Anda di halaman 1dari 11

1.

Contoh Kasus Illegal Access Yang Di Indonesia,Beserta UU ITE,Penyelesaian Dan


Pendapat Kami Tentang Kasus Tersebut.
1. Kasus Pertama
 Kasus; 38 Situs pemerintah Surabaya berhasil dilumpuhkan hacker
 Reporter : Dwi Andi Susanto | Rabu, 4 Desember 2013 22:28
Semua website sub domain pemerintah Surabaya diretas. ©2013 Merdeka.com
Merdeka.com - Sebanyak 38 situs pemerintahan kota Surabaya berhasil down dan
dideface oleh peretas yang menamakan dirinya Larcenciels.Semua situs-situs yang
berhasil lumpuh tersebut adalah milik pemerintah Surabaya yang menggunakan
domain xxx.Surabaya.go.id. Pada umumnya, peretas akan meninggalkan pesan
kepada sang pemilik website berupa tampilan deface. Namun, Larcenciels ini hanya
mengubah tampilan ke 38 website tersebut dengan gambar ber-background hitam
serta sedikit tulisan saja. Sayangnya, sang peretas tidak menjelaskan alasan kenapa
mereka melakukan peretasan atau deface ini. Kemungkinan besar, pelaku peretasan
ini hanya ingin memberitahukan kepada pemilik website bahwa ada celah keamanan
yang berbahaya dan berhasil mereka terobos. Akan tetapi pertanyaannya adalah
kenapa hanya semua sub domain Surabaya.go.id saja yang mereka lumpuhkan?

 Menurut UU ITE
Pasal 30 UU ITE tahun 2008
1.   Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses  
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
2.   Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
3.   Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan (cracking, hacking,
illegal access).

 Penyelesaiannya
Di dalam kasus tersebut di atas belum ditemukan penyelesaiannya.

 Pendapatnya
Ini harus dijadikan pembelajaran bagi pemerintah Surabaya karena bukan hanya satu
situs pemerintahan yang di bobol,ini sampai 38 situs yang di bobol.Dan setelah
kasus ini pemerintah Surabaya harus ekstra hati-hati dalam mengamankan situs-situs
resmi yang mereka punya agar tidak terulang kembali.
2. Kasus kedua
 Kasus; Pembobol situs SBY segera disidang
Rabu,  6 Maret 2013  −  20:32 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Ist)
Sindonews.com - Wildan Yani Ashari (20), seorang remaja asal Dusun Krajan Desa
Balung Lor, Kecamataan Balung, ditangkap Tim Cyber Crime Mabes Polri beberapa
waktu lalu, segera disidangkan. "Iya, ada komandan di Mabes Polri yang
menyampaikan kepada saya kalau berkas penyidikan sudah tahap kedua dan sudah
dikirim ke Kejaksaan Negeri Jember," kata ayah Wildan, Ali Jakfar K, ketika
dihubungi SINDO, di Yogyakarta, Rabu (6/3/2013). Menurut dia, jika berkas
penyidikan sudah diserahkan dan dikirim ke Kejari Jember, maka tidak lama lagi proses
sidang dugaan kejahatan dunia maya akan segera dimulai. Ali mengatakan, Wildan saat
ini masih berada di Mabes Polri untuk menjalani tahanan dan pemberkasan.

"Namun Wildan di sana diperlakukan dengan baik kok. Bahkan di Mabes sekarang
membantu perbaikan server milik Mabes dan masih bisa online dengan laptopnya,"
ucapnya.

Sebelumnya, Wildan diduga sebagai pelaku pembobol situs resmi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) yang beralamat: www.presidensby.info. Pemuda yang
berprofesi sebagai tekhnisi komputer tersebut ditangkap di tempat kerjanya di Warnet
Surya Com beralamat di Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan
Sumbersari.

Menurut pengakuaan pemilik warnet Adi Kurniawan, salah satu pegawainya tersebut
terakhir terlihat bekerja pada Jumat 25 Januari 2013, malam. "Sejak itu Wildan tidak
pernah masuk bekerja dan rekan kerjanya pun tidak ada yang mengetahui
keberadaanya," kata Adi. Dalam akun Facebook Wildan disebutkan, dia mengaku
bekerja Internet Security Systems dan pernah belajar soal teknologi internet di
Google.com. Situs www.presidensby.info itu sebelumnya diretas Wildan pada Rabu 9
Januari 2013.  Dia meninggalkan jejak dengan menuliskan diri sebagai Jember Hacker
Team. Berdasarkan pelacakan yang dilakukan Id-SIRTII, lokasi IP Address dan DNS
pelaku berasal dari Texas, Amerika Serikat. Namun setelah ditelusuri, alamat pelaku
di Indonesia tepatnya di Jember. Sementara Kepala Seksi Pidana Umum Kejari
Jember Mujiarto mengatakan, sampai saat ini berkas penyidikan dari Mabes Polri
memang masih belum turun.
  Menurut UU ITE

o   Undang – undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi


elektronik.

o   Undang – undang nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi.

   Penyelesaian

Akhirnya pelimpahan berkas Wildan dibawa ke Lembaga Permasyarakatan Kelas II A


Jember. Dan Majelis Negeri Jember menjatuhkan vonis 6 bulan penjari dipotong masa
tahanan kepada Wildan Yani Ashari (21),Rabu(19/6/2013). Selain hukuman penjara
Majelis Hakim juga menghukum denda sebesar Rp 250.000,- atau subsider 15 hari
kurungan penjara.Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum(JPU) menuntut Wildan 10
bulan penjara dan denda Rp 250 juta atau subsider satu bulan kurungan.

  Pendapatnya
Tindakan /pembuatan situs SBY sudah cukup baik, tetapi alangkah baiknya
seharusnya situs keamanannya harus lebih diperkatat lagi. Karena situs tersebut
merupakan situs Kepala Negara.

3.Kasus Ketiga
 Kasus ; Bobol PANDI, Hacker Kembar Asal Ponoroo Disidang
Ardhi Suryadhi – detikinetonor,Si
Hacker Kembar Asal Ponorogo
Jakarta – Pengelola  Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) ternyata pernah
dibobol oleh hacker kembar  asal Ponorogo,Jawa Timur.Pelaku yang masih remaja ni
pun sekarang tengah menghadapi tuntutan dimeja hijau.
Ketua PANDI Bidang Sosialisasi dan Komunikasi ,Sigit Widodo menjelaskan,kasus
pembobolan ini sebenarnya terjadi beberapa tahun lalu,tepatnya ditahun 2010.
“Jadi saat itu,mereka((hacker kembar berinisial DBR dan ABR tersebut –
red.)membobol sever PANDI,”kata Sigit kepada detikINET.Rabu (23/4/2014).
Lantaran ssat itu PANDI berstatus sebagai penyedia infrastrutur internet maka kejdian
pembobolan tersebut dilaporkan kepada Direktorat Keamanan Informasi Kementrian
Kominfo.
“Sampai akhitnya PPNS(Penyidik Pegawai Negeri Sipil )dan kepolisian menindak
lajuti dan melakukan penyelidikan,Karena prosesnya yang lama baru sekarang-
sekarang kasus ini disidangkan lagi,”jelas Sigit.

 Menurut UU ITE

Pasal 30 (1)UU ITE tahun 2008


Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
Pasal 46
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

  Penyelesaian

Hakim pengadilan Ponorogo mendakwa dua tersangka dengan pasal 48(1) jo pasal
32(1) UU no.11/2008 tetang Informasi danTransaksi Elektronik jo pasal 55
KUHP,subsidair 46(1) jo pasal 30(1) uu 11/2008 jo pasal 55 KUHP.
Sigit melanjutkan,PANDI sebenarnya berharap kasus ini segera selesai dan tersangka
cukup mendapatkan hukuman yang seringan-ringannya.
Karena mereka masih sangat muda,jadi mungkin lebih ke hukuman yang sifatnya
mendidik.selain itu kasihan kasus ini digantung sampai 4 tahun,”pungkasnya.

  Pendapat
Dalam kasus ini ternyata sebuah badan hukum yang memiliki wewenang untuk
mengatur pengelolaan domain .id. ternyata masih bisa dibobol oleh hacker dari negri
sendiri dan masalah ini menjadi pembelajaran agar kita lebih hati-hati dan pemerintah
harus memperbaiki lagi sistem yang ada.

2. KASUS CARDING
Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik
orang lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
beberapa contoh kasus Carding yang pernah terjadi di Indonesia:
1. Kasus terbaru kejahatan Carding terjadi pada Maret 2013 yang lalu. Sejumlah data
nasabah kartu kredit maupun debit dari berbagai bank dicuri saat bertransaksi di gerai
The Body Shop Indonesia. Sumber Tempo mengatakan, data curian tersebut
digunakan untuk membuat kartu duplikat yang ditransaksikan di Meksiko dan
Amerika Serikat. Data yang dicuri berasal dari berbagai bank, di antaranya Bank
Mandiri dan Bank BCA. Menurut Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri,
Budi Gunadi Sadikin, pihaknya menemukan puluhan nasabah kartu kredit dan debit
yang datanya dicuri. Adapun transaksi yang dilakukan dengan data curian ini ditaksir
hingga ratusan juta rupiah. Kejahatan kartu kredit terendus saat Bank Mandiri
menemukan adanya transaksi mencurigakan. “Kartu yang biasa digunakan di
Indonesia tiba-tiba dipakai untuk bertransaksi di Meksiko dan Amerika,” kata Budi.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap nasabah, ternyata kartu-kartu itu tidak pernah
digunakan di sana.
2. Pada September 2011, Polda Metro Jaya berhasil membongkar sindikat pemalsu
Kartu Kredit dengan kerugian yang cukup besar Rp. 81 Miliar. Sindikat ini membobol
data EDC kartu kredit dengan dua modus utama. Modus pertama, komplotan ini
mencuri data dari pemilik EDC kartu kredit di pertokoan atau tempat-tempat transaksi
lain. Kasus terbaru pencurian data EDC dari stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU) 3412203 Kebayoran Lama pada 18 Agustus hingga 9 September 2011.
Komplotan ini mendatangi pom bensin untuk menawarkan jasa perbaikan alat gesek
yang rusak. Mereka datang dengan surat kuasa bank palsu. Pengelola pun
menyerahkan alat gesek beserta rekening dan PIN pemilik SPBU. Aksi komplotan
selanjutnya, mengajukan seluruh rekaman transaksi di SPBU ke bank untuk kemudian
dicairkan. Total dana yang mereka keruk Rp 432 juta.
Sindikat ini terbongkar berkat laporan Dodi Iskandar dari Bank Danamon.
Modus lainnya, pelaku membuat transaksi pengembalian (refund) fiktif. Komplotan
mencuri nomor identifikasi alat gesek kartu kredit di pertokoan. Nomor tersebut
kemudian ditanamkan di alat gesek milik pelaku. Mereka seolah-olah belanja, padahal
tidak. Yang terjadi selanjutnya, catatan transaksi belanja fiktif langsung terekam pada
alat gesek kartu. Anggota komplotan lantas memencet opsi refund sehingga
mengubah transaksi pengembalian uang, yang mengalir ke rekening mereka.
Sedikitnya lima bank uangnya terkuras dalam modus pencurian ini. Jumlah
transaksinya mulai Rp 60 juta hingga Rp 70 miliar. Polisi menyita ratusan kartu tanda
penduduk palsu, puluhan kartu anjungan tunai mandiri palsu, belasan EDC kartu
kredit, dan ijazah palsu.
3. Pada April 2010, Aparat satuan Fiskal, Moneter, dan Devisa (Fismondev)
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap kawanan pemalsu kartu kredit. Dari
kawanan ini, polisi berhasil disita 266 kartu kredit palsu lokal dan internasional
dengan total nilai Rp 2,5 miliar. Kawanan ini memiliki mesin untuk mencetak kartu
kredit palsu sendiri di sebuah rumah di Jalan Kartini, Mangga Besar Jakarta Pusat.
Pemalsuan kartu kredit dilakukan dengan menggandakan data kartu kredit milik orang
lain.
Data tersebut kemudian dimasukkan dalam kartu kredit palsu. Penangkapan kawanan
pemalsu kartu kredit ini bermula dari laporan seorang kasir di salah satu pusat
perbelanjaan di Blok M yang curiga terhadap seorang pembeli yang menggunakan
kartu kredit mereka yang bentuknya tidak seperti kartu kredit asli.

3. contoh kasus phising sebagai berikut :


1) Serangan phising mulai menyasar situs belanja online

CHIP.co.id – Belum lama ini, Kaspersky Lab telah mengeluarkan hasil risetnya yang
bertajuk “Financial Cyber-Thereats in 2014″. Dilaporkan, 28,8 persen serangan
phising yang terjadi pada tahun lalu bertujuan untuk mencuri data keuangan
pengguna. Sementara itu, penjahat dunia maya telah menggeser fokus mereka yang
sebelumnya menyasar perbankan, kini yang menjadi target adalah sistem pembayaran
dan situs belanja online. Tahun lalu, proporsi phising keuangan dari keseluruhan
serangan yang dilakukan juga mengalami penurunan sebanyak 2,7 persen
dibandingkan tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya penurunan pada level phising
yang menyasar perbankan. Pada saat yang sama, terdapat kenaikan pada proporsional
phishing yang menargetkan kategori keuangan lainnya. Ahli Kaspersky Lab juga
mencatat dalam laporannya mengenai peningkatan proporsi serangan phising
keuangan terhadap pengguna Mac OS X. Secara keseluruhan, sekitar 48,5 persen
semua serangan phising yang terdeteksi pada komputer dengan produk keamanan
Kaspersky Lab untuk Mac, dirancang untuk mencuri data keuangan. Disebutkan,
khusus perbankan sebesar 29 persen, sistem pembayaran sebesar 11, 21 persen dan
situs belanja online sebesar 8,32 persen. Nadezhda Demidova, analis konten web di
Kaspersky Lab menegaskan bahwa kenaikan dalam phising keuangan secara alami
telah mendapatkan perhatian dari semua brand yang paling sering disalahgunakan.
Saat ini, sudah banyak dari brand-brand tersebut mulai aktif untuk menangani saluran
distribusi phising, terutama e-mail.

2) Serangan APT Jadi Senjata Berbagai Kepentingan


Menurut James Lee.Direktur Business Strategy dan Operation trend micro
mengungkapkan kebanyakan serangan APT mengincar jenis target critical infocomm
infrastructure(CII), industri-industri lain sejenisnya yang memiliki dampak besar
terhadap sebuah komunitas. Dalam hal ini bisa berarti kelompok masyarakat hingga
sebuah negara.
Serangan APT yang kerap mengincar jenis target CII, membentuk sebuah opini yang
mengatakan bahwa terdapat kepentingan tertentu di balik serangan tersebut. Tjuannya
pun jelas, ingin menggoyangkan stabilitas sebuah perusahaan atau bukan tidak
mungkin sebuah negara ,tutur James di kantornya ,jakarta.
Salah satu awal serangan APT bisa jadi bermula dari aksi menyebar phising lewat e-
mail yang menurut data Trend Micro. Metode jenis ini memiliki porsi hingga 91%,
adapun device yang diincar untuk melancarkan spear-phising mulai beralih dari PC
ataupun notebook menuju smartphone.
Metode waterhole attack biasanya digunakan pelaku spear-phising guna mengelabui
korban yang menduga bahwa e-mail yang diterimanya berasal dari
sumber terpercaya.Bila sukses,lewat e-mail perusahaan yang digunakan korban. APT
akan mulai men menulari seluruh mengincar server patch sebagai tahap awal. Setelah
sukses menginfeksi server patch dengan mudahnya APT akan menulari seluruh
perangkat yang mendownload patch dari server tersebut.bisa kita lihat di yudhianto-
detikinet.com. Perhatikan gambar di bawah ini:

  Sumber : inet.detik.com
3) KPU Penggunaan IT dalam Pemilu untuk Permudah Masyarakat
Komisioner komisi pemilihn umum Arif Budiman mengatakan, penggunaan teknologi
informasi (IT) dalam pemilu presiden 2014 adalah sebagai alat penunjang dan
bertujuan untuk memberi akses kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
informasi. Penggunaan tidak bertujuan untuk mengubah hasil peroleh suara. Arief
menjelaskan hal tersebut setelah saksi ahli dari prabowo-hatta, yang bernama iwan
sumantri,mengatakan ada kelemahan-kelemahan dalam sistem IT KPU. Kelemahan
itu, di antaranya , situs KPU bisa diretas dengan metode phising karena hampir semua
komisioner KPU menggunakan e-mail gratis yang mudah untuk diretas.”celah
keamanan,e-mail anggota KPU.semua ada tujuh anggota KPU, hanya satu yang pakai
e-mail resmi KPU,yang lain e-mail sifatnya umum.

Sumber : nasional.kompas.com
3. Dua WNA Tersangka Penipuan Phishing Email Dicokok

Sumber : news.metrotvnews.com
Perusahan USA mengalami kerugian total lebih dari Rp. 3 miliar dengan delavan AG Pumps
inc senilai USD 227,882.04 dan McNeilus Companies sebesar USD 101,430.74.
“Para hacker melakukan intercept, seolah-olah email yang komunikasi antara keduanya
berasal dari China. Sehingga transaksi keuangan, bisa beralih ke perusahaan yang seolah-olah
berasal China,” jelasnya.
Perusahaan USA digiring mentransfer pembayaran kepada perusahaan di Tiongkok
menggunakan email seakan asli. “Mengarahkan kepada masing-masing perusahaan USA,
mentransfer ke rekening Bank Mandiri atas nama PT.Kandva.
Setelah uang masuk ke rekening bank Mandiri, kemudian ditransfer lagi ke beberapa
rekening dan ditarik tunai. Uang juga digunakan untuk belanja oleh yang menguasai rekening
terse
4. CONTOH KASUS SPIONASE CYBER
Aksi Allen Pope

Allen Lawrence Pope adalah seorang tentara bayaran yang ditugasi CIA dalam berbagai misi.
Salah satu misinya di Indonesia membantu pemberontakan PRRI/Permesta. Dia tertangkap
oleh TNI ketika usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV. Pesawatnya ditembak jatuh oleh
P-51 Mustang milik Angkatan Udara Republik Indonesia yang diterbangkan oleh Ignatius
Dewanto.

Dari dokumen-dokumen yang disita, terkuak Allen Pope terkait dengan operasi CIA. Allen
Pope menyusup di gerakan pemberontakan di Indonesia untuk menggulingkan Soekarno.

Tertangkapnya Pope membuat Amerika menjadi baik pada Soekarno. Semua operasi CIA
untuk mengguncang Bung Karno dihentikan sementara.

Amerika berusaha mati-matian minta pilotnya dibebaskan. Bung Karno main tarik ulur
dengan pembebasan Pope hingga kemudian dia dilepas. Menurut Soekarno, dia tidak tega
terhadap tangis istri Pope. Rumor menyebutkan, Pope ditukar dengan 10 pesawat Hercules.
Rumor lain menyebutkan Pope ditukar dengan bantuan pembangunan jalan by pass.?
2 dari 4 halaman
Intel Soviet
Jaringan intelijen Uni Soviet pernah beraksi di Jakarta pada 1982. Seorang perwira tinggi
TNI Letkol Soesdarjanto membocorkan dokumen data-data kelautan Indonesia kepada
Alexandre Finenko, intel yang mengepalai kantor cabang maskapai Aeroflot di Jakarta.

Soesdarjanto ditangkap di sebuah rumah makan saat menyerahkan dokumen kepada atase
militer Soviet, Sergei Egorov.

Finenko ditangkap 6 Februari 1982, mogok makan hingga dideportasi pada 13 Februari.
Sejak saat itu, operasi Aeroflot di Indonesia ditutup oleh pemerintah Orde Baru.

Sosok yang berperan dalam pengungkapan kasus spionase ini adalah Mayjen Norman
Sasono, saat itu menjabat Pelaksana Khusus Panglima Kopkamtib Daerah Jakarta. Kini, anak
Norman Sasono, Marciano Norman menjabat sebagai Kepala BIN.
3 dari 4 halaman
Penyadapan Intelijen Australia
Dinas intelijen Australia empat tahun lalu pernah berupaya menyadap telepon seluler
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Ani Yudhoyono. Informasi ini terungkap
dalam dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang dibocorkan Edward
Snowden.

Sasaran lain penyadapan adalah Wakil Presiden Boediono serta Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Hatta Rajasa dan mantan Duta Besar Indonesia buat Amerika Dino Patti
Djalal.

Dokumen berupa bahan presentasi bertajuk sangat rahasia ini milik Departemen Pertahanan
Australia dan Badan Intelijen Australia (DSD), seperti dilansir ABC, Senin (18/11).
Dokumen ini menyebutkan jenis telepon seluler dipakai target. SBY dan Ani Yudhoyono
menggunakan Nokia E-90-1. Boediono memakai BlackBerry Bold 90

 
5. CONTOH KASUS Data theft
Kasus 1:
Jeniffer Lopez menuntut domain name jenniferlopez.net dan jenniferlopez.org karena telah
menyalahgunakan namanya untuk mengeruk keuntungan dari pendapatan iklan. Jeniffer
Lopez mendaftarkan namanya di internet sebagai merek dagang pada Mei 1999 dan telah
menjual lebih dari 48 juta album. Sementara seorang pria bernama Jeremiah Tieman
mendaftarkan dua domain yang sama untuk mengelola situs penyedia informasi bagi para
penggemar artis, sehingga menarik pengguna internet mengunjungi situs Jeniffer Lopez palsu
dan menarik biaya dari setiap iklan yang masuk.
Modus Operandi : Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di
Internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara
ilegal, penyiaran suatu informasi di Internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang
lain, dan sebagainya.

Kasus 2:
Melakukan pembelian barang-barang mewah diluar negeri, dengan kartu kredit milik orang
lain lintas negara.
Modus Operandi : Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada
dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi "salah ketik" yang pada
akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan
nomor kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan.

kasus 3:
Membobol nomor rekening nasabah suatu bank dan berhasil mengambil uang nasabah,
sehingga uang nasabah berkurang tanpa pernah melakukan transaksi.
Modus Operandi : Infringements Of Privacy
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada
formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang
lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu
kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai