1
KECURANGAN (FRAUD)
3
ASESMEN FRAUD
4
ASESMEN FRAUD
6
ASESMEN FRAUD
7
ASESMEN FRAUD
9
RESPON ATAS RISIKO FRAUD
Evaluasi terhadap transaksi tidak lazim
yang signifikan.
Area Khusus Risiko Fraud
1. Risiko pelaporan pendapatan yang
menyesatkan, yang bisa mencakup:
a. Pelaporan pendapatan fiktif.
b. Mempercepat pelaporan pendapatan,
dengan menggeser ke depan pisah batas
transaksi.
c. Manipulasi penyesuaian pendapatan.
10
RESPON ATAS RISIKO FRAUD
2. Sinyal fraud pada pendapatan
a. Dari prosedur analitis, adanya persentase
laba kotor (gross margin) dan perputaran
piutang yang menyimpang jauh dari data
pembanding.
b. Ketidaklengkapan dokumen
(documentary discrepancies).
c. Penyalahgunaan penerimaan kas dari
pendapatan.
d. Penyimpangan pencatatan penjualan.
11
RESPON ATAS RISIKO FRAUD
3. Area fraud yang lain:
Risiko fraud pada persediaan, misalnya
pelaporan persediaan fiktif, terutama
pada saat persediaan disimpan di
gudang yang lokasinya tersebar.
Risiko fraud pada pembelian dan utang
dagang.
Risiko fraud pada aset tetap.
Risiko fraud pada penggajian.
12
RESPON ATAS RISIKO FRAUD
Tanggungjawab pada saat ditemukan dugaan pelaku
fraud:
1. Melakukan wawancara kritis dan analitis, yang
mencakup:
Wawancara informasi (informational inquiry),
dengan tujuan hanya mengumpulkan fakta.
Wawancara asesmen (assessment inquiry),
yaitu wawancara yang bersifat analitis dengan
cara mengkontraskan berbagai informasi yang
telah didapat.
Wawancara introgasi (interrogative inquiry)
13
RESPON ATAS RISIKO FRAUD
2. Evaluasi hasil wawancara
3. Menerapkan teknik mendengar (listening
skill) disepanjang proses wawancara.
4. Melakukan observasi perilaku terduga pelaku
fraud (observing behavioral cues).
5. Memberdayakan software untuk analisis
data.
6. Memperluas pengujian substantif.
14
KASUS ENRON
Pernyataan Palsu (Fraudulent Statement)
Salah satu kasus fraud asset misappropriation yang menimpa BUMN di Indonesia
adalah kasus yang menimpa PT Barata Indonesia (Persero).Kasus ini dilakukan oleh
Mahyudin Harahap (Direktur Pemberdayaan Keuangan dan SDM PT Barata Indonesia)
yang diduga menjual aset negara berupa tanah bersama dengan Ir Harsusanto (Dirut
PT Barata Indonesia) dan Shindo Sumidomo.Penjualan aset ini terjadi pada tahun
2003-2005 lalu.
16
KORUPSI PAJAK
TEMPO.CO, Jakarta
Skandal suap pejabat pajak tengah menjadi sorotan. Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK bersama
Kementerian Keuangan sedang menyelidiki kasus dugaan suap di Direktorat Jenderal Pajak.
Tunjangan yang mencapai hingga Rp 152 juta untuk pejabat pajak, rupanya tak mempan membuat
mereka untuk setop berpraktik korupsi. Sumber Tempo menyebutkan sebuah perusahaan tambang
batu bara yang beroperasi di Indonesia seharusnya memiliki jumlah kurang bayar pajak sebesar Rp 91
miliar pada 2016. Akan tetapi, nilai Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diterbitkan untuk perusahaan
tersebut hanya Rp 70 miliar.
Di tahun 2017, perusahaan ini juga memiliki lebih bayar pajak sebesar Rp 27 miliar. Tapi, nilai SKP yang
diterbitkan malah lebih besar, yaitu Rp 59 miliar. Sumber itu mengatakan jumlah uang suap yang diduga
bermain untuk mengurus kedua hal ini mencapai Rp 30 miliar.
Ini hanyalah satu dari sejumlah perusahaan yang terlibat dalam skandal suap terbaru yang
diumumkan KPK. Sejumlah pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan diduga telah
menerima duit haram ini untuk mengurus rekayasa tersebut.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan suap pajak ini salah satunya memang berkaitan
mengurangi nilai pajak yang harus dibayarkan. “Menyangkut perpajakan itu ada kepentingan PT dengan
pejabat pajak, kalau mau pajaknya rendah ada upahnya, tentu semuanya itu melanggar ketentuan
peraturan di bidang perpajakan,” kata Alex di kantornya, Jakarta, Selasa, 2 Maret 2021.
KPK sudah menetapkan pejabat Ditjen Pajak dan konsultan sebagai tersangka. "Kebijakan KPK saat ini,
pengumuman tersangka setelah dilakukan upaya paksa baik itu penangkapan maupun penahanan,"
kata Pelaksana tugas juru bicara KPK Ali Fikri, Rabu, 3 Maret 2021.
17