bahwa perlindungan
dimaksud akan menciptakan keadilan dan membentuk peradaban manusia yang menghormati dan
menghargai data pribadi. Sila kedua memiliki filosofi bahwa negara Indonesia berusaha mewujudkan
suatu kemaslahatan umat manusia.

Selanjutnya landasan yuridis tentang perlindungan privasi bersumber pada Pasal 28G Undang-
Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-I/2003 semakin mempertegas bahwa pengaturan
Perlindungan Data Pribadi harus dalam bentuk Undang-Undang. Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi
tersebut antara lain disebutkan bahwa ketentuan yang menyangkut HAM, harus dalam bentuk Undang-
Undang. Amanah perlindungan hak asasi manusia terkait data pribadi tersebut kemudian
diimplementasikan dalam UndangUndang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dalam
Pasal 3 disebutkan bahwa:

1) Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan
sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam semangat persaudaraan
2) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang adil
serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum.
3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia,
tanpa diskriminasi.

Selain konstitusi dan Undang-Undang HAM, juga terdapat ketentuan mengenai data privasi di
antaranya, dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.

Perbedaan antara privasi dan data pribadi dan berapa jenis privasi yang dikenal

Menurut Cambridge Dictionary, privasi adalah hak yang dipunyai seseorang untuk menjaga
kehidupan personal atau rahasia informasi personal agar hanya untuk diketahui sekelompok kecil saja.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, data
pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta
dilindungi kerahasiaannya. Suatu data adalah data pribadi apabila data tersebut berhubungan dengan
seseorang, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang tersebut, yaitu pemilik data.

Beberapa jenis privasi antara lain adalah:

1) Keinginan untuk tidak diganggu secara fisik. Golongan ini terwujud dalam tingkah laku menarik
diri yang terdiri atas tiga jenis: keinginan untuk menyendiri (solitude); keinginan untuk menjauh
dari pandangan dan gangguan suara tetangga atau kebisingan lalu lintas (seclusion); keinginan
untuk intim (intimacy) dengan orang-orang atau orang tertentu saja, tetapi jauh dari semua
orang lainnya.
2) Keinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang berwujud dalam tingkah laku hanya
memberi informasi yang dianggap perlu (control of information). Tiga jenis privasi yang masuk
ke dalam golongan ini adalah: keinginan untuk merahasiakan jati diri (anonymity); keinginan
untuk tidak mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve); dan keininan untuk
tidak terlibat dengan tetangga (not neighboring).

Instrumen-instrumen internasional yang mengatur masalah data privasi dan menurut anda apakah
telah tercapai international global standards

1) General Data Protection Regulation (GDPR), yang di dalamnya terdapat prinsip serta aturan
perlindungan data pribadi yang bias dijadikan rujukan oleh negara-negara yang akan membuat
atau merancang aturan tentang perlindungan data pribadi.
2) Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa “no one shall be subjected to
arbitrary interfence with his privacy, family, home, or correspondence, not to attack upon his
honours and reputation. Everyone has the right to the protection of the law againts such
interference or attacks.”
3) International Covenant of Civil and Political Rights (ICCPR) mengatur tentang Hak atas
kebebasan dan keamanan pribadi yang dapat dilihat dalam Pasal 9, dan 17.
4) The Organisation for Economic Co-operation and Development 1980 (OECD 1980) tentang
Pedoman Privasi yang memberlakukan definisi data pribadi sebagai “semua informasi yang
berkaitan kepada individu yang teridentifikas dan yang dapat di identifikasi (identifiable).
Pedoman ini menjelaskan prinsip-prinsip yang mana prinsipnya berupa: pembatasan
pengumpulan, kualitas data, spesifikasi tujuan, pembatasan pengungkapan, langkah-langkah
pengamanan, keterbukaan, partisipasi individu, pertanggung jawaban.
5) The International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (ICESCR).

Menurut penulis ketentuan-ketentuan di atas telah memenuhi standar global internasional sebab
pengaturannya dilakukan secara prinsipil dengan memperhatikan detail dalam dunia privasi Selain itu
ketentuan-ketentuan di atas juga tidak melanggar kedaulatan suatu negara karena sifatnya hanya
sebagai pedoman. Namun dengan pendefinisian mengenai privasi yang rigid, hal tersebut telah
mencegah adanya distorsi penafsiran terhadap privasi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai