Anda di halaman 1dari 14

MENCEGAH

DAN
DETEKSI
FRAUD
OLEH: KELOMPOK 2
Ahmad Bayu Setiaji (08020221041)

Elvira Nurul F. (08020221057)

Nama Fiha Nur Jannah (08020221060)

Kelompok Hania Rifdah Nabilla (08020221062)

Iif Ainul Latifah (08020221065)


1. Mencegah Fraud
Pencegahan penyakit selalu lebih baik daripada mengobatinya, dan hal yang sama berlaku untuk
fraud. . Para ahli meyakini bahwa hanya sebagian kecil dari fraud yang benar-benar terungkap,
itulah sebabnya fokus utama harus diberikan pada upaya pencegahannya. Ada tiga ungkapan yang
secara mudah menjelaskan akar masalah dari fraud :
1. Dorongan untuk curang karena kebutuhan (fraud by need),
2. Dorongan karena ketamakan (fraud by greed),
3. dan adanya peluang untuk melakukan curang (fraud by opportunity).
Selain pengendalian internal, ada dua konsep penting lainnya dalam upaya pencegahan fraud, yaitu
menanamkan kesadaran tentang adanya fraud (fraud awareness) dan upaya menilai risiko
terjadinya fraud (fraud risk assessment).
Davia et al. mengelompokkan fraud dalam tiga kelompok

1. Fraud yang sudah ada


tuntutan hukumnya
(prosecution), tanpa 3. Fraud yang belum
memperhatikan keputusan ditemukan.
pengadilan.

2. Fraud yang ditemukan,


tetapi belum ada tuntutan
hukum.
Davia et al. memperkirakan bahwa dalam
seluruh fraud universe, hanya 20% berada dalam
Kelompok I, sementara Kelompok II dan III
masing-masing mencakup 40%. Kesimpulannya,
bahwa lebih banyak yang tidak kita ketahui
daripada yang kita ketahui tentang fraud, dan
yang lebih mengkhawatirkan, seringkali
tindakan curang ditemukan secara kebetulan.
2. Mendeteksi Fraud
Kesenjangan antara Mengenalkan standar audit
kenyataan dan harapan untuk menemukan fraud
Fraudulent financial reporting diartikan Para praktisi harus tahu apa yang mereka
sebagai “kesenjangan atau kecerobohan harapkan dari standar untuk pemeriksaan
dalam melakukan sesuatu atau tidak, yang secara spesifik ditujukan untuk
menyebabkan laporan keuangan menjadi menemukan fraud. Setidaknya para
menyesatkan secara material ”. praktisi harus menyadari hal-hal berikut:
1. Mereka tidak boleh memberikan
Penyebab adanya hal tersebut adalah jaminan bahwa dapat menemukan
keserakahan dan adanya tekanan yang fraud.
dirasakan oleh manajemen untuk 2. Seluruh pekerjaan didasarkan atas
menunjukkan prestasi. standar audit.
3. Jumlah fee bergantung pada luasnya
pemeriksaan yang ditetapkan klien.
4. Praktisi berusaha memperluas jasanya
dari tahap proactive review ke tahap
pendalaman.
Audit umum dan pemeriksaan Bahkan apbila fraud dilakukan oleh majikan
atau pemilik, lebih dari separuhnya
fraud terungkap karena tip. Bocoran (tip) tersebut
Hal ini diukur berdasarkan: pula terutama datang dari karyawan.
1. Timing
2. Scope Teknik pemeriksaan fraud
3. Objective
4. Relationship Ada macam-macam teknik audit investigatif
5. Methodology untuk mengungkapkan fraud, yaitu:
6. Presumption 1. Penggunaan teknik audit yang dilakukan
oleh internal atau external auditor.
2. Pemanfaatan teknik audit investigatif
Pelajaran dari report to the dalam kejahatan terorganisir dan
nation penyelundupan pajak penghasilan.
3. Penelurusan jejak utang.
Pelajaran yang dapat diambil dari report to
4. Penerapan teknik analisis dalam bidang
the nation mengenai deteksi fraud, antara
hukum.
lain:
5. Penggunaan teknik auidt investigatif
Rata-rata berlangsungnya fraud lebih
untuk fraud pengadaan barang.
dari satu tahun.
6. Penggunaan komputer forensik, teknik
Fraud terungkap hampir seluruhnya
introgasi, operasi penyamaran, dan
secara kebetulan (by accident).
pemanfaatan whistleblower.
3. PROFIL PELAKU
Dalam upaya menemukan dan memberantas kecurangan, kita perlu mengetahui profil perilaku. Profil
disini memberi gambaran mengenai berbagai ciri dari suatu kelompok orang seperti rentang umur, jenjang
pendidikan, kelompok sosial bahkan kelompok etnis dan seterusnya. Sedangkan, profiling adalah upaya untuk
mengidentifikasi profil. Profiling dalam memberantas kejahatan bukanlah upaya yang baru. Di masyarakat
dengan beraneka ragam etnis, seperti di Amerika Serikat profiling dilakukan dari segi budaya atau kebiasaan
etnis yang bersangkutan.
George A. Manning, seorang akuntan forensik dari kantor pajak Amerika Serikat menulis mengenai profile
dari organisasi yang melakukan kejahatan yang terorganisasi. Maning kemudian membahas beberapa ciri
penjahat dari etnis Asia. Ciri-ciri nya sebagai berikut:
a. Mereka menyepelekan dan tidak menganggap penegak hukum sebagai abdi masyarakat
b. Mereka menciptakan "mata uang bawah tanah" dengan mempertukarkan komuditas.
c. Mereka menyelenggarakan "perkumpulan simpan pinjam" yang sangat informal
d. Kebanyakan orang Asia biasanya yakin bahwa setiap pejabat mempunyai harga, setiap pejabat dapat
dibeli, suap merupakan hal biasa.
PROFIL KORBAN
Profiling terhadap korban dimaksudkan untuk memudahkan target penyebaran informasi. Yang merupakan
bagian dari ilmu viktimologi.

Profil korban dapat membantu dalam mengidentifikasi pola dan faktor-faktor yang membuat mereka rentan
terhadap penipuan atau kejahatan finansial. Profiling terhadap korban fraud bertujuan untuk memudahkan
akuntan forensik mengetahui apa yang menjadi sasaran dari pelaku, bagaimana fraud dilakukan, mengetahui
letak kelemahan perusahaan. Selain itu hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mengungkap kejahatan
keuangan, mengumpulkan bukti, dan membantu pihak berwenang dalam menuntut pelaku tindakan ilegal
tersebut.

CONTOH :

pihak manajemen perusahaan berusaha membuat laporan keuangan perusahaan terlihat dalam kondisi yang
baik dengan memanipulasi data demi mempertahankan posisinya. Profiling terhadap korban dapat dilakukan
untuk menggali informasi yang diperlukan berkaitan dengan kebijakan dan pengendalian perusahaan.
Apabila ditemukan kebijakan maupun pengendalian dirasa kurang dan berpotensi menimbulkan fraud,
dengan begitu pihak korban dalam hal ini selaku pemiliki perusahaan dapat memperbaiki kebijakan maupun
pengendalian
PROFILING PERBUATAN

Profiling terhadap perbuatan dilakukan untuk mengetahui modus operansi kejahatan tersebut. Profile dari
fraud disebut tipologi fraud.

Beberapa lembaga seperti Bank Dunia, Direktorat Pajak, Bank Indonesia, dan PPATK melakukan pencatatan
kasus-kasus kejahatan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan mengumpulkan tipologi fraud,
lembaga-lembaga tersebut dapat mengantisipasi jenis penipuan tertentu, seperti penyalahgunaan
perusahaan di negara-negara yang memiliki pajak rendah, pemegang saham yang tidak tercatat secara
resmi, atau penggunaan pegawai rendah sebagai pemegang saham boneka (strooiman atau front max) .

tiap-tiap jenis kecurangan memiliki profile tersendiri :

Misal untuk pencurian kas dilakukan dengan cara lapping, kecurangan piutang dilakukan dengan
penghapusan piutang sehat atau pembayaran piutang macet yang tidak dicatat
4. Mendeteksi Kecurangan
Berbasis Data
Mendeteksi kecurangan berbasis data adalah suatu proses
identifikasi aktivitas atau perilaku yang tidak sah atau curang
dengan menggunakan teknik analisis data pada kumpulan
data yang tersedia. Hal ini dapat mencakup pencarian pola
atau tanda-tanda yang tidak wajar, anomali, atau indikasi
kecurangan dalam data tersebut. Tujuannya untuk
mencegah atau mengungkap tindakan kecurangan, untuk
dapat menentukan tindakan selanjutnya, seperti tindakan
hukum atau perbaikan prosedur bisnis untuk mencegah
kecurangan di masa depan.
Proses Analisis Data
Analisis data untuk deteksi penipuan perlu metode yang direkayasa ulang menjadi efektif.
Metode deteksi penipuan berbasis data bersifat proaktif (berdasarkan data) yakni sebagai
berikut:

Langkah 4: Gunakan Teknologi untuk


Langkah 1: Memahami Bisnis
Mengumpulkan Data tentang Gejala

Langkah 2: Identifikasi Kemungkinan


Langkah 5: Analisis Hasil
Penipuan Itu Bisa ada

Langkah 3: Katalog Kemungkinan Gejala


Langkah 6: Investigasi Gejala
Penipuan
Perangkat Lunak Analisis Data
ACL Audit Analytics Picalo
aplikasi data yang digunakan paling luas oleh auditor Adalah software yang mirip dalam fitur dengan ACL
di seluruh dunia. Fokus utamanya adalah audit dan IDEA, tetapi ia menambahkan konsep detletlet,
(termasuk teknik seperti sampling). ACL juga yang merupakan plug-in kecil yang menemukan
termasuk bahasa pemrograman yang disebut indikator spesifik seperti pencocokan alamat vendor
ACLScript yang membuat otomatisasi prosedur dengan alamat karyawan atau perbandingan jumlah
mungkin . . faktur dengan Benford Hkum.

IDEA CaseWare Microsoft Office + Active Data


Fokus utama IDEA adalah mengaudit, tetapi versi Adalah plug-in untuk Microsoft Office yang
terbaru termasuk semakin banyak teknik penipuan. menyediakan prosedur analisis data yang
Bahasa pemrograman IDEA mirip dengan visual Dasar ditingkatkan. Produk ini merupakan opsi yang baik
dan memungkinkan otomatisasi prosedur. untuk pengguna yang ingin antarmuka.
Teknik Analisis Data
Setelah data diambil dan disimpan di gudang data, aplikasi analisis, atau file teks, mereka perlu
dianalisis untuk mengidentifikasi transaksi yang sesuai dengan indicator yang sebelumnya
diidentifikasi dalam proses. Saat melakukan analisis data, penting untuk mempertimbangkan
kebutuhan akan banyak indikator dari suatu skema.

Berikut skema teknik analisis data:


1. Persiapan Data
2. Analisis Digital
3. Investigasi Outliner
4. Stratufikasi dan Ringkasan
5. Analisis Tren Waktu
6. Kesesuaian Yang Tidak Jelas (Fuzzy Matching)
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai