Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan Audit Kecurangan dan Investigasi

A. Audit Kecurangan
1. Mengapa sektor bisnis memerlukan keahlian audit investigasi?
Guna mencegah, mendeteksi dan mengungkapkan tindak kecurangan seperti penggelapan, salah saji
laporan keuangan, ekahatan sektor asuransi, pasar uang, pasar modal, pembangkrutan usaha
dengan sengaja, kecurangan dalam investasi, kecurangan perbankan, komisi terselubung, mark up
biaya proyek, penyuapan dalam bisnis, kecurangan dalam menggunakan tehknologi informasi, dsb.
2. Apa tiga unsur penting yang terkandung didalam fraud?
a. Perbuatan tidak jujur,
b. Niat/kesengajaan,
c. Keuntungan yang merugikan orang lain
3. Sebutkan empat pilar utama dalam memerangi fraud?
a. Pencegahan fraud (Praud prevention)
b. Pendeteksian dini fraud (Early fraud detection)
c. Investigasi fraud (Fraud investigation)
d. Penegakan hukum/penjatuhan sanksi (Follow up legal action)
4. Apa faktor pendorong seseorang melakukan fraud?
a. Keserakahan (Greed)
b. Peluang (Opportunity)
c. Kebutuhan (Need)
d. Pengungkapan (Exposure)
5. Apa saja yang termasuk faktor individu seseorang melakukan fraud?
Keserakahan dan kebutuhan merupakan hal yang bersifat personal sehingga sulit sekali dihilangkan
oleh ketentuan perundang-undangan, karena jika sudah butuh, ditambah motivasi dan sikap
serakah maka seseorang akan cenderung melanggar ketentuan

B. Audit Investigasi
1. Berdasarkan Assosiation of certified fraud examination (ACFE), sebutkan jenis fraud, yaitu : dengan
tujuan memperoleh manfaat pribadi terkait kedudukan dan tanggung jawabnya.
a. Fraud penyalahgunaan aset : meliputi penggelapan atau pencurian aset atau harta perusahaan
oleh pihak internal dan atau eksternal perusahaan. Fraud jenis ini sifatnya berwujud sehingga
mempermudah perhitungan dan pengukuran dalam pengungkapannya.
b. Korupsi : jenis fraud ini paling sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan pihak lain
atau kolusi. Termasuk jenis korupsi adalah penyuapan,gratifikasi (penerimaan tidak sah) contoh
hadiah terkait jabatan dan wewenang.
2. Apakah ada standard untuk audit investigasi?
Tidak ada, mungkin karena audit investigasi belum terlalu umum atau memang sengaja tidak dibuat,
karena bila cara untuk menidentifikasi fraud telah ditentukan. Maka para pelaku fraud akan mudah
mengetahui dan menutupi footprint (fraud exposure) dari hasil tindakan fraud-nya tersebut.
3. Tidak ada, mungkin karena audit investigasi belum terlalu umum atau memang sengaja tidak dibuat,
karena bila cara untuk menidentifikasi fraud telah ditentukan. Maka para pelaku fraud akan mudah
mengetahui dan menutupi footprint (fraud exposure) dari hasil tindakan fraud-nya tersebut.
4. Apakah alat bukti (evidence) antara General Audit dengan Audit Investigasi sama?
terdapat lima macam alat bukti yakni:
a. Keterangan Saksi: merupakan keterangan dari seseorang mengenai suatu peristiwa pidana yang
“ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri”, dan keterangan tersebut harus dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya tersebut.
b. Keterangan ahli : merupakan keterangan yang dibeikan oleh seseorang yang memiliki keahlian
khusus mengenai hal-hal yang diperlukan dalam rangka membuat jelas suatu perkara pidana
c. Surat : adalah document tertulis, seperti Bukti Acara Pemeriksaan, akta notaris, putusan hakim,
laporan keuangan, kwitansi, faktur dan lainnnya
d. Petunjuk : adalah suatu perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya baik
antara satu dengan yang lain, maupun persesuaian dengan tidak pidana itu sendiri, yang
menandakan bahwa telah terjadi suatu tundak pidana dan pelakunya.
e. Keterangan terdakwa : adalah apa yang dinyatakan (diberikan) terdakwa tetang perbuatan yang
dilakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri, disamping itu terdapat juga alat bukti
keterangan terdakwa. Keterangan terdakwa harus didukung oleh alat bukti yang sah.
5. Bagaimana cara melakukan hipotesa?
Arah dari audit investigative adalaj menuju pada kepastian jawaban terhadap hipotesa 5W+2H
(what, when, where, why, who, how and how much)
Jawaban yang meyakinkan atas hipotesa 5W+2H merupakan keniscayaan bagi laporan audit
investigative atau laporan perhitungan kerugian korporasi. Namun, belum tentu informasi, data dan
document yang telah diterima dan peroleh dapat menjawab seluruh hipotesa tersebut.
6. Apa yang dimaksud Aksioma Fraud collar crime?
Aksioma adalah sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan lagi kebenarannya. karena secara alamiah
hal ini pasti akan dilakukan.
Dalam hal pembuatan laporan hasil audit investigasi dan laporan penghitungan kerugian korporasi,
yaitu:
a. Fraud is hidden, modus operansi kejahatan keuangan korporasi akan senantiasa mengandung
tipuan dan jebakan untuk menyembunyikannya. yang tampak di permukaan baik berupa
informasi, data, dan dokumen-dokumen belum tentu yang sebenarnya terjadi. Data informasi
maupun bukti yang diterimanya harus menggunakan double mirror image, yakni dengan
menggunakan skeptisisme professional, ia harus selalu bertanya dan mempertanyakan terhadap
evidential matter-nya, yakni secara kritis harus bertanya apa yang terjadi dibalik bukti yang
diterimanya.
b. Reverse proof, pembuktian terbalik, artinya sambil menginvestigasi dan membuktikan eksistensi
dari fraud tersebut, dilain pihak auditor juga harus mampu membuktikan bahwa fraud tidak
terjadi.
c. Existence of fraud, artinya eksistence kejahata. sebagai akuntan tidak dimungkinkan untuk
memberikan simpulan bahwa telah terjadi fraud.
Pemahaman atas tiga aksioma tersebut, akan dapat membantu menuntun akuntan publik dalam
melakukan audit investigasi dan/ atau perhitungan kerugian keuangan atau fraud tersebut. Kehati-
hati (due care), kewaspadaan (sceptis) dan kearifan (jugement).

Anda mungkin juga menyukai