DAN
DETEKSI
FRAUD
OLEH: KELOMPOK 2
Ahmad Bayu Setiaji (08020221041)
Profil korban dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan faktor-faktor yang membuat mereka rentan
terhadap penipuan atau kejahatan finansial. Profiling terhadap korban fraud bertujuan untuk memudahkan
akuntan forensik mengetahui apa yang menjadi sasaran dari pelaku, bagaimana fraud dilakukan, mengetahui
letak kelemahan perusahaan. Selain itu hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mengungkap kejahatan
keuangan, mengumpulkan bukti, dan membantu pihak berwenang dalam menuntut pelaku tindakan ilegal
tersebut.
CONTOH :
pihak manajemen perusahaan berusaha membuat laporan keuangan perusahaan terlihat dalam kondisi yang
baik dengan memanipulasi data demi mempertahankan posisinya. Profiling terhadap korban dapat dilakukan
untuk menggali informasi yang diperlukan berkaitan dengan kebijakan dan pengendalian perusahaan.
Apabila ditemukan kebijakan maupun pengendalian dirasa kurang dan berpotensi menimbulkan fraud,
dengan begitu pihak korban dalam hal ini selaku pemiliki perusahaan dapat memperbaiki kebijakan maupun
pengendalian
PROFILING PERBUATAN
Profiling terhadap perbuatan dilakukan untuk mengetahui modus operansi kejahatan tersebut. Profile dari
fraud disebut tipologi fraud.
Beberapa lembaga seperti Bank Dunia, Direktorat Pajak, Bank Indonesia, dan PPATK melakukan pencatatan
kasus-kasus kejahatan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan mengumpulkan tipologi fraud,
lembaga-lembaga tersebut dapat mengantisipasi jenis penipuan tertentu, seperti penyalahgunaan
perusahaan di negara-negara yang memiliki pajak rendah, pemegang saham yang tidak tercatat secara
resmi, atau penggunaan pegawai rendah sebagai pemegang saham boneka (strooiman atau front max) .
Misal untuk pencurian kas dilakukan dengan cara lapping, kecurangan piutang dilakukan dengan
penghapusan piutang sehat atau pembayaran piutang macet yang tidak dicatat
4. Mendeteksi Kecurangan
Berbasis Data
Mendeteksi kecurangan berbasis data adalah suatu proses
identifikasi aktivitas atau perilaku yang tidak sah atau curang
dengan menggunakan teknik analisis data pada kumpulan
data yang tersedia. Hal ini dapat mencakup pencarian pola
atau tanda-tanda yang tidak wajar, anomali, atau indikasi
kecurangan dalam data tersebut. Tujuannya untuk
mencegah atau mengungkap tindakan kecurangan, untuk
dapat menentukan tindakan selanjutnya, seperti tindakan
hukum atau perbaikan prosedur bisnis untuk mencegah
kecurangan di masa depan.
Proses Analisis Data
Analisis data untuk deteksi penipuan perlu metode yang direkayasa ulang menjadi efektif.
Metode deteksi penipuan berbasis data bersifat proaktif (berdasarkan data) yakni sebagai
berikut: