1
2
3
Sakitnya tuh di sini
4
Pengertian Fraud
5
Menurut O’Gara 2004 :
Penipuan mencakup berbagai
penyimpangan dan tindakan ilegal
yang ditandai dengan penipuan
disengaja. Hal ini dapat dilakukan
untuk kepentingan atau merugikan
organisasi dan oleh orang luar
maupun di dalam organisasi.
6
Menurut Jones dan Bates (1990) :
Fraud terjadi dimana seseorang
memperoleh kekayaan atau
keuntungan keuangan melalui
kecurangan atau penipuan. Kecurangan
semacam ini menunjukkan adanya
keinginan yang disengaja.
7
Menurut SKKNI AF:
Fraud adalah Perbuatan yang disengaja
atau diniatkan untuk menghilangkan uang
atau harta seseorang dengan cara akal
bulus, penipuan atau cara lain yang tidak
fair
8
Unsur-unsur Fraud
9
Korban Fraud
10
Modus Fraud
Cara-cara melakukan antara lain fraud:
1. Rekayasa laporan keuangan
2. Penyimpangan pengadaan
3. Pendapatan/penerimaan tidak dilaporkan atau
dilaporkan terlalu kecil
4. Pengeluaran mark-up atau fiktif
5. Pencurian atau penyalahgunaan aset
6. Pemerasan dan suap
7. Dll.
11
Aksioma Fraud
14
Singleton/Bologna/Lindquist:
Forensic accounting refers to the
comprehensive view of fraud
investigation. It includes:
1. The audit of accounting records to
prove or disprove a fraud.
2. The interview process of all related
parties to a fraud.
3. The act of serving as an expert
witness.
15
David O’Reagan:
Forensic auditing. Investigative
auditing undertaken specifically to
support actions in a court of law.
Forensic auditing is associated
with practices like investigation of
money laundering transactions,
and it is often aimed at uncovering
fraudulent and illegal activity.
16
Ron Durkin (Clifton Gunderson,
LLP)
Fore si accounting involves the
application of specialized
knowledge and investigative skills
to collect, analyze, and evaluate
evidential matter and to interpret
and communicate findings in the
courtroom, boardroom, or other
legal and administrative venues.
17
Menurut SKKNI Audit Forensik
Suatu metodologi dan
pendekatan khusus dalam
menelisik kecurangan (fraud),
atau audit yang bertujuan untuk
membuktikan ada atau tidaknya
fraud yang dapat digunakan
dalam proses litigasi
18
19
1. Melalui Pencegahan dan Pendeteksian Fraud,
membantu manajemen:
Mendorong setiap personal dalam perusahaan mengenal
fraud
Menyadarkan setiap personal dalam perusahaan peduli
pada program anti fraud
Melakukan evaluasi berkala mengenai kecukupan sistem
pencegahan fraud dalam perusahaan
Bersama-sama pihak terkait dalam perusahaan merancang
dan mengimplementasikan sistem pencegahan fraud
Mendeteksi fraud yang mungkin telah terjadi terhadap
entitas baik yang dilakukan pegawai internal maupun yang
dilakukan pihak lain.
20
2. Melalui audit forensik dan penghitungan kerugian akibat fraud a.l.:
Apabila ada indikasi terjadi fraud, melalui audit forensik memastikan
apakah suatu fraud telah atau tidak terjadi.
Memperoleh dan mengumpulkan bukti-bukti dan menyimpulkan bahwa
fraud terjadi atau tidak terjadi.
Menghitung kerugian keuangan bagi entitas atau pihak lain akibat
terjadinya fraud.
Menyediakan informasi dan bukti yang kuat sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh pimpinan mengenai fraud yang terjadi.
Menyediakan informasi dan bukti sebagai dasar penyelesaian perselisihan
kontrak, kewajiban klaim produk, pelanggaran patent dan trademark.
Menyediakan informasi dan bukti sebagai dasar penyelasaian perselisihan
antara rekan bisnis, pemegang saham, dan pihak lainnya.
Menyediakan informasi dan bukti sebagai dasar penyelesaian klaim
asuransi baik bagi tertanggung maupun bagi maskapai asuransi.
Bila diperlukan penyelesaian secara hukum, bukti-bukti dan simpulan audit
21
forensik dapat digunakan dalam proses litigasi.
3. Melalui penelusuran aset:
Membantu mengidentifikasi keberadaan aset terkait
dengan fraud.
Membantu pengembalian atau pemulihan aset terkait
dengan fraud.
4. Melalui pemberian pernyataan secara keahlian:
Memberikan keterangan berdasarkan keahliannya kepada
penyidik atau penegak hukum mengenai hasil audit
forensik atas suatu kasus fraud, dalam proses hukum atau
litigasi.
Memberikan keterangan ahli di dalam sidang pengadilan,
mengenai hasil audit fornesik atas suatu kasus fraud.
22
Kerugian Akibat Fraud
23
Pendeteksian Fraud
24
Pendeteksian Fraud oleh Auditor Internal
Sumber:
Journal of Forensic & Investigative Accounting, Vol. 3, Issue 1
25
26
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AUDITOR FORENSIK - LSP AF
Berlisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi No.: BNSP-LSP-082-ID
27
Banyak kecurangan dilakukan oknum pegawai yang
membawa dampak kesulitan bagi Pimpinan Instansi
dan Direksi Perusahaan
Peningkatan Transaksi ekonomi dan maraknya
kejahatan, membutuhkan keahlian audit forensik untuk
mencegah, mendeteksi dan mengungkapkan berbagai
bentuk kecurangan.
Hasil Audit untuk mengungkap kecurangan belum
maksimal
BPKP, Mabes POLRI dan Kejaksaan Agung
menyepakati pembentukan Lembaga Sertifikasi
Profesi Auditor Forensik
28
LSP AF
KUALIFIKASI KOMPETENSI
LEVEL 7
29
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI)
30
KOMPETENSI AUDITOR FORENSIK
31
32
PERPRES RI No. 8 Tahun 2012
tanggal 17 Januari 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
34
34
35
Pengembangan Pengembangan
36
Karir Berbasis Karir Berbasis
36
Pelatihan Kerja Pengalaman
KKNI
37
37
LSP AF
CFrA
Auditor
Forensik
SKKNI
Bidang Audit
Forensik
Bab II A
38
LSP AF
SKKNI - AF
Pemberian Pernyataan
Secara Keahlian 3 12 44
Jumlah 27 94 332
39
LSP AF
Strata 1/Diploma 4
Sertifikasi Auditor
Forensik
Diklat Teknis Audit
3 th audit keuangan,
audit operasional
3 th penyelidikan/
atau
penyidikan kasus korupsi
3 th pendeteksian dan
atau
pencegahan fraud
40
LSP AF
PROSES ASESMEN
Pelaksanaan uji
kompetensi
Perencanaan uji kompetensi
Permohonan/Pendaftaran
Asesmen
41
Ujian Tulis
(Pilihan Ganda/Essay/Kasus)
Penyelenggara
Diklat
Melaksanakan Diklat
Melaksanakan Sertifikasi
Menyediakan Bahan Ajar:
• Modul Membuat Panduan Diklat
• Bahan Tayangan
• Kasus Simulasi/Praktik
49