PENDAHULUAN
alamiah pula, manusia tidak mungkin dilepaskan dari hukum yang tujuannya
1
2
lebih luas. Pada tahun 1969 Departemen Pertahanan Amerika, U.S Defense
ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada tahun 1970, sudah lebih dari 10
komputer yang berhasil dihubungkan atau sama lain dan mereka bisa saling
berkomunikasi.4
diskusi (usenet, news, email, milis) sumber daya informasi yang terdistribusi
( world wide wibe, gropher) remote login dan lalu lintas file (telnet, ftp) dan
3
http://www.scribd.com/doc/11654767/tinjauan-pembuktian-cyber-crime-dalam-perspektif-
hukum-positif-indonesia. Diakses 10 April 2017 Pukul 19.30 WIB.
4
Rebintan Sulaiman; Cyber Crime s. Jakarta:PT.Delta Citra Grafindo. 2002, Hal. 1
3
mereka layanan lainya, adapun layanan yang diberikan internet yang telah
1. E-Commerce;
2. E-Banking;
3. E-Goverment;
4. E-Learning;
5. E-Library;
perusakan hardware, dll. Bahkan laju kejahatan di dunia maya (Cyber Crime)
5
Agus Tri Prasetyo Harjoko; Skripsi Cyber Crime dalam Perspektif HukumPidana;UMS; 2017,
Hlm.5
6
Agus Raharjo; Cyber Crime Pemahaman dana upaya pencegahan kejahatan berteknologi,
bandung:citra aditya, 2002, Hlm. 213
4
website.
tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis dalam hal ruang
siber sudah tidak pada tempatnya lagi untuk kategorikan sesuatu dengan
perbuatan, sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan
5
dan hal-hal yang lolos dari jerat hukum. Kegiatan siber adalah kegiatan
sisi gelap dari kemajuan teknologi yang mempunyai dampak negatif yang
sangat luas bagi seluruh bidang kehidupan modern saat ini.8 Di Indonesia
suatu tindak pidana melalui dunia maya yang sering dikenal dengan nama
bertujuan untuk menjaga keamanan dari pihak yang dapat menyalah gunakan
hukum, ini terjadi jika digunakan metode penafsiran yang dikenal dalam ilmu
hukum dan ini yang mestinya dipegang oleh aparat penegak hukum dalam
7
Pasal 5 Undang – undang No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
Kementrian Komunikasi dan Informasi.
8
Barda Nawawi Arief; Tindak Pidana Mayantara Perkembangan Kajian Cyber Crime di
Indonesia, Jakarat: PT. RajaGrafindo Persada. 2005, hlm. 1.
6
masuk dalalm kategori penipuan, ada pula yang memasukkan dalam kategori
tidak membingungkan.
B. Perumusan Masalah
maka timbul beberapa permasalahan yang perlu dikaji secara mendalam dan
pidana di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
yaitu:
indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Praktis
Secara garis besar kegunaan secara praktis dari penelitian ini, penulis
atau mengunduh yang di larang oleh pemerintah dalam hal ini adalah
menggunakan internet.
C. Bagi Penulis
maya atau cyber crime dan secara khusus adalah untuk memenuhi
2. Secara Teoritis
melalui internet.
E. Metode Penelitian
dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
disesuaikan dengan objek studi ilmu yang bersangkutan. Dengan kata lain
metodologi itu menjelaskan tata cara dan langkah yang akan ditempuh untuk
penilaian.
(formal) ilmu pengetahuan, tujuan penelitian dan tipe data yang akan
9
Soerjono Soekanto, 1981. Pengantar Penelitian Hukum. UI-Press, Jakarta. Hlm. 43
10
Koentjaranigrat, 1981, Pengantar Penelitian Hukum. UI-Press, Jakarta. Hlm 61
11
Soerjono Soekanto, Op. Cit, Hlm. 5
12
Maria S.W. Sumardjono, 1989, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Liberty, Yogyakarta.
Hlm. 7
10
1. Jenis penelitian
teori-teori baru.14
2. Metode pendekatan
13
Jawade Hafidz, 2015, Metode Penelitian Hukum, Catatan Kuliah, FH Unissula.
14
Soerdjono Soekanto, Op, Cit, Hlm. 10
15
Muhammad Muhdar, Bahan Kuliah, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sub Pokok Bahasan
Penulisan Hukum: Skripsi, Balikpapan.
11
Transaksi Elektronik.
Transaksi elektronik
suatu siklus, artinya bahwa hubungan data yang satu dengan yang lain
12
F. Sistematika Penulisan
permasalahan cyber crime dalam sudut pandang hukum pidana beserta akibat
crime.
Bab IV : Penutup, dalam bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.