Anda di halaman 1dari 19

Cyber Crime and Cyber Security

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat,
terutama pada penggunaan internet, yang tidak lain disebabkan oleh
perkembangan dalam bidang pendidikan dan pengetahuan. Berbagai macam
jenis teknologi informasi dalam bentuk digital menjadi popular dan diminati oleh
masyarakat dunia, internet salah satunya. Dengan internet munculah berbagai
macam aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna komputer seperti
untuk berkomunikasi, mencari berita dan berbisnis. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi ini tentu saja menambah trend perkembangan
teknologi dunia dengan segala bentuk kreatifitas manusia. Perkembangan
teknologi ini semakin meluas ke berbagai bidang, dimana masyarakat dengan
cepat dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkannya setiap saat. Hampir
sepertiga penduduk dunia telah menggunakan internet dalam kehidupan
sehari-harinya.
Disatu sisi teknologi informasi dapat memberikan manfaat,
mempermudah dan mempercepat akses informasi yang kita butuhkan dalam
segala hal serta dapat mengubah model perekonomian dan model berbisnis.
Perkembangan internet dan khususnya dunia cyber tidak selamanya
menghasilkan hal- hal yang postif, Seiring perkembangan teknologi internet,
menyebabkan munculnya kejahatan baru yang disebut dengan cybercrime
melalui jaringan internet. Munculnya beberapa kasus cybercrime di Indonesia,
seperti penipuan, hacking, penyadapan data orang lain spamming email, dan
manipulasi data dengan program komputer untuk mengakses data milik orang
lain. Kejahatan-kejahatan yang ditimbulkan oleh pelaku cybercrime telah
merugikan dalam jumlah besar bagi korbannya serta perekonomian dan
martabat bangsa Indonesia di mata dunia.

1
Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini
agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat
dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi
langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Bisa dipastikan dengan sifat
global internet semua negara yang melakukan kegiatan internet hampir pasti
akan terkena imbas perkembangan cybercrime ini. Oleh karena itu, maka juga
perlu dikembangkannya pula sistem penanggulangan kejahatan dunia maya
atau cyber security di dalam dunia maya atau dalam penggunaan internet agar
dalam penggunaan atau pengaksesan internet lebih terasa aman dan nyaman,
sehingga user tidak lagi merasa khawatir dalam penggunaan internet, dan juga
tidak disalahgunakannya oleh pihak-pihak tertentu yang memungkinkan untuk
melakukan tindakan cybercrime atau kejahatan dalam dunia maya.

2. Tujuan
Maka dari sebagian kecil masalah tersebut, makalah ini membahas
tentang seberapa besar dampak yang akan dihadapi jika cybercrime banyak
terjadi di dalam penggunaan internet, makalah ini juga membahas tentang
upaya-upaya yang mungkin bisa dilakukan oleh user atau instansi-instansi
yang menggunakan fasilitas internet untuk mengurangi dan juga
menanggulangi tindak kejahatan di dunia maya dengan menggunakan cyber
security, dimana makalah ini memuat sebagian kecil tentang pilihan-pilihan
untuk mencegah, mengurangi dan menanggulangi masalah.
Oleh karena itu, bagi user dan instansi harus mengetahui tentang
masalah yang mungkin akan dihadapi saat menggunakan fasilitas internet, dan
juga mengetahui bagaimana cara yang efisien untuk menanggapi masalah
tersebut dengan menggunakan cyber security.

2
BAB II

DASAR TEORI/LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Cyber Crime


Cyber Crime adalah sebuah bentuk kriminal yang mana menggunakan
internet dan komputer sebagai alat atau cara untuk melakukan tindakan
kriminal. Masalah yang berkaitan dengan kejahatan jenis ini misalnya hacking,
pelanggaran hak cipta, pornografi anak, eksploitasi anak, carding dan masih
bnyak kejahatan dengan cara internet. Juga termasuk pelanggaran terhadap
privasi ketika informasi rahasia hilang atau dicuri, dan lainnya.

Dalam definisi lain, kejahatan dunia maya adalah istilah yang mengacu
kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi
alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan
dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek,
penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak,
dll. Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu
kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai
unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan kejahatan tradisional
dimana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau
memungkinkan kejahatan itu terjadi.

Kejahatan komputer mencakup berbagai potensi kegiatan ilegal.


Umumnya, kejahatan ini dibagi menjadi dua kategori:
(1) kejahatan yang menjadikan jaringan komputer dan device secara langsung
menjadi target;
(2) Kejahatan yang terfasilitasi jaringan komputer atau device, dan target
utamanya adalah jaringan komputer independen atau device.

2.2 Cyber Security

3
Cyber security merupakan suatu bagian terpenting dalam
perkembangan teknologi supaya kita bisa dapat mempergunakan teknologi
tidak semaunya, karena ada undang-undang dan hukum bagaimana
batasan apa yang perbolehkan atau tidaknya. Karena itu Cyber law sangat
dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana, ataupun
penanganan tindak pidana. Cyber law akan menjadi dasar hukum dalam
proses penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana
elektronik dan komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan
kejahatan terorisme.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Trend Pengguna Internet Di Indonesia

Di Indonesia pengguna internet berkembang dengan pesat,


berdasarkan data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
tahun 2016 Jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2018 adalah 171,17
juta user atau sekitar 64,8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar
264,16 juta. Hal tersebut menunjukkan bahwa lebih dari setengah penduduk
Indonesia memanfaatkan teknologi internet. Dimana angka ini mengalami
kenaikan yang cukup pesat dari tahun sebelumnya. Dari hasil survey APJII
tersebut terlihat sebaran pengguna internet yang hampir menyeluruh ke
seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh mudahnya
pengguna mengakses internet dari berbagai macam aplikasi dan dari berbagai
macam perangkat.

Gambar 3.1 Data Pengguna internet di Indonesia Tahun 2018


berdasarkan survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
Tahun 2018

5
3.2 Cyber Crime

3.2.1 Trend Cyber Crime

Cyber crime merupakan istilah kejahatan di dunia maya atau


internet. Dari tahun ke tahun kejahatan ini memiliki kecenderungan
meningkat baik dalam jumlah maupun variasi serangan yang semakin
maju seiring perkembangan teknologi internet itu sendiri. Sehingga
muncullah kejahatan baru di dunia internet atau new cyber crime.
Sebagai contoh internet yang pada awalnya hanya dapat mengirimkan
email dan pesan singkat, kejahatan yang muncul pada era tersebut juga
hanya sebatas kejahatan bidang email dan pesan saja. Namun
sekarang interenet telah di gunakan diberbagai bidang pekerjaan dan
kehidupan di masyarakat, teknologi yang berkembang sudah begitu
pesat, tidak hanya mengirim pesan melalui email bahkan sekarang ini
gambar, video, data dapat di kirimkan dengan mudah dan cepat.

Kejahatan di internet muncul karena adanya komunikasi dan


hubungan antara satu komputer dengan komputer yang lain melalui
suatu jaringan, satu pihak dapat memberikan sesuatu kepada pihak
yang lain dan sebaliknya, satu pihak dapat melihat pihak yang lain dan
bahkan satu pihak dapat mengendalikan pihak yang lain. Peringkat
Indonesia dalam kejahatan internet di dunia telah menggantikan posisi
Ukraina yang sebelumnya menduduki posisi pertama. Menurut
penelitian Verisign, perusahaan yang memberikan pelayanan intelijen di
dunia maya yang berpusat di California, Amerika Serikat, Indonesia
tercatat memiliki persentase paling tinggi terjadinya kejahatan ini. Trend
kejahatan cyber menurut Territory Channel Manager Kaspersky
Indonesia, Dony Koesmandarin menyebutkan bahwa, mereka para
pelaku cyber crime tidak segan mencantumkan nama dan email.
Bahkan ada yang mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Para pelaku cyber crime sudah berani terang-terang dalam melakukan
kejahatannya. Pada sisi lain trend serangan malware masih menduduki
peringkat teratas karena memiliki kelebihan dari malware hilang setelah

6
pengguna melakukan reboot pada komputer. Sebutan untuk malware ini
dikenal dengan Project Sauron yang memiliki kemampuan untuk
menghapus data dari memori, dengan kemampuan menyembunyikan
diri, malware ini dapat mengetahui kebiasaan sang korban untuk lima
tahun terakhir.

