PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Ahmad Maliki
NIM. 1902026071
SEMARANG
2022
A. Judul
PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN IDENTITY THEFT DALAM
KASUS CYBER CRIME PRESPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM
B. Latar Belakang
4
Thiara Dewi Purnama, Abdurrakhman Alhakim, "Pentingnya UU Perlindungan Data Pribadi
Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Privasi Di Indonesia", e-Journal Komunitas
Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 4, no. 3, 2021, hlm. 1057.
yang ada maka bagi pelaku kejahatan media sosial cukup untuk memberikan
ancaman nyata dan penyalahgunaan yang merugikan korban baik kerugian
materill maupun immaterill.5
Di era abad 21 ini, data pribadi telah menjadi "barang seksi" seiring
dunia nyata semakin bergerak menuju hal-hal baru dalam bentuk visual, yang
semakin memudahkan segala aktivitas. Adagium “kejahatan adalah produk
masyarakat itu sendiri” berlaku untuk perkembangan pesat teknologi
informasi, yang telah menciptakan sesuatu yang baru di dunia hukum. Muncul
dan berkembangnya kejahatan dalam penggunaan teknologi sebagai media
berbasis internet telah menjadi hal yang lumrah.
7
Bagus Satryo Ramadha, Kemampuan Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Siber Terkait
Perlindungan Data Pribadi Di Indoensia, 2021, hlm 4-5.
8
Ferdiyansyah Dwi Putra, "Kebijakan Hukum Pidana dalam Perlindungan Hukum terhadap
Korban Tindak Pidana Pencurian Data Pribadi dalam Transaksi Elektronik Ditinjau dari Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik", Prosiding Ilmu Hukum, vol. 7, no. 1, 2021, hlm.
208.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tindak pidana identity theft dalam kasus tindak pidana cyber
dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data
Pribadi ?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap korban identity theft pada tindak
pidana cyber menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang
Perlindungan Data Pribadi?
3. Bagaimana tinjauan hukum pidana islam terhadap tindak pidana identity
theft dalam kasus tindak pidana cyber dalam Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data Pribadi?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana tindak pidana identity theft dalam kasus
tindak pidana cyber berdasarkan undang-undang yang berlaku di
indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap korban
identity theft menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang
Perlindungan Data Pribadi.
3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap sanksi
tindak pidana identity theft.
E. Manfaat Peneleitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian hukum ini dharapkan dapat menyumbangkan dampak
positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum secara
umum dan khususnya juga pada bidang cybercrime di dunia hukum
pidana islam.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bahan
kepustakaan sebagai pedoman bagi penelitian yang memiliki tema
pemasalahan yang sama di kemudian hari.
2. Manfaat Praktis
a. Guna mengembangkan penalaran ilmiah dan wacan kelimuan penulis
dalam serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan
ilmu hukum yang diperoleh dalam bangku perkuliahan.
b. Bagi masyarakat agar menjadikan perlindungan data pribadi yang kuat
sebagai kebiasaan baru di masyarakat, seiring dengan perkembangan
dan kemajuan teknologi yang pesat.
F. Telaah Pustaka
9
Tantimin Fiqqih Anugerah, "Pencurian Data Pribadi Di Internet Dalam Prespektif Kriminologi",
Jurnal Komunikasi Hukum, vol. 8, no.1. 2022.
mengkaji perbandingan pencurian data pribadi dalam bentuk regulasi
keamanan data pribadi dari ancaman siber dari berbagai negara.
Mengenai persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah dalam hal regulasi
keamanan dan keamanan perlindungan data di dunia maya. Namun yang
menjadi pembeda adalah penulis menggunakan regulasi perlindungan
hukum yang saat ini menjadi aturan baru dari pemerintah tentang
perlindungan data pribadi.10
3. Penelitian yang dilakukan oleh Khinanti Cahya Lintang, yang berjudul
“Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Cyber Crime dalam Bentuk
Pencurian Data Pribadi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengetahui hukum cyber crime dalam bentuk pencurian data pribadi
menurut pasal 26 ayat (2) pasal 30 ayat (2) UU ITE No. 11 Tahun 2008
serta mengetahui mengenai tinjauan hukum pidana islam terhadap cyber
crime.
Adapun persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah dalam hal pembahasan
dari tindak pidana identity theft beserta sanksi hukum positif dan hukum
islamnya. Namun yang menjadi pembeda adalah bahwa penelitian yang
dilakukan oleh Khinanti Cahya Lintang menjelaskan bentuk sanksi hukum
pencurian data melalui UU ITE sedangakan penulis menguraikan
pembahasan identity theft atau pencurian data pribadi dengan Undang-
Undang Perlindungan Data Pribadi11
4. Penelitian yang dilakukan oleh Sophia Nurul Zahra, yang berjudul “Sanksi
Tindak Pidana Melalui Peretasan Email Perspektif Hukum Pidana Islam”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tindak pidana
pencurian melalui peretasan email beserta hukumannya.
Adapun persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dalam skripsi adalah membahasan mengenai salah
10
Ratnadi Hendra Wicaksana, dkk, A Narrative Policy Framework Analysis of Data Privacy
Policy: A Case of Cyber Attacks During the Covid-19 Pandemic, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Komunikasi, vol. 22, no. 2, 2020.
11
Khinanti Cahya Lintang, Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Cyber Crime dalam Bentuk
Pencurian Data Pribadi, skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2021.
satu tindak pidana yang termasuk kejahatan dunia maya. Namun yang
menjadi pembeda adalah bahwa penelitian yang dilakukan oleh Sophia
Nurul Zahra menguraikan mengenai pencurian melalui peretasan email
sedangkan penulis menguraikan pembahasan mengenai unsur dan sanksi
tindak pidana identity theft atau pencurian data pribadi sebagai
cybercrime.12
5. Penelitian yang dilakukan oleh Azhar Triadhi Sofyan, berjudul “Tindak
Pidana Kejahatan Siber Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Perspektif Hukum
Pidana Islam”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sanksi kejahatan
siber, faktor penyebab kejahatan siber dan untuk mengetahui analisis
hukum pidana Islam terhadap sanksi tindak pidana siber.
Adapun persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini adalah mengenai mengetahui
sanksi kejahatan siber. Namun yang menjadi pembeda adalah bahwa
penelitian yang dilakukan oleh Azhar Triadhi Sofyan sumber
penelitiannya yaitu tindak pidana siber yang diatur dalam UU No.11
Tahun 2008 tentang ITE sedangakan penulis sumber penelitiannya diatur
dalam UU PDP.13
6. Penelitian yang dilakukan oleh Abdurrabbi Rijaluddin Sabbala, judul
penelitian “Perlindungan Hukum Bagi Korban Pencurian Data Pribadi Di
Internet Dalam Sistem Hukum Pidana Di Indonesia”. Dalam penelitian
tersebut, Abdurrabbi Rijaluddin Sabbala menuliskan perlindungan hukum
korban pencurian data pribadi di internet dan penerapannya dalam sitem
hukum pidana di Indonesia. Abdurrabbi Rijaluddin Sabbala, perlindungan
yang diperoleh korban kejahatan pencurian data di internet masih terbatas.
Hak-hak yang dimiliki korban pencurian data di internet ternyata hanya
untuk kejahatan tertentu saja, korban pencurian data di internet tidak bisa
memiliki hak perlindungan data tersebut.
12
Sophia Nurul Zahra, Sanksi Tindak Pidana Melalui Peretasan Email Perspektif Hukum Pidana
Islam, skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati 2021.
13
Azhar Triadhi Sofyan, Tindak Pidana Kejahatan Siber Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Perspektif Hukum Pidana Islam,
skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati 2021.
Mengenai persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah dalam hal pembahasan
dari perlindungan hukum korban pencurian data pribadi beserta sanksi
hukum positifnya. Namun yang menjadi pembeda adalah bahwa
Abdurrabbi Rijaluddin Sabbala dalam penelitiannya menguraikan
perlindungan pencurian data pribadi dalam hukum pidana Indonesia
sebagai upaya hak privasi dalam sistem elektronik, sedangkan penelitian
ini tidak hanya meninjau dari segi hukum positif saja tetapi dengan
penjelasan dari segi kacamata hukum pidana Islam juga.14
7. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Arfah,, mahasiswi Fakultas Syariah
Dan Hukum UIN Sumatera Utara dengan judul penelitian " Sanksi Tindak
Pidana Hacking ( Studi Analisis Undang-Undang ITE dan Hukum Pidana
Islam)". Dalam peneletian tersebut, Rizki Arfah menuliskan perbedaan
sanksi Tindak Pidana Hacking dalam Studi Analisis Undang-Undang ITE
dan Hukum Pidana Islam.
Mengenai persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah pembahasan tindak
pidana kejahatan dunia maya. Namun, yang menjadi pembeda adalah
bahwa penelitian yang dilakukan oleh Rizki Arfah menguraikan mengenai
sanksi tindak pidana hacking sedangkan penulis menguraikan pembahasan
mengenai sanksi tindak pidana identity theft atau pencurian data pribadi.15
G. Metodologi Penelitian
17
Muhammad Nazirin, Metode Penilitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 23.
18
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005),
Edisi Revisi, hlm. 35.
19
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Jutifikai Teori Hukum,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016), hlm. 156.
20
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (Mataram : Tim Mataram University Press, 2020), hlm.
124.
Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaki Elektronik, Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informai dan Transaksi
Elektronik, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang
Perlindungan Data Pribadi.
b. Bahan Hukum Sekunder
yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer, seperti Rancangan Undang-Undang, buku teks, hasil-hasil
penelitian dalam jurnal dan majalah, atau pendapat para pakar di
bidang hukum.21
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini teknik yang
digunakan penulis menggunakan studi literature, yang mana pada bagian
ini penulis mengumpulkan data-data yang sifatnya literature seperti buku,
jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian yang mengkaji persoalan identity
theft dan sebagainya.22
5. Analisis Data
Menganilisis data pada hakikatnya adalah menemukan makna yang
terkandung dalam temuan penelitian.23 Dan pada penelitian ini penulis
menggunakan analisis secara kualitatif dengan cara menggali asas, nilai
serta norma pokok yang terkandung dalam bahan hukum melalui
penelaahan berpikir secara deduktif dengan menganalisis kesimpulan
umum yang diuraikan menjadi fakta-fakta yang menjelaskan kesimpulan.
H. Sistematika Penelitian
Gambaran umum mengenai isi sistematika pembahasan skripsi ini meliputi
lima bab, antara lain secara globalnya sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi gambaran umum tentang
penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
21
Ibid. , hlm. 61.
22
Faisar Ananda Arfa, Metodologi Penelitian Hukum Islam, (Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2010), hlm. 174.
23
M. Syamsudin, Mahir Meniliti Permasalahan Hukum, (Jakarta: Kencana, 2021), hlm. 174.
manfaat penulisan, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua adalah gambaran umum tentang tinjauan umum teori
perlindungan hukum, identity theft dan kejahatan cybercrime. Bab ini
merupakan landasan teori yang akan digunakan untuk membahas bab-bab
selanjutnya.
Bab ketiga adalah gambaran umum tentang pembahasan mengenai tindak
pidana identity theft dalam kasus tindak pidana cyber dalam pandangan
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Perlindungan Data Pribadi
dan hukum pidana Islam.
Bab keempat adalah analisis. Bab ini berisi analisis tindak pidana identity
theft dalam kasus tindak pidana cyber berdasarkan undang-undang
perlindungan data pribadi, peraturan perlindungan hukum terhadap korban
identity theft pada tindak pidana cyber menurut UU PDP dan hukum pidana
islam.
Bab kelima Penutup. Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan hasil
pemahaman, penelitian dan pengkajian terhadap pokok masalah, saran-saran
dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA