Anda di halaman 1dari 5

1. Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square.

Melibatkan supervisor
kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari luar bank. Modusnya, membuka rekening
atas nama tersangka di luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar
AS. Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam) menjadi 60
juta dollar AS.
2. Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank Cabang Metro Sunter
dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi. Kerugian bank Rp 2,5 miliar.
3. Pembobolan uang nasabah prioritas Citibank Landmark senilai Rp 16,63 miliar yang
dilakukan senior relationship manager (RM) bank tersebut. Inong Malinda Dee, selaku RM,
menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang
sudah ditandatangani nasabah.
4. Konspirasi (persekongkolan) kecurangan investasi/deposito senilai Rp 111 miliar untuk
kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka dan DirekturKeuangan PT Elnusa
Tbk.
5. Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri. Melibatkan
lima tersangka, salah satunya customer service bank tersebut. Modusnya memalsukan tanda
tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan
1 Februari 2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.
6. Untuk melakukan kecurangan penggajian, pelaku dapat menyelipkan sebuah transaksi
penggajian yang salah, bersama dengan transaksi sah lainnya. Variasi dari kecurangan ini
adalah mengubah field jam kerja dalam sebuah transaksi penggajian yang sah untuk
menaikkan nilai cek gaji.
7. Varian lainnya adalah mengeluarkan kas untuk pembayaran utang usaha yang salah. Dengan
memasukkandokumen pendukung yang tidak benar (pesanan pembelian, laporan
penerimaan, dan faktur pemasok) ke dalam tahap pengumpulan data sistem utang usaha,
seorang pelaku kecuragan dapat membodohi sistem tersebut dengan membuat record
utang usaha untuk pembelian yang tidak pernah dilakukan.
8. Seorang programer mungkin saja menggunakan waktu aktif komputer di perusahaan untuk
membuat piranti lunak yang dijualnya secara komersial.
9. Pencurian dan penggunaan account Internet milik orang lain. Salah satu kesulitan dari
sebuah ISP (Internet Service Provider) adalah adanya account pelanggan mereka yang dicuri
dan digunakan secara tidak sah. Berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara fisik,
pencurian account cukup menangkap userid dan password saja. Modus dari pencurian ini
adalah hanya informasi yang diinginkan oleh si pencuri. Sementara itu orang yang kecurian
tidak merasakan hilangnya benda yang dicuri. Pencurian baru terasa efeknya jika informasi
ini digunakan oleh yang tidak berhak. Akibat dari pencurian ini, penggunaan dibebani biaya
penggunaan acocunt tersebut. Kasus ini banyak terjadi di ISP. Namun yang pernah diangkat
adalah penggunaan account curian oleh dua Warnet di Bandung. Penyelesainnya kasus ini
selain di bawa ke Kepolisian untuk ditindak lanjuti ada baiknya agar para pemakai akun
untuk mengkombinasikan userid dan password dan rutin untuk mengganti password agar
tidak mudah terdeteksi.
10. Contoh Kasus Cyber Crime E-Commerce di IndonesiaDalam beberapa dekade terakhir ini,
banyak sekali perbuatan-perbuatan pemalsuan (forgery) terhadap surat-surat dan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan bisnis. Perbuatan-perbuatan pemalsuan surat itu telah
merusak iklim bisnis di Indonesia. Dalam KUH Pidana memang telah terdapat Bab khusus
yaitu Bab XII yang mengkriminalisasi perbuatan-perbuatan pemalsuan surat, tetapi
ketentuan-ketentuan tersebut sifatnya masih sangat umum. Pada saat ini surat-surat dan
dokumen-dokumen yang dipalsukan itu dapat berupa electronic document yang dikirimkan
atau yang disimpan di electronic files badan-badan atau institusi-institusi pemerintah,
perusahaan, atau perorangan. Seyogyanya Indonesia memiliki ketentuan-ketentuan pidana
khusus yang berkenaan dengan pemalsuan surat atau dokumen dengan membeda-bedakan
jenis surat atau dokumen pemalsuan, yang merupakan lex specialist di luar KUH Pidana. Di
Indonesia pernah terjadi kasus cybercrime yang berkaitan dengan kejahatan bisnis, tahun
2000 beberapa situs atau web Indonesia diacak-acak oleh cracker yang menamakan dirinya
Fabianclone dan naisenodni. Situs tersebut adalah antara lain milik BCA, Bursa Efek Jakarta
dan Indosatnet (Agus Raharjo, 2002.37). Selanjutnya pada bulan September dan Oktober
2000, seorang craker dengan julukan fabianclone berhasil menjebol web milik Bank Bali.
Bank ini memberikan layanan internet banking pada nasabahnya. Kerugian yang ditimbulkan
sangat besar dan mengakibatkan terputusnya layanan nasabah (Agus Raharjo 2002:38).
Kejahatan lainnya yang dikategorikan sebagai cybercrime dalam kejahatan bisnis adalah
Cyber Fraud, yaitu kejahatan yang dilakukan dengan melakukan penipuan lewat internet,
salah satu diantaranya adalah dengan melakukan kejahatan terlebih dahulu yaitu mencuri
nomor kartu kredit orang lain dengan meng-hack atau membobol situs pada internet.
Menurut riset yang dilakukan perusahaan Security Clear Commerce yang berbasis di Texas,
menyatakan Indonesia berada di urutan kedua setelah Ukraina (Shintia Dian Arwida. 2002).
Cyber Squalling, yang dapat diartikan sebagai mendapatkan, memperjualbelikan, atau
menggunakan suatu nama domain dengan itikad tidak baik atau jelek. Di Indonesia kasus ini
pernah terjadi antara PT. Mustika Ratu dan Tjandra, pihak yang mendaftarkan nama domain
tersebut (Iman Sjahputra, 2002:151-152). Satu lagi kasus yang berkaitan dengan cybercrime
di Indonesia, kasus tersebut diputus di Pengadilan Negeri Sleman dengan Terdakwa Petrus
Pangkur alias Bonny Diobok Obok. Dalam kasus tersebut, terdakwa didakwa melakukan
Cybercrime. Dalam amar putusannya Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Petrus Pangkur
alias Bonny Diobok Obok telah membobol kartu kredit milik warga Amerika Serikat, hasil
kejahatannya digunakan untuk membeli barang-barang seperti helm dan sarung tangan
merk AGV. Total harga barang yang dibelinya mencapai Rp. 4.000.000,- (Pikiran Rakyat, 31
Agustus 2002). Namun, beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan cybercrime dalam
kejahatan bisnis jarang yang sampai ke meja hijau, hal ini dikarenakan masih terjadi
perdebatan tentang regulasi yang berkaitan dengan kejahatan tersebut. Terlebih mengenai
UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Internet dan Transaksi Elektronika yang sampai dengan hari
ini walaupun telah disahkan pada tanggal 21 April 2008 belum dikeluarkan Peraturan
Pemerintah untuk sebagai penjelasan dan pelengkap terhadap pelaksanaan Undang-Undang
tersebut. Disamping itu banyaknya kejadian tersebut tidak dilaporkan oleh masyarakat
kepada pihak kepolisian sehingga cybercrime yang terjadi hanya ibarat angin lalu, dan
diderita oleh sang korban. Upaya penanggulangan kejahatan e-commerce sekarang ini
memang harus diprioritaskan. Indonesia harus mengantisipasi lebih berkembangnya
kejahatan teknologi ini dengan sebuah payung hukum yang mempunyai suatu kepastian
hukum. Urgensi cyberlaw bagi Indonesia diharuskan untuk meletakkan dasar legal dan kultur
bagi masyarakat indonesia untuk masuk dan menjadi pelaku dalam pergaulan masyarakat
yang memanfaatkan kecanggihan dibidang teknologi informasi. Adanya hukum siber
(cyberlaw) akan membantu pelaku bisnis dan auditor untuk melaksanakan tugasnya.
Cyberlaw memberikan rambu-rambu bagi para pengguna internet. Pengguna internet dapat
menggunakan internet dengan bebas ketika tidak ada peraturan yang mengikat dan
memaksa. Namun, adanya peraturan atau hukum yang jelas akan membatasi pengguna
agar tidak melakukan tindak kejahatan dan kecurangan dengan menggunakan internet. Bagi
auditor, selain menggunakan standar baku dalam mengaudit sistem informasi, hukum yang
jelas dan tegas dapat meminimalisasi adanya tindak kejahatan dan kecurangan sehingga
memberikan kemudahan bagi auditor untuk melacak tindak kejahatan tersebut. Adanya
jaminan keamanan yang diberikan akan menumbuhkan kepercayaan di mata masyarakat
pengguna sehingga diharapkan pelaksanaan e-commerce khususnya di Indonesia dapat
berjalan dengan baik. Kasus-kasus cybercrime dalam bidang e-commerce sebenarnya banyak
sekali terjadi, namun ditengah keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia aparat
hukum dibidang penyelidikan dan penyidikan, banyak kasus-kasus yang tidak terselesaikan
bahkan tidak sempat dilaporkan oleh korban, sehingga sangat dibutuhkan sekali kesigapan
sistem peradilan kita untuk menghadapi semakin cepatnya perkembangan kejahatan
dewasa ini khususnya dalam dunia cyber. Untuk mencapai suatu kepastian hukum, terutama
dibidang penanggulangan kejahatan e-commerce, maka dibutuhkan suatu undang-undang
atau peraturan khusus mengenai cybercrime sehingga mengatur dengan jelas bagaimana
dari mulai proses penyelidikan, penyidikan sampai dengan persidangan. Diharapkan aparat
penegak hukum di Indonesia lebih memahami dan mempersenjatai diri dengan
kemamampuan penyesuaian dalam globalisasi perkembangan teknologi ini sehingga
secanggih apapun kejahatan yang dilakukan, maka aparat penegak hukum akan dengan
mudah untuk menanggulanginya dan juga tidak akan terjadi perbedaan persepsi mengenai
penerapan suatu undang-undang ataupun peraturan yang telah ada, dan dapat tercapainya
suatu kepastian hukum di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

11. Contoh Kasus Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack. DoS attack
merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash) sehingga dia
tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan,
ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target tidak dapat
memberikan servis sehingga ada kerugian finansial. Bagaimana status dari DoS attack ini?
Bayangkan bila seseorang dapat membuat ATM bank menjadi tidak berfungsi. Akibatnya
nasabah bank tidak dapat melakukan transaksi dan bank (serta nasabah) dapat mengalami
kerugian finansial. DoS attack dapat ditujukan kepada server (komputer) dan juga dapat
ditargetkan kepada jaringan (menghabiskan bandwidth). Tools untuk melakukan hal ini
banyak tersebar di Internet. DDoS attack meningkatkan serangan ini dengan melakukannya
dari berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan) komputer secara serentak. Efek yang
dihasilkan lebih dahsyat dari DoS attack saja. Adapun Modus yang dilakukan sang Cracker
adalah ingin membuat suatu perusahaan atau organisasi rugi besar karena terganggunya
system yang sedang berjalan. Bentuk Penyelesaiannya selain dilaporkan ke Kepolisian ada
baiknya keamanan data dilakukan berlapis agar data tidak dengan mudah bocor atau mudah
dicuri.



12. Contoh Kasus Virus Seperti halnya di tempat lain, virus komputer pun menyebar di
Indonesia. Penyebaran umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang
yang sistem emailnya terkena virus tidak sadar akan hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke
tempat lain melalui emailnya. Kasus virus ini sudah cukup banyak seperti virus Mellisa, I love
you, dan SirCam. Untuk orang yang terkena virus, kemungkinan tidak banyak yang dapat kita
lakukan. Akan tetapi, bagaimana jika ada orang Indonesia yang membuat virus (seperti kasus
di Filipina) Modus dari pembuatan virus sangat beragam. Ada yang mengaku masih coba-
coba lalu ada yang professional karena memang ingin menyadap suatu informasi dsb. Untuk
penyelesaian kasus Virus ini ada baiknya kita tidak sembarangan memberitahu alamat
account email kita ke sembarang orang. Buatlah 2 email, 1 email berfungsi untuk orang-
orang yang baru dikenal dan 1 email lagi untuk back up isi email anda yang sudah ada.

13. Contoh Kasus Cyberterrorisme domain situs www.anshar.net yang ditengarai sebagai situs
yang digunakan oleh kelompok jaringan teroris di Indonesia untuk melakukan propaganda
terorisme melalui internet. Domain tersebut dibeli dari kartu kredit curian (hasil carding).
Situs tersebut dibeli atas nama Max fiderman yang tentunya bukan nama asli. Menurut hasil
penyidikan dengan menggunakan software Visual Trace Route, dia menggunakan Matrix
untuk online, IP addressnya adalah 202.152.162.x dan 202.93.x . terdakwa kemudian divonis
hukuman 6 tahun penjara berdasarkan pasal 45 ayat 1 UU RI No.15 tahun 2003 tentang
pemberantasan tindak pidana terorisme.Yaa kita sepakat Modus kasus ini adalah untuk
mendukung kegiatan teroris. Ada baiknya kita dalam membuka suatu situs juga harus
selektif bias saja situs tersebut palsu atau mempunyai maksud tertentu.

14. Contoh Kasus website milik KPU www.tnp.kpu.go.id berhasil dibobol oleh Dani Firmansyah,
seorang konsultan Teknologi Informasi di PT Danareksa jakarta. pada hari sabtu 17 april
2004. Dia mengubah nama-nama partai di dalamnya menjadi nama-nama unik. Partai Kolor
Ijo, Partai mbah Jambon, Partai Jambu, dll. Dia kemudian dihukum 6 bulan 21 hari yang
didasarkan pada UU RI No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Pasal 22 c, pasal 38, pasal
50 dan subsider pasal 406 KUHP (menghancurkan dan merusakan barang). Ini setara dengan
pasal pengrusakan dan penghancuran barang.

15. Contoh Kasus Pada Selebriti Hollywood Cameron Diaz Sebuah perusahaan keamanan
komputer di Amerika Serikat, McAfee, mengeluarkan data tahunan atas Selebriti Paling
Berbahaya di Cyberspace. Berbahaya, dengan melihat atau mendownload foto bitang
Hollywood tersebut pengguna riskan terkena Cyber Crime yang saat ini sedang marak
terjadi. Camreon Diaz menjadi selebriti peringkat teratas yang fotonya sering diburu.
Pihak-pihak nakal tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berbuat usil. McAfee
mengatakan pencarian terbaru atas foto Cameron Diaz memberikan peluang 10 persen
terhadap Cyber Crime. Setelah mendownload foto bintang Hollywood ini maka
pengguna diarahkan pada sebuah situs web yang diuji positif untuk ancaman online, seperti
spyware, adware, spam, phishing, virus dan malware lainnya. Setelah komputer terinfeksi,
penjahat dapat mencuri password online banking korban, password email, ataupun masuk
ke data penting perusahaan. Setelah itu ia dapat dengan mudah melaksanakan perbuatan
jahat dengan menggunakan sarana internet. Penyelesaianya hati-hati dalam mendownload
foto-foto selebriti.
16. Contoh Kasus salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah
halaman web, yang dikenal dengan istilah deface. Pembajakan dapat dilakukan dengan
mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di Indonesia
menunjukkan satu (1) situs web dibajak setiap harinya. Modusnya adalah ingin mengacak
acak isi dari web sehingga web tersebut terkesan berntakan dan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya meskipun demikian penyelesaiannya adalah dengen menyertai
seertifikasi (get certificate) dalam mengakses web diharapkan cara ini dapat menimalisasi
pembajakan web.

Anda mungkin juga menyukai