Anda di halaman 1dari 35

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI

Cybercime Etika Profesi Teknologi Dan Komunikasi


Contoh Kasus

Cyberlaw
Contoh Kasus

Kesimpulan & Saran

Cybercrime adalah tindakan pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet (cyberspace), baik yang menyerang fasilitas umum di dalam cyberspace ataupun kepemilikan pribadi.

1. Unauthorized acces to computer system and service 2. Illegal Content 3. Data Forgery 4. Cyber Espionage 5. Cyber Sabotage and Extortion 6. Offense Against Intellectual Property 7. Infrengments of Piracy

Menurut Mansfield, hacker adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer pengaman lainnya, tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun, tidak mencuri uang atau informasi. Sedangkan cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki kertertarikan untuk mencuri informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan keseluruhan sistem komputer.

Probing: Aktivitas yang dilakukan untuk melihat servis servis apa saja yang tersedia di server target. Phishing: email penipuan yang seakan-akan berasal dari sebuah toko, bank atau perusahaan kartu kredit. Email ini mengajak Anda untuk melakukan berbagai hal --misalnya memverifikasi informasi kartu kredit, meng-update password dan lainnya. Cyber Espionage: Kejahatan yang memanfaatkan internet untuk melakukan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Offence Againts Intelectual Property: Kejahatan yang ditunjukan terhadap HAKI yang dimiliki pihak lain di internet

Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan seksual lainnya, dengan tujuan merusak moral. dunia cyber selain mendatangkan kemudahan dengan mengatasi kendala ruang dan waktu, juga telah menghadirkan dunia pornografi melalui news group, chat rooms dll Penyebarluasan obscene materials termasuk pornography, indecent exposure. Pelecehan seksual melalui e-mail, websites atau chat programs atau biasa disebut Cyber harrassment

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kecolongan. Website korps penegak hukum ini dibobol seorang mahasiswa. Tersangkanya adalah Andi Kurniawan alias Fandiekun, 22 tahun, yang diduga melakukan tindakan hacking di website Mabes Polri pada 11 Mei 2011. Kasus itu ditangani langsung Bareskrim Polri Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus. Berkas perkara telah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung dan telah diteruskan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman. Berkas perkara tersebut baru diterima dan dipelajari oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sleman Juniman Hutagaol pada hari Rabu, 27-07-2011.

Tersangka asal dusun Ngestirejo, Karanganom, Klaten itu disebut telah melakukan hacking pada server website Polri beralamat http://www.polri.go.id menggunakan komputer miliknya. Proses hacking dilakukan di tempat kos mahasiswa angkatan 2009 itu di Jalan Madukoro, No 48, Pringgolayan, Condongcatur, Depok, Sleman. Aksi diketahui pada Senin 16 Mei 2011 setelah seorang anggota Polisi menemukan adanya server yang berada di ruang data center Rotekinfo Polri di gedung TNCC lantai IV rusak. Website yang berisikan informasi tentang Kepolisian Republik Indonesia itu berubah tampilannya. Tampilan website menjadi gambar dua orang yang salah satunya memegang bendera dan bertuliskan kata-kata seruan jihad.

Pelaku mengaku pernah masuk ke dalam website menggunakan software dengan nama HAVIJ. Software tersebut didapat dengan men-download di internet secara gratis. Software itu untuk membantu melihat isi database Polri. Kemudian pelaku melakukan hack sekitar pukul 02.33 dengan menggunakan jaringan local area network yang ada dalam kamar kosnya. Sedangkan penyebab dari terjadinya kasus ini adalah karena website tersebut yang kurang terawat, terlihat jelas bahwa domain dari website tersebut telah expire beberapa tahun yang silam.

Para pembobol data kartu kredit dan debit ini sudah beroperasi sejak tahun 2009. Mereka satu sindikat dengan pelaku pembobol kartu kredit modus offline yang pernah diungkap oleh jajaran Subdit Resmob Polda Metro Jaya, tahun lalu. "Salah satu tersangka Andi Rubianto dia sudah divonis, lalu keluar dan melakukan aksinya lagi. Sekarang dia ditahan di Polres Pangkal Pinang untuk kasus yang sama," kata Nazli. Subdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap empat tersangka terkait pembobolan kartu kredit di Bodyshop ini. Keempat tersangka yang ditangkap yakni seorang perempuan SA alias A (36) ditangkap di Medan bersama suaminya TK alias Acuan (37), seorang lelaki berinisial KN (28) ditangkap di Sidoarjo, Jawa Tengah dan seorang laki-laki berinisial FA (36) di Sidoarjo, Jawa Tengah.

"FA merupakan residivis kasus yang sama yang pernah ditangani Resmob Polda Metro Jaya," kata Nazli lagi. Dalam praktiknya, mereka membeli data yang sudah diretas oleh pelaku internasional melalui toko-toko yang menggunakan mesin EDC (electronic data capture). Data-data tersebut kemudian dijual di situs-situs seperti www.topdumpspro.com, www.icq.com dan www.dumps777.com. Data yang diperoleh dari situs-situs tersebut kemudian dikloning dengan menggunakan encoder dan kartu magnetik. Tersangka lalu melapisi kartu magnetik yang sudah diisi data tersebut kemudian dibuat mirip seperti kartu aslinya.

Dalam kasus tersebut, polisi masih memburu 2 DPO yakni AC, seorang perempuan berusia 39 tahun. Ia berperan membantu SA untuk berbelanja dengan menggunakan kartu kredit yang telah dipalsukan dengan kartu kredit atau kartu debit curian. Selain itu, polisi juga masih memburu MD, laki-laki berusia 30 tahun. Ia turut membantu FA untuk berbelanja dengan menggunakan kartu kredit yang telah dipalsukan. Beberapa tersangka lain yang sudah diamankan oleh Polda Metro Jaya terkait kelompok ini antara lain AW, laki-laki berusia 40 tahun. Dia ditangkap pada Februari 2013 dan diproses atas keterlibatan penggunaan kartu kredit yang telah dipalsukan dengan data kartu kredit curian.

Kemudian, tersangka ER alias AS (45), telah ditangkap pada April 2013 dan diproses atas keterlibatan penggunaan kartu kredit yang telah dipalsukan dengan data kartu kredit curian di Carrefour, Bintaro. "Saat ditangkap, 2 orang DPO berhasil melarikan diri yakni AY dan HK, dimana HK berperan memberikan mesin EDC kepada tersangka SA, yang saat ini sudah disita," tukasnya.

Polisi berhasil mengungkap kasus beredarnya foto-foto syur seorang Polwan di Polda Lampung. Pelaku yang bernama Bayu Pradana telah ditangkap polisi. "Pelaku penyebaran foto Polwan kemarin laki-laki atas nama Bayu Pradana, umur 23 tahun," ujar Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih kepada detikcom, Kamis (31/10/2013). Dalam foto yang diperoleh detikcom, tampak Bayu bertubuh gemuk. Dalam foto itu Bayu tampak meyakinkan bak seorang polisi dengan seragam dinas kepolisian yang dikenakannya. Padahal Bayu bukan anggota Polri, melainkan sipil biasa.

Sulis membenarkan jika sosok di foto tesebut adalah Bayu, pelaku penyebar foto syur Polwan yang juga Sespri Kapolda Lampung. "Iya (itu orangnya)," ujar Sulis singkat saat dikonfirmasi melalui BlackBerry Messenger. Polisi menangkap Bayu, kekasih polwan di Lampung yang menyebarkan foto bugil di media sosial. Dia dijerat dengan pasal ITE dan terancam 6 tahun penjara. Bayu ditangkap pada Selasa (29/10) kemarin dan langsung ditetapkan sebagai tersangka. Pria yang mengaku sebagai polisi berpangkat Iptu itu dikenai pasal 45 ayat 1 juncto pasal 27 ayat 1 dan atau ayat 4 UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Polisi menduga Bayu menyebarkan foto bugil karena sakit hati setelah mengetahui sang kekasih akan menikah dengan orang lain. Foto itu diunggah di situs jejaring sosial pada 26 Oktober dan sempat menyebar selama 3 jam.

Cyberlaw dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan hukum yang diberlakukan untuk menanggulangi perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan teknologi internet (Cybercrime).

1. Hak Cipta (Copy Right) 2. Hak Merk (Trademark) 3. Pencemaran nama baik (Defamation) 4. Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech) 5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) 6. Pengaturan sumber daya internet seperti IP- Address, domain name 7. Kenyamanan Individu (Privacy)

Guru SMPN Ma'rang, Pangkep, Sulawesi Selatan dilaporkan ke Polisi, lantaran menulis kalimat penghinaan terhadap Bupati Pangkep Syamsuddin Hamid Batara, di akun Facebook. Syamsuddin yang juga mantan Ketua DPRD Pangkep, melaporkan langsung kasus penghinaan Budiman ke Polisi. Ketua DPD II Partai Golkar mengaku sudah mema'afkan Budiman. Hanya, pema'afan Syamsuddin tidak menghentikan proses hukum terhadap Budiman. Kapolres Pangkep AKBP Deni Hermana mengaku sudah memeriksa Budiman. Menurutnya, perbuatan Budiman sudah memenuhi unsur penghinaan menggunakan IT (teknologi informasi).Kami sudah memeriksa intensif pelaku, dan mengamankan alat bukti berupa laptop dan ponsel milik pelaku, kata Kapolres Pangkep AKBP Deni Hermana, Rabu (6/2), seperti yang dikutip dari tribunnews.com, pada Rabu (6/2).

Deni mengaku menerima laporan pengaduan Bupati Pangkep, Senin (4/2). Budiman terancam dijerat pasal 27 ayat 3 UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE), dengan ancaman maksimal enam tahun penjara, atau denda Rp 1 miliar. Budiman juga dijerat pasal 207, 208, dan 209 KUHP tentang penghinaan terhadap institusi atau badan umum seperti DPR, menteri, DPR, Kejaksaan, Kepolisian, Gubernur, Bupati, Camat, dan sejenisnya. Budiman ditahan sejak Selasa (5/2) lalu. Hingga tadi malam, guru tersebut belum dibebaskan. Pernyataan yang dinilai merendahkan, berawal ketika Budiman mengomentari foto mantan Bupati Pangkep (Alm) Syafruddin Nur. Dalam postingannya, Budiman membandingkan Syafruddin yang juga mantan Bendahara Umum DPD I Partai Golkar Sulsel, dengan Syamsuddin. "Sbg bupati yg selalu di kenang (Syafruddin Nur), tdk seperti bupati sekarang (Syamsuddin A Hamid) bupati terbodoh di indonesia." Demikian petikan ocehan Budiman mengomentari foto almarhum Syafruddin. (tbn/bhc/sya)

Dosen FISIP Universitas Indonesia, Ade Armando ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap mantan Direktur Kemahasiswaan UI, Kamarudin. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, Ade seyogyanya menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Polda hari ini, Senin (17/6/2013). "Yang bersangkutan semestinya menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pada hari ini. Tapi berhalangan hadir, karena masih ada sejumlah urusan di KPK," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto. Penyidik, kata Rikwanto, telah meminta keterangan sejumlah saksi ahli seperti ahli IT, ahli bahasa dan ahli pidana terkait kasus yang membelit Ade Armando tersebut. Rikwanto mengatakan, pihaknya akan melayangkan panggilan kedua terhadap pengkritik korupsi itu.

Ade Armando menjadi tersangka pencemaran nama baik melalui dunia maya setelah memuat artikel yang diposting di blog pribadi Ade, http://adearmando.wordpress.com. Dua artikel itu berjudul "Bungkamnya BEM-BEM UI: Tak Peduli, Pengecut, atau Dikadali?" dan "BEM-BEM di UI SEGERA BERTINDAK; REKTOR DAN PARA KACUNGNYA GAGAL!". Dua artikel tersebut dimuat Ade pada 29 Januari 2012 dan 4 Maret 2012. Pada kedua artikel itu, Ade menjelaskan, dirinya tidak pernah menulis secara definitif bahwa Kamarudin korupsi. Dia hanya memaparkan adanya berbagai bentuk dugaan korupsi di UI, termasuk di dalamnya penyunatan uang beasiswa.

Kasus pembajakan karya cipta lagu 'Cari Jodoh' yang dipopulerkan Band Wali mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Malang, Jawa Timur, Rabu (1/5/2013). Di sidang pertama itu, bos PT Nagaswara, Rahayu Kertawiguna, dihadirkan. Rahayu adalah bos dari label yang selama ini mendistribusikan karya-karya Faang dan kawankawannya itu. Selain bos PT Nagaswara, Rahayu hadir di persidangan sebagai saksi atas dugaan pembajakan yang dilakukan Malikul Akbar Atjil. Kala dihubungi lewat telepon, Kamis (2/5/2013), Rahayu mengatakan, perbuatan yang dilakukan Atjil dengan membajak karya orang lain itu jelas merugikan. "Akan lebih merugikan lagi apabila tindakan pembajakan itu dibiarkan," ujar Rahayu. Sebagai pemilik label yang mendistribusikan lagu-lagu musisi Indonesia, termasuk artis dan penyanyi Nagaswara, Rahayu mempunyai tugas dan kewajiban untuk ikut-serta menjaga karya para artisnya itu.

Kasus lagu 'Cari Jodoh' milik Band Wali, cerita Rahayu, pihaknya semula tidak tahu perbuatan yang dilakukan Atjil. "Jangankan memberi tahu, minta ijin memakai lagu 'Cari Jodoh-nya' Wali saja tidak dilakukan Atjil," tutur Rahayu. Menurut Rahayu, akibat aksi pembajakan lagu 'Cari Jodoh' itu, sebagai pemegang hak cipta karya tersebut, pihaknya dirugikan Atjil sebesar Rp 1 Milyar. Dalam laporannya yang dibuat tahun 2010, Rahayu menyertakan jumlah kerugian itu. Selama Atjil belum diputus bersalah oleh majelis hakim PN Malang, jelas Rahayu, pihak distribusi Malaysia Incitech bisa terus menjual karya lagu 'Cari Jodoh-nya' Band Wali versi Atjil tanpa ada ijin yang jelas. Perkara tersebut dimulai ketika lagu 'Cari Jodoh' karya cipta Band Wali dibajak di Malaysia tahun 2009. Setelah dilakukan penyidikan, Polda Jawa Timur menangkap Atjil di Surabaya pada awal tahun 2013. Atjil belakangan diketahui pernah menjadi aktivis Antipembajakan. Saat ditangkap, Atjil mengaku, Malaysia Incitech sudah membeli karya lagu 'Cari Jodoh' dari Wali Band. (kin)

Di dunia ini banyak hal yang memiliki dualisme yang kedua sisinya saling berlawanan. Seperti teknologi informasi dan komunikasi, hal ini diyakini sebagai hasil karya cipta peradaban manusia tertinggi pada zaman ini. Namun karena keberadaannya yang bagai memiliki dua mata pisau yang saling berlawanan, satu mata pisau dapat menjadi manfaat bagi banyak orang, sedangkan mata pisau lainnya dapat menjadi sumber kerugian bagi yang lain, banyak pihak yang memilih untuk tidak berinteraksi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai manusia yang beradab, dalam menyikapi dan menggunakan teknologi ini, mestinya kita dapat memilah mana yang baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian mengambilnya sebagai penyambung mata rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga mesti pandai melihat mana yang buruk dan merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya kita menghindari atau memberantasnya jika hal itu ada di hadapan kita.

Saran kami untuk teman-teman yang aktif di dunia maya atau internet harus lebih berhati-hati dalam berinteraksi entah dalam memposting/mengunggah foto ataupun kata-kata yang bisa membuat orang lain tersinggung, karena di dunia maya juga ada hukum dan pasal atas perbuatan yang tidak menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai