Anda di halaman 1dari 7

Implikasi Hukum Terhadap Keamanan Data Pribadi di Era Digital: Tantangan dan

Solusi

ABSTRAK

Artikel ini membahas implikasi hukum yang relevan terkait dengan keamanan data
pribadi dalam konteks era digital. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi dan internet,
perlindungan data pribadi menjadi isu utama yang memerlukan perhatian hukum yang serius.
Artikel ini mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi dalam melindungi data pribadi
individu dalam lingkungan digital, seperti pelanggaran data, penggunaan ilegal, dan risiko
kebocoran informasi. Selain itu, artikel ini juga membahas solusi hukum yang dapat diadopsi
untuk mengatasi tantangan ini. Ini termasuk analisis kerangka hukum yang ada, seperti
peraturan perlindungan data pribadi dan regulasi keamanan siber. Selain itu, artikel ini
menguraikan upaya yang dapat diambil oleh organisasi dan individu untuk meningkatkan
keamanan data pribadi mereka sesuai dengan persyaratan hukum yang berlaku. Selama
beberapa tahun terakhir, tantangan terkait data pribadi telah menjadi topik yang semakin
penting dalam hukum dan masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang implikasi
hukum dan tindakan yang perlu diambil, diharapkan bahwa perlindungan data pribadi dalam
era digital dapat ditingkatkan, memberikan keamanan dan privasi yang lebih besar bagi
individu dan organisasi yang terlibat.

Kata Kunci : Hukum, Data Pribadi, Keamanan

ABSTRACT

This article discusses the relevant legal implications related to personal data security in the
context of the digital era. With the increasing use of technology and the internet, personal data
protection has become a major issue that requires serious legal attention. This article identifies
the main challenges faced in protecting individuals' personal data in the digital environment,
such as data breaches, illegal use, and the risk of information leakage. Additionally, this article
also discusses legal solutions that can be adopted to overcome these challenges. This includes
an analysis of existing legal frameworks, such as personal data protection regulations and cyber
security regulations. Additionally, this article outlines efforts that organizations and individuals
can take to improve the security of their personal data in accordance with applicable legal
requirements. Over the past few years, challenges related to personal data have become an
increasingly important topic in law and society. With a better understanding of the legal
implications and actions that need to be taken, it is hoped that the protection of personal data
in the digital era can be improved, providing greater security and privacy for the individuals
and organizations involved.

Keywords: Law, Personal Data, Security


BAB 1

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Era digital merupakan hasil dari pengembangan strategi baru yang dikembangkan
oleh manusia dalam menjalankan kehidupan bersosialisasi mengikuti perkembangan
zaman yang semakin modern (Siahaan, 2018), era digital dipengaruhi oleh globalisasi
yang dimulai sejak ditemukannya alat tukar menukar di dalam perdagangan pada saat
sebelum masehi dan perkembangan alat-alat yang didukung oleh teknologi yang
semakin berkembang pesat di lingkungan masyarakat serta membaur pada kehidupan
sehari-hari (Astuti, 2022). Hadirnya teknologi digital yang berkembang di masyarakat
memungkinkan masyarakat melakukan segala jenis transaksi secara cepat, tepat dan
efisien sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, selain itu, kehadiran teknologi yang
membantu menyelesaikan dan mempermudah pekerjaan juga muncul dengan jenis yang
beragam(Sari, 2020). Tidak jarang hal-hal yang timbul di era digital memuat data pribadi
baik yang bersifat umum (Kominfo, 2020),seperti seperti data pribadi yang digunakan
sebagai bentuk mengidentifikasi seseorang secara dasar dan terbuka, yang terdiri dari
nama lengkap, agama, kewarganegaraan dan jenis kelamin dan juga bagian data pribadi
yang berkarakter khusus (Kominfo, 2020),seperti data yang bersifat spesifik mengenai
identitas seseorang secara menyeluruh dan dilindungi oleh undang-undang, data-data
tersebut dapat berupa data informasi kesehatan, data genetik, pandangan politik, orientasi
seksual, data keuangan pribadi (Yuniarti, 2019).

Dengan semakin banyaknya data yang didapatkan melalui sistem digital,


menimbulkan suatu etika baru dalam berinteraksi, sehingga memiliki data yang banyak akan
menunjang efektivitas terutama untuk hal yang berkaitan dengan sistem perdagangan. Hal
ini menyebabkan data pribadi menjadi sebuah aset yang mempunyai nilai ekonomis
sangat tinggi, sehingga rentan terjadinya kebocoran data pribadi demi untuk mendapatkan
keuntungan ekonomis.
Di Indonesia kasus kebocoran data pribadi kerap kali terjadi, seperti pada sistem
perbankan, data pribadi nasabah sering dipertukarkan antara sesama card center,
memberikan informasi yang terkait dengan nasabah pemegang kartu kredit kepada pihak
ketiga untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dengan cara diperjualbelikan. Pada bidang
transportasi online, data konsumen seperti nomor telepon disalahgunakan untuk
mengirimkan pesan pribadi yang tanpa ada kaitannya dengan penggunaan jasa transportasi
online tersebut.

Oleh karena itu,maka penelitian ini mengkaji terkait bagaimana Urgensi


Pengesahan RUU PDP melihat banyaknya kasus yang bermunculan terkait kebocoran data
pribadi baik di instansi swasta maupun instansi pemerintahan. Penelitian ini penting
dilakukan guna mengetahui urgensi aturan hukum yang mengatur terkait privasi data
pribadi, sehingga penelitian ini dapat digunakan untuk penambahan wawasan bagi mahasiswa
dalam bidang hukum berkaitan dengan aturan hukum yang mengatur tentang perlindungan data
pribadi.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur
(libraryresearch) (P. Andi, 2012). Jenis pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti
di dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan teori dan asas
hukum. Penelitian hukum normatif didefinisikan penelitian yang mengacu kepada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan maupun putusan
pengadilan. Penelitian hukum normatif bisa juga disebut sebagai penelitian hukum
doctrinal (Jonaedi Effendi danJohnny Ibrahim, 2018)

3. Pokok Permasalahan

A. Privasi dan Perlindungan Data Dalam Lingkup Digital

B. Ancaman Keamanan Cyber dan Bagaimana Hukum Menanggapi Serta Melindungi


Hal Ini
BAB 2

PEMBAHASAN

Privasi dan Perlindungan Data Pribadi dalam Revolusi Digital

Pembahasan mengenai perlindungan data pribadi tidak bisa dilepaskan dari


konsep privasi. Hukum telah mengenal konsep privasi dalam kaitannya dengan gangguan
secara fisik berupa trespass yang dikenal dalam hukum pidana. Dalam perkembangannya,
hukum memberikan pula perlindungan terhadap emosional dan intelektual manusia.
Samuel D. Warren dan Louis D. Brandeis (1890) mengemukakan bahwa privasi merupakan
pengembangan perlindungan hukum terhadap emosi manusia. General Data Protection
Regulation (GDPR) menjabarkan secara spesifik lingkup dari data pribadi, yakni diantaranya
nama, nomor identitas, data lokasi, online identifier, atau satu atau lebih komponen spesifik
terkait fisik, physiological, genetik, mental, ekonomi, budaya atau sosial dari seseorang.
Revolusi digital telah menciptakan sebuah inovasi baru dalam kapasitas untuk memperoleh,
menyimpan, memanipulasi dan mentransmisikan volume data secara nyata (real time),
luas dan kompleks. Oleh karenanya revolusi digital seringkali dianggap identik dengan
revolusi data. Perkembangan tersebut telah mendorong pengumpulan berbagai data, tidak lagi
tergantung pada pertimbangan data apa yang mungkin berguna di masa depan. Akan tetapi,
hampir semua data dikumpulkan, pemerintah dan swasta bersaing untuk memperbesar
kapasitas penyimpanan data mereka, dan semakin jarang melakukan penghapusan data.
Mereka menemukan nilai baru dalam data, sehingga data diperlakukan seperti halnya
aset yang berwujud. Era baru pengelolaan data inilah yang biasa disebut sebagai Big Data.

Ketentuan mengenai perlindungan privasi dan data pribadi merupakan amanah Pasal
28 G Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur hak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah
kekuasaannya. Untuk dapat melihat ketentuan tersebut sebagai ketentuan mengenai
privasi dan data pribadi, pendapat Warren dan Brandeis dalam karyanya yang berjudul “The
Right to Privacy” menyatakan bahwa privasi adalah hak untuk menikmati kehidupan dan
hak untuk dihargai perasaan dan pikirannya. Di bawah pasal 28 G Undang-Undang Dasar
1945, perlindungan data pribadi di Indonesia tersebar di berbagai undang-undang.
Kemudian, perlindungan data pribadi merupakan salah satu bentuk dari perlindungan privasi
yang diamanatkan langsung oleh Konstitusi Negara Republik Indonesia yang mengandung
penghormatan atas nilai-nilai HAM dan nilai-nilai persamaan serta penghargaan atas hak
perseorangan sehingga perlu diberikan landasan hukum untuk lebih memberikan keamanan
privasi dan data pribadi dan menjamin terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif.

Serangan di ruang siber (cyberspace) sendiri merupakan konsekuensi logis


dari berkembangnya era teknologi informasi. Identifikasi bentuk serangan siber dapat
terlihat pada hal-hal seperti kriminalitas siber, botnets, serangan terhadap institusi
finansial-keuangan, penyebaran Multi Purpose Malcode, aktivitas siber yang disponsori
oleh negara, dan aktivitas hacking. Berbagai bentuk trend ini menggunakan instrumen
cyberspace sebagai saluran utama dalam melaksanakan tindakannya. Keamanan Siber sesuai
dengan definisinya, cyber security adalah aktifitas pencegahan dan pengamanan terhadap
sumber daya telematika agar tidak terjadinya kriminalitas di dunia cyber (Cyber Crime).
Cyber security juga dapat diartikan upaya untuk menahan dari penyerangan-
penyerangan di dunia cyber. Dalam sistem informasi dikenal istilah “Hardening” yaitu sebuah
cara untuk memperkuat keamanan infrastruktur sistem informasi seperti komputer maupun
hal lainnya. Keamanan yang diperkuat biasanya pada sisi jaringan, sistem komputer,
penutupan port yang rentan akan serangan, maupun dari segi firewallnya.

Indonesia adalah negara hukum seperti yang tertuang dalam konstitusi, sebagai
sebuah negara hukum tentunya negara wajib melindungi setiap warga negaranya dari
setiap perbuatan yang dapat merugikan apalagi perbuatan tersebut dapat merusak tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti halnya kejahatan yang terjadi di dunia
maya atau biasa disebut dengan cybercrime. Kejahatan yang tidak mengenal ruang dan
waktu ini mengalami perkembangan yang pesat akhir-akhir ini, kecanggihan teknologi
yang disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan
pribadi yang menyebabkan negara-negara berkembang kesulitan untuk menindak
pelaku kejahatan komputer khususnya pihak kepolisian, disamping dibutuhkan suatu
perangkat aturan yang mengatur tentang penyalahgunaan informasi ini juga dibutuhkan
sumber daya manusia dan sarana dan prasarana yang mendukung. Untuk mengatasi berbagai
permasalahan di atas pemerintah pada tanggal 21 April 2008 telah mengundangkan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE).

BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan

Data pribadi atau personal data diartikan sebagai “any information relating to
an identified or identifiable individual (data subject)”. Dalam memberikan
perlindungan hukum terhadap korban cyber crime pemerintah telah mengeluarkan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE). Pada UU ITE ini juga diatur berbagai macam hukuman bagi kejahatan
melalui internet.

B. Saran
Data pribadi yang bocor dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab untuk melakukan kejahatan, seperti penipuan, pencurian identitas, dan
pemerasan. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah menerapkan keamanan dan
kita perlu berhati-hati dalam membagikan data pribadi, maka dapat menciptakan
lingkungan digital yang lebih aman bagi semua orang.

Daftar Pustaka

Rosadi, S. D., & Pratama, G. G. (2018). Urgensi Perlindungan data Privasi dalam Era Ekonomi
Digital Di Indonesia. Veritas et Justitia, 4(1), 88-110.

Wahyudi, D. (2013). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan Cyber Crime Di


Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Jambi, 4(1), 43295.

Astuti, I. G. A. P. (2022). Implikasi hukum terhadap keamanan data pribadi di era digital. Jurnal
Hukum dan Peradilan, 11(1), 13-26.

Kominfo. (2020). Keamanan data pribadi: tantangan dan solusi di era digital. Jakarta:
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Yuniarti, D. (2019). Perlindungan data pribadi di era digital: tinjauan hukum dan etika. Jurnal
Ilmu Hukum, 16(1), 1-11.
Daeng, Y., Linra, N., Darham, A., Handrianto, D., Sianturi, R. R., Martin, D., ... & Saputra, H.
(2023). Perlindungan Data Pribadi dalam Era Digital: Tinjauan Terhadap
Kerangka Hukum Perlindungan Privasi. Innovative: Journal Of Social
Science Research, 3(6), 2898-2905.

Djafar, W. (2019). Hukum perlindungan data pribadi di indonesia: lanskap, urgensi dan
kebutuhan pembaruan. In Seminar Hukum dalam Era Analisis Big Data,
Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum UGM (Vol. 26).

Sinaga, E. M. C., & Putri, M. C. (2020). Formulasi Legislasi Perlindungan Data Pribadi dalam
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum
Nasional, 9(2), 237.

Lisanawati, G. (2023). Revolusi Digital dan Potensi Cyber Laundering: Bagaimana Hukum
Harus Berinovasi?.

Anggraeni, S. F. (2018). Polemik Pengaturan Kepemilikan Data Pribadi: Urgensi Untuk


Harmonisasi Dan Reformasi Hukum Di Indonesia. Jurnal Hukum &
Pembangunan, 48(4), 814-825.

Sautunnida, L. (2018). Urgensi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi di Indonesia: Studi


Perbandingan Hukum Inggris dan Malaysia. Kanun Jurnal Ilmu Hukum,
20(2), 369-384.

ISO 690

Anda mungkin juga menyukai