Trend yang kedua adalah serangan lewat open source program,


dimana celah kelengahan para pengguna yang merasa percaya dengan
aplikasi open source, bahkan di aplikasi berbasis android. Berdasarkan
hasil temuan Kaspersky Lab di 2016 menunjukkan bahwa Advanced
Persistent Threat (APT) yang mampu menciptakan alat baru bagi setiap
korbannya, sehingga mereka memprediksi trend cyber crime di tahun
2017 di antaranya dampak yang ditimbulkan dari alat kejahatan yang
dibuat secara khusus atau sekali pakai, meningkatnya penggunaan
metode penyesatan terkait identitas penyerang, kelemahan dari
dunia maya yang tidak pandang bulu, serta penggunaan serangan
cyber sebagai senjata untuk perang informasi.

a) Trend Cyber Crime di Indonesia

Kejahatan cyber crime memiliki karakteristiknya tidak hanya


lingkup nasional namun juga bersifat global dapat menembus ruang
dan waktu, tidak ada batas negara, tidak mengenal yurisdiksi, dan
dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Pada tahun 2013
Kemenkominfo memberikan data bahwa Indonesia menjadi
penyumbang serangan Cyber crime di urutan kedua setelah Cina.
Pada 3 tahun tersebut terdapat 36,6 juta insiden cyber crime di
Indonesia.

Trend serangan cyber di Indonesia meningkat dari tahun ke


tahun, dengan tipe dan variasi serangan yang berbeda dari tahun
sebelumnya, namun ada juga yang masih sama. Cyber crime terjadi
karena beberapa sebab, antara lain adanya pelaku kejahatan, modus
kejahatan, kesempatan untuk melakukan kejahatan, korban
kejahatan, reaksi sosial atas kejahatan, dan hukum. Rata-rata yang
menjadi pelaku kejahatan adalah mereka yang lebih menguasai

7
teknologi ini dan menggunakan kemampuannya itu untuk melakukan
akses yang tidak sah ke jaringan komputer orang lain. Jadi trend
pelaku kejahatan cyber cukup jelas mereka yang paham dan mahir
dalam dunia cyber ini.

b) Trend Cyber Crime Pada Perbankan Indonesia

Di tengah perkembangan sistem keuangan di dunia maya, penelitian


terbaru dari Kaspersky Lab. dari data Consumer Security Risks
Survey 2016 yang dilakukan oleh B2B International dan Kaspersky
Lab, terungkap bila 5 persen pengguna global telah kehilangan uang
secara online akibat penipuan online. Kerugian rata-rata yang
mereka derita adalah Rp 6 juta. Hal ini menunjukkan bahwa cyber
crime di perbankan juga sudah mulai muncul, tidak dengan teknik
konvensional lagi tetapi dengan menggunakan aplikasi yang semakin
maju juga. Sementara itu di Indonesia, hasil survei juga menunjukkan
bila 71 persen dari responden di Indonesia merasa khawatir terhadap
penipuan online perbankan. Sementara 48 persen responden
Indonesia mengatakan sering merasa khawatir akan rentannya
melakukan transaksi keuangan online. Trend kepercayaan
masyarakat terhadap keamanan bidang ini masih rendah hal ini
disebabkan karena munculnya beberapa kejahatan perbankan dari
tahun-tahun sebelumnya. Menurut Vitaly Kamluk, Director of Global
Research & Analysis Team Kaspersky Lab untuk APAC bahwa
Ancaman keuangan sangat bervariasi mulai dari penipuan online dan
trojan perbankan yang mempengaruhi PC, tablet serta smartphone,
hingga ke serangan terhadap organisasi keuangan, ATM dan bahkan
pada point-of-sale terminals, dan dari analisis statistik, kami
melihat bahwa sektor keuangan di negara-negara Asia-Pasifik
berkembang pesat, sehingga penjahat siber mengalihkan perhatian
mereka demi mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dari
peluang tersebut, Hal ini memberikan menunjukkan bahwa telah
terjadi proses perkembangan cyber crime yang sasarannya adalah
sistem keuangan dan perbankan. Mulai penyerangan dengan
sasaran kelengahan nasabah, penangkapan data transaksi,
8
pengubahan data bahkan sampai pada penyerangan ke dalam
database perbankan. Trend penggunaan transaksi banking yang
meningkat menimbulkan kejahatan cyber crime bidang ini juga
meningkat hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya penggunaan mobile
wallet. Orang berbelanja dan melakukan pembayaran sudah tidak
secara konvensional dengan datang ke kantor langsung, namun
pembayaran dapat dilakukan secara online baik melalui mobile
banking, internet banking, ATM maupun toko swalayan yang
menyediakan fasilitas pembayaran tersebut

Gambar 2.7 Data pendapat pengguna tentang keamanan perbankan


dan berinternet bagi anak

Dari gambar di atas, masyarakat masih menggangap bertransaksi


melalui perbankan beresiko namun sebagian besar merasa aman,
sedangkan pendapat berinternet aman bagi anak di rasa kan tidak
aman, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat perlu adanya filter
yang lebih kuat terhadap internet agar terbebas dari penyalahgunaan.

9
c) Trend Cyber Crime Pada Pendidikan Indonesia

Dalam dunia pendidikan sepertinya tidak terjadi serangan dari cyber,


tetapi patut di teliti bahwa para pelaku cyber crime tidak menyerang
secara langsung tetapi meraka memberikan akses kepada user anak-
anak dan remaja untuk bisa mengakses situs-situs yang berbau
Pornografi. Bahkan strategi pencegahan pornografi yang telah
dibangun oleh Kemenkominfo di bobol dan dibiarkan tanpa filter bagi
masyarakat. Belum lagi berbagai macam permainan (games) yang
didalamnya terdapat adegan sensual dan berbau sex yang dapat
dengan mudah diunduh dan dipasang pada komputer maupun
Gadget anak-anak.

Menurut Kemenkominfo, perusahaan penyedia jasa internet dan


pemerintah, perlu meningkatkan keamanan konten atau melakukan
proteksi sehingga dapat menjadikan internet sebagai ruang yang
aman dan positif bagi anak-anak dan remaja untuk hidup dan tumbuh.
Studi ini menemukan bahwa banyak anak-anak yang tidak terlindungi
dari konten negatif yang ada di internet, sebagian besar dari mereka
tanpa sengaja mendapatkan pesan pop-up atau mendapatkan
melalui tautan yang menyesatkan.

Menurut Panji, Kompas, terdapat hasil penelitian terbaru mencatat


pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak
dan remaja diprediksi mencapai 30 juta, dimana juga terdapat
kesenjangan digital yang kuat antara anak dan remaja yang tinggal di
perkotaan dengan yang di pedesaan. Data tersebut merupakan hasil
penelitian berjudul, Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak
dan Remaja di Indonesia, yang yang dilakukan lembaga PBB untuk
anak-anak, UNICEF, bersama para mitra, termasuk Kementerian
Komunikasi dan Informatika dan Universitas Harvard, AS. Studi ini
menelusuri aktivitas online dari sampel anak dan remaja yang
melibatkan 400 responden berusia 10 sampai 19 tahun di seluruh
Indonesia dan mewakili wilayah perkotaan dan pedesaan. Sebanyak

10
98 persen dari anak dan remaja mengaku tahu tentang internet dan
79,5 persen di antaranya adalah pengguna internet

Pihak google meluncurkan laman Kiddle.com, sebuah mesin


pencarian yang dikhususkan untuk anak-anak, di dalam situs ini telah
melakukan penyaringan berbagai kata dan web yang mengarah pada
tampilan yang tidak sepantasnya dilihat oleh anak-anak. Trend cyber
crime bidang pendidikan tiap tahun menurun, hal ini dikarenakan
semakin sadarnya tiap orang tua, masyarakat dan Pemerintah akan
dampak negative yang ditimbulkan bagi anak-anak

d) Trend Cyber Crime pada Bisnis Indonesia

Trend cyber crime pada bisnis Indonesia atau e-commerce di


Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, munculnya
beberapa toko online milik masyarakat dan implementasi dari
beberapa open source memudahkan mereka untuk men-design
sendiri toko yang mereka miliki. Kejahatan yang muncul dalam bidang
ini antara lain munculnya penipuan terhadap konsumen dan
pemalsuan data-data milik seseorang untuk mengelabui user

Gambar 2.8 Data Pendapat pengguna tentang keamanan transaksi


online dan media sosial

11
3.2.2 Motif Cyber Crime

Motif pelaku kejahatan di dunia maya pada umumnya dapat


dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Motif intelektual yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk


kepuasan pribadi dan menunjukkan bahwa dirinya telah mampu
untuk merekayasa dan mengimplementasikan bidang teknologi
informasi. Kejahatan dengan motif ini pada umumnya dilakukan
oleh seseorang secara individual.

2. Motif ekonomi politik dan kriminal yaitu kejahatan yang dilakukan


untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak
pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain. karena
memiliki tujuan yang dapat berdampak besar, kejahatan dengan
motif ini pada umumnya dilakukan oleh sebuah korporasi.

3.2.3 Faktor Penyebab Munculnya Cyber Crime

Di zaman sekarang ini fenomena cyber crime makin marak dan


banyak sekali faktor yang melatarbelakangi kasus cyber crime dimana
hampir terjadi di setiap bidang atau ruang lingkup kehidupan manusia
dan di setiap faktor. Dari mulai faktor sosial, ekonomi, perbankan,
teknologi, politik dan lain-lain.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan timbulnya cyber crime itu
sendiri adalah:
1. Kurangnya sosialisasi atau pengarahan baik dari akademi
umum seperti sekolah atau edukasi dari orang tua mengenai
manfaat dari internet, sehingga banyak penyalahgunaan yang
terjadi.
2. Semakin maju sebuah negara, tapi tidak diimbangi
kesejahteraan masyarakatnya, maka makin besarnya
kemungkinan kesenjangan sosial terjadi.
3. Semakin maraknya sosial media, media elektronik, dan media
penyimpanan virtual (cloud), sehingga membuat manusia

12
menjadi makin tergandrungi akan akses internet didalam
kehidupannya.
4. Gaya hidup
5. Kelalaian daripada manusianya itu sendiri.
6. Adanya keinginan pengakuan dari orang lain.
7. Kian majunya teknologi dan mudahnya mengakses jaringan
internet anytime anywhere tanpa ada batasan waktu.

Jika dipandang dari sudut pandang yang lebih luas, latar belakang
terjadinya kejahatan di dunia maya ini terbagi menjadi dua faktor
penting, yaitu:

1. Faktor Teknis
Dengan adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah
negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit.
Saling terhubungnya antara jaringan yang satu dengan yang lain
memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian
tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan pihak yang satu
lebih kuat dari pada yang lain.

2. Faktor ekonomi
Cyber crime dapat dipandang sebagai produk ekonomi. Isu global
yang kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah
keamanan jaringan. Keamanan jaringan merupakan isu global yang
muncul bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi,
banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan perangkat
keamanan jaringan. Melihat kenyataan seperti itu cyber crime berada
dalam skenerio besar dari kegiatan ekonomi dunia.

3.3 Cyber Security

Definisi security dalam operasi informasi adalah semua mekanisme yang


dilakukan untuk melindungi dan meminimalkan gangguan kerahasiaan
(confidentiality), integritas (integrity), dan ketersedian (availability) informasi.

13
Mekanisme ini harus bisa melindungi informasi baik dari physical attack
maupun cyber attack. Cyber security merupakan upaya untuk melindungi
informasi dari adanya cyber attack, adapun elemen pokok cyber security
adalah:

1.Dokumen security policy merupakan dokumen standar yang dijadikan


acuan dalam menjalankan semua proses terkait keamanan informasi.
2.Information infrastructure merupakan media yang berperan dalam
kelangsungan operasi informasi meliputi hardware dan software. Contohnya
adalah router, switch, server, sistem operasi, database, dan website.
3.Perimeter Defense merupakan media yang berperan sebagai komponen
pertahanan pada infrastruktur informasi misalnya IDS, IPS, dan firewall.
4.Network Monitoring System merupakan media yang berperan untuk
memonitor kelayakan, utilisasi, dan performance infrastruktur informasi.
5.System Information and Event Management merupakan media yang
berperan dalam memonitor berbagai kejadian di jaringan termasuk kejadian
terkait pada insiden keamanan.
6.Network Security Assessment merupakan elemen cyber security yang
berperan sebagai mekanisme kontrol dan memberikan measurement level
keamanan informasi.
7.Human resource dan security awareness berkaitan dengan sumber daya
manusia dan awareness-nya pada keamanan informasi

Cyber crime adalah masalah dalam dunia internet yang harus ditangani
secara serius. Sebagai kejahatan' penanganan terhadap cyber crime dapat
dianalogikan sama dengan dunia nyata, harus dengan hukum legal yang
mengatur. Berikut ini ada beberapa cara implementasi cyber security dalam
upaya penanganan cyber crime:

a. Dengan Upaya non Hukum

Adalah segala upaya yang lebih bersifat preventif dan persuasif terhadap
para pelaku, korban dan semua pihak yang berpotensi terkait dengan
kejahatan dunia maya.

b. Dengan Upaya Hukum (Cyber Law)

14
Adalah segala upaya yang bersifat mengikat, lebih banyak memberikan
informasi mengenai hukuman dan jenis pelanggaran atau kejahatan
dunia maya secara spesifik. Cyber law merupakan istilah hukum yang
terkait dengan pemanfaatan teknologi tersebut.

Ruang lingkup dari cyber law adalah:

a. Hak cipta, hak merek, pencemaran nama baik (defamation), hate


speech (fitnah, penistaan dan penghinaan),

b. Serangan terhadap fasilitas komputer (hacking, virus, illegal access),


pengaturan sumber daya internet IP dan domain.

c. Kenyaman individu (privacy), Tindakan kriminal yang biasa


menggunakan TI sebagai alat,

d. Isu prosedural (yurisdiksi, pembuktian, penyidikan), Transaksi


elektronik dan digital,

e. Perlindungan konsumen, pemanfaatan internet dalam aktifitas


keseharian (e-commerce, e-government, e-education, e-medis)

Contoh cyber law yang sudah berjalan di negara Amerika adalah:

a. US Child Online Protection Act (COPA)

b. US Child Pornography Protection Act

c. US Child Internet Protection (CIPA)

d. US New Laws and Rulemaking.

Beberapa contoh yang dapat dilakukan terkait dengan cara


pencegahan cyber crime adalah sebagai berikut:

1. Untuk menanggulangi masalah Denial of Services (DoS), pada sistem


dapat dilakukan dengan memasang Firewall dengan Instrussion
Detection System (IDS) dan Instrussion Prevention System (IPS)
pada router.

15
2. Untuk menanggulangi masalah virus pada sistem dapat dilakukan
dengan memasang anti virus dan anti spyware dengan upgrading dan
updating secara periodik.

3. Untuk menanggulangi pencurian password dilakukan proteksi


security system terhadap password atau perubahan password secara
berkala.

c. Perlunya dukungan lembaga khusus

Lembaga khusus yang dimaksud adalah milik pemerintah dan NGO (Non
Government Organization) diperlukan sebagai upaya penanggulangan
kejahatan di internet. Lembaga ini diperlukan untuk memberikan
informasi tentang , melakukan sosialisasi secara intensif kepada
masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan
cyber crime. Di Indonesia sendiri sudah memiliki IDCERT (Indonesia
Computer Emergency Response Team) yang diperlukan bagi orang-
orang untuk melaporkan masalah-masalah keamanan computer.

16
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia telah membawa beberapa manfaat


bagi penggunannya, namun juga terdapat beberapa penyalahgunaan dalam
pemanfaatan teknologi tersebut sehingga Indonesia dianggap sebagai penyuplay
kejahatan bidang teknologi informasi (Cyber crime) di dunia. Berdasarkan beberapa
survey di Indonesia terdapat trend pertumbuhan teknologi informasi dari berbagai
kalangan masyarakat dengan pemanfaatan untuk berbisinis, pencarian Informasi dan
komunikasi serta hiburan. Namun juga muncul trend meningkatnya kejahatan di
internet. Indonesia telah melakukan beberapa antisipasi untuk menekan jumlah
kejahatan diinternet melalui perubahan Undang-Undang sesuai perkembangan
teknologi, Pemberian materi Etika Komputer di Perguruan Tinggi dan Pemahaman
tentang kesadaran keamanan berinternet kepada para penggunanya. Namun semua
kembali kepada masing-masing pengguna teknologi informasi ini untuk sadar tentang
pentingya mengamankan data-data dan aktifitasnya.

berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini maka dapat saya simpulkan
bahwa cyber crime merupakan kejahatan yang timbul karena dampak negatife
pemanfaatan teknologi internet. Cyber crime ini bukan hanya kejahatan terhadap
komputer tetapi juga kejahatan terhadap sistem jaringan komputer dan pengguna.
Pelaku cyber crime saat ini melakukan kejahatan tersebut bukan hanya karna
mempraktekan keahlian yang dimiliki tetapi juga karena motif lain seperti uang,
dendam, politik, iseng dan sebagainya. Cyber crime dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kemampuan tinggi terhadap komputer dan jaringannya. oleh karena itu dalam
penanggulangannya dibutuhkan pengaturan hukum yang berkaitan dengan
pemanfaatan teknologi tersebut selain itu juga diperlukan adanya kerjasama dengan
lembaga khusus untuk memberikan informasi tentang cyber crime, melakukan
sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus
dalam penanggulangan cyber crime.

17
SARAN

Indonesia membutuhkan sebuah model penanggulangan kejahatan di internet


yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat dan pengguna internet berbasis
budaya lokal. Selain dengan pendekatan yang efektif, setiap pengguna internet juga
hendaknya memiliki kewaspadaan terhadap kejahatan yang terjadi di dunia internet.

18
DAFTAR PUSTAKA

APJII, 2018, Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet di Indonesia., Asosiasi


Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

APJII, 2016, Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet di Indonesia., Asosiasi


Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

Kaspersky, 2018, Kaspersky Lab Threat Predictions for 2019, Global Research and
Analysis Team (GReAT), https://usa.kaspersky.com/.

McNurlin, Barbara C, Sparague, Ralph H Jr., Information Systems Management in


Practice, 4th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.

Tara, J, 2013, Fenomena Kejahatan Penipuan Internet dalam Kajian Hukum Republik
Indonesia, NCB Interpol Indonesia, Minggu, 05 Maret 2017 jam 12:34 WIB

Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No. 11 tahun 2008
tentang Informasi Dan Transaksi Elektro

RENSTRA, 2015, Rencana Strategis (Renstra), Deputi Bidang Politik, Hukum, Dan
Keamanan Tahun 2015 – 2019

Rachna Buch, Dhatri Ganda, Pooja Kalola et al. World of Cyber Security and
Cybercrime. Recent Trends in Programming Languages. 2017

Sergey, Melnik, Smirnov Nikolay, Erokhin Sergey. Cyber security concept for Internet
of Everything (IoE). Systems of Signal Synchronization, Generating and Processing in
Telecommunications. 2017. IEEE, 2017

19

Anda mungkin juga menyukai